cover
Contact Name
Parlindungan Pandapotan Marpaung
Contact Email
parlindungan.reni@gmail.com
Phone
+6285259948993
Journal Mail Official
eksergi.polines@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Eksergi: Jurnal Teknik Energi
Design of DC Accumulator Charging using Backup Accumulator Based on Inverter and Converter Device Parlindungan Pandapotan Marpaung
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 3 (2016): SEPTEMBER 2016" : 5 Documents clear
PEMELIHARAAN FUEL NOZZLE PADA SISTEM GAS TURBIN GENERATOR (GTG) PADA PLTGU - Suwarti; Agung Mulyono
Eksergi Vol 12, No 3 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.342 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i3.620

Abstract

Fuel Nozzle merupakan alat yang terletak di Gas Turbin Generator (GTG) yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dan udara ke ruang bahan bakar (Combustion Chamber) sesuai takaran yang telah disetting pada bagian bagian Fuel Nozzle. Penyetingan pada bagian bagian Fuel Nozzle meliputi: Retrainer sebesar 14 MKP, Inner Tip sebesar 20 MKP, Outer Tip sebesar 8 MKP dan Swiler Tip sebesar 10 MKP. Pemeliharaan dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan system, dimana pemeliharaan fuel nozzle termasuk pemeliharaan yang terencana yang terdiri: Combustion Inspection (CI), Hot Gas Path Inspection (HGPI) dan Major Inspection (MI). pemeliharaan dilakukan untuk membersihkan dari residu bahan bakar HSD dan Gas, kerusakan part pada fuel nozzle.Kata Kunci :Fuel Nozzle, Combustion Chamber, Combustion Inspection, Hot Gas Path Inspection, Major Inspection.
SIMULASI PENGARUH KOMPOSISI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (POME) TERHADAP KANDUNGAN AIR BIOGAS DAN DAYA LISTRIK YANG DIHASILKAN SEBUAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS Nazaruddin Sinaga; Ahmad Syukron B Nasution
Eksergi Vol 12, No 3 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.184 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i3.616

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan industri kelapa sawit terbesar di dunia. Limbah cair pabrik kelapa sawit adalah limbah cair yang berminyak dan tidak beracun, hasil pengolahan minyak sawit. Meski tak beracun, limbah cair tersebut dapat menyebabkan bencana lingkungan karena dibuang di kolam terbuka dan melepaskan sejumlah besar gas metana dan gas berbahaya lainnya yang menyebabkan emisi gas rumah kaca. Digestasi anaerobik merupakan proses konversi senyawa organik menjadi biogas dengan kondisi tanpa oksigen melalui empat tahapan. Limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) berasal dari proses produksi minyak mentah kelapa sawit atau biasanya disebut crude palm oil (CPO). Kandungan yang terdapat didalam limbah cair pabrik kelapa sawit ialah 95 % air dan 4 – 5 % padatan total. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari pengaruh komposisi limbah cair pabrik kelapa sawit terhadap kandungan air biogas dan daya listrik yang dihasilkan oleh mesin gas. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan informasi mengenai pengoptimalan data yang ingin dicapai. Dalam simulasi ini, metode perhitungan biogas menggunakan metode stoikiometri danmetode pemurnian biogasnya ialahwater scrubbing dengan kondisi operasi tekanan 9 bar dan jumlah stage sebanyak 4. Feedstream input limbah cair sebesar 400 m3/day. Digester yang digunakan ialah CSTR dengan pendegradasian sebesar 71 %.Kondisi mesophilik yang dipilih dalam simulasi ini yaitu 37 oC. Variasi Komposisi TSS POME berkisar 2- 4 % dan komposisi air sebesar 95-96 %. Daya listrik dan panas yang dibangkitkan menggunakan mesin gas. Debit massa air tanpa cooler sebesar 0.82 kg/h dan 0.8 kg/h tanpa cooler. Simulasi ini menghasilkan daya listrik dan daya panas terbesar pada 4 % TSS sebesar 0.9961 MW menggunakan cooler. Pada kondisi tanpa cooler menghasilkan daya listrik sebesar 0.9963 MW.
PERBANDINGAN BEBERAPA PARAMETER OPERASI MESIN MOBIL INJEKSI TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN CAMPURAN METANOL-BENSIN M15 Nazaruddin Sinaga; Dharigra Alcita
Eksergi Vol 12, No 3 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.353 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i3.617

Abstract

M15 merupakan campuran metanol ( CH30H ) – bensin dengan ratio 15:85. Keunggulan metanol adalah mempunyai angka oktan yang lebih tinggi dari pada bensin yaitu 109, kemudian metanol memiliki kandungan oksigen yang tinggi hingga 50% [1]. Pada penelitian ini bahan bakar ditambah dengan zat aditif 1,2-Propylene Glycol sebanyak 7mL per liter bahan bakar. Kemudian pada injektor bensin mesin mobil dipasang Metanol Injection Controller. Proses pengujian dilakukan pada posisi gigi ke-3 transmisi mobil. Proses pengambilan data parameter operasi mesin menggunakan Engine Scanner Auterra Dashdyno, parameter yang diambil adalah kecepatan mobil, air flow rate, fuel rate, air fuel ratio, ignition time advance, absolute throtlle position, dan instant economy. Pada beberapa grafik didapat berbagai fenomena yang terjadi, khususnya terdapat daerah efisiensi bahan bakar yang rendah. Hasil perbandingan nilai beberapa parameter yang diuji antara M15 dan bensin nilainya hampir sama khususnya pada kondisi idlehingga kecepatan dibawah 5000 rpm pada posisi gigi 3.Keywords:Methanol; M15;Operation Parameters;Fuel Injection Car
RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN VAWT (VERTICAL AXIS WIND TURBIN) SAVONIUS NACA 4418 DENGAN MENGGUNAKAN SUDU KAYU SENGON UNTUK DIBANDINGKAN DENGAN SUDU FIBERGLASS Budhi Prasetiyo
Eksergi Vol 12, No 3 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.486 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i3.618

Abstract

Turbin angin tipe VAWT ( Vertical Axis Wind Turbin ) dari konstruksi sudu kayu sengon aerofil NACA 4418 untuk dibandingkan kinerjanya dengan sudu fiberglassaerofil NACA 4418 serta membanding hasil kinerja kedua sudu tersebut. Metode Pengujian meliputi pengaruh turbin angin setelah dikenai angin dari blower dengan variabel uji kecepatan angin ( 5.42 m/s, 6.2m/s , 7.32 m/s , 8.24 m/s, 9.2 m/s, serta dengan menggunakan variasi blade pitch angle sebesar 0˚, 10˚, 20˚, 30˚, 40˚. Parameter yang membedakan kedua bahan sudu tersebut adalah berat sudu, daya mekanik, dan effisiensi. Hasil Pengujian dapat diketahui dengan membandingkan grafik hubungan antara Daya Mekanik terhadap putaran turbin (rpm) dan pengaruh Coeficient of Power (Cp) terhadap putaran turbin (rpm) dari kedua sudu tersebut. Spesifikasi turbin angin sebagai berikut: Diameter Rotor 56cm, panjang sudu 80cm, Jumlah sudu 3 buah serta bahan sudu terbuat dari kayu sengon. Pengujian menghasilkan data terbaik pada kecepatan 6,4 m/s dengan daya mekanik sebesar 28,26 Watt, Coeficient of Power (Cp) 0,40 dan putaran turbin sebesar 260 rpmKata kunci: Aerofil, NACA 4418, VAWT ( vertical Axis Wind Turbine )
METODE PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM Wiwik Purwati Widyaningsih; Teguh Harijono Mulud
Eksergi Vol 12, No 3 (2016): SEPTEMBER 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.011 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i3.619

Abstract

Permasalahan yang timbul dalam sistem pembumian adalah keadaan tanah berbeda-beda dapat menyebabkan nilai tahanan pembumian yang berbeda pula. Tujuan sistem pembumian adalah untuk menurunkan nilai tahanan pembumian dengan menambahkan garam dapur pada tanah. Metode yang digunakan adalah metode tiga titik. Elektroda plat tembaga yang digunakan memiliki panjang 20 cm, lebar 18 cm, dan tebal 0,8 mm. Variasi yang dilakukan yaitu soil treatment di atas elektroda, dibawah elektroda, serta diatas dan dibawah elektroda. Berat garam dapur yang digunakan adalah 2 kg. Penelitian dilakukan selama 7 hari tiap variasi posisi. Masing – masing variasi posisi, memberikan pengaruh penurunan nilai tahanan pembumian. Posisi soil treatment di atas elektroda plat tembaga mengalami penurunan tahanan pentanahan sebesar 90,77 % menjadi 25,18 Ω. Posisi soil treatment di bawah elektroda plat tembaga mengalami penurunan nilai tahanan pembumian 85,26 % menjadi 32,86 Ω. Posisi soil treatment di atas dan dibawah elektroda plat tembaga mengalami penurunan nilai tahanan pembumian sebesar 92,20 % menjadi 23,7 Ω.Kata Kunci : Penurunan tahanan pembumian, soil treatment

Page 1 of 1 | Total Record : 5