cover
Contact Name
Muhammad Farid
Contact Email
mfarid01@yahoo.com
Phone
+6285234100084
Journal Mail Official
paradigmastkip@gmail.com
Editorial Address
Said Tjong Baadilla, No.1, Desa Nusantara, Kecamatan Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah
Location
Kab. maluku tengah,
Maluku
INDONESIA
Paradigma: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
ISSN : 2549600X     EISSN : 28283384     DOI : -
Jurnal PARADIGMA mengedepankan telaah terpadu disiplin pendidikan, keguruan, dan ilmu-ilmu kemanusiaan secara luas. Publikasi tulisan dalam PARADIGMA ini dijalankan oleh para dosen dari tiga disiplin di STKIP Hatta-Sjahrir Banda Naira, yaitu Pendidikan Sejarah, Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Matematika. Jurnal PARADIGMA juga menerima tulisan dari para pakar dan akademisi lain pada bidang keilmuan terkait. Terbit secara online dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Maret dan Oktober.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora" : 5 Documents clear
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 BANDA NEIRA HARTATI RAMLI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.104 KB)

Abstract

Pembelajaran hendaknya mengedepankan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara sehingga pengetahuan yang diperoleh bermakna bagi dirinya. Pengetahuan yang diperoleh bersumber dari pengalaman yang ditemukannya sendiri dan menempatkan dirinya sebagai subjek belajar. Pembelajaran dengan konsep ini disebut dengan pembelajaran penemuan (Discovery Learning). Pembelajaran discovery learning menuntut adanya kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah dengan keaktifan tinggi dalam menemukan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. Model pembelajaran ini memfasilitasi siswa untuk berfikir kritis, bertindak kreatif, dan produktif, serta terampil dalam berkolaborasi. Implementasinya menuntut siswa untuk belajar menemukan, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan sendiri. Langkah- langkah ilmiah ditempuh agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengolahan informasi, sehingga pengetahuan baru yang diperoleh adalah pengetahuan yang benar, serta melatih siswa untuk terbiasa mengemukakan berbagai hal berdasarkan bukti-bukti yang akurat. Discovery learning menimbulkan keingintahuan dan motivasi siswa untuk terus melanjutkan tugas mereka hingga menemukan jawaban dari permasalahan. Selain itu, discovery learning juga membiasakan siswa untuk terampil dalam menyelesaikan masalah secara mandiri dan reflektif. Mandiri yang dimaksud adalah tidak bergantung pada apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui aktifitas penemuan dan diskusi. Dalam pembelajaran siswa aktif mencari tahu dan tidak lagi diberi tahu. Selain itu, discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013.
MAKNA GERAK DALAM TARIAN PAJOGE DI KECAMATAN BANDA KABUPATEN MALUKU TENGAH ECA WONGSOPATTY
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.053 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda serta memahami makna gerak dalam tarian Pajoge tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara mengklasifikasikan data, baik data yang di peroleh dari hasil obeservasi maupun dari hasil wawancara. Data yang telah dikumpul akan diolah dan dideskripsikan dalam bentuk uraian. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dan menginterpretasikannya mencakup (1) bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah; (2) makna gerak tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Temuan penelitian adalah bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah meliputi ragam gerak, pola lantai, iringan musik, penari, kostum atau busana, waktu dan tempat pertunjukan. Makna gerak tari pajoge di kecamatan Banda terdiri dari lima makna gerak yaitu gerak pertama (berdiri lurus kedepan kemudian berjalan masuk secara perlahan), gerak kedua (duduk setengah dan memberi hormat), gerak ketiga (gerakan inti memutar badan ke kiri), gerak keempat (gerakan inti memutar badan ke kanan), gerak kelima (berdiri di tempat sambil memberi penghormatan). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pelestarian budaya Indonesia pada umunya dan kesenian tradisional Banda Naira pada khususnya serta memberikan motivasi bagi masyarakat dalam menumbuhkan kecintaannya dan bangga terhadap seni tari tradisional.
REFLEKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH: ANTARA TEORI DAN PRAKTIK KASMAWATI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.669 KB)

Abstract

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan penggunaan media pembelajaran bahasa, yaitu media audial (alat perekam dan laboratorium bahasa). Kemampuan operasional suatu laboratorium bahasa yang hanya terdiri atas sebuah perekam utama, kotak penghubung yang menghubungkan beberapa buah headset tanpa dilengkapi mikrophon. Dalam laboratorium tersebut pembelajaran berlangsung serentak untuk semua siswa yang ada dengan cara mendengarkan materi dari sumber yang sama. Tingkatan AP terdapat laboratorium bahasa dengan tipe AA „audio „active‟ Perbedaan dengan tipe AP adalah adanya mikrophon sebagai pelengkap tambahan bagi laboratorium ini. Proses pembelajaran dengan menggunakan laboratorium bahasa ini lebih lentur dan bervariasi sebab dengan adanya mikrophon, siswa dapat mengulang materi yang sudah didengarnya dari perekam utama. Sedangkan laboratorium bahasa tipe AAC, yang merupakan tipe paling lengkap sehingga variasi belajar yang dijalani siswa lebih banyak. Tape recorder yang digunakan secara klasikal, maka ratio penggunaannya adalah 27. Intensitas penggunaan media-media pembelajaran Bahasa Indonesia. Keberadaan laboratorium yang sedikit jumlahnya ternyata juga jarang digunakan. Dari 33 responden guru yang ditanya tentang pengunaan laboratorium bahasa, sebagian besar (76 persen) menyatakan tidak pernah menggunakan sementara hanya 24 % dari mereka yang pernah.
ALIH KODE BAHASA BUTON PENUTUR BANDA TERHADAP BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN JUAL BELI DI PASAR BANDA NAIRA MUJIATI LA SAADI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.524 KB)

Abstract

Seorang yang melakukan pembicaraan sebenarnya mengirimkan kode-kode kepada lawan bicaranya. Dalam masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya menggunakan satu bahasa. Oleh karena itu, alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (language dependency) dalam masyarakat multilingual tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan alih kode bahasa Buton penutur Banda terhadap Bahasa Indonesia pada kegiatan jual beli di pasar Banda Naira. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dalam penelitin ini dijabarkan secara deskriptif dengan tanpa menggunakan angka-angka atau data statistik. Data dalam penelitian ini adalah alih kode bahasa Buton penutur Banda terhadap Bahasa Indonesia dialek Banda. Sumber data adalah tuturan lisan dalam kegiatan jual beli di pasar Banda Naira Kabupaten Maluku Tengah. Masyarakat Banda yang melakukan interaksi jual beli tersebut merupakan subjek dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk alih kode berupa: (1) bentuk ekternal dan (2) bentuk internal. Bentuk alih kode eksternal yang ditemukan yaitu alih bahasa Buton ke dialek Banda dan alih dialek Banda ke bahasa Buton. Bentuk alih kode internal yang ditemukan, yaitu terjadinya alih ragam: beralihnya ragam santai ke ragam formal dan alih variasi: beralihnya dialek Ambon ke dialek Banda. Terkait dengan faktor penyebab terjadinya alih kode ditemukan: (1) hadirnya orang ketiga, (2) berubahnya topik pembicaraan, (3) penutur dan lawan tutur karena memiliki latar belakang yang sama, (4) penegasan maksud, dan (5) berubahnya situasi berbahasa. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan kepada mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia agar dapat menambahkan pengetahuan dalam bidang kebahasaan dari linguistik terapan terutama bidang sosiolinguistik, kepada peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian- penelitian selanjutnya.
MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA HARTATI RAMLI
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.104 KB)

Abstract

Pembelajaran hendaknya mengedepankan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan berbagai cara sehingga pengetahuan yang diperoleh bermakna bagi dirinya. Pengetahuan yang diperoleh bersumber dari pengalaman yang ditemukannya sendiri dan menempatkan dirinya sebagai subjek belajar. Pembelajaran dengan konsep ini disebut dengan pembelajaran penemuan (Discovery Learning). Pembelajaran discovery learning menuntut adanya kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah dengan keaktifan tinggi dalam menemukan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya. Model pembelajaran ini memfasilitasi siswa untuk berfikir kritis, bertindak kreatif, dan produktif, serta terampil dalam berkolaborasi. Implementasinya menuntut siswa untuk belajar menemukan, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan sendiri. Langkah- langkah ilmiah ditempuh agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengolahan informasi, sehingga pengetahuan baru yang diperoleh adalah pengetahuan yang benar, serta melatih siswa untuk terbiasa mengemukakan berbagai hal berdasarkan bukti-bukti yang akurat. Discovery learning menimbulkan keingintahuan dan motivasi siswa untuk terus melanjutkan tugas mereka hingga menemukan jawaban dari permasalahan. Selain itu, discovery learning juga membiasakan siswa untuk terampil dalam menyelesaikan masalah secara mandiri dan reflektif. Mandiri yang dimaksud adalah tidak bergantung pada apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui aktifitas penemuan dan diskusi. Dalam pembelajaran siswa aktif mencari tahu dan tidak lagi diberi tahu. Selain itu, discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013.

Page 1 of 1 | Total Record : 5