cover
Contact Name
Miftakhul Faizin
Contact Email
miftakhulfaizin69@gmail.com
Phone
+6289527336603
Journal Mail Official
jasna@unisnu.ac.id
Editorial Address
Jl. Taman Siswa Pekeng Tahunan, Jepara, Jawa Tengah., Kab. Jepara, Provinsi Jawa Tengah, 59427
Location
Kab. jepara,
Jawa tengah
INDONESIA
JASNA : Journal For Aswaja Studies
ISSN : 27744051     EISSN : 27749282     DOI : 10.34001/jasna
Core Subject : Religion,
JASNA Journal For Aswaja Studies adalah jurnal kajian Islam yang diterbitkan oleh Pusat Studi Aswaja, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Jurnal ini berfokus pada topik topik keIslaman inter, multi, dan transdisipliner. Ruang lingkup artikel meliputi, Ahlu As sunnah wa al jamaah, Filsafat Islam, Pemikiran dan Sastra Islam, Islam dan Perdamaian, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban dalam Islam, Islam di Daerah, Komunitas Muslim, Pendidikan Islam, Hukum Islam, Ekonomi Islam dan Studi Bisnis, Al-Quran dan Hadits.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2021)" : 6 Documents clear
Pokok-pokok Ajaran Aswaja Menurut KH. Ma'ruf Irsyad Kudus Fathur Rohman
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.373 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.943

Abstract

AbstractKH. Ma'ruf Irsyad is one of the Kiai from Kudus city who is very consistent and eager in fighting for the teachings of Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah. Besides being active in the PCNU management of Kudus Regency, he also actively campaigned aswaja teachings through madrasa and majlis ta'lim. According to him, Aswaja is the best way to carry out Islamic teachings because Aswaja was pioneered by the Salaf scholars whose scientific sanad continued to the Prophet and his companions. Kiai Ma'ruf refused propaganda “back to the Qur'an and Hadith” because digging Islamic teachings from its immediate source is not an easy matter that can be done by just anyone. Without the tools of science and high integrity,  exploring  Islamic  teachings  directly  from  the  source  will  actually  leadto  being  lost  and misleading. Therefore, the safest way to practice Islam is by following the salaf scholars. This article discusses  the  important  points  of  the  teachings  of  Ahl  al-Sunnah  wa  al-Jama'ah  according  to  KH. Ma'ruf  Irsyad  Kudus.  There  are  nine points  presented  by  KH.  Ma'ruf  Irsyad  about  the  Aswaja teachings,  namely:  using  mizan  al-syar'i,  consistent  with  the  truth,  maintaining  unity,  following  the salaf scholars, prioritizing the Shari'a rather than reason, the Shari'ah as a measure of good and bad,  taqwa in all conditions, benefiting humans, doing sincerely.Keywords: Principles of teaching, Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, KH. Ma’ruf IrsyadAbstrakKH. Ma’ruf Irsyad adalah salah satu Kiai asal kota Kudus yang sangat konsisten dan getol dalam memperjuangkan  ajaran  Ahl  al-Sunnah  wa  al-Jama’ah. Selain aktif dalam kepengurusan PCNU Kabupaten Kudus, ia juga aktif mengkampanyekan ajaran Aswaja melalui madrasah dan majlis ta’lim. Menurutnya, aswaja adalah jalan terbaik dalam melaksanakan ajaran Islam karena aswaja dipelopori oleh para ulama salaf yang sanad keilmuannya bersambung kepada Rasulullah dan para sahabat. Kiai ma’ruf menolak propaganda “kembali kepada al-Qur’an dan Hadits” karena menggali ajaran Islam dari sumbernya langsung bukanlah perkara mudah yang bisa dilakukan oleh sembarang orang. Tanpa perangkat keilmuan dan integritas yang tinggi, menggali ajaran Islam langsung dari sumbernya justru akan menyebabkan tersesat dan menyesatkan. Oleh karena itu, jalan yang paling aman dan selamat dalam menjalankan Islam adalah dengan mengikuti para ulama salaf. Artikel ini membahas tentang poin-poin  penting  ajaran  ahl  al-sunnah  wa  al-jama’ah menurut KH. Ma’ruf Irsyad Kudus. Ada sembilan  poin  yang  disampaikan  oleh  KH.  Ma’ruf  Irsyad  tentang  ajaran  Aswaja  a  ntara  lain menggunakan mizan al-syar’i, konsisten pada kebenaran, menjaga persatuan, mengikuti ulama’ salaf, mendahulukan syariat daripada akal, syari’at sebagai ukuran baik dan buruk, taqwa dalam segala kondisi, memberikan manfaat bagi manusia, berbuat dengan ikhlas.Kata kunci: Prinsip-prinsip pengajaran, Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, KH. Ma'ruf Irsyad
Reinterpretasi Hadis Larangan Perempuan Bepergian Tanpa Mahram dan Larangan Melukis (Pendekatan Sosio-Historis dan Antropologis)) Ghufron Hamzah
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.602 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.944

Abstract

AbstractThis article focuses on the interpretation of the prohibition of women traveling without mahram hadith and  the  prohibition  on  writing  which  is  often  understood  textually  as  the  editors  of  the  hadith.  The literature  review  method  with  descriptive  qualitative  analysis  through  contingent  analysis  of  the perspective of the socio-historical and anthropological approaches used in this article. The findings of this study are: (1) The legislation of the ban on women traveling alone if they look at the historical context of the above hadith is security and propriety, the current contextualization is if the security of women traveling alone is guaranteed and women are deemed appropriate more taboo when traveling alone, it does not matter if women travel alone without mahram, (2) Rationes legis from prohibiting the painting of animate creatures, namely the fear of the emergence of shirk by worshiping paintings or sculptures as in the time of ignorance. This prohibition in the concept of usul fiqh can be categorized as sadd al-dzari'ah which is to cut the path of damage (mafsadah) as a way to avoid such damage, in other words it is an anticipatory step.Keywords: reinterpretation, hadith prohibition, anthropological, socio-historical approachAbstrakArtikel  ini fokus  untuk  mengkaji  tentang  penafsiran  hadis  larangan  perempuan  bepergian  tanpa mahram dan larangan menulis yang kerap kali dipahami secara tekstual sebagaimana bunyi redaksi hadisnya.  Metode  kajian  pustaka  dengan  analisis  kualitatif  deskriptif  melalui  analisis  kontent perspektif  pendekatan  sosio-historis  dan  antropologis  digunakan  dalam  artikel  ini.  Adapun  hasil temuan  melalui  kajian  ini  adalah:  (1)  Rationes  legis  dari  pelarangan  bagi  perempuan  bepergian sendirian jika menilik konteks historis hadis di atas adalah keamanan dan kepatutan, kontekstualisasi saat  ini  adalah  apabila  keamanan  perempuan  yang  bepergian  sendirian  sudah  ada  jaminan  dan perempuan sudah dianggap patut tidak lagi tabu ketika melakukan perjalanan sendirian, maka tidak masalah apabila perempuan bepergian sendirian tanpa mahram, (2) Rationes legis dari pelarangan melukis  makhluk  yang  bernyawa,  yaitu  kekhawatiran  munculnya  penyakit  syirik  dengan  melakukan penyembahan terhadap lukisan atau patung sebagaimana pada masa jahiliyah. Pelarangan ini dalam konsep  ushul  fiqh  bisa  dikategorikan  sebagai  sadd  al-dzari’ah yaitu memotong jalanyang  dapat menyebabkan kerusakan (mafsadah) sebagai cara untuk menghindari kerusakan tersebut, dengan kata lain merupakan langkah antisipatif.Kata Kunci : Reinterpretasi, hadis larangan, pendekatan sosio-historis, antropologi
Pendidikan Karakter Berbasis Aswaja di MA Amsilati Bangsri Jepara Subaidi Subaidi
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.388 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.945

Abstract

AbstractThis  research  described  about  character  education  aswaja  based  at  the  madrassa  aliyah  amsilati bangsri jepara.This study using the kind of qualitative. descriptive approachThe research is madrasah aliyah   amsilati   bangsri   jepara.Data   collection   techniques   using   interviews,   observation   and documentation.  While  the  data  analysis  techniques  is  interactive  consisting  of  3  components,  data which is the reduction of the presentation of data and the withdrawal of. conclusionThis research result among others: first pembiasaan relegius.characterIt means, anak-anak in the neighborhood madrasah aliyah  amsilati  bangsri  jepara  has  run  nilai-nilai  based  character  aswaja  like:  al-muj  hadah, mahabatullah love of god And praise to god , mudarasatulqur an, which can maintain a harmony with the development of nation character as: character relegius , discipline , and friendly .Second, character education spirit nationality and love of the land water it means students dilingkungan madrasah aliyah amsilati bangsri have the nationality character that is a way of thinking , act , and insightful who puts the national interest and countries up our and the group.Keywords: character buildin, ahlusunnah wal jama’ahAbstrakPenelitian ini mendeskripsikan tentang pendidikan karakter berbasis aswaja di madrasah aliyah Amsilati Bangsri jepara. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasipenelitianadalahmadrasah aliyah Amsilati Bangsri Jepara.Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya adalah interaktif yang terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini Antara lain : Pertama, pembiasaan karakter relegius. Artinya, anak-anak di lingkungan madrasah aliyah Amsilati Bangsri jepara telah menjalankan nilai-nilai karakter berbasis aswaja seperti: al-mujăhadah (mujahadah), mahabatullah (cinta Allah)dan memuji kepada Allah, mudarasatulqur’an (membaca al-Qur’an) yang memiliki keselarasan dengan pengembangan karakter bangsa seperti: karakter relegius, disiplin, dan bersahabat. Kedua, pendidikan karakter “semangat kebangsaan” dan “cinta tanah air” artinya anak didik dilingkungan madrasah aliyah Amsilati Bangsri memilki karakter kebangsaan yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dankelompoknya.Kata kunci: pendidikan karakter, ahlusunnah wal jama’ah
Tingkat Literasi Zakat Kontemporer Pada Pesantren Salaf Selli Annafi'atul Mukaromah; Aan Zainul Anwar
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.771 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.946

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine the level of understanding of traditional Islamic boarding school student’s (as Indonesian language pesantren salaf)as well as the influence of education level on  contemporary  zakat  literacy.  The  study  was  conducted  at  several  pesantren  salaf  in  Margoyoso Subdistrict, Pati Regency, Central of Java Province. This study uses qualitative research methods with triangulation model(methodological  triangulation)  and  in  digging  data  through  surveys  using questionnaires and in-depth interviews. The results of this studyshow the majority of students of the pesantren salaf do not understand about contemporary zakat. Limited to the classical zakat fiqh and professional zakat, so the level of education greatly influences the level of understanding of the Islamic boarding  school  students,  the  higher  level  of  education,  the  higher  level  of  understanding  of contemporary zakat literacy.Keywords: traditionalIslamic boarding school, pesantren, santri, contemporary zakat literacyAbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman santri pesantren salaf serta pengaruh tingkat pendidikan santri pesantren salaf terhadap literasi zakat kontemporer. Penelitian dilakukan pada beberapa pesantren salaf di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian kualitatif dengan pengujian trianggulasi (methodological triangulation) dan dalam menggali data melalui survei menggunakan kuesioner dan wawancara secara mendalam (indepth interview. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas santri pesantren salaf belum memahami tentang zakat kontemporer. Secara umum, santri pesantren salaf memahami sebatas pada fiqih zakat klasik dan zakat profesi saja. Maka tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman santri pesantren salaf. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman terhadap literasi zakat kontemporer. Kata Kunci : santri pesantren salaf, tingkat pendidikan, tingkat pemahaman, zakat kontemporer
Tradisi Perjamuan Tahlilan Abdul Wahab Saleem
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.096 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.1200

Abstract

AbstractThe purpose of this study is to find out the tahlil tradition in the context of living hadith. The theories and  approaches  in  this  study  are  functional  theory,  conflict  and  urf  to  explain  the  challenges  and responses. With a functional approach, it can be found the function of the death supper, in the context of the Jinggotan Village in Jepara Regency Central of Java (with the tradition of ngrayani and tahlil banquet  on  the  first  to  the  seventh  day),  as  a  tool  to  gather  the  community,  as  more  people  follow tahlilan then the happier family of the deceased. The approach to conflict resolution as a tool to read between the pros and cons of the ban on tahlil, so that each can position themselves proportionally, mutual appreciation and not reproach each other, let alone forgive. This approach, then supported by the urf approach as a tool to read how a tradition can be used as a legal basis, namely the ability or inability  of  something.  And  in  this  case,  the  tradition  of  tahlil  death is  not  a  tradition  that  violates religious teachings.keywords: eating tradition, tahlilan, living hadithAbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Tradisi tahlil dalam konteks living hadits. Teori dan pendekatan dalam penelitian ini adalah teori fungsional, konflik dan urf untuk memaparkan callange and  response  (tantangan  dan  tanggapan).  Dengan  pendekatanfungsional,  dapat  ditemukan  fungsi adanya  perjamuan  tahlil  kematian,  dalam  konteks  masyarakat  Desa  Jinggotan  Kabupaten  Jepara (dengan tradisi “ngrayani” dan perjamuan tahlil hari pertama sampai ke tujuh), sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan masyarakat, karena semakin banyak masyarakat yang mengikuti tahlilan, maka semakin bahagia pula keluarga almarhum. Pendekatan resolusi konflik sebagai alat bantu untuk membaca antara yang pro dan yang kontra mengenai perjamuan tahlil kematian ini, supaya masing-masing  dapat  memposisikan  diri  secara  proporsional,  saling  apresiasi  dan  tidak  saling  mencela, apalagi mengkafirkan. Pendekatan ini, kemudian ditopang dengan pendekatan ‘urf sebagai alat bantu untuk membaca bagaimana sebuah tradisi itu dapat dijadikan sebagai sebuah pijakan hukum, yaitu kebolehan atau ketidakbolehan sesuatu. Dan dalam hal ini, tradisi perjamuan tahlil kematian bukanlah tradisi yang melanggar ajaran agama. Kata kunci: tradisi perjamuan, tahlilan, living hadits
Pendidikan Kebangsaan dalam Perspektif Al - Qur'an Azzah Nor Laila
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.003 KB) | DOI: 10.34001/jasna.v1i1.942

Abstract

AbstractProblems  of disunity  and less  of public  awareness  about the  sense of belonging in the  nation, often become  a  trigger  for  tension  and  disharmony  in  social  relations.  Both  within  the  scope  of  fellow religious people, as well as within a nation. To mediate this, the planting of a sense of belonging to the nation or education about nationality to the community is important as a solution. This paper aims to find  the  message  of  national  education  in  the  Qur'an.  Al-Qur'an  as  a  Muslim  holy  book  is  full  of educational values. This paper uses thematic methods and content analysis of the text of the Qur'anic verses  about  the  nation.  The  findings  of  national  education  in  the  perspective  of  the  Qur'an  are recommendations  to  uphold  the  equal  rights  of  citizens  in  a  nation.  The  importance  of  government cooperation with its people. The peace and tranquility of a country is essentially based on the attitude of its inhabitants, it is carried out by means of gratitude, use of voting rights, deliberation, courtesy and  honesty.  The  importance  of  introspection and evaluation.  Every citizen of the  country,  both the people and the authorities, must have a mistake. All residents should be aware and admit their mistakes, then correct and apologize to those who are judged and to the Forgiving.Keywords: education, nationality, Qur’an versesAbstrakProblem perpecahan serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang sense of belonging pada bangsa, sering menjadi pemicu ketegangan serta disharmoni hubungan sosial. Baik dalam lingkup sesama umat beragama, maupun dalam suatu bangsa. Untuk menengahi hal itu, penanaman sense of belonging pada bangsa  atau  pendidikan  tentang  kebangsaan  pada  masyarakat  menjadi  hal  penting  sebagai  solusi. Tulisan ini bertujuan menemukan pesan pendidikan kebangsaan  dalam al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam sarat dengan nilai-nilai pendidikan. Tulisan ini menggunakan metode tematik serta  content  analysis  terhadap  teks  ayat-ayat  al-Qur’an tentang bangsa. Hasil temuan pendidikan kebangsaan dalam perspektif al-Qur’an adalah anjuran menjunjung kesamaan hak warga dalam suatu bangsa.  Pentingnya  kerjasama  pemerintah  dengan  rakyatnya.  Kedamaian  dan  ketentraman  suatu negara   hakikatnya   didasarkan   pada   sikap   penduduknya,  diantarnya   dengan   cara   bersyukur, menggunakan hak suara, bermusyawarah, santun berpendapat dan jujur. Pentingnya introspeksi dan evaluasi. Setiap penduduk negara baik rakyat maupun penguasa pasti memiliki kesalahan. Hendaknya semua penduduk menyadari dan mengakui kesalahannya, kemudian memperbaiki dan memohon maaf kepada pihak yang didhalimi serta kepada Maha Pengampun.Keywords: pendidikan, kebangsaan, ayat al-Qur’an

Page 1 of 1 | Total Record : 6