cover
Contact Name
Dyah Gandasar
Contact Email
dyah.gandasari@gmail.com
Phone
+6282110285395
Journal Mail Official
dyah.gandasari@gmail.com
Editorial Address
Bogor Agricultural Develpoment Polytechnic Jln. Aria Surialaga No 1, Pasir Kuda Bogor 16119
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis
ISSN : 2599039X     EISSN : 25990381     DOI : https://doi.org/10.51852/
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis merupakan jurnal yang diterbitkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Kementerian Pertanian. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember. Artikel yang dimuat merupakan hasil penelitian dengan topik budidaya pertanian, ekonomi pertanian, agribisnis, produksi dan teknologi peternakan, ilmu nutrisi dan pakan ternak, dan kesehatan ternak.
Articles 73 Documents
PROTOTIPE OTOMASI BUKA TUTUP PINTU AIR IRIGASI DI BOKS TERSIER MENGGUNAKAN SOPI “SENSOR PINTAR” BERBASIS ARDUINO Teguh Sulaeman; Anisa Triwahyuni; Intan Kusuma Wardani; Annisa Nur Ichniarsyah
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.96 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i2.382

Abstract

Sebagai upaya untuk mewujudkan Pertanian 4.0 maka diperlukan riset-riset berbasis teknologi terapan di bidang pertanian. Salah satu input dalam budidaya pertanian adalah ketersediaan air. Di Indonesia, budidaya tanaman pangan mayoritas dilakukan pada lahan pertanian beririgasi. Namun, P3A sebagai operator buka tutup pintu air di saluran tersier jumlahnya terbatas sehingga kinerjanya kurang optimal. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk rancang bangun dan pengembangan prototipe pintu air otomatis di boks tersier. Prototipe dibangun menggunakan akrilik dan pintu air dioperasikan menggunakan motor DC yang telah terhubung dengan kontroler yang deprogram oleh Arduino. Data penelitian dianalisis menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien determinasi untuk pintu A R2= 0,99 dan Pintu B R2= 1. Sehingga pintu irigasi otomatis berbasis arduino dengan program yang dirancang berjalan dengan baik.
PENGARUH KUALITAS DAN PELATIHAN MANAJER TERHADAP PENGEMBANGAN UPJA DI KABUPATEN PANGANDARAN Garin Nur Ilmi1; Kusno Kusno; Intan Kusuma Wardani; Erniati Erniati
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.866 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i2.383

Abstract

Kualitas dan jumlah pelatihan terhadap manajer Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) rendah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari variabel kualitas dan pelatihan manajer UPJA di Kabupaten Pangandaran. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan Uji F. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 responden yang terdiri dari kepala dan penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian, Kepala UPJA dan petani. Hasil UJI F menunjukan nilai F hitung 25.53 > F tabel 3.24. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas manajer dan pelatihan manajer UPJA berpengaruh positif dan signfikan terhadap pengembangan UPJA.
PENGARUH PENAMBAHAN FESES AYAM DALAM RANSUM TERHADAP PENINGKATAN BOBOT BADAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (AYAM KUB) Ikhwan Multida; Mutia Sari; Siti Nurlita; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.347 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.384

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung feses ayam dan tepung feses ayam fermentasi terhadap peningkatan bobot badan ayam KUB. Penelitian menggunakan 45 ekor ayam KUB umur 4 minggu yang diberi perlakuan berbeda selama satu bulan. Pakan yang diberikan berupa tepung feses ayam dan tepung feses ayam fermentasi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas sembilan perlakuan dengan lima ulangan. Pakan komersil (pakan pabrik) sebagai kontrol (P0). Pakan alternatif terdiri atas campuran pakan pabrik dan tepung feses ayam murni, dengan campuran tepung feses sebagai berikut : P1 : 5%, P2 : 10%, P3 : 15%, P4 : 20%, dan campuran pakan pabrik dengan feses ayam fermentasi, dengan campuran tepung feses fermentasi sebagai berikut : P5 : 5%, P6 : 10%, P7 : 15%, P8 : 20%. Peubah yang diamati adalah Peningkatan Bobot Badan (PBB) dan feed convertion ratio (FCR). Berdasarkan hasil penelitian PBB yang didapat secara berturut-turut dari P0 hingga P8 yaitu : 227.4 g, 199.6 g, 158.4 g, 138 g, 142.4 g, 190.6 g, 157 g, 114.4 g, dan 130.6 g  Dan FCR yang dihasilkan secara berturut-turut dari P0 yaitu 2.35%, 2.55%, 2.56%, 2.83%, 2.72%, 2.56%, 2.69%, 2.83%, dan 2.71%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa P0 menunjukkan PBB tertinggi dan FCR terbaik disusul oleh P1. Meski dari segi PBB dan FCR P1 tidak mengalami kenaikan melebihi perlakuan kontrol namun P1 (perlakuan dengan tepung feses non fermentasi sebanyak 5%) dapat menghemat pengeluaran biaya pakan Rp.576 per ekor selama satu bulan perawatan. Penekanan biaya produksi akan semakin tinggi jika pemeliharaan dilakukan dalam skala besar dan jangka waktu yang lebih lama.
PENGOLAHAN SUSU MENJADI PRODUK SABUN SUSU SAPI INDIGOFERA ZOLLINGERIANA (GO-MILK SOAP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI DAERAH PANGALENGAN BANDUNG SELATAN Yogi Abdul Ramdan; Sukmawati Utami; Endang Endrakasih
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.62 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.385

Abstract

Susu merupakan hasil produk peternakan yang kaya akan kandungan nurtrisi dan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Pangalengan merupakan wilayah dataran tinggi yang berada di Propinsi Jawa Barat Kabupaten Bandung. Sebagian besar  mata pencaharian masyarakat di daerah Pangalengan  sebagai peternak sapi perah. Populasi sapi perah di Pangalengan saat ini mencapai 1300 ekor dengan produksi susu sapi mencapai 120 ton per hari. Permasalahnnya yang dihadapi peternak sapi perah di Pangalengan yaitu harga jual susu sapi segar yang relatif rendah yakni Rp. 4500-Rp. 5000/liter.Harga tersebut belum mampu menutupi biaya operasional yang dikelurkan oleh peternak. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai jual susu adalah dengan mengolahnya menjadi produk olahan seperti sabun.  Pengolahan susu menjadi sabun dapat meningkatkan harga jual sampai 4 kali lipat dari harga jual susu segar.  Sabun susu sapi dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan kulit diantaranya memperbaiki jaringan kulit yang rusak, mencegah kanker kulit, menghilangkan sel kulit mati, melembabkan kulit dan juga menjaga keasmaan pH kulit. Sedangkan tanaman Indogofera zollingeriana merupakan tanaman yang memiliki kandungan vitamin A, D, E dan K serta bahan aktif  berupa betakaroten yang berpotensi sebagai antioksidan. Kandungan ini dibutuhkan untuk melindungi kulit dari radikal bebas yang merusak dan menjadi penyebab utama penuanaan dini.Fungsi lain dari betakaroten untuk membantu mencegaheritema/kulit memerah akibat radiasi UV.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data secara langsung berbasis penyuluhan kepadapara peternak. Sabun alami campuran susu sapi dan daun Indigofera zollingeriana yang diberi nama GO-MILK SOAP  ini memadukan khasiat dari susu sapi dan Indigofera, yang kaya akan manfaat dan aman untuk kulitmeski digunakan dalam jangka waktu panjang karena komposisi bahan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami.
EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) DAN MADU (Mel) SEBAGAI PENGAWET ALAMI SUSU PASTEURISASI Doni Abeng; Liza Ramadhani; Endang Endrakasih; Robiah Robiah
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.472 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.386

Abstract

Pemanfaatan bahan bioaktif alami  seperti jahe dan madu sebagai bahan pengawet menjadi salah satu alternatif dalam mempertahan mutu susu pasteurisasi. Jahe  merupakan sumber daya hayati Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bumbu dan obat. Jahe mengandung senyawa minyak menguap (volatil) dan minyak tidak menguap (non-volatil), serta pati. Minyak menguap atau minyak atsiri, merupakan komponen pemberi aroma (bau) khas pada jahe. Madu mengandung senyawa antibakteri yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga dapat memberikan efek awet terhadap susu pasteurisasi. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan ekstrak jahe dan madu untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lama penyimpanan susu pasteurisasi. Jahe diekstraksi tanpa bahan campuran lain. Variabel perlakuan terdiri dari susu pasteurisasi tanpa gula dan penambahan gula 10%, pasteurisasi ditambahkan gula dan jahe, pasteurisasi gula dan madu, pasteurisasi gula madu dan jahe serta pasteurisasi madu  tanpa gula. Perlakuan dilakukan dengan tiga kali ulangan. Peubah yang diamati yaitu tingkat keasaman susu (pH) dan waktu penyimpanan sebagai perlakuan berulang (0 jam-48 jam). Pengamatan dilakukan setiap 6 jam sekali. Masing–masing ulangan terdiri atas 100 ml susu pasteurisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya simpan terlama pada susu pasteurisasi dengan penambahan madu tanpa gula. Semakin tinggi kadar konsentrasi madu (madu yang ditambahkan 10%, 15%, 20%) daya simpan susu semakin lama. Semakin tinggi kadar konsentrasi jahe susu pasteurisasi semakin mudah rusak. pH susu tidak bergantung pada kondisi susu, namun pada lama penyimpanan. Semakin lama penyimpanan susu, pH nya semakin rendah namun tidak mempengaruhi kondisi fisiknya.
Evaluasi kesesuaian lahan tanaman pisang (musa acuminata colla.) di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat Fitra Syawal Harahap; Hilwa Walida; Abdul Rauf; Iman Arman; Makruf Wicaksono
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.82 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i1.387

Abstract

Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai potensi sumber dayalahan. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan atau arahan penggunaan lahan yangdiperlukan, dan akhirnya nilai harapan produksi yang kemungkinan akan diperoleh. Pemanfaatanlahan di Kecamatan Salak perlu didukung dengan Informasi mengenai kesesuaian lahan makadilakukan evaluasi karakteristik tingkat kesesuaian lahan di areal tersebut, untuk menganalisisusaha–usaha perbaikan yang bertujuan meningkatkan produktivitas, serta membuat peta kesesuaianlahan aktual dan kesesuaian lahan potensial komoditi unggulan di Kecamatan tersebut. Metode yangdi gunakan adalah metode survei. Satuan unit lahan berdasarkan peta tanah, peta kemiringan lereng,peta ketinggian tempat, peta tutupan lahan, terdiri dari 8 unit lahan. Metode analisisnya adalahdengan metode membandingkan (matching). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaianlahan untuk tanaman Pisang Kondisi lahan aktual menjadi Potensial yang sesuai dibudidayakan diKecamatan Salak Untuk Tanaman Pisang adalah Faktor pembatas ketersediaan hara (na), rejimsuhu (tc), media perakaran (rc), retensi hara (nr) dan bahaya erosi (eh). Usaha perbaikan yang dapatdilakukan yaitu pembuatan drainase, pengapuran CaCO3, pemberian bahan organic, pembuatanteras atau menanam sejajar dengan kontur dan pemupukan. Rejim suhu tidak dapat dilakukan usahaperbaikan.
PERBANDINGAN TEPUNG SORGUM DENGAN UMBI GANYONG DAN KONSENTRASI GLISEROL MONOSTEARATE (GMS) TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES TERFORTIFIKASI ZAT GIZI MIKRO Wisnu C.; Yusep I.; Surachman S.; Farida N.
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.64 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i2.388

Abstract

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan yang tepat dari substitusi tepungsorgum dan tepung umbi ganyong dengan konsentrasi GMS dan terhadap karakteristik cookies. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tepung sorgum dengan tepung umbi ganyong danpenambahan GMS untuk mendapatkan karakteristik cookies yang baik yang dapat diterima oleh masyarakatberdasarkan rasa, warna, dan rasa serta kadar serat. Sehingga bisa membuat orang lebih tertarik dengan produk makanan lokal dengan nilai gizi tinggi dan meningkatkan pemanfaatan sumber makanan di Indonesia.Desain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola faktorial 3x3 dalam Rancangan AcakKelompok (RAK) dengan 3 ulangan untuk mendapatkan 27 kombinasi percobaan. Desain perlakuan terdiri dari2 faktor, yaitu rasio tepung sorgum dan tepung ganyong (A) dan konsentrasi GMS (B) dalam membuat cookies.Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa perlakuan yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian utamaadalah pengobatan a2b1, produk dengan formulasi II dengan waktu pemanggangan selama 10 menit. Hasilutama menunjukkan bahwa faktor pertama adalah rasio tepung sorgum dengan tepung umbi cannamempengaruhi respon kimia, yaitu kadar air dan respon organoleptik, yaitu atribut warna, aroma, dan teksturtetapi tidak berpengaruh pada atribut rasa. Kemudian faktor kedua adalah konsentrasi GMS hanyamempengaruhi respon tekstur, tetapi tidak mempengaruhi atribut lainnya, yaitu warna, aroma dan rasa danrespon kimia, yaitu kadar air. Interaksi antara keduanya tidak mempengaruhi respon kimia dan responorganoleptik yang diamati. Berdasarkan hasil analisis kimia dan uji organoleptik, perlakuan yang dipilih adalaha1b1 (rasio tepung sorgum dengan 70:30 tepung ganyong dan konsentrasi 0,5% GMS) yang memiliki kadar air2,44%, protein 6,125%, lemak 9,6013 %, pati 74, 3571%, jumlah total mikroba adalah 2,20x102 cfu / g, Fe42,081 ppm dan kadar yodium 65,804% dan hasil analisis kekerasan adalah 2792,15 gForce dan kemudahanpatah tulang adalah 19,00 mm.
Perilaku Petani Cabai Merah dalam Perencanaan Pemasaran di Sentra Produksi Jawa Barat, Indonesia Wasrob Nasruddin; Achmad Musyadar; Dyah Gandasari
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.451 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v3i2.390

Abstract

Persoalan cabai merah sebagai komoditas sayuran yang mudah rusak, dicirikan oleh produksinya yang fluktuatif, sementara konsumsinya relatif stabil. Kondisi ini menyebabkan terjadinya volatilitas harganya yang sangat signifikan. Dalam hal demikian, salah satu sumber permasalahan fluktuatifnya harga cabai ada pada sisi penawaran. Sehingga perencanaan pemasaran dalam usahatani cabai merah mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan berusahatani. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis perilaku petani cabai merah dalam merencanakan pemasaran produknya dan 2) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi petani dalam memilih pembeli produknya.
PEMANFAATAN KULIT PISANG AMBON (Musa Paradisiaca) MENJADI OLAHAN DODOL BERNILAI JUAL TINGGI Syaradina Nafisa Aftori; Bayu Adirianto; Fahrezi Finandiki Pardani; Ridwan Nuraripin
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.247 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v4i1.394

Abstract

Di Indonesia, orientasi pengolahan pisang hanya terfokus pada pengolahan buah sehingga jumlah kulit pisang biasanya dibuang karena dianggap sebagai sampah, hal tersebut mengakibatkan ketidakefisienan produksi, padahal kulitnya memiliki kandungan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat limbah kulit pisang dapat dijadikan dodol yang disukai panelis, menganalisis kelayakan usaha dodol kulit pisang dan karakteristik sensori dodol kulit pisang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen langsung pembuatan dodol dengan perbandingan kulit pisang dan tepung beras ketan yaitu 1:1, menganalisa kelayakan usaha dan identifikasi SWOT, serta melakukan uji sensori secara organoleptik dan hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit pisang berpotensi dijadikan olahan dodol tanpa mengurangi karakteristik dodol berdasarkan SNI, analisa kelayakan usaha menunjukan rasio R/C produk dodol bernilai 1,3 yang berarti usaha dodol kulit pisang layak untuk dikembangkan. Hasil pengujian sensori secara organoleptik menunjukkan bahwa dodol berwarna coklat, beraroma pisang, bertekstur kenyal, dan berasa pisang. Pengujian sensori dodol terpilih secara hedonik memiliki tingkat kesukaan tertinggi oleh panelis.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG AMBON (Musa paradisiaca) MENJADI KERUPUK BERNILAI EKONOMIS Intan Seliawati; Bayu Adirianto; Muhammad Rafli; Yusuf Rizki Setiawan
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Politeknik Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.057 KB) | DOI: 10.51852/jaa.v4i1.395

Abstract

Pisang (Musa paradisiaca) merupakan komoditas pertanian yang produksinya terus meningkat di Indonesia.  Kulit pisang merupakan limbah yang dimanfaatkan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Limbah kulit pisang ini sebenarnya mengandung zat gizi yang cukup tinggi terutama pada vitamin dan mineralnya serta dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang memberi nilai ekonomi yang cukup tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen langsung pembuatan kerupuk kulit pisang, menganalisa kelayakan usaha dan identifikasi SWOT, serta melakukan uji sensori secara organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerupuk kulit pisang dapat dikonsumsi dan diterima oleh responden, analisa kelayakan usaha menunjukan rasio R/C produk dodol bernilai 1,93 yang berarti usaha kerupuk kulit pisang layak untuk dikembangkan. Hasil pengujian sensori secara organoleptik menunjukkan bahwa kerupuk kulit pisang memiliki skor aroma, rasa dan harga yang lebih baik dibandingkan kerupuk konvensional menurut responden.