cover
Contact Name
Asep Dadan Suganda
Contact Email
asep.dadan@uinbanten.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
islamiconomic@uinbanten.ac.id
Editorial Address
Jurusan Ekonomi Syariah, Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam
ISSN : 20853696     EISSN : 25414127     DOI : 10.32678/ijei
Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam (IJEI) is a periodical scientific publication intended for economists who want to publish their articles in the form of literature studies, research, and scientific development in the field of Islamic economics. IJEI was first published in 2009 which is annually published twice (June and December). IJEI works closely with the Islamic Economist Association (Ikatan Ahli Ekonomi Islam) and Islamic Economic Society (Masyarakat Ekonomi Syariah) which provides editorial members, peer reviewers, and authors, both are professional associations related to IJEI aims and scopes. IJEI invites manuscripts in the areas: Islamic Economics, Islamic Banking, Islamic Business, Islamic Management, and Islamic Finance.
Articles 119 Documents
KONSEP PENGELOLAAN KOPERASI PESANTREN UNTUK KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT: TELAAH SURAH AL-HASYR AYAT 7 Ahmad Lutfi Rijalul FIkri; Muaidy Yasin; Akhmad Jupri
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.622 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v9i2.96

Abstract

Abstract. The Management of Islamic Boarding Schools Cooperative Concept for Community Economic Welfare: Study of Surah Al-Hasyr Verse: 7. Al-Qur'an with its verses becomes the economic foundation that has given the principles of life in relationships between man and his fellowmen. It contains rules and guidance for his loyalists to do good things and stay away from actions that are considered vandalism and tyranny. Therefore, Al-Qur’an which is foundation of the whole teachings of Islam is not just about the collection of rules and prohibitions, but provides assurance for the realization of economic prosperity of the community. In this article, the writer intends to reveal the clarity of the concept of pesantren cooperative management for the economic welfare of community in the perspective of sura al-Hashr verse 7. Al-Quran believes that economic welfare is not only the problem of economic distribution materially but also concerning non material and other fields. Therefore, to achieve growth and development materially and spiritually, Islamic Economics has characteristics in its growth, which is all-round, balanced, realistic, fair, responsible, sufficient and focusing on human beings in accordance with their right as khalifah on earth. These characteristics indicate that the goal of growth and economic development in Islam is the opportunity of all members of any community of race, religion and character to gain prosperity, so that everyone can experience the blessings and grace of Allah. Al-Qur'an demands all of its loyalists to carry out the whole teaching of Islam in all aspects of their life. The consequence of this concept is that economic welfare should be viewed as the embodiment of God's command to his servants. So that economic welfare is a continuous effort of mankind to do the best, both to God and fellow human beings based on the guidance of Al-Quran. Abstrak. Konsep Pengelolaan Koperasi Pesantren Untuk Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat: Telaah Surah Al-Hasyr Ayat 7. Al-Quran dengan ayat-ayatnya menjadi landasan ekonomi yang telah memberikan prinsip-prinsip kehidupan dalam menjalin hubungan antara manusia dengan sesamanya. Di dalamnya berisi aturan dan sekaligus tuntutan agar pengikut-pengikutnya berbuat hal-hal yang baik dan menjauhi tindakan yang dianggap pengerusakan dan kedzaliman. Oleh karenanya Al-Quran yang menjadi landasan dari keseluruhan ajaran Islam tidak sekedar berisi tentang kumpulan peraturan dan larangan, tetapi memberikan jaminan untuk terwujudnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pada artikel ini, penulis bermaksud mengungkap kejelasan konsep pengelolaan koperasi pesantren untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat dalam perpektif surat al-Hasyr  ayat 7. Al-Quran memandang bahwa kesejahteraan ekonomi bukan semata-mata hanya permasalahan distribusi ekonomi secara materi semata-mata tetapi juga menyangkut unsur non materi dan bidang-bidang yang lainnya. Oleh karena itu, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara material dan spiritual tersebut, Ekonomi Islam mempunyai karakteristik dalam pertumbuhannya, yaitu serba meliputi, berimbang, realistis, berkeadilan, tanggungjawab, mencukupi dan berfokus pada manusia sesuai dengan haknya sebagai khalifah di muka bumi. Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa tujuan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dalam Islam adalah adanya kesempatan semua anggota masyarakat apapun ras, agama dan karakternya – untuk mendapatkan kesejahteraan, sehingga semua orang dapat merasakan nikmat dan karunia Allah Swt. Al-Quran menuntut para pengikutnya untuk menjalankan keseluruhan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupannya. Konsekuensi dari konsep ini adalah kesejahteraan ekonomi harus dipandang sebagai perwujudan perintah Tuhan kepada hamba-hambanya. Sehingga kesejahteraan ekonomi  merupakan upaya terus menerus dari umat manusia untuk berbuat sebaik-baiknya, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia berdasarkan petunjuk Al-Quran
PENGARUH KEJELASAN LABELISASI HALAL DAN PERILAKU-BERAGAMA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN: ANALISIS DUA MODEL ALTERNATIF Wahyu Dwi Apriyanto; Ignatius Heruwasto
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1151.885 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v10i2.143

Abstract

Abstract. The Influence of Halal Labelization and Religious Behavior of Consumer Buying Interest: Analysis of Two Alternative Models. This research was conducted to determine the effect of clarity on halal labels, and religious attitudes and behavior on consumer buying interest. The attitude and behavior of Muslims in buying a product is influenced by the presence or absence of halal labels and religious attitudes and behavior. But at this time no one has examined the impact of the clarity / clarity of the halal label on a product in influencing the desires of Muslim consumers. In this study two models were developed, in which the first model wanted to see the impact of the clarity of halal labeling together with religious behavior as a purely independent variable effect on buying interest. Whereas alternative models or moderation models, want to see the possibility of halal label clarity as a moderating relationship between religious behavior and buying interest. This study shows that the clarity of the halal label is not a moderating variable on the relationship between religious behavior and buying interest, but it is a purely independent variable that together religious behavior encourages buying interest. The results showed that the clarity of the halal label is a major factor that can encourage buying interest in Muslim consumers. Then furthermore, the level of observance of Muslims in implementing religion/ religious observance also encourages interest in buying halal products. Abstrak: Pengaruh Kejelasan Labelisasi Halal dan Perilaku Beragama Terhadap Minat Beli Konsumen: Analisis Dua Model Alternatif. Penelitian ini melihat pengaruh kejelasan label halal, dan sikap serta perilaku beragama terhadap minat beli konsumen. Sikap dan perilaku umat muslim dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh ada tidaknya label halal serta sikap dan perilaku beragama. Tetapi saat ini belum ada yang meneliti dampak jelasannya / kejelasan label halal dalam suatu produk dalam mempengaruhi keinginan konsumen muslim. Dalam penelitian ini dikembangkan dua model, dimana model pertama ingin melihat dampak kejelasan labelisasi halal bersama-sama dengan perilaku beragama sebagai variabel independen murni pengaruhnya terhadap minat beli. Sedangkan model alternatif atau model moderasi, ingin melihat kemungkinan kejelasan label-halal sebagai moderasi hubungan antara perilaku beragama terhadap minat beli. Penelitian ini menunjukkan bahwa kejelasan label halal bukan merupakan variabel moderasi terhadap hubungan antara perilaku beragama dengan minat beli, tetapi merupakan variable independen murni yang bersama-sama perilaku beragama mendorong minat beli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan label halal merupakan faktor utama yang dapat mendorong minat beli konsumen muslim. Kemudian selanjutnya, tingkat ketaatan muslim dalam melaksanakan agama/ taat dalam beragama juga mendorong minat beli produk halal.
THE EFFECT OF HALAL AWARENESS AND FOOD INGREDIENTS ON CONSUMER INTERESTS OF CULINARY SEAFOOD BEACH TOURISM Najmudin Najmudin; Syihabudin Syihabudin; Ahmad Fatoni
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.231 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v12i1.273

Abstract

This study aims to determine (1). The effect of halal awareness on consumer buying interest in coastal tourism seafood culinary SMEs. (2). The influence of foodstuffs on consumer buying interest in coastal tourism seafood culinary SMEs. And (3). The influence of halal awareness and foodstuffs on consumer buying interest in coastal tourism seafood culinary SMEs. The object of this research is the culinary consumers of Seafood Kedaikita in Gope beach. The research method used is a quantitative method. The data collection method used a questionnaire. Data were analyzed using multiple linear regression method. The results of this study indicate that (1). Halal awareness affects the buying interest of consumers of beach tourism culinary SMEs. Shown by the value of t is greater than t table (6,851 1. 668) and the significance value is smaller than the alpha value (0.000 0.05) (2). Foodstuffs affect consumer buying interest in coastal tourism culinary SMEs. Shown by the value of t count greater than t table (5.784 1.668) and the significance value is smaller than the alpha value (0.000 0.05). (3). Halal awareness and food ingredients have a positive and significant effect on the purchase interest of consumers of coastal tourism culinary SMEs. Shown by the value of F count greater than F table (32,930 3.12) and the significance value is smaller than the alpha value (0.000 0.05) 0.05). (3). Halal awareness and food ingredients have a positive and significant effect on the purchase interest of consumers of coastal tourism culinary SMEs. Shown by the value of F count greater than F table (32,930 3.12) and the significance value is smaller than the alpha value (0.000 0.05) 0.05). (3). Halal awareness and foodstuffs have a positive and significant effect on the purchase interest of consumers of coastal tourism culinary SMEs. Shown by the value of F count greater than F table (32,930 3.12) and the significance value is smaller than the alpha value (0.000 0.05)
PERAN ZAKAT DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL RATU HUMAEMAH
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.196 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v4i2.15

Abstract

Zakat merupakan pajak yang bersifat relijius-ekonomik yang diwajibkan kepada muzakki oleh negara untuk dialokasikan kepada mustahik seperti yang telah ditetapkan dalam Al-Quran.Zakat yang juga merupakan kewajiban umat muslim dapat digunakan sebagai upaya pemerataan kekayaan. Hal ini dilihat dari banyaknya jenis-jenis zakat, penggunaanya bisa saja dikembangkan untuk sektor riil. Penekanan selanjutnya bagaimana umat Islam sendiri mempunyai keinginan yang kuat untuk menerapkan sistem ini, dan bagaimana pengelolaannya agar dapat tersalurkan merata sehingga tujuan dapat tercapai.Diantara cara meningkatkan penghasilan mustahik/kaum dhuafa, adalah pendistribusian zakat yang dilakukan dengan memberikan bantuan modal usaha bagi para mustahiq/kaum dhuafa. Karena salah satu sektor yang perlu mendapat perhatian dan dukungan adalah sektor riil. Adapun pengusaha besar, mereka memiliki akses modal dari banyak elemen. Sektor riil memiliki peran yang sangat besar dalam menyerap angka pengangguran, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kinerja sektor ini pun mempengaruhi kinerja sektor keuangan/moneter
DIGITALISASI EKONOMI SYARIAH AAN ANSORI
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.472 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v7i1.33

Abstract

Abstract. Digitalization of Islamic Economics. Digitizing sharia economy can be expanded in various economic aspects of both microeconomics and macroeconomics. Now, the role of digital is very unusual, almost all economies using information and communication technologies or digitalisation, both in packaging products or in marketing the product, making it easier and quicker distribution of information used to make economic growth more quickly and there is no limit to the support digital technology and information technology. Information technology has penetrated keindividu (personal) can support the digitization era of information and communication in the conventional economy and sharia economy, the technology is now in the palm of your hand gadgets such as mobile applications that can be downloaded and installed with features easily understood by the user. Similarly, in the world of banking, Islamic banking in conducting its activities in cooperation with information technology to establish Islamic banking information system by creating a special application (app) that can simplify all the processes of ownership in the existing transaction. Establishment of the digital society as a result of the accelerated by the development and application of information and communication technology is very intensive in all fields of economy, marketing, finance, services, education and so forth. Thus, digitization is formed to allow users in the transaction, so that the economy increased.Abstrak. Digitalisasi Ekonomi Syariah. Digitalisasi ekonomi syariah dapat merambah dalam berbagai aspek ekonomi baik ekonomi mikro maupun ekonomi makro. Sekarang ini peran digital sangat luar biasa, hampir semua perekonomian menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau digitalisasi, baik dalam mengemas produk ataupun dalam memasarkan produk, sehingga lebih  mudah dan  lebih cepat dalam distribusi informasi yang digunakan untuk membuat pertumbuhan ekonomi semakin cepat dan tiada batas dengan dukungan teknologi digital dan teknologi informasi. Teknologi informasi yang sudah merambah keindividu (personal) dapat mendukung era digitalisasi informasi dan komunikasi pada ekonomi konvensional maupun ekonomi syariah, teknologi tersebut sekarang sudah dalam genggaman tangan pengguna gadget seperti aplikasi mobile yang dapat diunduh dan dipasang dengan fitur mudah dimengerti oleh user. Demikian pula di dunia perbankan, dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan membuat aplikasi khusus (app) yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi yang ada diperbankan. Terbentuknya masyarakat digital akibat dari tersebut dipacu oleh perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat intensif di semua bidang baik ekonomi, pemasaran, keuangan, jasa, pendidikan dan sebagainya. Maka, digitalisasi terbentuk untuk memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi, sehingga perekonomian meningkat.
PROGRAM REJANG LEBONG MAKMUR, SOLUSI MENEKAN ANGKA KEMISKINAN (STUDI PADA BAZNAS KAB REJANG LEBONG) Abdullah Sahroni
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.583 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v9i1.95

Abstract

Abstrak. Program Rejang Lebong Makmur, Solusi Menekan Angka Kemiskinan (Studi Pada Baznas Kab Rejang Lebong). Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Bengkulu, dan termasuk kabupaten dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi, dengan prosentase 17,30%. Kehadiran Badan Amil Zakat Nasional yang memilik otoritas pengaluran dana zakat ke mustahik dengan programnya Rejang Lebong Makmur diharapkan bisa menjadi kunci untuk menekan angka kemiskinan di Rejang Lebong. Bantuan produktif yang diberikan BAZNAS   Kabupaten   Rejang   Lebong   dalam program Rejang Lebong makmur diharapkan mustahik dapat  mengembangkan  usaha  dan  meningkatkan pendapatan mereka. Bantuan produktif  yang  diberikan  pada dasarnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dari mustahik menjadi muzaki. Namun faktanya banyak terjadi miorientasi yang dilakukan beberapa mustahik terhdap dana tersebut sehingga tidak berjalan sesuai harapan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), melalui pendekatan kualitatif, dan dengan metode deskriptif. Sumber data diambil dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara di BAZNAS Kabupaten Rejang Lebong. Setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisis dengan cara mendeskripsikan metode analisis data yang peneliti gunakan adalah metode analisis data deskriptif, karena penelitian ini bertujua nuntuk mendeskripsikan bagaimana mekanisme dalam distribusi dana zakat bermasalah pada program Rejang Lebong Makmur, faktor penyebab terjadinya bantuan produktif bermasalah  pada  program  Rejang  Lebong  Makmur,  strategi  BAZNAS  Kabupaten Rejang Lebong dalam mengatasi distribusi dana  zakat bermasalah pada program Rejang Lebong Makmur. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan tiga kesimpulan. Pertama, mekanisme dalam distribusi dana zakat bermasalah pada program Rejang Lebong Makmur dalam bentuk bantuan pembinaan usaha produktif   bagi   mustahik   dengan sistem pinjaman tanpa bunga. Kedua, faktor penyebab terjadinya misorientasi bantuan produktif tersebut, kurangnya sifat amanah mustahik, minim sosialisasi tentang bantuan produktif dan kurangnya pengetahuan masyarakat Kabupaten Rejang Lebong tentang peluang usaha ekonomi atau usaha yang dijalankannya. Ketiga, strategi yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Rejang Lebong dalam mengatasi distribusi dana  zakat bermaslah pada program Rejang Lebong Makmur melalui pembinaan dan pemahaman mengenai bantuan produktif.
Analisis Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik: Studi Kasus Kota Pontianak Hayet Rakhi
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.652 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v10i1.119

Abstract

AbstractKeyakinan dan pemahaman konsumen terhadap kehalalan dan keharaman suatu produk menjadi pertimbangan utama dalam aktifitas konsumsi. Keputusan membeli Kosmetik berlabel halal menjadi pertimbangan utama oleh konsumen dibandingkan dengan harga, merk dan atribut produk. Penggunaan Kosmetik yang tidak jelas status kehalalan nya akan memberikan dampak yang buruk bagi penggunaannya dari berbagai aspek. Jumlah produk yang telah bersertifikat halal di Indonesia memiliki presentase yang masih rendah jika dibandingkan dengan produk yang beredar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian kosmetik pada masyarakat kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan data primer dengan jumlah 60 responden dari usia 15-64 tahun dari semua pekerjaan. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan metode survei eksplanatif serta dilakukan deep interview. Hasil tabulasi data dilakukan analisis deskriptif dan regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan 43,3 persen responden termotivasi untuk menggunakan kosmetik berlabel halal; 53,3 persen responden memperhatikan kehalalan Kosmetik; 56,7 persen responden yakin kosmetik yang berlabel halal terjamin kualitasnya; 61,66 persen responden menjadikan label halal sebagai pertimbangan utama dalam membeli kosmetik, 53,3 persen responden mementingkan kehalalan dibandingkan harga kosmetik, dan 73,3 persen responden merasa puas jika menggunakan kosmetik berlabel halal. Responden tidak apatis dan mementikan label halal dalam menggunakan kosmetik. Hasil uji t menunjukkan bahwa tabel t hitung sebesar 8,385 t tabel sebesar 1,671. Hasil regresi menunjukkan bahwa label halal berpengaruh 78,07 persen terhadap keputusan responden membeli kosmetik sedangkan 21,93 persen dipengaruhi faktor lainnya. Keywords     : Label halal, Kosmetik Halal, Keputusan Membeli
COMPARISON OF THE IMPLEMENTATION OF MAQASHID SHARIA IN CERTIFIED SHARIA HOTELS AND UNCERTIFIED SHARIA HOTELS (STUDY ON SHARIA HOTELS IN INDONESIA) Memed Sueb; Euis Nurhayati; Indri Yuliafitri
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1505.047 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v11i2.195

Abstract

The performance of Islamic entities does not only consist of aspects of financial performance (economic performance), but also views from the aspect of sharia as a characteristic that distinguishes it from conventional entities. The purpose of sharia is revealed in the form of maqashid sharia which must be applied in all aspects of life. Therefore, the maqashid sharia approach can be an alternative choice for assessing the performance of a sharia-based entity. In addition, another requirement for Islamic entities is to disclose Islamic Social Reporting (ISR), in which there are 43 items that are characteristic of Islamic entities that must be disclosed in the financial statements of Islamic entities as a form of accountability for Islamic entities. This research uses a qualitative approach by means of case studies based on the interpretive paradigm in order to capture the performance of Islamic hotels using the maqashid sharia approach, and to see whether the elements in Islamic Social Reporting already exist in Islamic hotels. Based on the results of a survey of sharia hotels in Indonesia, both those that have been certified as sharia hotels, hotels that have halal certification for their restaurants, and hotels that claim to be sharia hotels. The conclusion is that certified sharia hotels have been proven to have implemented and maintained sharia values in their hotel operations, although there were some insignificant violations. The implementation of sharia values is not only applied by sharia hotels that have been certified as sharia hotels. The new sharia hotels apply the halal concept, either claiming to be a sharia hotel in the name of the hotel or not mentioning the word sharia in the hotel name. In fact, there were almost perfect implementations in several Islamic hotels that were not yet certified as sharia hotels. It's just that for 2-star hotels and below that claim to be sharia hotels, the implementation of sharia values is only limited by not accepting guests who are not legal spouses, and not providing liquor.
PENGKARAKTERAN WIRAUSAHA MUSLIM WAZIN WAZIN
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.408 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v4i1.10

Abstract

Setiap perilaku individu yang nampak ketika berinteraksi dengan orang lain selalu dipengaruhi oleh sikapnya. Sikap merupakan kumpulan dari berfikir, keyakinan dan pengetahuan yang dihayati oleh seseorang sehingga membentuk kecenderungan berperilaku.Istilah akhlak hanya dikenal dalam khasanah keilmuan agama Islam. Akhlak adalah tabiat  yang dimiliki individu, yang tanpa mempertimbangkan lebih dahulu dalam melakukan perbuatan baik dan menjadi kebiasaan yang berulang-ulang. Pengertian ini  menunjukkan bahwa akhlak merupakan sikap yang bersifat menetap dan tidak hanya sekedar kumpulan aktivitas atau tingkah laku manusia. Akhlak adalah sikap hidup muslim yang berisi seperangkat nilai dan pemahaman tentang hal-hal yang baik dan buruk yang berfungsi mengatur hubungan antar manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan lingkungannya. Tulisan ini membahas tentang kaitan antara sikap wirausaha muslim dengan akhlak Islam.Wirausaha diartikan sebagai orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.Sedangkan kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dari pengertian wirausaha dan kewirausahaan ini dapat dinyatakan bahwa wirausaha menunjuk pada penggambaran sebuah karakter yang harus dimiliki oleh seseorang yang sedang menjalankan usahanya demi memperoleh keuntungan. Istilah karakter dalam psikologi digunakan kepada integrasi kebiasaan, sentimen dan ideal yang membuat tindakan seseorang relatif stabil dan dapat diramalkan.  Menurut antropologi dan sosiologi, karakter biasanya dikaitkan dengan sifat suatu kelompok masyarakat. Akhlak Islam merupakan konsep ideal penggambaran karakter muslim sebagai individu maupun kelompok. Terdapat pembahasan khusus tentang akhlak Islam yang mendasari karakter wirausaha muslim yang disebut dengan etika bisnis Islam. Akhlak yang mendasari bisnis Islam dipengaruhi oleh pemahaman-pemahaman yang bersumber dari Al  Qur’an dan Sunnah (hadist) yang mencakup beberapa poin, diantaranya adalah bahwa harta adalah milik Allah dan manusia hanya diberi kewenangan untuk mengelolalanya, perintah untuk berlaku jujur dan berperilaku baik serta ramah dalam melakukan transaksi bisnis.  Pada akhir tulisan ini dikutip beberapa penelitian yang membuktikan bahwa akhlak Islam berpengaruh signifikan terhadap perkembangan bisnis yang dilakukan oleh pedagang muslim
PARADIGMA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS SPIRITUAL (SPIRITUAL BASED HUMAN RESOURCES MANAGEMENT) TERHADAP KORPORASI HADI PERISTIWO
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.131 KB) | DOI: 10.32678/ijei.v6i1.27

Abstract

Abstract. Spiritual Based Human Resources Management Paradigm to Corporation. Management comes into the world as a basic necessity on the individual relationship in the society. Every activity always have main aim to be reached in the present and future. Crystallization of management thinking begins on a certain time to develop and expand experiences renewal. The existence of the company becomes main source of people’s live. The potential of the Muslim community into company resources (employee) can be utilized to increase the employee’s performance religious. But, the reality still happen today that the employee’s attitude far from religious behaviour. For the example: still a lot of woman employee which undress well as order as religion instruction, furthermore the behaviour and lifestyle become secular and materialistic. Spiritual Based Human Resources Management is one of coherent concept between modern management and spiritual's values. There are two phases of Developing spiritualitas's meaning, first on spiritual aspect developing (inner growth's phase) and the second phase is manifestation of the first phase results in everyday real life. Furthermore, self-actualization based on internal motivation will be reflected as a framework of spiritual based human resources management, including personal behavior of people in work, business or organization. Abstrak. Paradigma Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Spiritual (Spiritual Based Human Resources Management) Terhadap Korporasi. Manajemen lahir sebagai tuntunan perlunya pengaturan hubungan antara individu dalam lingkungan masyarakat serta pada dasarnya setiap aktifitas atau kegiatan selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Kristalisasi pemikiran manajemen mulai berkembang  pada kurun waktu tertentu dan berkembang serta mengalami berbagai pembaruan. Keberadaan perusahaan menjadi sumber utama kehidupan  masyarakat.  Potensi masyarakat muslim yang menjadi sumber daya perusahaan (karyawan) diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawannya secara religius. Akan tetapi kenyataan yang terjadi adalah masih banyak perilaku karyawan perusahaan yang  tidak religius, misalnya: masih banyak karyawan perusahaan khususnya wanita yang menggunakan pakaian yang tidak menutup aurat (pakaian mini), perilaku maupun pandangan hidup karyawan yang sekuler serta materialistis. Manajemen sumber daya manusia berbasis spiritual (Spiritual Based Human Resources Management) adalah sebuah konsep terpadu antara manajemen modern dengan nilai-nilai spiritual. Makna spiritualitas berkembang sedemikian rupa, spiritualitas dilihat sebagai sebuah proses dalam dua fase perkembangan, pertama pada fase perkembangan aspek batin (inner growth) dan kedua pada fase manifestasi hasil batin tersebut dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata. Dalam kerangka manajemen sumber daya manusia berbasis spiritual, perilaku orang dalam bekerja, berbisnis atau berorganisasi adalah aktualisasi diri yang bersumber pada  internal motivation.

Page 3 of 12 | Total Record : 119