cover
Contact Name
Fauji Nurdin
Contact Email
kangdensus88@gmail.com
Phone
+6285348484588
Journal Mail Official
dinamikakesehatan@gmail.com
Editorial Address
LPPM UNiversitas Sari Mulia Gedung D Lantai 1 JL. Pramuka No. 02 Banjarmasin Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan Indonesia
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Published by Universitas Sari Mulia
ISSN : 20863454     EISSN : 25494058     DOI : https://doi.org/10.33859/dksm
Core Subject : Health, Education,
The Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan keperawatan is a peer-reviewed, open-access journal, disseminating the highest quality research in the field relevant to midwifery and nursing in the form of meta-analyses, research results, literature studies, clinical practice, and case reports/case, reports. The focus and coverage of the Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatanl includes: Maternal Health - Midwifery / Midwifery - Pregnancy / Pregnancy - Antenatal care - Labor - Postpartum / Post Partum - Child Health / Child Health (Neonates, Babies, Children under five years old and Pre-school Children) - Family planning - Reproductive Health / Reproduction Health - Adolescent Reproductive Health / Adolescent Health - Between and Pre-Conception Period - Pre Menopause Health / Pre Menopause - Elderly Health - Women of childbearing age - Midwifery community - Family planning - Reproduction health - Emergency Nursing - Maternity Nursing - Mental health Nursing - Nursing Soul - Medical surgery Nursing - Community Nursing
Articles 86 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan" : 86 Documents clear
Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga (Primary Caregiver) Yang Anggota Keluarganya Dirawat Di Instalasi Gawat Darurat Muhamad Irfanudin; Achir Yani S. Hamid; Titin Ungsianik
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.617

Abstract

Latar Belakang:Jumlah kejadian kegawatdarutan di Rumah sakit hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan, Kejadian kegawatdaruratan terhadap salah satu individu yang ada dalam keluarga secara langsung akan berpengaruh terhadap anggota keluarga (primary caregiver). Kecemasan merupakan respon yang sering dihadapi oleh keluarga ketika salah satu anggota keluarganya mendapat perawatan di instalasi gawat darurat, perilaku caring perawat diperlukan dalam membantu penurunan tingkat kecemasan keluarga.  Penelitian  ini  bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan keluarga (primary caregiver) yang anggota keluarganya dirawat di IGD.Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan  deskriptif   korelasi,  dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden,  pemilihan sampel dilakukan dengan metode proposive  sampling. Instrumen penelitian menggunakan Caring Behavior Assesmant Tool (CBA)  dan Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42)Hasil: Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan (Pvalue  0.001; r -0,0362) keluarga yang anggota keluarganya di rawat instlasi gawat daruratKesimpulan: Hasil Penelitian ini memberikan implikasi bahwa perilaku caring perawat harus dijadikan sebagai budaya dalam memberikan asuhan keperawatan serta pihak manajeman rumah sakit menentukan kebijakan berkaitan kebijakan mengenai perilaku caring perawat di layanan instalasi gawat darurat. Kata kunci: Caring perawat, Cemas, Keluarga, Gawat Darurat Abstract Introductions: The number of emergency events in hospitals has increased almost every year, An individual emergency event in the family will directly affect family members (primary caregivers). Anxiety is a response that is often faced by families when one of their family members get treatment in the emergency department, The behavior of caring for nurses is needed to help reduce the level of family anxiety. This study aims to identify the relationship between the behavior of caring for nurses and the level of family anxiety (primary caregiver) whose family members are treated in the emergency department.Methods: This study used a descriptive correlation approach, with a total sample of 75 respondents, the sample selection was conducted by sampling proposive. The research instrument used Assesmant Caring Behavior Tool (CBA), and Depression Anxiety Stress Scales (DASS 42).Results of the study found that there is a correlation between nurse caring behaviors with a level of anxiety (pvalue 0.001; r -0.0362), the level of family stress (Pvalue 0.000; r -0.467) and there is no correlation between nurse caring behaviors with family coping strategies (P value 0938, r -0.009.).Conclusion: The results of this study imply that nurses caring behavior should be used as a culture in providing nursing care and hospital management determines the policies related policies on caring behavior of nurses in emergency department services Keywords. Caring Behavior, Anxiety, Family (Primary Caregiver), Emergency 
Determinan Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita: Tinjauan Literatur Malisa Ariani
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.559

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah kondisi badan kerdil/ pendek yang diakibatkan kekurangan gizi kronik yang tidak tertangani dengan baik dan segera. Stunting termasuk salah satu dari permasalahan gizi yang terjadi di dunia atau di Indonesia. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya stunting.Tujuan: Untuk mengulas faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita seperti faktor pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pemberian ASI ekslusif, pemberian MPASI, riwayat BBLR, riwayat penyakit infeksi, sanitasi, dan status sosial ekonomi keluarga.Metode: Tinjauan literatur dilakukan melalui pencarian artikel yang relevan dari database elektronik (Google Scholar, DOAJ, Pubmed, portal garuda) dengan menggunakan kata kunci berikut: “stunting”, “related factor”, “children”, “factor determinant”, “kejadian stunting”, “faktor terjadi stunting”, “balita stunting”. Ada 21 artikel yang didapatkan dengan batasan dari tahun 2016 – 2020 dan sudah dilakukan analisis mendalam.Hasil: Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita diantaranya pendidikan ibu yang rendah dan pengetahuan ibu yang kurang pemahaman pemenuhan asupan nutrisi pada anak, tidak diberikan ASI ekslusif, pemberian MPASI yang tidak sesuai umur, riwayat BBLR, riwayat penyakit infeksi seperti penyakit ISPA dan diare berulang, sanitasi lingkungan yang buruk, dan status sosial ekonomi keluarga yang rendah dalam pemenuhan nutrisi pada anak.Kesimpulan: Pentingnya tatalaksana yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan stunting ini agar tidak menjadi salah satu permasalahan yang dapat menyebabkan gangguan pertumbungan dan perkembangan dikemudian hari.Abstract Introduction: Stunting is a short body condition caused by chronic malnutrition that is not handled properly and immediately. Stunting is one of the nutritional problems that occur in the world or Indonesia. Many factors can cause of stunting.Aim: To review the factors that can cause stunting among children aged under five years such as maternal education, maternal knowledge, exclusive breastfeeding, giving complementary food, low birth weight history, history of infectious diseases, sanitation, and socioeconomic status of the family.Method: Literature review is carried out through searching relevant articles from electronic databases (Google Scholar, DOAJ, Pubmed, Garuda portal) using the following keywords:“stunting”, “related factor”, “children”, “factor determinant”, “kejadian stunting”, “faktor terjadi stunting”, “balita stunting”. There are 21 articles obtained with limitations from 2016 - 2020 and in-depth analysis has been done.Result: Factors that can cause stunting in children ages under five yearse include low maternal education and knowledge of mothers who lack understanding of fulfilling nutritional intake in children, not given exclusive breastfeeding, giving complementary food that is not appropriate for age, LBW history, history of infectious diseases such as ISPA and recurrent diarrhea, poor environmental sanitation, and low socioeconomic status of the family in fulfilling nutrition in children.Conclusion: The importance of management problem of stunting so that it does not become one of the problems that can cause growth and development problems in the future. Keyword: risk factors, determinant factors, stunting, children under five years 
Gambaran Karakteristik Mahasiswa Praktik Klinik Kebidanan I Ika Friscila
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.702

Abstract

Latar belakang: Pembelajaran klinik berupa praktik klinik kebidanan merupakan praktik lanjutan setelah mahasiswa berhasil lulus pada praktik di laboratorium. Proses belajar mahasiswa dipengaruhi faktor dari internal dan eksternal dirinya.Tujuan: Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa praktik klinik kebidanan IMetode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dianalisa secara deskriptif. Sampel penelitian adalah mahasiswa praktik klinik kebidanan I sejumlah 25 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.Hasil: Didapatkan bahwa karakteristik mahasiswa adalah rata-rata nilai Indeks Prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa semester II adalah 3,29, pendidikan ayah terakhir yang terbanyak adalah pada tingkat SMA (40%) sedangkan ibu pendidikannya yang terbanyak adalah setingkat SD (40%). Selain itu juga ada data mengenai pekerjaan ayah dan ibu, pekerjaan ayah yang terbesar adalah pedagang (36%), sedangkan pada ibu hasil yang terbanyak adalah tidak bekerja atau hanya ibu rumah tangga (IRT) (64%).Kesimpulan: Karakteristik mahasiswa praktik klinik kebidanan I yaitu IPK rata-rata dinilai 3,29, pendidikan ayah sebagian besar SMA (40%), pendidikan ibu sebagian besar SD (40%), pekerjaan ayah yang terbesar adalah pedagang (36%) dan ibu hasil yang terbanyak tidak bekerja atau hanya ibu rumah tangga (IRT) (64%). Kata Kunci: Karakteristik Mahasiswa, Praktik Klinik Kebidanan Background: Clinical learning in the form of clinical practice in the field of midwifery is an advanced practice after students have successfully passed laboratory practice. The student learning process is influenced by internal and external factors.Objective: Knowing the characteristics of midwifery clinical practice students IMethods: This research is quantitative research which is analyzed descriptively. The research sample was 25 midwifery, clinical practice students. Data collection using a questionnaire.Results: It was found that the characteristics of the students were the average grade point average of the second-semester students' cumulative grade point average was 3.29, the last father's education was high school (40%), while the highest level of education at the mother’s level was at the level of basic (40%). . Besides, there is also data on the work of fathers and mothers, where the largest father's occupation is traders (36%), while the majority of mothers are not working or are only housewives (64%).Conclusion: The characteristics of the students in the midwifery practice of polyclinic I are that the average is assessed at 3.29, most of the fathers' education is a high school (40%), most of the mother's education in elementary school (40%), the father's biggest job is as a trader (36 %) and the result is that most of the mother does not work or only housewives (IRT) (64%). Keywords: Midwifery Clinical Practice, Student Characteristics 
PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD YOGYAKARTA Sugiarto Sugiarto; Rian Tasalim; Saktya Yudha Ardhi Utama
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.534

Abstract

Latar Belakang: Gagal ginjal kronis adalah suatu penyakit yang terjadi akibat dari rusaknya fungsi ginjal baik secara keseluruhan ataupun sebagian, dampak dari penyakit gagal ginjal yaitu kelebihan volume cairan, cara yang baik untuk meminimalkan volume cairan pada tubuh yaitu dengan cara patuh terhadap pembatasan cairan.Tujuan : tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui self-efficacy dalam pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronikMetode: Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling , populasi dalam penelitian ini sebanyak 105 responden dengan jumlah sampling 30 responden analisa uji paired sample t-test dengan menggunakan uji wilcoxon.Hasil Penelitian: hasil penelitian menunjukan self-efficacy dalam pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronik bahwa dalam katagori tidak  patuh  sebanyak   16  responden (48%),  sedangkan sebanyak 14 responden yang patuh (42%)  . Hal tersebut dikarenakan responden self effecy diri yang rendah dengan 17 responden atau ( 51%) sangat yakin dan sebanyak 13 responden atau sebayak (49%) sehingga kepatuhan dalam mengikuti perintah yang kurang baik dan tingkat keperdulihan terhadap penyakitnya yang kurang maksimal dengan nilai p-value 0,323.Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh  yang signifikan anatara self-efficacy dengan kepatuhan pembatasan cairan.Kata Kunci :Self-efficacy, Kepatuhan, Pembatasan Cairan, Pasien Ginjal Kronik. Background: Chronic renal failure is a disease that occurs as a result of the breakdown of renal function either in whole or in part, the impact of the disease of renal failure i.e. excess fluid volume, a good way to minimize the volume of fluid The body by adherence to fluid restriction.Objectives: The purpose in this research is to know the self-efficacy in the restriction of fluid in patients with chronic renal failureMethods:The research method used in this study is a quasi experiment with quantitative descriptive research design. The sampling technique uses purposive sampling, the population in this study was 105 respondents with a total sampling of 30 respondents analyzed the paired sample t-test using the Wilcoxon test.Research results: the results showed self-efficacy in limiting fluid in patients with chronic renal failure that in the category of non-compliance were 16 respondents (48%), while as many as 14 respondents were compliant (42%). That is because low self-efficacy respondents with 17 respondents or (51%) are very confident and as many as 13 respondents or equal (49%) so that compliance in following orders is not good and the level of recovery from the disease is less than the maximum value of p-value .323. The conclusions in this study indicate that there is no significant effect between self-efficacy and adherence to fluid restriction.Keywords: Self-efficacy, compliance, fluid restriction, chronic kidney patients.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN MOTIVASI TES HIV PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI BUKIT SUNGKAI KM 12 PALANGKA RAYA Rizka Ovany; Hermanto Hermanto; Widi Tramigo
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.615

Abstract

 Latar Belakang :Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.  Acquired Immunedeficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh. Voluntary Counselling Testing (VCT) adalah suatu program yang bertujuan untuk melakukan skrining HIV dengan beberapa persyaratan. Dengan pengetahuan WPS yang meningkat tentang HIV/AIDS, WPS dapat mengetahui, mempersiapkan, meyakini dan sebagainya sehingga menimbulkan motivasi niat untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku untuk melakukan tes HIV.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan motivasi tes HIV pada wanita  pekerja seks (WPS) di Lokalisasi Bukit Sungkai Km. 12  Palangka Raya”.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian korelasi dengan pendekatan cross- sectional yaitu jenis penelitian yang menekan waktu pengukuran atau observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (point time approach). Pengumpulan data menggunakan alat ukur kuisioner.Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik spearman’s rho diperoleh hasil p value 0.624 yang berarti lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa p value α (0.624 0.05) maka H1 ditolak. berarti bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi.Kesimpulan: Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan motivasi tes HIV. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian yang terkait dengan HIV/AIDS  pada wanita pekerja seks. Kata Kunci :Pengetahuan, Motivasi, HIV, VCT Abstract Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a type of virus that attacks the immune system. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) is a collection of symptoms of immune system damage. Voluntary Counseling Testing (VCT) is a program that aims to perform HIV screening with some requirements. With the increasing knowledge of WPS on HIV/AIDS, WPS can know, prepare, believe and so forth motivate the intention to act, and finally, there is a manifestation of intent in the conduct of HIV testing. This study aims to determine "Is there a correlation between the level of knowledge about HIV/AIDS with the motivation of HIV testing in female sex workers (WPS) in Bukit Sungkai Localization Km. 12 Palangka Raya ".Method: This research uses correlation research with a cross-sectional approach that is the type of research that presses the measurement time or observation data of independent and dependent variables only once at one time (point time approach). Data collection using a questionnaire.Result: Based on the statistical test result of spearman's rho obtained result p-value 0.624 which means bigger than 0.05, so it can be concluded that p value α (0.624 0.05) then H1 rejected. This means that there is no relationship of knowledge level with motivation.Conclusion: It can be concluded that there is no relationship of knowledge level about HIV/AIDS with the motivation of HIV test. It is hoped that further research can develop HIV/AIDS-related research in female sex workers. Keywords: Level of Knowledge, Motivation, HIV, VCT
Pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan di Kota Banjarmasin Husda Oktaviannoor; Anita Herawati; Nurul Hidayah; Martina Martina; Aprizal Satria Hanafi
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.557

Abstract

Latar Belakang: Stigma sering dikaitkan dengan masalah kesehatan termasuk Covid-19. Stigma ini muncul akibat risiko penularan yang tinggi dari sebuah penyakit dan pengetahuan yang kurang. Stigma dapat menghambat proses pengobatan pasien dan menimbulkan gangguan kesehatan jiwa pasien yang menderita penyakit.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang Covid-19 dan stigma terhadap pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan di Kota Banjarmasin.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional menggunakan kuesioner melalui google form yang dapat diisi melalui smartphone. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara snowball sampling. Populasi penelitian adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 260 responden. Analisis data meliputi univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik.Hasil: Pada penelitian ini sebagian besar responden tidak memberikan stigma (71,54%) dan memiliki pengetahuan cukup (59,62%). Proporsi responden dengan pengetahuan cukup lebih sedikit memberikan stigma daripada orang dengan pengetahuan kurang (34,41% vs 65,59%). Proporsi jenis kelamin perempuan lebih banyak memberikan stigma daripada laki-laki (68,92% vs 31,08%). Pada analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan yang kurang merupakan faktor risiko stigma terhadap pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan (p-value 0,005). Pengetahuan yang kurang berisiko 2,13 kali lebih besar untuk memberikan stigma.Kesimpulan: Diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukkan untuk penentuan arah kebijakan kesehatan dalam mengedukasi masyakarat secara masif tentang bagaimana penularan dan pencegahan Covid-19 serta apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan kepada pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan, sehingga tidak menimbulkan stigma di masyarakat tentang Covid-19.
Faktor Resiko Kejadian Kista Ovarium Di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin Ari Widyarni
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.569

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan reproduksi adalah suatu Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, yaitu sebanyak 23.400 orang dan yang meninggal sebanyak 13.900 orang.Tujuan: Mengidentifikasi faktor resiko kejadian kista ovarium di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.Metode: Penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan sampel Accidental Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan uji korelasi Spearma’n Rho.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian kista ovarium yaitu sebesar 75,7%, dengan sebagian besar responden memiliki umur yang beresiko yaitu sebesar 81,4%, dan responden dengan pola makan kurang sebanyak 64,37%. Hasil analisis uji korelasi menggunakan spearma'rho dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan ada hubungan umur (p-value=0,033) dan pola makan   (p-value=0,004) dengan kejadian kista ovarium di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Banjarmasin.Simpulan: Melakukan promosi kesehatan tentang berbagai masalah penyakit kesehatan reproduksi, sehingga diharapkan para responden dapat lebih menjaga kesehatan reproduksinya serta rutin memeriksakan keadaan kesehatan reproduksi agar terhindar dari penyakit reproduksi dan agar dapat mengatasi masalah penyakit secara dini terutama penyakit kista ovarium. Kata Kunci    : Kista Ovarium, Umur, Pola MakanBackground: Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being that is not solely free from disease or disability in all matters relating to the reproductive system, as well as its functions and processes. Indonesian Demographic Health Survey the incidence of ovarian cysts in Indonesia reached 37.2%, as many as 23,400 people and as many as 13,900 people died.Objective: To identify risk factors for ovarian cysts in the obstetric and obstetric clinic of Banjarmasin Islamic Hospital.Method: Analytic survey research with a cross-sectional approach. The number of samples was 70 respondents with an accidental sampling technique. Research instruments using questionnaires and data analysis using the Spearma'n rho correlation test.Results: The results showed that the incidence of ovarian cysts amounted to 75.7%, with the majority of respondents having an age at risk that was equal to 81.4%, and respondents with less eating patterns were 64.37%. The results of the correlation test analysis using spearma'rho with a 95% confidence level showed an age relationship (p-value = 0.033) and diet (p-value = 0.004) with the incidence of ovarian cysts in the Polyclinic Gynecology and Midwifery Banjarmasin Islamic Hospital.Conclusion: Conducting health promotion about various reproductive health problems, so that the respondents are expected to be more able to maintain their reproductive health and routinely check the state of reproductive health to avoid reproductive diseases and to be able to overcome the problem of disease early, especially ovarian cyst disease.
Gambaran Pengetahuan Akseptor Kb Tentang Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Laurensia Yunita; Ika Mardiatul ulfa
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.610

Abstract

Latar Belakang: Pencapaian akseptor Kb Aktif di Banjarmasin Selatan berjumlah 7.835 orang (119,4%) yaitu dari Puskesmas Pekauman 6.498 orang (57,2%), Puskesmas Kelayan Timur 500 orang (9,8%), Puskesmas Pemurus Baru 379 orang (7,4%), Puskesmas Pemurus Dalam 133 orang (4,6%), Puskesmas Kelayan Dalam 196 (32,7%), dan Puskesmas Beruntung Raya 129 orang (7,7%). Dari data tersebut bahwa di Banjarmasin Selatan memiliki 6 Puskesmas dan Puskesmas yang memiliki akseptor Kb Aktif terbanyak adalah Puskesmas Pekauman. Akseptor KB Aktif yang menggunakan Kondom sebanyak 12 orang (0,089%), suntik sebanyak 819 orang (6,06%), dan pil sebanyak 1098 orang (8,15%). Kebanyakan Aseptor KB tidak mengetahui apa itu kontasepsi jangka panjang, mereka hanya tau kontrasepsi pil, suntik, impant dan IUD tetapi tidak bisa membedakan mana untuk jangka panjang serta keamannanya bagi akseptor KB.Tujuan: Mengetahui pengetahuan akseptor KB tentang penggunaan kontrasepsi jangka panjang di wilayah kerja Puskesmas Pekauman.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian diskriftif untuk mengetahui penegtahuan akseptor KB tentang kontrasepsi jangka panjang. Teknik pengambilan sampel adalah Acidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden.Hasil: Dari 30 responden sebanyak 60% pengetahuan aksepor baik tentang kontrasepsi jangka panjang, sedangkan 40 % pengetahuan aksepor cukup tentang kontrasepsi jangka panjang.Simpulan: Peranan tenaga kesehatan dalam melakukan penyuluhan tentang alat kontrasesi jangka panjang harus dilakukan dengan maksimal mengingat akseptor kb yang berbeda-beda latarbelakang pengetahuan dan pendidikannya, sehingga capaian pengguna MKJP dapat terpenuhi.Kata Kunci: Akseptor, Kontrasepsi, KB, PengetahuanAbstract Background: Achievement of active Kb acceptors in South Banjarmasin amounted to 7,835 people (119.4%), namely from the Pekauman Health Center 6,498 people (57.2%), the East Kelayan Health Center 500 people (9.8%), the Health Center Pemurus Baru 379 people ( 7.4%), Health Center Pemurus Dalam 133 people (4.6%), Health Center Kelayan Dalam 196 (32.7%), and Health Center Beruntung Raya 129 people (7.7%). Health center Pekauman acceptors of active birth control using condoms were 12 people (0.089%), injected 819 people (6.06%), and 1098 people (8.15%) pills. Most contraception acceptors do not know what long-term contraception is, they only know the contraceptive pill, injection, impant and IUD but cannot distinguish which for the long term and its safety for family planning acceptors.Objective: Knowing the knowledge of family planning acceptors about contraceptive use in the work area of the Health center Pekauman.Method: This research is a descriptive study to study the knowledge of family planning acceptors about long-term contraception. The sampling technique is accidental sampling with a total sample of 30 respondents.Results:Of the 30 respondents, 60% of acceptor knowledge is good about long-term contraception, while 40% of acceptor knowledge is enough about long-term contraception.Conclusion: The role of health workers in conducting counseling about long-term contraction tools must be carried out with a maximum ofacceptors who have different background knowledge and education, so that the achievements of MKJP users can be fulfilled. Keywords: Acceptor, Contraception, KB, Knowledge
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN LAMA KERJA BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANDASAN ULIN Eka Handayani
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.626

Abstract

Latarbelakang: Inisiasi Menyusu Dini  merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif. Keberhasilan program Inisiasi Menyusu Dini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan dari penolong persalinan itu sendiri, karena merekalah yang pertama kali membantu ibu selama proses persalinan. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini  yaitu umur, lama kerja, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan pelatihan.Tujuan : untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan lama masa kerja bidan dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini.Metode:penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah bidan yang melaksanakan pertolongan persalinan di wilayah kerja puskesmas landasan ulin sebanyak 31 responden.Hasil: Berdasarkan uji chi square didapatkan hasil hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan bidan dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini  (p value  0,012), Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel sikap bidan dengan pelaksanaan Inisiasi menyusu Dini (p value 0,027), Ada hubungan yang signifikan antara variabel lama masa kerja bidan dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini  (p value 0,012).Kesimpulam Berdasarkan hasil analisis data statistik dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan bidan dengan pelaksanaan IMD dengan nilai probabilitas 0,012. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel sikap bidan dengan pelaksanaan Inisiasi menyusu Dini dimana nilai probabilitas 0,027. Ada hubungan yang signifikan antara variabel lama masa kerja bidan dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dimana nilai probabilitas 0,012.Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Lama Masa Kerja Dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu DiniAbstractBackground: Early Initiation of Breastfeeding is an effort to increase coverage of exclusive breastfeeding. The success of the Early Breastfeeding Initiation program is greatly influenced by the knowledge, attitudes, and actions of the birth attendants themselves, because they are the first to help mothers during the labor process. There are several factors related to the performance of midwives in implementing Early Breastfeeding Initiation, namely age, length of work, level of education, knowledge, attitudes and training.Objective: to determine the relationship between knowledge, attitudes and length of service of the midwife with the implementation of early breastfeeding.Methods: This study is a qualitative study with a cross sectional approach. The population in this study were 31 midwives who delivered delivery assistance in the work area of the Puskesmas Ulin clinic.Results: Based on the chi square test, there was a significant relationship between the knowledge variable of midwives and the implementation of Early Breastfeeding Initiation (p value 0.012). variable length of service of midwives with the implementation of Early Initiation of Breastfeeding (p value 0.012).Conclusions: Based on the results of statistical data analysis and discussion, it can be concluded that there is a significant relationship between the knowledge variable of midwives and the implementation of IMD with a probability value of 0.012. There is a significant relationship between the variable attitude of midwives and the implementation of early breastfeeding where the probability value is 0.027. There is a significant relationship between the variable length of service of midwives and the implementation of Early Initiation of Breastfeeding where the probability value is 0.012.Keywords: Knowledge, Attitude, Length of Service Period and Early Initiation of Breastfeeding
PENGARUH 7 KONTAK AIR SUSU IBU (ASI) TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEBERHASILAN MENYUSUI 40 HARI IBU POST PARTUM DI UPT PUSKESMAS WILAYAH KOTA CIREBON TAHUN 2019 Pepi Hapitria
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.618

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Edukasi laktasi adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan saat calon ibu ingin memberikan ASI secara maksimal untuk bayinya. Penggunaan metode yang tepat akan memberikan dampak yang efektif dalam mencapai tujuan. Selama ini edukasi laktasi terdapat pada  Program Kelas Ibu, namun ada alternatif lain yang dikeluarkan oelh WHO untuk mengedukasi laktasi yaitu dikenal dengan 7 kontak Air Susu Ibu (ASI).Tujuan : Mengetahui Pengaruh 7 Kontak ASI Terhadap Pengetahuan dan Keberhasilan ASI Ekslusif 40 Hari Post Partum di UPT Puskesmas Wilayah Kota Cirebon Tahun 2019.Metode : Desain penelitian quasi experiment dengan jumlah sampel 40 ibu hamil, masing-masing 20 kelompok intervensi dan 20 kelompok kontrol, diambil secara  purposive sampling. Uji analisis yang digunakan adalah mac nemar,  chi square dan regresi logistik dengan tingkat kemaknaan p0,05 dan 95%CI.Hasil : Hasil uji mc nemar menunjukkan terdapat perbedaan proporsi pengetahuan sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p = 0,016  untuk kelompok 7 kontak ASI dan nilai p 0,003 untuk kelompok edukasi laktasi. Tidak terdapat hubungan antara 7 kontak ASI dengan status keberhasilan menyusui ekslusif dengan nilai p = 0,32. Namun bila dilihat dari nilai OR 2,46, artinya responden 7 kontak ASI berpeluang untuk memberikan ASI ekslusif sebanyak 2,46 kali  dibandingkan responden yang mendapat edukasi laktasi.  Faktor yang signifikan berpengaruh pada pengetahuan adalah pendidikan responden dengan nilai p=0,003Kesimpulan : Tidak terdapat pengaruh antara 7 kontak ASI dengan keberhasilan menyusui, namun 7 kontak ASI berpeluang meningkatkan pemberian ASI ekslusif. Disarankan, pemahaman 7 kontas ASI dapat disertakan dalam Program Kelas Ibu.Kata Kunci: Penegtahuan, 7 Kotak ASI, Kelas Edukasi LaktasiAbstractBackground: Lactation education is one of the important things that must be considered when expectant mothers want to give maximum milk to their babies. The use of appropriate methods will have an effective impact in achieving goals. During this time,   lactation education is at the “Program Kelas Ibu”, but there is another alternative to educating that is by introducing intensive lactation counseling known as 7 contact of breast milk.Objective: This study to analyze the effects of 7 contacts of breast milk with knowledge and success of exclusive breastfeeding 40 days post partum in UPT Puskesmas Cirebon City in 2019Method: The design of this study was quasi-experimental. The sample size were  of 40 pregnant women, 20 intervention groups and 20 control groups each, taken by purposive sampling. Technique and statistical tests use the mac namer, chi-square and  logistic regression test.Results: The results of the mc nemar test showed that there was a difference in the proportion of knowledge before and after the intervention with a value of p = 0.016 for the group of 7 contacts of breast milk and p value of 0.003 for the lactation education group. There was no relationship between 7 contacts of breast milk with the status of exclusive breastfeeding success with p = 0.32. However, if seen from the OR value of 2.46, it means that respondents 7 contacted breast milk have the opportunity to provide exclusive breastfeeding as much as 2.46 times compared to respondents who received lactation education. A significant factor influencing knowledge is respondent education with p = 0.003Conclusion: There was no influence between 7 contacts of breast milk with the success of breastfeeding, but 7 contacts of breast milk have the opportunity to increase exclusive breastfeeding. It is recommended, an understanding of 7 contacts of breast milk can be included in the “Program Kelas Ibu".Keywords: Knowledge, 7 Contacts of breast milk, Lactation Education

Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 2 (2023): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 14, No 1 (2023): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 13, No 2 (2022): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 13, No 1 (2022): Dinamika Kesehatan: jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 12, No 1 (2021): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11, No 2 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10, No 1 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10, No 2 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 9, No 2 (2018): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 9, No 1 (2018): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 8, No 2 (2017): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 8, No 1 (2017): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 2 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 1 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 6, No 2 (2015): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 6, No 1 (2015): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 5, No 2 (2014): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 5, No 1 (2014): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 4, No 2 (2013): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 4, No 1 (2013): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN More Issue