cover
Contact Name
Said Fachry Assagaf
Contact Email
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Phone
+6281355595187
Journal Mail Official
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Editorial Address
Unit Publikasi Jurusan Matematika, Gd FG Lantai 2, FMIPA UNM
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Issues in Mathematics Education (IMED)
ISSN : -     EISSN : 26858592     DOI : https://dx.doi.org/10.35580/imed
Core Subject : Education,
Journal of IMED presents new ideas, developments, and innovations in mathematics education. It involves attempts to enhance teaching and learning mathematics in the classroom at all levels. It deals with educational articles from research, recent issues, and literature reviews. All paper related to mathematics education are welcome.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2021): September" : 10 Documents clear
Pengaruh Emotional Quotient dan Adversity Quotient Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta didik Kelas XI SMA Nur Rachmat; Ilham Minggi; B. Bernard
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.335 KB) | DOI: 10.35580/imed23844

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung dari Emotional Quotient (EQ) dan Adversity Quotient (AQ) terhadap Prestasi Belajar Matematika kelas XI SMA.Pada analisis ini EQ dan AQ merupakan variabel bebas sedangkan Prestasi Belajar Matematika merupakan variabel terikat.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode cluster proportional random sampling dan jumlah sampel yaitu 158 peserta didik. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan instrumen tes dan non-tes. Adapun instrumen digunakan yaitu(1) angket EQ, (2) angket adversity response profile, dan (3) tes Prestasi Belajar Matematika. Metode analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) EQ peserta didik berada pada kategori sedang, dan AQ peserta didik berada pada kategori camper, sedangkan Prestasi Belajar Matematika berada pada kategori rendah, (2) EQmemiliki pengaruh terhadap Prestasi Belajar Matematika, dan (3) AQtidak memiliki pengaruh terhadap Prestasi Belajar Matematika.Kata kunci: emotional quotient, adversity quotient, prestasi belajar matematikaThis study aims to analyze the direct effect of Emotional Quotient (EQ) and Adversity Quotient (AQ) on Mathematics Learning Achievement in class XI SMA. In this analysis, EQ and AQ are independent variables while Mathematics Learning Achievement is the dependent variable. The sampling technique in this study used the cluster proportional random sampling method and the number of samples was 158 students. Data collection techniques, namely by using test and non-test instruments. The instruments used were (1) EQ questionnaire, (2) adversity response profile questionnaire, and (3) mathematics learning achievement test. Methods of data analysis using multiple linear regression analysis techniques. The results showed that: (1) students 'EQ was in the medium category, and students' AQ was in the camper category, while Mathematics Learning Achievement was in the low category, (2) EQ had an influence on Mathematics Learning Achievement, and (3) AQ has no influence on Mathematics Learning Achievement.Keywords: emotional quotient, adversity quotient, mathematics learning achievement
Analisis Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Relasi dan Fungsi Berdasarkan Teori APOS ditinjau dari Kemampuan Matematika Siswa Kelas VIII G. Gustina; D. Djadir; R. Rusli
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.602 KB) | DOI: 10.35580/imed23849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep siswa pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS ditinjau dari kemampuan matematika. Subjek pada penelitian ini adalah tiga siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan matematika, tes pemahaman konsep pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa dengan kemampuan matematika tinggi memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi (proses), menjelaskan hubungan antara relasi dan fungsi; memahami syarat-syarat fungsi (objek), dan mengaplikasikan konsep (skema). (2)Siswa dengan kemampuan matematika sedang memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi(proses), memahami syarat-syarat fungsi (objek). (3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; dan melihat fungsi sebagai mesin input-output  (proses).Kata Kunci: Kemampuan Matematika, Pemahaman Konsep, Teori APOS, Relasi, FungsiThis research aims to analyze students' conceptual understanding of relation and function material based on  APOS theory in terms of mathematical ability. The subject of  research are  three students.The instruments used were tests of mathematics ability, tests of  conceptual understanding in the relation and function material based on APOS theory, and interview. The result of the research showed that: (1) Students with high mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explain the definition of function (process), explained the relationships between relation and function; understand the unique properties of function (object), and apply concepts (schema). (2) Students with average mathematical ability understand the concepts of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explained the function definition (process),and understand the unique properties of function (object). (3) Students with low mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs, and observed function as an input-output machine (process).Keywords:Mathematical Ability, Understanding the Concept, APOS Theory, Relation, Function.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman konsep siswa pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS ditinjau dari kemampuan matematika. Subjek pada penelitian ini adalah tiga siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan matematika, tes pemahaman konsep pada materi relasi dan fungsi berdasarkan teori APOS, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Siswa dengan kemampuan matematika tinggi memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi (proses), menjelaskan hubungan antara relasi dan fungsi; memahami syarat-syarat fungsi (objek), dan mengaplikasikan konsep (skema). (2)Siswa dengan kemampuan matematika sedang memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; melihat fungsi sebagai mesin input-output; dan menjelaskan definisi fungsi(proses), memahami syarat-syarat fungsi (objek). (3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah memahami konsep materi relasi dan fungsi dengan melakukan operasi secara aljabar (aksi), mensketsa grafik; dan melihat fungsi sebagai mesin input-output  (proses).Kata Kunci: Kemampuan Matematika, Pemahaman Konsep, Teori APOS, Relasi, FungsiAbstract.This research aims to analyze students' conceptual understanding of relation and function material based on  APOS theory in terms of mathematical ability. The subject of  research are  three students.The instruments used were tests of mathematics ability, tests of  conceptual understanding in the relation and function material based on APOS theory, and interview. The result of the research showed that: (1) Students with high mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explain the definition of function (process), explained the relationships between relation and function; understand the unique properties of function (object), and apply concepts (schema). (2) Students with average mathematical ability understand the concepts of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs; observed function as an input-output machine; and explained the function definition (process),and understand the unique properties of function (object). (3) Students with low mathematical ability understand the concept of relation and function material by performing operations algebraically (action), sketching graphs, and observed function as an input-output machine (process).Keywords:Mathematical Ability, Understanding the Concept, APOS Theory, Relation, Function.
Deskripsi Kemampuan Berpikir Reflektif dalam Menyelesaikan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) ditinjau dari Kecerdasan Logis Matematis Siswa Hamzah Upu; R. Rusli; Yulia Pratiwi
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.046 KB) | DOI: 10.35580/imed23845

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif dalam menyelesaikan soal High order thinking skill (HOTS) ditinjau dari kecerdasan logis matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa kelas IX SMP yang masing-masing mewakili satu kategori kemampuan logis matematis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kecerdasan logis matematis, tes soal HOTS, dan pedoman wawancara. Kemampuan berpikir reflektif siswa mempunyai tiga fase, yaitu: reacting, comparing, dan contemplating. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pada fase reacting; subjek yang kecerdasan logis matematisnya tinggi, sedang, dan rendah memenuhi semua indikator yang harus dilalui dengan bereaksi dengan pemahaman pribadinya. 2) Pada fase comparing; subjek yang kecerdasan logis matematisnya tinggi dan sedang memenuhi semua indikator yang harus dilalui dengan melakukan analisis dan evaluasi terhadap pengetahuannya yang sudah ada; subjek yang kecerdasan logis matematisnya rendah tidak memenuhi indikator apapun. 3) Pada fase contemplating; siswa yang kecerdasan logis matematisnya tinggi memenuhi syarat indikator yang harus dilalui dengan menyelesaikan soal mengacu pada pengetahuan yang diingatnya; subjek yang kecerdasan logis matematisnya sedang dan rendah tidak memenuhi indikator apapun.Kata Kunci:Kemampuan, Berpikir Reflektif, High Order Thinking Skill, Kecerdasan Logis Matematis, SPLDV.This research was intended to describe student’s reflection thinking ability on solving HOTS questions based on students logical mathematical intelligence. This study was descriptive research with qualitative approach. Subjects of this study were ninth grader students of middle school, consisting of one student with high logical mathematical intelligence, one student with moderate logical mathematical intelligence, one student with low logical mathematical intelligence. Instruments in this study were logical mathematical intelligence test, high order thinking skill  questions, and interview guideline. For reflective thinking ability, there are three phases that must be through by students. They are reacting, comparing, and contemplating phases. Research result showed that: 1) For reacting phase; students with high, moderate, and low logical mathematical intelligence fulfilled each indicator to react with their personal understanding. 2) For comparing phase; students with high and moderate logical mathematical intelligence fulfilled each indicator by analysing and evaluating their existing knowledge; student with low logical mathematical intelligence doesn’t meet any indicators. 3) For Contemplating phase; student with high logical mathematical intelligence fulfilled each indicator by solving the questions referring to the knowledge that she remembered; students with moderate and low logical mathematical intelligence don’t meet any indicators.Keywords:Ability, Reflective Thinking, High Order Thinking Skill, Logical Mathematical Intelligence, SPLDV.
Pengembangan Buku Digital Matematika Saintifik pada Materi Persamaan Kuadrat Nur Islah Asyhar; A. Asdar; Nurwati Djam'an
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.421 KB) | DOI: 10.35580/imed23850

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan mengembangkan buku digital matematika saintifik untuk materi persamaan kuadrat yang valid dan praktis. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang meliputi 5 tahapan yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar penilaian media oleh ahli media dan ahli materi untuk mengukur kevalidan serta angket respon siswa dan guru untuk mengukur kepraktisan buku digital matematika. Responden uji coba produk adalah 10 siswa kelas 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk memenuhi kriteria kevalidan berdasarkan penilaian oleh ahli materi dan ahli media. Produk memenuhi kriteria kepraktisan berdasarkan respon siswa yang dikategorikan kuat dan respon guru yang dikategorikan sangat kuat.Kata Kunci:pengembangan, buku digital matematika, pendekatan saintifik, ADDIEThis development research aims to develop valid and practical a digitalmathematics book scientific on the topic of quadratic equations. This research using the ADDIE development model, which includes 5 stages: analysis, design, development, implementation, and evaluation. The research instrument used is a form of media assessment sheets by media expert and material expert to measure the validity and students and teacher response questionnaires to measure the practicality of a digital mathematics book. Respondents for the product trial are 10 students of class VIII,1. The results showed that the product satisfies validity criteria based on the assessment by material expertand media expert. The product satisfies practicality criteria based on students response are categorized as strong and teacher response is categorized as very strong.Keywords:development, digital mathematics book, scientific approach, ADDIE
Metakognisi Siswa SMA dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Mulbar, Usman; Alimuddin, A.; Mukarramah, St.
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.18 KB) | DOI: 10.35580/imed23840

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan metakognisi siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari kemampuan akademik siswa.Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI pada salah satu SMA yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dengan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes pemecahan masalah yang didukung oleh data hasil wawancara.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa,siswa berkemampuan matematika tinggi dan rendah memiliki kesadaran tentang fakta yang dimilikinya dan menyadari bagaimana menggunakan suatu strategi, namun hanya siswa berkemampuan tinggi yang memiliki kesadaran kapan dan mengapa suatu strategi seharusnya diterapkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan masalah matematika, siswa berkemampuan akademik tinggi melibatkan tiga aspek pengetahuan metakognitif yakni pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional dengan baik sedangkan, siswa berkemampuan akademik rendah hanya mampu melibatkan dua aspek pengetahuan metakognitif yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.Kata Kunci: Metakognisi, Pengetahuan Metakognitif,Menyelesaikan Masalah MatematikaThis research is a descriptive research that aims to describe the metacognition of high school students in solving mathematical problems regarding students' academic abilities. The subjects were students in grade XI on a High School that selected based on certain criteria with snowball sampling technique. The data were collected through problem-solving test which was supported by interview data. Based on the research result, can be concluded thatstudents with high and low academical abilities had an awareness of the facts they had and were aware of how to use a strategy. However, only high-ability students had an awareness of when and why a strategy should be applied. It showed that in solving mathematical problemsstudents with high academical ability involve three aspects of metacognitive knowledge namely declarative knowledge, procedural knowledge, and conditional knowledge nicely, while students with low academical ability only involve two aspects of metacognitive knowledge i.e declarative knowledge and procedural knowledge.Keywords: Metacognition, Metacognitive Knowledge, Mathematical Problem-solving
Kemampuan Translasi Antar Representasi MatematikaSiswa dalam Memecahkan Masalah SPLDVDitinjau dari Kemampuan Matematika A. Awi; N. Nasrullah; Inda Wahyuni
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.547 KB) | DOI: 10.35580/imed23846

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan translasi representasi visual ke representasi verbal siswa dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel.Tiga siswa dari kelas IX A dipilih sebagai subjek berdasarkan hasil tes kemampuan matematika.Proses pemecahan masalah yang dilakukan siswa ditinjau berdasarkan 4 langkah Polya. Tes pemecahan masalah berupa soal SPLDV yang diberikan kepada subjek lalu diwawancara terkait tes tersebut. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa subjek dengan kemampuan matematika tinggi mampu melewati semua indikator translasi antar representasi untuk setiap masalah yang diberikan. Subjek dengan kemampuan matematika sedang hanya mampu melewati semua indikator translasi antar representasi untuk satu masalah yang diberikan. Subjek dengan kemampuan matematika rendah tidak mampu melewati semua indikator translasi antar representasi.Kata kunci: Translasi, Representasi verbal, Representasi visual, Kemampuan matematika, SPLDV]This research aim to analyze translation of visual representation to verbal representation in solving two variable system of linear equation topic. three students of grade IX-A were selected as subject in term of result mathematic test. The problem solving process  carried out by students based on Polya four stages. problem solving test like SPLDV was given to subject then interview related to test.The result shows that subject with high mathematic ability pass all translational indicators between representations for each given problem. subject with medium mathematic ability only pass all translational indicators between representations for one given problem. subject with low mathematic ability not pass all translational indicators between representations .Keywoards : Translation,Verbal representation,Visual representation, Mathematic ability, SPLDV
Desain Pembelajaran Matematika Berbasis Hypothetical Learning Trajectory (HLT) Pada Materi Operasi Bilangan Bulat Siswa Kelas VII SMP Bunda Kasih Sudiang Christian Moanoang; Nurdin Arsyad; N. Nasrullah
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.832 KB) | DOI: 10.35580/imed23842

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu desain pembelajaran berbasis Hypotetical Learning Trajectory (HLT) pada materi operasi bilangan yang dapat membuat siswa kelas VII memahami materi operasi bilangan bulat dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi bilangan bulat.Jenis penelitian yang digunakan adalah Design Research.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.Pada penelitian ini, peneliti membuat HLT sebagai dugaan awal dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus uji coba hingga didapatkan desain pembelajaran yang diharapkan.Hasil analisis retrospektif menunjukkan desain pembelajaran yang disusun memberikan perubahan positif terhadap siswa kelas VII dalam memahami konsep operasi bilangan bulat.Dari hasil kerja beberapa kelompok diperoleh bahwa sebagian besar siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yaitu memahami bilangan bulat, menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat, menentukan hasil pengurangan bilangan bulat serta menyelesaikan masalah sehari-hari berkaitan dengan operasi bilangan bulat. Hasil kerja tersebut disertai dengan dugaan-dugan yang terjadi maupun tidak terjadi dalam proses pembelajaran pada (HLT).Kata Kunci:Design Research, Dugaan Lintasan Belajar, Operasi Bilangan Bulat.This research aims to produce a design-based Hypothetical Learning Trajectory (HLT) learning in the integer’s operations materials that can make class VII students understand the integer’s operations materials and resolve issues related to integer’s operations. The type of research used is Design Research. The subject of this study was a grade VII junior high students. In this research, researchers made HLT the earliest suspect of the learning activity carried out in two test cycles until the expected learning design was obtained. The results of a retrospective analysis showed that the design of learning was compiled to provide positive changes to class VII junior high students in understanding the concept of integer’s operations. From the work of several groups, the majority of students have achieved the learning objectives, namely understanding integers, determining the sum of integers, determining the reduction of integers and solve daily problems relating to integer’s operations. The work of students are accompanied by conjectures that occur or do not occur in the learning process that has been compiled in HLT.Keywords:Design Research, Hypothetical Learning Trajectory, Integer’s Operation
Penyebab Miskonsepsi Siswa Kelas 9 pada Materi Pecahan Bentuk Aljabar Berdasarkan Teori Konstruktivisme D, Djadir; Nurdin Arsyad; Melda Datu Kalu
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.562 KB) | DOI: 10.35580/imed23847

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya miskonsepsi siswa pada materi pecahan bentuk aljabar kelas 9 ditinjau dari prinsip-prinsip teori belajar konstruktivisme.Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 siswa kelas 9 yang mengalami miskonsepsi terbanyak dengan nilai terendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik miskonsepsi siswa yang terdiri dari beberapa butir soal uraian disertai dengan skor tingkat kepercayaan (CRI) dan pedoman wawancara. Prinsip-prinsip teori belajar konstruktivisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar, pengetahuan awal siswa, kemampuan siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran dan pengalaman belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya miskonsepsi disebabkan oleh beberapa faktor baik dari segi internal maupun eksternal ditinjau dari prinsip-prinsip teori konstruktivisme.Kata Kunci:Miskonsepsi, Konstruktivisme, CRI, Pecahan, AljabarThis study aims to determine the factors that cause student misconceptions  form 9th grade on algebraic form  fraction in terms of the principles of constructivism learning theory. This type of research is qualitative research using a descriptive approach. The subjects in this study were 5 grade 9 students who experienced the most misconceptions with the lowest scores. The instrument used in this study was a student misconception diagnostic test consisting of several descriptive items accompanied by Certainty of Response Index (CRI) and an interview guide. The principles of constructivism learning theory referred to in this study are the learning environment, students' initial knowledge, student abilities, student activeness in learning and student learning experiences. The results showed that the misconception was caused by several factors, both internal and external, in terms of the principles of constructivism theory.Keywords:Misconception, Constructivism, CRI, Algebraic, Fractions
Analisis Perilaku Belajar Siswa Hiperaktif dalam Pembelajaran Matematika A. Asdar; N. Nasrullah; Alya Dian Sari
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.566 KB) | DOI: 10.35580/imed23843

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perilaku belajar siswa hiperaktif pada pembelajaran matematika.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.Metode pengumpulan data yang diterapkan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.Instrumen penelitian adalah lembar observasi, pedoman wawancara, serta peneliti itu sendiri.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) perilaku belajar kognitif siswa hiperaktif, khususnya dalam materi perpangkatan. Ada beberapa perilaku yang ditunjukkaan, yaitu: a. pada saat diberikan kuis, siswa mampu menggunakan nalarnya dan siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri mengenai jawaban dari permasalahan yang diberikan, meskipun hasil dari jawaban siswa tersebut salah, b. siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan matematika yang bersifat perhitungan perkalian perpangkatan, pembagian perpangkatan, serta sifat perpangkatan yang lainnya, c. siswa lamban dalam menerima materi pembelajaran, d. siswa tidak dapat berkonsentrasi pada saat proses pembelajaran matematika, ia cenderung menggambar-gambar atau mencoret-coret bukunya. 2) perilaku belajar afektif siswa hiperaktif yang ditunjukkan, yaitu: a. pada saat proses belajar mengajar siswa sering meninggalkan tempat duduk dan sering memukul temannya tiba-tiba, serta berbicara tanpa kendali, b. siswa tidak dapat bertanggungjawab ketika memimpin suatu diskusi kelompok, c. siswa sering melanggar tata tertib sekolah.Kata Kunci:Perilaku Belajar, Pembelajaran MatematikaThis study aims to determine the characteristics of hyperactive student learning behavior in mathematics. This is a descriptive qualitative research. The data collection methods werethe observation, interview, and documentation. The research instrument was the observation sheet, interview guidelines, and the researcher himself. The data analysis techniques are data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study showed that 1) the cognitive learning behavior of hyperactive students, especially in the topic about exponent. There are several behaviors that are indicated, namely: a. given a quiz, students are able to use their reasoning and to develop their own knowledge about the answers to the problems given, even though the results of students' answers are wrong, b. students cannot solve mathematical problems that are the calculation of rank multiplication, division of rank, and the nature of the other ranks, c. students are slow in accepting learning material, d. students cannot concentrate on the process of learning mathematics, he tends to draw pictures or doodle on his book. 2) the affective learning behavior of hyperactive students shown, namely: a. when the learning process students often leave their seats and often hit their friends suddenly, and speak without control, b. students cannot be held responsible when leading a group discussion, c. students often violate school rules.Keywords: Learning Behavior, Mathematics Learning
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Visual Basic Untuk Siswa Kelas VIII SMP Nurdin Arsyad; N. Nasrullah; Adinda Rezeky Anggriani
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.182 KB) | DOI: 10.35580/imed23848

Abstract

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis visual basic dan mendeskripsikan kualitas media berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model ADDIE yang meliputi 5 tahapan yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Instrumen penelitian berupa lembar penilaian media oleh pakar materi, pakar media dan guru untuk mengukur kevalidan; angket respons terhadap media dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengukur kepraktisan; serta tes hasil belajar untuk mengukur keefektifan media. Responden uji coba produk adalah siswa kelas VIII SMP dengan jumlah siswa 6 orang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian oleh pakar materi, pakar media, dan guru diperoleh kriteria sangat baik sehingga media yang dikembangkan dinyatakan valid. Hasil analisis data angket respons gurudan respons siswa terhadap media dikategorikan sangat baik. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran juga menunjukkan klasifikasi sangat baik sehingga media dinyatakan praktis. Persentase ketuntasan klasikal dari tes hasil belajar siswa mencapai 83,3% sehingga media dinyatakan efektif.Kata Kunci:pengembangan, media pembelajaran matematika berbasis visual basic, ADDIE.The purposes of this research are to develop mathematical learning media based on visual basics and describe the quality of the media based on aspects of validity, practicality, and effectiveness. This type of research is development research with the ADDIE model which includes 5 stages: analysis, design, development, implementation, and evaluation. The instruments used in this research are the form of media assessment sheets by material experts, media experts, and teachers to measure validity; response questionnaires for the media and observation sheets for the learning implementation to measure practicality; and learning outcomes tests to measure the effectiveness of the media. Respondents for the product trial are students of class VIII SMP which consists of 6 students. The results showed that the assessment by material experts, media experts, and teacher obtained very good criteria so that the media was declared valid. The results of the response questionnaire analysis of teacher and students to the media obtained very good criteria. The results of observations of the implementation of learning showed a very good classification. The percentage of classical completeness from student learning outcomes tests reached 83,3% so the media was declared effective.Keywords:development, mathematical learning media based on visual basic, ADDIE.

Page 1 of 1 | Total Record : 10