cover
Contact Name
Boby Rahman
Contact Email
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Phone
+6285233945781
Journal Mail Official
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Editorial Address
Jl Kaligawe Raya Km 4, Gedung Fakultas Teknik Lantai 2 Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, 50112
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kajian Ruang
ISSN : -     EISSN : 28277678     DOI : http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v1i2
Core Subject : Social, Engineering,
Articles written for the Jurnal Kajian Ruang, covering the results of thoughts and research results relating to the field of study urban and regional planning directly or indirectly. 1) Spatial planning 2) Remote Sensing 3) Urban Design 4) Transportation 5) Infrastructure 6) Environmental Studies 7) Socio-Economic Area and City 8) Rural Planning 9) Disaster Mitigation 10) Islamic City
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022" : 8 Documents clear
ANALISIS KUALITAS HUTAN KOTA SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN DETERMINANT FACTOR FOR QUALITY GREEN OPEN SPACE Nesa Azilma; Wida Oktavia Suciyani; Putri Dewi Purnama
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20563

Abstract

ABSTRACTThe research entitled Quality Analysis of Urban Forest as Green Open Space Based on Determinant Factor for Quality Green Open Space was conducted in Mayasih Urban Forest Kabupaten Kuningan. Based on the results of preliminary observations, it’s known that there’re problems such as some damaged facilities and non-compliance with standards that should exist in green open spaces, thereby reducing the quality of these assets. The purpose of this study was to measure the asset quality of the Mayasih Urban Forest as a green open space based on the determinants of the quality of green open space in terms of facilities, accessibility, security, recreation & play. The research method used is descriptive method with quantitative and qualitative approaches. Data collection techniques used are observation, interviews, documentation studies, and questionnaires. Based on the results of measurement the quality urban forest that has been carried out, a value of 37.45% was obtained. This percentage indicates that the overall quality of the urban forest is poor quality.Keywords: Urban Forest, Asset Quality, Green Open SpaceABSTRAKPenelitian dengan judul Analisis Kualitas Hutan Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan Determinant Factor For Quality Green Open Space dilakukan pada Hutan Kota Mayasih Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diketahui bahwa terdapat permasalahan seperti adanya beberapa fasilitas yang rusak dan ketidaksesuaian standar yang seharusnya ada pada ruang terbuka hijau publik, sehingga berpotensi menurunkan kualitas aset tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas aset Hutan Kota Mayasih sebagai ruang terbuka hijau berdasarkan Determinant Factor for Quality of Green Open Space yang ditinjau pada aspek facilities, accessibility, Safety, recreation & play. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan kuesioner. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas hutan kota yang telah dilakukan, diperoleh nilai sebesar 37,45%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas Hutan Kota Mayasih memiliki kualitas yang kurang baik.Kata Kunci: Kualitas Aset, Hutan Kota, Ruang Terbuka Hijau
Penerapan Prinsip Transit-Oriented Development (TOD) untuk Mewujudkan Transportasi yang Berkelanjutan Widhi Suci Zafira; Ardiana Yuli Puspitasari
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20440

Abstract

ABSTRACTThe use of private vehicles by Indonesian citizens more than public transportation can cause urban problems. The implementation of the Transit-Oriented Development concept which has begun to be adopted by several urban areas in Indonesia and become a method to overcome urban transportation problems and can realize a sustainable transportation system. The Transit-Oriented Development concept can be realized by applying the principles of Transit-Oriented Development in accordance with applicable minimum standards. Therefore, the purpose of this research is to find out how the TOD principles can be applied in Indonesia in accordance with the minimum standards of TOD in order to realize sustainable transportation. The research used is descriptive qualitative method with a literature review approach. The case studies used are the Dukuh Atas TOD area of DKI Jakarta, the Plaza Indonesia Jakarta area, the Pal Enam Terminal of Banjarmasin City, and the Jaticempaka LRT Station of Bekasi City. Based on the results, the implementation of TOD principles in Indonesia has not been implemented optimally. Only the Plaza Indonesia area has met the minimum TOD standard category that is bronze standard. From the four case studies, only 2 of the 8 TOD principles have parameters that meet the minimum TOD standards, there are transit (public transportation) and compact (close). The application of the cycle principle (cycling) requires more attention because not all of the parameters can be implemented. Keywords : Transit-Oriented Development, TOD Principles, TOD Standards ABSTRAKPenggunaan kendaraan pribadi masyarakat Indonesia yang lebih banyak dibandingkan transportasi umum dapat menimbulkan permasalahan perkotaan. Penerapan konsep kawasan Transit-Oriented Development yang mulai diadopsi beberapa wilayah perkotaan di Indonesia menjadi salah satu metode untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan dan dapat mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan. Konsep kawasan berorientasi transit dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip Transit-Oriented Development sesuai dengan standar minimal yang berlaku. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia sesuai dengan standar minimal TOD dalam rangka mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan literature review. Studi kasus yang digunakan yaitu Kawasan TOD Dukuh Atas DKI Jakarta, Kawasan Plaza Indonesia Jakarta, Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin, dan Stasiun LRT Jaticempaka Kota Bekasi. Berdasarkan hasil analisis penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia belum diimplementasikan secara maksimal. Hanya Kawasan Plaza Indonesia yang telah memenuhi kategori standar TOD minimal yaitu bronze standard. Dari keempat studi kasus hanya 2 dari 8 prinsip TOD yang parameternya telah memenuhi standar minimal TOD yaitu transit (angkutan umum) dan compact (merapatkan). Penerapan prinsip cycle (bersepeda) paling membutuhkan perhatian lebih karena parameternya belum semua dapat terimplementasi.Kata kunci : Kawasan Berorientasi Transit, Prinsip TOD, Standar TOD
NORMALISASI KAWASAN KUMUH EKS LOKALISASI PUTAT JAYA, KECAMATAN SAWAHAN, KOTA SURABAYA Erlangga Zohal Saputro
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20602

Abstract

ABSTRAK Normalisasi adalah suatu tindakan mengembalikan fungsi menjadi normal kembali. Gang Dolly adalah salah satu kawasan lokalisasi yang sudah terkenal lama sejak dan termasuk lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah kota Surabaya sudah resmi menutup kawasan lokalisasi Gang Dolly pada tahun 2014. Pelaksanaan Normalisasi menjadi aspek penting bagi banyak individu karena yang dahulunya kawasan bersifat negatif kini menjadi normal kembali karena kota merupakan pusat aktivitas penduduk yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjang kebutuhan hidup penduduknya. Semakin hari kota surabaya semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Tak hanya pertumbuhan penduduknya saja, Perkembangan ekonomi semakin berkembang. Mulai banyak bermunculan kawasan kawasan wisata yang positif sehingga menuntut pemerintah kota surabaya untuk terus mengembangkan kotanya menjadi kawasan wisata yang positif. Kelurahan Putat Raya yang dulu terkenal dengan Gang Dolly nya kini sudah berubah 180◦ berbeda dengan dahulu, Kini sudah tidak ada praktek lokalisasi lagi dan ditambah pembangunan sarana dan prasarana nya yang sudah semakin baik dan dikelola baik oleh masyarakat sekitar. Kini sudah tidak terlihat kumuh namun sudah tertata dengan baik dan rapi.Penelitian ini merupakan hasil akhir terhadap kondisi kekumuhan kelurahan Putat Raya. Sehingga metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan analisa lapangan(primer). Adapun kondisi lapangan yang di analisa menyangkut 7 indikator permukiman kumuh. (Kondisi Jalan,Drainase,Persampahan,sanitasi,air bersih,rumah layak huni,kebencanaan).Kata Kunci : Normalisasi; Lokalisasi ; Surabaya ABSTRACT Normalization is an act of returning the function to normal again. Gang Dolly is one of the localization areas that has been known for a long time and is one of the largest localizations in Southeast Asia. The Surabaya city government has officially closed the Dolly Gang localization area in 2014. The implementation of normalization is an important aspect for many individuals because what was once a negative area has now become normal again because the city is the center of population activity which is equipped with various facilities and infrastructure to support the living needs of its residents. . The city of Surabaya is growing day by day along with the increasing population growth. Not only population growth, economic development is growing. Many positive tourist areas have started to appear, thus demanding the Surabaya city government to continue to develop its city into a positive tourist area.Putat Raya Village, which used to be famous for its Dolly Gang, has now changed 180◦ different from before, Now there is no more localization practice and the construction of facilities and infrastructure is getting better and well managed by the surrounding community. Now it doesn't look shabby, but it's well-organized and neat.This research is the final result of the slum conditions in Putat Raya village. So the method used is a qualitative method by conducting field analysis (primary). The field conditions that are analyzed involve 7 indicators of slum settlements. (road conditions, drainage, solid waste, sanitation, clean water, livable houses, disasters).Keyword: Normalization; localization; Surabaya
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA Iin Choirunnisa Choirunnisa; Mila Karmilah
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20446

Abstract

ABSTRACTCultural tourism is tourism whose main attraction is culture. Cultural tourism needs to be preserved because it can be a place for future generations to stay familiar with local traditions and culture in the midst of rapid technological advances. The purpose of writing this research is to find out the strategy for developing cultural tourism that can be carried out in the region or region at the village, sub-district, or district/city scale in Indonesia so that cultural tourism can still exist. The method in this study is a qualitative descriptive method using a study literature approach. Based on studies conducted in previous studies, it can be seen that the development of cultural tourism can be a separate potential for tourism because each region must have local cultural wisdom that is unique and unique to tourists. The study area of this research is located in Lasem Chinatown, Maspati Lawas Village, and Selumbung Village. Based on the results of the research, the strategy for developing cultural tourism can be carried out, among others, by developing cultural attractions that maintain regional identity, maintaining historic buildings as cultural heritage buildings, improving infrastructure, increasing tourism supporting facilities, and involving local community participation.Keywords: culture, tourism, development, strategyABSTRAKPariwisata budaya merupakan pariwisata dengan daya tarik utama yaitu budaya. Pariwisata budaya perlu dilestarikan karena dapat menjadi wadah bagi generasi penerus untuk tetap mengenal tradisi dan budaya lokal di tengah pesatnya kemajuat teknologi. Tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata budaya yang dapat dilakukan di kawasan atau wilayah baik pada skala desa, kecamatan, ataupun kabupaten/kota di Indonesia agar pariwisata budaya dapat tetap eksis. Metode pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan literatur studi. Berdasarkan kajian yang dilakukan pada penelitian-penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa pengembangan pariwisata budaya dapat menjadi potensi tersendiri bagi pariwisata tersebut karena masing-masing daerah pasti memiliki kearifan budaya lokal yang khas dan unik bagi wisatawan. Wilayah studi penelitian ini terapat di Kawasan Pecinan Lasem, Kampung Lawas Maspati, dan Desa Selumbung. Berdasarkan hasil penelitian, strategi pengembangan pariwisata budaya dapat dilakukan antara lain dengan cara pengembangan atraksi budaya yang tetap mempertahankan jati diri kawasan, pemeliharaan bangunan-bangunan bersejarah menjadi bangunan cagar budaya, peningkatan infrastruktur, peningkatan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata, serta melibatkan partisipasi masyarakat setempat.Kata kunci: budaya, pariwisata, pengembangan, strategi
IDENTIFIKASI PENATAAN SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG Riyan Hidayatur Romadhon
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20603

Abstract

ABSTRAK (dalam Bahasa Indonesia)Kawasan Kota Lama Semarang merupakan suatu blok kawasan yang terletak di tepi sungai mberok. Secara administratif, Kawasan Kota Lama Semarang berada di Kelurahan Bandaharjp, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu objek wisata bagi Kota Semarang. Sebagai salah satu objek icon wisata bagi Kota Semarang, perlu adanya penataan sarana prasarana yang salah satunya drainase. Drainase di Kawasan Kota Lama Semarang ini mayoritas jenis drainase tertutup. Penataan drainasee pada kawasan ini sudah baik, namun masih terdapat beberapa masalah yang terdapat di Kawasan Kota Lama Semarang diantaranya kurang berfungsinya kinerja sistem drainase akibat perubahan tata guna lahan, kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan drainase. Konsep yang digunakan dalam pengembangan drainase kawasan kota lama adalah konsep sistem drainase yang berkelanjutan. Penerapan konsep ini dengan membangun beberapa sumur pada beberapa titik di Kawasan Kota Lama SemarangPada penelitian ini merupakan identifikasi mengenai kondisi dan permasalahan mengenai prasarana drainase di Kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi kemudian diolah menggunakan metode analisis deskriptif. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pandangan mengenai penataan drainase yang berkelanjutan pada Kawasan kota Lama semarang.  Kata Kunci : Drainase, Permsalahan, Konsep pengembangan ABSTRACT The Old Town area of Semarang is an area block located on the banks of the Berok River. Administratively, the Semarang Old Town area is included in the Tanjung Mas area, North Semarang District, Semarang City, Central Java. This area is one of the tourist attractions for the city of Semarang. As one of the tourist icon objects for the city of Semarang, it is necessary to arrange infrastructure facilities, one of which is drainage. Drainage in the Old City area of Semarang is mostly closed drainage. The drainage arrangement in this area is good, but there are still some problems in the Old City area of Semarang including the lack of functioning of the drainage system due to changes in land use, lack of counseling about the importance of maintaining clean drainage. The concept used in the development of drainage in the old city area is the concept of a sustainable drainage system. The application of this concept by building several wells at several points in the Semarang Old Town AreaThis research is an identification of the conditions and problems regarding drainage infrastructure in the Old City of Semarang. This study uses a qualitative approach with data collection techniques through observation and documentation and then processed using descriptive analysis methods. It is hoped that this research can provide views on sustainable drainage arrangements in the Old City area of Semarang Keyword: Drainage, Problems, Development concept 
PENGARUH PERKEMBANGAN PERKOTAAN TERHADAP FENOMENA PULAU PANAS (URBAN HEAT ISLAND) Annisa Pinasthika Larasati; Boby Rahman; Jamilla Kautsary
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20469

Abstract

Perkembangan perkotaan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh faktor alami maupun non alami. Kota dituntut untuk dapat mewadahi seluruh aktivitas penduduknya mulai dari bekerja, bertempat tinggal dan mencari hiburan. Sifat lahan yang statis dan angka penduduk yang dinamis membuat meningkatnya permintaan akan lahan. Penduduk akan berkompetisi untuk dapat memanfaatkan lahan dengan maksimal. Muara dari kompetisi lahan ini adalah perubahan penggunaan lahan dimana lahan hijau akan terus berkurang dan produktivitas lahan ditingkatkan. Bangunan bertingkat mendominasi wilayah perkotaan dan asap sisa pembakaran kendaraan bermotor akan berkomsentrasi di pusat perkotaan. Hal tersebut mengakibatkan masalah lingkungan berupa terganggunya pola sirkulasi atmosfer perkotaan yang ditandai dengan perbedaan suhu yang tajam antara daerah perkotaan dengan sekitarnya (Urban Heat Island).Metode yang dugunakan pada makalah ini adalah literature review dan comparation method. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pokok permasalahan atau topik dalam suatu pembahasan. Sedangkan comparation method bertujuan untuk membandingkan beberapa studi kasus untuk menarik kesimpulan. Pada makalah ini dilakukan proses studi literatur untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan perkotaan terhadap fenomena pulau panas (Urban Heat Island) dengan melakukan kajian terhadap studi kasus di Kota Semarang, Kota Medan, Kota Bitung, Kota Surabaya, Kota Jayapura dan DKI Jakarta. Pemilihan studi kasus dilakukan berdasarkan kesamaan fungsi perkotaannya yakni Pusat Kegiatan Nasional (PKN).Berdasarkan 6 Studi kasus yang dibahas dapat diketahui bahwa perkembangan perkotaan sangat berkaitan erat dengan terciptanya fenomena UHI. Urbanisasi dan aktivitas perkotaan memberikan dampak pada perubahan guna lahan dan membentuk pola- pola tertentu yang berkaitan dengan pola spasial UHI yang terbentuk. Variabel jenis material permukaan juga terbukti memberikan efek buruk bagi panas perkotaan.Kata Kunci : UHI, Guna Lahan, Perkotaan
STRATEGI CITY BRANDING DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN Alika Fathinnah; Agus Rochani; Mila Karmilah
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20367

Abstract

Daerah di Indonesia berlomba buat memperkenalkan sektor pariwisata wilayah masing-masing. Persaingan antar wilayah tadi akhirnya mendorong setiap wilayah melakukan upaya pemasaran pariwisata atau dikenal dengan City branding, merupakan proses atau bisnis menciptakan merk berdasarkan suatu kota buat mempermudah pemilik kota tadi memperkenalkan kotanya pada sasaran pasar (investor, tourist, talent, event) menggunakan memakai kalimat positioning, slogan, icon, perunjukan & banyak sekali media lainnya.Indonesia banyak memiliki potensi dalam sektor pariwisata, Akan tetapi banyak yang masih belum mengetahui atau mengenal city branding. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas city branding dan strategi city branding dalam menarik wisatawan. Metode penelitian yang penulis digunakan yaitu literature review. Kesimpulannya bahwa pemasaran citra (Image marketing) berpengaruh terhadap strategi city branding suatu kota.
PREFERENSI GENERASI MILENIAL DALAM MEMILIH HUNIAN STUDI KASUS: DKI JAKARTA, JAKARTA BARAT, DAN YOGYAKARTA Firda Puspa Yustika; Mohammad Agung Ridlo; Hasti Widyasamratri
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20356

Abstract

Generasi milenial ialah generasi dengan populasi terbanyak di Indonesia, Generasi milenial dapat dikatakan penduduk yang lahir tenggang waktu tahun 1980 sampai tahun 2000. Berdasarkan data Survei Susenas yang bersumber dari data BPS jumlah penduduk milenial di Indonesia yaitu sebesar 33,75% dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini tentu saja mempengaruhi permintaan hunian. Pada penelitian ini penulis membahas mengenai preferensi generasi milenial dalam memilih hunian serta faktor-faktor apa saja yang menjadi acuan bagi generasi milenial dalam memilih hunian. Penyusunan artikel ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, literatur serta data terkait. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan preferensi generasi milenial dalam memilih hunian untuk studi kasus yang ada di DKI Jakarta bentuk hunian perumahan maupun apartemen secara garis besar belum sesuai dengan preferensi generasi milenial. Sedangkan untuk studi kasus yang berada di Yogyakarta dalam memilih hunian Generasi Y melihat dari ketersediaan lahan parkir, kualitas bahan bangunan, ruang privat, interior dan eksterior

Page 1 of 1 | Total Record : 8