cover
Contact Name
Diah Astika
Contact Email
jaf@malahayati.ac.id
Phone
+6285269630720
Journal Mail Official
jurnal.analisfarmasi@gmail.com
Editorial Address
JL. Pramuka No 27 Kemiling Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JAF (Jurnal Analis Farmasi)
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 2503233X     EISSN : 26567598     DOI : 10.33024
Core Subject : Health,
Jurnal ini berisikan hasil penelitian di bidang analisa obat, obat tradisional, makanan, minuman, kosmetik. Jurnal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum yang ingin mengetahui mengenai informasi mengenai keamanan obat, bahan pangan, kosmetik,serta informasi nilai gizi pangan dan informasi terkait lainnya
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1" : 10 Documents clear
IDENTIFIKASI KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI PADA SEDIAAN KOSMETIK SEDIAAN WHITENING BODY LOTION TANPA NOMOR REGISTRASI YANG DIJUAL SECARA ONLINE DENGAN UJI AMALGAM DAN UJI REAKSI WARNA Annisa Primadiamanti; Robby Chandra Purnama; Siti Khamidhaturrohmah
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.943 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2767

Abstract

Merkuri termasuk bahan yang dilarang dalam penambahan pada kosmetik sesuai dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 tentang larangan penggunaan Merkuri dalam sediaan kosmetik. Telah dilakukan identifikasi kandungan merkuri (Hg) dalam sepuluh kosmetik sediaan whitening body lotion tanpa nomor registrasi yang dijual secara online dengan uji amalgam dan uji reaksi warna. Pada pengujian amalgam dibuat tiga larutan uji yang terdiri dari, larutan sampel, larutan baku dan larutan spiked sample, dengan menggunakan baku HgC12. Pengujian amalgam menunjukkan hasil negatif karena tidak terdapat bercak abu-abu mengkilap pada batang tembaga.Pada pengujian reaksi warna dilakukan pengujian garam I merkuri dan garam Ilmerkuri. Sebelum dilakukan pengujian sampel dideksruksi menggunakan campuran aqua regia. Pengujian garam I merkuri dilakukan dengan menggunakan reagen HCI P, KI LP dan NaoH 1 N. Pengujian garam II merkuri dilakukan dengan menggunakan reagen KI LP dan NaOH 1 N. Pengujian reaksi warna menunjukkan hasil negatif merkuri, karena pada hasil yang didapat tidak sesuai dengan kontrol positif.Dari penelitian yang telah dilakukan pada kosmetik sediaan whitening body lotion, didapat kesimpulan bahwa kesepuluh sampel negatif mengandung merkuri. Kata Kunci : Merkuri (Hg), Whitening Body Lotion, Uji Amalgam, Uji Reaksi Warna
PENETAPAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DAGING BURGER SAPI YANG DIJUAL DI PINGGIR JALAN PKOR WAY HALIM BANDAR LAMPUNG SECARA SEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Arum Dinda Bestari
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.827 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2777

Abstract

Burger daging sapi merupakan produk olahan daging sapi yang digiling dan dihaluskan, kemudian diaduk dengan lemak sampai tercampur bumbu. Timbal dalam daging burger sapi dapat mengakibatkan toksisitas apabila kadarnya melebihi persyaratan BPOM yaitu 1,0 mg/kg. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan timbal pada daging burger sapi yang dijual dipinggir jalan PKOR Way Halim Bandar Lampung secara spektrofotometri serapan atom. Penelitian ini menggunakan 3 sampel burger sapi dengan pengambilan sampel berdasarkan stratified random sampling yaitu pengambilan dengan jarak <10 meter, ± 10 meter, >10 meter. Sampel di uji secara kualitatif dan kuantitatif pada uji kualitatif sampel ditambahkan dengan beberapa tetes pereaksi, sampel tidak terbentuk endapan putih, dengan artian sampel tidak mengandung timbal. Pada uji kuantitatif sampel ditimbang kemudian dimasukkan kedalam vessel, lalu ditambahkan HNO3 dan H202 lalu dimasukkan kedalam alat microwave selama 25 menit dengan suhu 480°C, kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometri serapan atom dengan panjang gelombang 283,3 nm. Hasil analisis kuantitatif kadar timbal rata-rata dalam sampel A, B, C yaitu : -0,9289 mg/kg, -0,9571 mg/kg, -1,7420 mg/kg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sampel negatif mengandung timbal (Pb). Kata kunci : Burger sapi, timbal, spektrofotometri serapan atom.
IDENTIFIKASI VITAMIN B1 PADA JAMU PENGUAT TUBUH YANG BEREDAR DI BANDAR JAYA SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Niken Feladita Santoso; Nofita N; Anita Caroline JN
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.784 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2768

Abstract

Pengobatan tradisional merupakan upaya yang diselenggarakan dengan cara tradisional untuk meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative). Pengobatan tradisional yang masih banyak diminati masyarakat adalah dengan meminum jamu. Salah satunya, jamu penguat tubuh. Jamu penguat tubuh biasanya diindikasikan untuk memelihara stamina kesehatan, atau daya tahan tubuh, serta menyegarkan badan. Agar produk yang dihasilkan dapat laku dengan keras dalam persaingan, perdagangan suatu industri obat tradisional mungkin menambahkan bahan kimia obat vitamin B1 dalam jamu penguat tubuh, karena akan memberikan efek yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya vitamin B1 yang terdapat dalam jamu yang beredar di daerah Bandar Jaya. Penelitian dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) karena metode ini memberikan fleksiblitas yang lebih besar dalam pemilihan fase gerak,memerlukan waktu yang relatif singkat, mudah dilakukan dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. KLT merupakan proses pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan kepolarannya, penelitiaan ini menggunakan fase gerak berupa campuran air : piridina : ammonia : methanol : asam asetat glassial (6:6:5:1:1) dan fase diamnya silica gel GF 254nm. Diperoleh hasil denga selisih harga Rf 0,05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua sampel jamu penguat tubuh positif mengandung BKO Vitamin B1,dan tidak memenuhi syarat peraturan Menteri Kesehatan nomor 006 Tahun 2012, pada pasal 37 . Kata Kunci : Jamu Penguat, Vitamin B1, KLT
PENGARUH METODE EKSTRAKSI MESERASI TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatuni Ruiz & Pay) PADA BAKTERI Staphylococcus aureus MENGGUNAKAN METODE SUMUR DIFUSI Fionita Soleha
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.016 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2778

Abstract

Masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun lalu sudah menggunakan teknik perendaman untuk mengolah obat yang berasal dari tanaman. Teknik perendaman yang dilakukan dapat juga dikatakan sebagai teknik ekstraksi maserasi yaitu teknik ekstraksi tanpa pemanasan. Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional dan dapat digunakan sebagai antibakteri yaitu daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pay). Kandungan yang terdapat dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pay) yang berfungsi sebagai antibakteri yaitu tanin. Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri yaitu dengan cara tanin akan berkaitan dengan dinding sel bakteri sehingga akan menginaktifkan kemampuan menempel bakteri. Untuk menguji pengaruh metode ekstraksi maserasi yang menggunakan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pay) terhadap aktivitas penghambat bakteri Staphylococcus aureus digunakan metode sumur difusi. Prinsip dari metode ini yaitu membuat lubang sumuran pada media agar lalu dimasukan ekstrak yang akan diuji kemudian hirung zona hambat (wilayah jernih). Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa teknik ekstraksi maserasi dengan daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pay) dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Teknik ekstraksi maserasi mendapatkan hasil rata-rata zona hambat (wilayah jernih) 12,3 mm. Kata kunci : Maserasi dan Infusa, Daun sirih merah, Difusi sumuran.
PENENTUAN JUMLAH BAKTERI COLIFORM DALAM SANTAN YANG DIJUAL DI PASAR KOGA DENGAN METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER) Dermawan D
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.913 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2769

Abstract

Santan adalah emulsi minyak dalam air yang berwarna putih, yang diperoleh dengan cara memeras daging kelapa segar yang telah diparut atau dihancurkan dengan atau tanpa penambahan air. Santan sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan atau minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri coliform dalam santan yang akan diolah menjadi bahan tambahan pangan yang dijual di Pasar Koga Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Prinsip dari metode ini yaitu pertumbuhan bakteri coliform yang ditandai dengan terbentuknya gas dalam tabung durham. Pengujian ini menggunakan media cair Lauryl Sulfate Tryptose Broth (LSTB) dan media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB). Sampel penelitian ini adalah santan cair yang akan digunakan sebagai tambahan makanan atau minuman dari 4 pedagang. Seluruh sampel yang diambil positif tercemar coliform dimana jumlah bakteri coliform melebihi persyaratan BPOM RI No.HK.00.06.1.52.4011 yaitu <3 APM/g. Kata Kunci : santan, Most Probable Number (MPN), coliform, perhitungan jumlah bakteri.
PERBANDINGAN KADAR NIFEDIPIN PADA TABLET GENERIK DAN NAMA DAGANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Sudewi Mukharomah Khoirunisa
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.048 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2779

Abstract

Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah lebih tinggi dari normal. Tablet nifedipin merupakan salah satu obat antihipertensi lini pertama golongan antagonis kalsium. Tablet nifedipin tersedia dalam tablet generik dan nama dagang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tablet nifedipin memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket dan mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar yang signifikan antara tablet nifedipin dan nama dagang. Obat nifedipin diambil di Apotek Enggal Bandar Lampung dan tersedia tiga sampel yaitu sampel tablet nifedipin generik, nama dagang 1, dan nama dagang 2. Metode yang digunakan untuk menganalisis tablet nifedipin adalah spektrofotometri ultraviolet. Dari hasil penelitian diperoleh x maksimum 212 nm dan persamaan regresi y = 0,043 x -0,0058 dengan r = 0,9968. Hasil kadar yang didapat dari nifedipin generik adalah 95,8331 0/0, kadar nifedipin nama dagang 1 101,8283 0/0, kadar nifedipin nama dagang 2 99,6063 0/0. Kadar nifedipin yang diperoleh melalui penetapan kadar kemudian diuji signifikansinya dengan menggunakan uji statistik yaitu uju t. Dari uji t untuk nifedipin generik dan nama dagang 1 -percobaan< ttabel, yaitu 2,0412 < 2,132 dan nifedipin generik dan nama dagang 2 -percobaan< ttabel yaitu 1,5092 < 2,132 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat perbedaan kadar yang signifikan antara tablet nifedipin generik dan nama dagang 1, maupun tablet nifedipin generik dan nama dagang 2. Kata Kunci : Hipertensi, Tablet Nifedipin, Spektrofotometri Ultraviolet
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT PADA PEMBERSIH WAJAH (FACIAL FOAM) YANG DI JUAL DI PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE Nofita Nofita; Gusti Ayu Rai Saputri; Atika Septiani
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.983 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2775

Abstract

Pembersih wajah (Facial foam) adalah sabun muka yang teksturnya halus. Fungsi utama untuk membersihkan kotoran (debu, sisa kosmetik) fungsi lainnya tergantung varian dan merk (ada yang untuk mengurangi minyak, mencerahkan, anti jerawat, dan lain-lain). Salah satu senyawa yang sering ditambahkan ke dalam facial foam adalah asam salisilat. Asam salisilat merupakan zat anti acne sekaligus keratolitik yang lazim diberikan secara topikal. Berdasarkan keputusan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.42.1018 Tahun 2010 tentang kosmetik, asam salisilat dipergunakan dalam kosmetik dengan kadar maksimum 2%. Telah dilakukan penelitian penetapan kadar asam salisilat pada pembersih wajah (facial foam) yangdi jual di Pasar Tengah Bandar Lampung dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah lima sampel, dengan kriteria pembersih wajah (facial foam) yang tidak mencantumkan kadar asam salisilat pada produk kosmetika pembersih wajah tersebut. Penelitian penetapan kadar asam salisilat menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 533 nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar rata-rata : A mendapat kadar rata-rata 0,014 0/0, sampel B mendapat kadar rata-rata 0,0097 %, sampel C mendapat kadar rata-rata 0,0042 0/0, sampel D mendapat kadar rata-rata 0,0058 %, dan sampel E mendapat kadar rata-rata 0,0016 0/0. Kelima sampel tersebut masih memenuhi syarat perizinan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.42,1018 Tahun 2010. Kata Kunci : Asam Salisilat, Pembersih Wajah (Facial Foam), Spektrofotometri UV-VIS
UJI DAYA HAMBAT ANTI BAKTERI INFUSA DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatuni Ruiz & Pay) & DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI Agustina Retnaningsih; Ade Maria Ulfa; Dewi Maysaroh Komsatun
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.013 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2780

Abstract

Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan di masyrakat. Bakteri yang menyebabkan ineksi adalah Staphylococcus aureus, salah satu obat tradisional untuk pengobatan infeksi adalah menggunakan infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Puv) dan daun sirih hijau(Piper betle L). Tanaman sirih hijau (Piper betle L) dan tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Puv) adalah tanaman obat yang telah banyak dimanfaatkan dan sama-sama memiliki kandungan zat kimia yang berfungsi sebagai antiseptik berupa kovikol, tanin, minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Puv) dan daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki zat antiseptik yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi pada kulit. Penelitian ini menggunakan metode difusi agar dengan farian konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% dan dilakukan 2 kali pengulangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Puv) dan daun sirih hijau (Piper betle L) membentuk zona hambatan di sekitar kertas cakram. Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Puv) memberikan zona hambatan tertinggi pada konsentrasi 100% dengan nilai rata-rata 18,2 mm sedangkan daun sirih hijau (Piper betle L) hambatan tertingginaya pada konsentrasi 100% dengan nilai rata-rata 28,6 mm. Kata kunci : Infusa Daun Sirih Merah dan Daun Sirih Hijau, Staphylococcus aureus, Difusi.
IDENTIFIKASI DEKSAMETASON PADA JAMU HABBATUSSAUDA YANG BEREDAR DI TOKO OBAT DAERAH PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Robby Candra Purnama; Nofita N; I Made Laga Prandika
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.858 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2766

Abstract

Penggunaan obat tradisional dalam upaya memelihara kesehatan tubuh semakin banyak diminati oleh masyarakat. Jamu habbatussauda merupakan jamu yang dapat mengobati reumatik atau peradangan sendi yang kemungkinan di tambahkan bahan kimia obat deksametason. Berdasarkan Permenkes No.006/MenKes/Per/V/2012 pasal 33 dan 37 tentang industri dan usaha obat tradisional dinyatakan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia obat (BKO). Deksametason merupakan glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti inflamasi, yang kemungkinan ditambahkan oleh produsen. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu untuk mengetahui apakah jamu habbatussauda yang beredar di toko obat Pasar Tengah Bandar Lampung terdapat bahan kimia obat deksametason atau tidak. Jamu habbatussauda diektraksi menggunakan pelarut kloroform : metanol (9:1). Hasil ekstraksi kemudian ditambahkan 5 ml metanol kemudian ditotolkan pada plat KLT lalu dilakukan pemisahan senyawa menggunakan eluen dikloroetana : dietil eter : metanol : air (77:15:8:1,2). Dari hasil Rf didapatkan sampel A (0,78), B (0,50), C (0,80) dan Rf baku pembanding (0,20). Hal ini ditunjukkan dari warna bercak tidak sama dan nilai antara Rf sampel dan Rf baku pembanding tidak saling mendekati. Dari hasil identifikasi terhadap tiga merek jamu habbatussauda menunjukkan bahwa ketiga sampel tidak mengandung deksametason. Kata kunci : Deksametason, Habbatussauda, Kromatografi Lapis Tipis
PENETAPAN KADAR RESIDU PESTISIDA DIAZINON PADA ANGGUR MERAH (Vitis Vinifera) DI PASAR BAMBU KUNING DENGAN VARIASI PENCUCIAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Ade Maria Ulfa; Gusti Ayu Rai Saputri; Wayan Sri Intan Sari
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2776

Abstract

Buah anggur dapat tumbuh balk di daerah subtropis, tanaman anggur dapat tumbuh balk di daerah dataran rendah dengan musim kemarau berkisar 4-7 bulan Karena kulit buah anggur yang tipis dan masa tumbuh buah anggur yang cukup lama tanaman ini rentan terserang hama sehingga dilakukan penyemprotan pestisida. Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah apakah anggur yang dijual dipasar Bambu Kuning Bandar Lampung mengandung residu pestisida diazinon dan berapa kadar pestisida diazion pada buah anggur jika dilakukan dengan variasi pencucian menggunakan alat Spektrofotometri UV-Vis merk Spektrofotometri UV-1700 Series. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penurunan residu pestisida diazinon dalam variasi pencucian. Sampel anggur tanpa perlakuan didapatkan residu pestisida sebesar 4,999 mg/kg. pada sampel anggur merah dengan LB pada pengulangan 1 dan 2 terbukti lebih besar menurunkan residu pestisida diazinon menjadi 3,1755 mg/kg, dan pada pengulangan 3 dan 4 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 2,9588 mg/kg, untuk sampel anggur merah dengan AH pada pengulangan 1 dan 2 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 3,4198 mg/kg, dan pada pengulangan 3 dan 4 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 3,3331 mg/kg, untuk sampel anggur merah dengan AB pada pngulangan 1 dan 2 didapatkan penurunan residu pestisida menjadi 3,475 mg/kg dan pada pengulangan 3 dan 4 didapatkan penurunan residu pestisida diazinon menjadi 3,8769 mg/kg. Berdasarkan hasil yang didapat oleh peneliti, kadar yang terdapat dalam sampel anggur menunjukkan penurunan kadar residu pestisida dengan beberapa variasi pencucian. Kata kunci : Diazionon, Anggur Merah, Spektrofotometri UV-Vis.

Page 1 of 1 | Total Record : 10