cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan
ISSN : 23018267     EISSN : 25408291     DOI : -
Core Subject : Social,
JIPT (Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan) publishes a scientific papers on the results of the study/research and review of the literature in the sphere of psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2014)" : 14 Documents clear
VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA SELF-EFFICACY Suharsono, Yudi; qomah, Isti
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.995 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1776

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk(1) adaptasi skala self-efficacy;(2) mengungkap karakteristik  skala   self-efficacy; (3) menyusun norma baru. Subjek penelitian terdiri dari 700 mahasiswa di Universtas Muhammadiyah Malang.Item dianalisis secara kualitatif, dan kuantitatif. Analisis item secara kualitatif dengan  ditelaah oleh dua orang ahli bahasa. Telaah item  untuk mengetahui kualitas item  dilihat dari materi konstruksi dan bahasa. Analisis item secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan progam SPSS 16. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui item yang memenuhi kriteria item yang baik yaitu: korelasi antara item-total  > 0,30. Analisis faktor digunakan untuk mendapatkan konfirmasi bahwa  suatu tes terdiri atas sejumlah faktor yang direncanakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa 21 item valid dengan korelasi antara item-total > 0,30,  dan 2 item tidak valid karena korelasi item-total < 0.30. Reliabilitas  Alpha = 0.87. Hasil analisis faktor menunjukkan  bahwa dari ketiga faktor yang melandasi konstruk ini bobot sumbangan satu faktor terhadap konstruk berkisar antara 13,719%-16,437%. Secara keseluruhan faktor tersebut mampu mengungkap konstruk  skala self efficacy sebesar 44,970%.      Katakunci: Validitas, reliabilitas, self-efficacy   This research is aimed to: (1) adaptation of self efficacy scale (2) indicatethe characteristic  self efficacy scale (3) identify new norm. This tryout were folowed by 700 students of the Muhammadiyah University of Malang. Items test are analysed using qualitative, quantitative, and factor analysis.  Qualitative analysis  were conducted by two lecturer of Ianguage. Item use are examined to know the quality of item base on matter, construction and language. Item analysed  quantitatively  using progam 16.00.  The result analysis intended to know  item base on criterions bellow; corelation item-total > 0,30.  Factor analysis  was used to get the confirmation that test consisted by a number of planned factor.Analysis  result shown that 21 item valid, because corelation item-total > 0,30 and 2 item can’t received because corelation item-total < 0,30. Reliability Alpha = 0,87.  The result Factor analysis   shown that construct base on one faktor between   13,719%- 16,437%.  All of factor give  44,970%.   contribution to to the construct self efficacy scale.      Keyword: Validity, reliability, self- efficacy scale
KESEPIAN PEMILIK HEWAN PELIHARAAN YANG TINGGAL TERPISAH DARI KELUARGA Nurlayli, Rizqi Khoirunnisa; Hidayati, Diana Savitri
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.296 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1767

Abstract

Kesepian merupakan fenomena yang sering terjadi pada manusia namun memiliki dampak buruk bagi kesejahteraan hidup.Mahasiswa pada tahap perkembangan dewasa awal rentan mengalami kesepian jika tidak mampu menyelesaikan tugas perkembangannya yaitu membangun hubungan dekat (intim) dan membangun afiliasi.Peluang itu bertambah pada mahasiswa yang harus berpisah dengan keluarganya.Melihat manfaat aktivitas memelihara hewan dari beberapa penelitian dan perkembangan ketertarikan masyarakat untuk memelihara hewan yang semakin meningkat, penelitian ini mencoba untuk melihat gambaran kesepian pada mahasiswa pemiliki hewan peliharaan yang tinggal terpisah dengan keluarga.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan Revised University of California, Los AngelesLoneliness Scale (R-UCLALoneliness Scale).Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 50 mahasiswa pemilik hewan peliharaan dan tinggal terpisah dengan keluarga.Hasil penelitian ini menggambarkan 36 orang mengalami kesepian pada kategori rendah dan 14 orang mengalami kesepian pada kategori tinggi. Katakunci: Kesepian, hewan peliharaan   Loneliness is a phenomenon often occurs in humans. It has negative effects on welfare. Students in the early stages of adult development are to build close relationships (intimate) and build affiliations that make susceptible to loneliness if they cannot able to complete the task of development. The susceptibility increases by being apart of family during adult development. Many researchs showed that public interest in raising pet inclined. This research was aimed to describe loneliness feature of students who raising pet and living apart from their family. This was qualitative and descriptive research and used Revised University of California, Los AngelesLoneliness Scale(R-UCLALoneliness Scale). It involved 50 students who raising pet and living apart from their family. Here we showed that 36 students experienced low categoric loneliness while 14 students had high category. Keywords: Loneliness, pet
PERILAKU PROKASTINASI AKADEMIK SISWA AKSELERASI DENGAN REGULER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Novritalia, Kiki; Maimunah, Siti
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.413 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1772

Abstract

Perilaku prokrastinasi akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menunda atau mengalihkan diri dari tugas-tugas akademik, namun penundaan tersebut tidak berdasar kemalasan melainkan karakteristik individu tersebut terlalu fokus kepada nilai standar yang ditetapkan dan terlalu banyak berfikir tentang bagaimana orang lain menilai tugas individu tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku prokrastinasi akademik pada siswa SMP akselerasi dan siswa SMP reguler.Penelitian melibatkan 150 siswa SMP yang menempuh program belajar akselerasi dan reguler.Metode pengambilan data pada penelitian ini menggunakan alat ukur Procrastination Assessment Scale-Students (PASS). Hasil penelitian menunjukkan nilai T = 2,345 dan p = < 0,05, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku prokrastinasi akademik pada siswa SMP akselerasi dan siswa SMP regular yang mana perilaku prokrastinasi akademik tinggi diperoleh oleh siswa SMP akselerasi dengan nilai mean 40,52 dan pada siswa SMP reguler diperoleh nilai mean sebesar 37,07. Katakunci: Perilaku prokrastinasi akademik, siswa SMP akselerasi, siswa SMP reguler.   Academic procrastination behavior is an activity as to delay or avoid academic assignments. However, the delay is not based on laziness, but individual characteristic which focused more to standard grade implied and too much thinking about how other people assess the individual assignment. The research aimed to find out about academic procrastination behavior in accelerate Junior High School students and regular Junior High School students. The research involved 150 Junior High School students who active in acceleration learning program and regular program. Data collection method in this research uses Procrastination Assessment Scale-Students (PASS). Result shows T value = 2,345 and p = < 0,05, stated that there?s an academic procrastination behavior difference in accelerate Junior High School students and regular Junior High School students. Which the high academic procrastination behavior in accelerated Junior High School with Mean value 40,52 and regular Junior High School the Mean value is 37,07. Keywords: Academic procrastination behavior, accelerate Junior High School students, Regular Junior High School students
ADVERSITY QUOTIENT DITINJAU DARI ORIENTASI LOCUS OF CONTROL PADA INDIVIDU DIFABEL Ramadhanu, Mardha; Suryaningrum, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.509 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1777

Abstract

Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa banyak individu difabel yang mampu meraih kesuksesan dan dapat berkarir ditengah keterbatasan dan hambatan yang mereka miliki. Hal ini didasarkan pada kemampuan mereka dalam mengubah kesulitan dan keyakinan bahwa sumber prilaku ditentukan oleh dirinya sendiri. Kemampuan individu dalam mengatasi hambatan dan mengubahnya menjadi peluang adalah adversity quotient sedangkan keyakinan individu terhadap sumber penentu prilakunya adalah locus of control. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbedaan tingkat adversity quotient ditinjau dari orientasi locus of control yang dimiliki individu. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan skala locus of control dan skala adversity quotient pada individu difabel berkategori tuna daksa sebanyak 29 orang. Hasil temuan didapatkantidak terdapat perbedaan adversity quotient ditinjau dari orientasi locus of control pada individu difabel. Hal ini terlihat dari nilai Zyang lebih kecil dari 1,93 untuk nilai kritis sebesar 0,05. (Z= 0,315; ? = 0,05; Z < 1,93)   Katakunci:Adversity quotient, locus of control, individu difabel     Nowadays phenomenon were that many individuals with disabilities was able to achieve the goal of life and also they could live as a normal person in the middle of the limitations and disability that they had. It?s based on their ability to change the difficulty and belief that behavior is determined by the source itself. Individual's ability to overcome obstacles and turn into opportunities is adversity quotient while the individual beliefs of the source behavior is locus of control. This study aims to find differences in levels of adversity quotient in terms of locus of control orientation of the individual. The reasearch method that used in this study were adversity quotient scale and locus of control scale which is tested on 29 people with physical disabilities. This study found that there is no difference in the level of adversity quotient in terms of locus of control orientation on individuals with disabilities. Thus could be seen from Z value were lower than 1,93 wich is the requirement  for 0,05 as critical value . (Z= 0,315; ? = 0,05; Z < 1,93)   Keyword: Adversity quotient, locus of control, individuals with disabilities
KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI PADA REMAJA PENYANDANG CACAT FISIK (DIFABLE) Nurdian, Myta Devi; Anwar, Zainul
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.195 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1768

Abstract

Resiliensi merupakan suatu kemampuan atau kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk bangkit dari masalah hidup yang dialami. Konseling kelompok adalah proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan pada usaha dalam berfikir dan bertingkah tingkah laku, serta melibatkan pada fungsi-fungsi terapi yang dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan-kenyataan, saling percaya mempercayai, pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan bantuan. Tujuan penelitian untuk meningkatkan resiliensi melalui konseling kelompok pada remaja penyandang cacat fisik (difable). Penelitian menggunakan metode eksperimen  dengan desain pretest-posttest control group design. Alat ukur menggunakan Skala Resiliensi. Subjek penelitian berjumlah 10 orang yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan nilai t = -0,089 dan nilai signifikansi 0,931. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor resiliensi yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah  diberikan konseling kelompok. Tingkat resiliensi pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, sehingga konseling kelompok dapat meningkatkan resiliensi. Katakunci: Resiliensi, konseling kelompok   Resilienceis an ability or powers that existin a person torise from life problems experienced. Group counseling is a dynamic interpersonal process that focuseson the business of thinking and acting in behavior, as well as functions in volved in possible therapies, and oriented to the realities, trustingtrust, care, understanding, acceptance and support.This research made for improve the resilience through group counseling in adolescents with physical disabilities (difable). This research uses experimental design with pretest-posttest control group design. The instrument used Resilience Scale. Subjects were 10 men who were divided into two groups, the experimental group and the control group. The results show the value of t=-0.089 and a significance value of 0.931. This shows that there are significant differences in resilience scores between the experimental group and the control group after the treatments given in the form of group counseling. Level of resilience in the experimental group was higher than the control group, so that group counseling can improve resilience. Keyword: Resiliency, group counseling
PELATIHAN MANAJEMEN DIRI DENGAN PENDEKATAN CHOICE THEORY UNTUK MENURUNKAN KECENDERUNGAN MEROKOK PADA REMAJA Mariyati, Lely Ika
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.607 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1773

Abstract

Sering kali remaja awal melakukan tindakan maladaptif, seperti merokok. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh pelatihan managemen diri dengan pendekatan choice theory terhadap kecenderungan merokok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimental dengan randomize pretest posttest group design. Teknik sampling menggunakan simpel random sebanyak 26 siswa dengan randomassigment untuk 13 siswa kelompok eksperimen dan 13 siswa kelompok kontrol. Analisa data menggunakan analisis kovarian (anakova). Hasil analisa menunjukkan bahwa(F = 6,287; ? = 0,02; ? < 0,05; ? = 0,215), sedangkan pada uji anakova untuk data follow up(F = 7,223; ? = 0,013; ? < 0,05; ? = 0,239), Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kecenderungan perilaku merokok yang mendapatkan perlakuan pelatihan managemen diri dengan pendekatan choice theory dengan yang tidak perlakuan pelatihan managemen diri dengan pendekatan choice theory dengan melakukan kontrol terhadap kecenderungan perilaku merokok sebelum perlakuan. Katakunci:Pelatihan managemen diri, choice theory, kecenderungan merokok More often the early adolescents do maladaptive behaviour, one of them is smoking. The purpose of this research was to know there were the influence of self management with choice theory approach to the smoking preference. This research was used experimental quantitative approach with randomized pretest-posttest group design. Sampling technique was used simple random for 26 students and random assignment for 13 students for experiment group and 13 students for control group. Data was analyzed by covarians analysis. The result of analyzed showed that (F=6,287; ; ? = 0,02; ? < 0,05; ? = 0,215), and anacova test for the follow up data (F = 7,223; ? = 0,013; ? < 0,05; ? = 0,239).   It was showed  there were differences smoking preference behaviourwho got self management training with choice theory approach with who didn?t get self management training with choice theory approach with controlled to the smoking preference behaviour before the treatment.  Keywords: Self management training, choice theory, smoking preference in early adolescents.
KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MASA PENSIUN Lesmana, Danar
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.928 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1778

Abstract

Usia dewasa akhir merupakan masa di mana individu mencapai puncak karir dalam bekerja yang pada akhirnya akan segera pensiun. Seringkali masa pensiun telah menimbulkan kecemasan pada individu karena ketidakmampuan individu dalam menerima kenyataan yang ada. Kurangnya penerimaan kondisi dan pemahaman makna pada masalah yang terjadi disebabkan oleh faktor tingkat kecerdasan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan spiritual dengan kecemasan menghadapi masa pensiun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan menggunakan 64 orang pegawai negeri sipil sebagai subjek . Analisa dalam penelitian ini menggunakan analisa korelasi product moment dari Pearson?s. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan  (r=-0,734 ; p/sig=0,000) antara kecerdasan spiritual dengan kecemasan menghadapi masa pensiun. Katakunci: Kecerdasan spiritua, kecemasan menghadapi masa pensiun   Late adulthood is a time when individuals reach a career peak in the work that will eventually retire soon. Often retirement has caused anxiety in individuals due to the inability of the individual to accept the existing fact. Lack of acceptance of the conditions and understanding the meanings of the problems that occur due to levels of spiritual intelligence. The purpose of this study was to determine the relationship of spiritual intelligence with anxiety retirement. This research is quantitative. The sampling technique used was purposive sampling and using 64 civil servants as a subject. The result obtained from this study is that there is a significant negative correlation (r=-0,734 ; p/sig=0,000) between spiritual intelligence with anxiety retirement. Keyword: Spiritual intelligence, retirement anxiety
COPING RELIGIUS PADA KARYAWAN MUSLIM DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN Angganantyo, Wendio
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.177 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1769

Abstract

Coping religius merupakan salah satu metode coping menggunakan aspek keagamaan dengan dampak signifikan dalam kehidupan yang umum ditemui pada berbagai setting, salah satunya industri. Jenis coping religius dalam Islam terbagi menjadi 3, yaitu religious practice,negative feelings toward God, dan benevolent reappraisal. Tipe kepribadian adalah salah satu faktor untuk menentukan jenis coping religius yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat tes DISC dan skala IRCOPE yang diberikan kepada 100 orang karyawan beragama muslim. Dari 100 orang karyawan, hanya 84 orang yang dinyatakan valid pada tes DISC. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan dalam penggunaan jenis coping religius namun tidak signifikan karena nilai Xhitung> Xtabel dimana Xhitung sebesar 11,68 dan Xtabel sebesar 12,59. Terlebih nilai signifikansi dari hasil analisis sebesar 0,06 (P > 0,05). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan namun tidak bermakna.   Katakunci: Coping religius, tipe kepribadian, karyawan muslim   Religious coping is one of coping methods using religious aspects with significant impact in someone?s life which commonly used in various setting, one of them is industry. The type of religious coping in Islamic context is apart in 3 kinds, religious practice, negative feelings towards God, and benevolent reappraisal. Personality type is one of various factors to which religious coping type will be used. This research uses quantitative method with DISC instrument and IRCOPE scale that distributed to 100 moslem employees. From 100 employees, only 84 employees are valid in their DISC test. The result of this research showed that there are differences in uses of religious coping types but unsignificant because the value of Xcount> Xtable where Xcount is 11,68 and Xtable is 12,59. Moreover, the significant value from analyze result is 0,06 ( P > 0,05 ). This is showed that there are differences but meanless. Keyword: Religious coping, personality types, moslem employee
KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN BANK Olivia, Dian Oktaria
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.17 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1774

Abstract

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, salah satunya yaitu karakteristik kepribadian. Hasil studi terdahulu menyebutkan bahwa kemampuan dan motivasi tidak selalu cukup untuk memunculkan rasa optimistik untuk mendapatkan prestasi kerja yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepribadian hardinessdengan prestasi kerja pada karyawan Bank. Penelitianinimenggunakanjenis data kuantitatifdenganskalahardinessdan prestasi kerja yang disebarkan kepada 280 karyawan Bank sebagai subjek. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa ada hubungan kepribadian hardiness dengan prestasi kerja pada karyawan Bank yang sangat signifikan dengan nilai korelasi sebesar 0,447 yang berarti adanya hubungan dengan arah yang positif dan mempunyai keterkaitan antar variabel. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh F sebesar 69,331 dengan sig = 0.000 dimana sig < 0,01. Sumbangan efektif kepribadian hardiness terhadap prestasi kerja sebesar 20% yang artinya masih ada 80% prestasi kerja dipengaruhi oleh variabel lain. Katakunci: Hardiness, prestasi kerja, karyawan Bank   Job performance is the result of work that has been accomplished by an employee in performing the tasks assigned. There are many factors that affect job performance, one that personality characteristics. Previous study found that ability and motivation are not always enough in the absence of optimistic expectations. The purpose of this study was to invegate the correlation of hardiness and job performance on Bank employee. This research uses quantitative data with hardiness and job performance scale that distributed to 280 Bank employee as a subject. The result showed that there is a significant correlation of hardiness and job performane on Bank employee with corelation value is 0,447 which means there is a relationship with the positive direction and have the attachment between variables. Based on a simple regression analysis F = 69,331 and sig = 0,000 (sig < 0,01). Effective contribution to the job performance of labor hardiness of 20% and there are still 80% job performance is influenced by other variables. Keywords: Hardiness, job performance, Bank employee
IN-GROUP FAVORITSM PADA MAHASISWA AKTIVIS DITINJAU DARI KONSTRUAL DIRI INDEPENDEN-INTERDEPENDEN Siswanto, Yudi
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.273 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1779

Abstract

Fenomena ingroup favoritism hampir terjadi dalam setiap kelompok.Individu dalam kelompok memiliki ciri khas tersendiri dalam aspek apapun termasuk salah satunya adalah orientasi nilai-nilai budaya pada ranah individual yang dalam hal ini disebut konstrual diri independen-interdependen.Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengatahui perbedaan ingroup favoritism pada mahasiswa aktivis ditinjau dari konstrual diri independen-interdependen.Penelitian ini menggunakan metode non-tes yaitu skala ingroup favoritismyang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan konsep ingroup favoritism milik Tajfel & Billig dan self construal scale (SCS) karya Theodore M Singelis.Jumlah subjek sebanyak 100 mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas organisasi intra dan ekstra kampus. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata ingroup favoritism pada subjekdengan konstrual diri interdependen lebih tinggi (88,65) dibandingkan konstrual diri independen (80,86). Berdasarkan uji t diperoleh hasil ada perbedaan ingroup favoritism antara subjek dengan konstrual diri independen dan subjek dengan konstrual diri interdependen (t=4,611, p=0,000). Kata kunci: Ingroup favoritism, konstrual diri independen-interdependen   In group favoritism phenomenon occurs in almost every group. Individuals in the group has its own characteristics in any aspect, including one of which is the orientation of cultural values ​​in the domain of the individual in this case is called Self construal of independent and interdependent . The purpose of this study is to know the difference ingroup favoritism on student activists in terms of self construal of independent-interdependent. This study uses a non-test the in group favoritism scale and self construal scale. The number of subjects as many as 100 students involved in the activities of intra- and extra-campus organizations. The results showed that the average value of in group favoritism in subjects with interdependent self konstrual higher (88.65) than the independent self construal (80.86). Based onthe results obtained by ttest there are the difference in group favoritism between subjects with self construal independent and interdependent self construal (t =4.611p=0,01). Keywords: ingroup favoritism, independent-interdependent self construal

Page 1 of 2 | Total Record : 14