Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ADVERSITY QUOTIENT DITINJAU DARI ORIENTASI LOCUS OF CONTROL PADA INDIVIDU DIFABEL Ramadhanu, Mardha; Suryaningrum, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.509 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1777

Abstract

Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa banyak individu difabel yang mampu meraih kesuksesan dan dapat berkarir ditengah keterbatasan dan hambatan yang mereka miliki. Hal ini didasarkan pada kemampuan mereka dalam mengubah kesulitan dan keyakinan bahwa sumber prilaku ditentukan oleh dirinya sendiri. Kemampuan individu dalam mengatasi hambatan dan mengubahnya menjadi peluang adalah adversity quotient sedangkan keyakinan individu terhadap sumber penentu prilakunya adalah locus of control. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbedaan tingkat adversity quotient ditinjau dari orientasi locus of control yang dimiliki individu. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan skala locus of control dan skala adversity quotient pada individu difabel berkategori tuna daksa sebanyak 29 orang. Hasil temuan didapatkantidak terdapat perbedaan adversity quotient ditinjau dari orientasi locus of control pada individu difabel. Hal ini terlihat dari nilai Zyang lebih kecil dari 1,93 untuk nilai kritis sebesar 0,05. (Z= 0,315; ? = 0,05; Z < 1,93)   Katakunci:Adversity quotient, locus of control, individu difabel     Nowadays phenomenon were that many individuals with disabilities was able to achieve the goal of life and also they could live as a normal person in the middle of the limitations and disability that they had. It?s based on their ability to change the difficulty and belief that behavior is determined by the source itself. Individual's ability to overcome obstacles and turn into opportunities is adversity quotient while the individual beliefs of the source behavior is locus of control. This study aims to find differences in levels of adversity quotient in terms of locus of control orientation of the individual. The reasearch method that used in this study were adversity quotient scale and locus of control scale which is tested on 29 people with physical disabilities. This study found that there is no difference in the level of adversity quotient in terms of locus of control orientation on individuals with disabilities. Thus could be seen from Z value were lower than 1,93 wich is the requirement  for 0,05 as critical value . (Z= 0,315; ? = 0,05; Z < 1,93)   Keyword: Adversity quotient, locus of control, individuals with disabilities
EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN SOSIAL: STUDI META ANALISIS Suryaningrum, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.878 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v4i2.3519

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan sosial dengan menggunakan meta analisis. 19 mahasiswa dianalisis, hasil menunjukkan korelasi negatif antara efikasi diri dan kecemasan sosial, ? = 0,41; interval kepercayaan 95% sebesar 0,065 < ? < 0.755. Hasil mendukung hipotesis.Kata kunci: Meta Analisis, Kecemasan Sosial, Efikasi DiriThe purpose of this study was to examine the relation between self-efficacy and social anxiety using meta-analysis. 19 studies were analyzed, the results showed a negative correlation between self-efficacy and social anxiety, ? = 0,41; acceptance of 95% confidence intervals 0,065 < ? < 0.755. The result  supports the hypothesis. Key words: meta analysis, social anxiety, and self-efficacy
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF Suryaningrum, Cahyaning
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.897 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v1i1.1352

Abstract

Prevalensi gangguan obsesif-kompulsif di suatu populasi atau masyarakat relatif kecil, namun bukan berarti kondisi tersebut dapat diabaikan. Orang yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif tidak akan merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam keseharian hidupnya. Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subyeknya adalah seorang individu yang menunjukkan simptom-simptom Obsesive Compulsive Disorder (OCD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cognitive Behavior Therapy (CBT) dapat mengurangi simptom OCD, yang ditunjukkan dengan menurunnya tingkat kecemasan, pemikiran negatif dan perilaku kompulsif. Subyek merasakan perubahan yang besar setelah mengikuti terapi; tingkat kenyamanan terhadap dirinya sendiri juga lebih baik dibanding sebelumnya.Kata kunci: Cognitive Behavior Therapy, Gangguan Obsesif KompulsifPrevalence of obsessive-compulsive in a population or community is just a small number, but it doesn't mean these conditions can be ignored since the sufferer always feel uncomfort in everyday life. This study aimed to examine the effectiveness of Cognitive Behavior Therapy (CBT) to decrease the symptom of obsessive-compulsive disorder. This research use case study method. Subject is individu who has symptoms of obsessive-compulsive disorder. The result showed that Cognitive Behavior Therapy (CBT) is effective to cope obsessive-compulsive disorder, characterized by reducing levels of anxiety, obsessive thoughts and compulsive behaviors. Subjects felt a big change after following this therapy. They also fell more comfort with herself after involve in this therapy.Keywords: Cognitive Behavior Therapy, Obsessive Compulsive Disorder
PENGEMBANGAN MODEL DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) PADA TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KOTA MALANG Suryaningrum, Cahyaning; Ingarianti, Tri Muji; Anwar, Zainul Anwar
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.178 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v4i1.2878

Abstract

Pendidikan  merupakan hak setiap warga negara tanpa adanya pengecualian, termasuk anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika dan harapan guru PAUD Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan perumusan model deteksi dini. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Focus Group Discussion. Subjek penelitian sebanyak 249 guru PAUD. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 7 responden (3%) mengetahui asesmen ABK dan sebanyak 242 responden (97%) tidak mengetahui  asesmen untuk ABK. Selain itu, permasalahan para guru PAUD yaitu sulit untuk melakukan deteksi dini saat masuk PAUD dan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan dengan orang tua, belum memahami cara menangani ABK, dan adanya kesulitan anak ABK masuk sekolah ke jenjang berikutnya. Selanjutnya harapan para guru, yaitu adanya instrumen pendeteksian dini dan panduan wawancara guru pada orang tua, cara penanganan ABK, keterbukaan orang tua pada sekolah, dan sistem sekolah yang mendukung ABK. Selain itu, dibutuhkan  modul deteksi dini yang jelas dan rinci serta mudah dipahami dan diterapkan.
TERAPI KOGNITIF TINGKAH LAKU UNTUK MENGATASI KECEMASAN SOSIAL Suryaningrum, Cahyaningsih
Jurnal Bestari No 39 (2008)
Publisher : Jurnal Bestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2694.733 KB)

Abstract

Kecemasan sosial diartikan sebagai ke khawatiran yang dialami seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain (social interaction situations)  ia berada dalam situasi yang mengandung penilaian atau evaluasi dari orang lain maupun menjadi fokus perhatian. Orang yang mengalami kecemasan sosial cenderung berpikir bahwa orang lain akan menilai negatif dirinya  atas apa yang diakatakan atau dilakukannya. Mereka pada dasarnya mengetahui beberapa pemikirannya berlebihan dan irasional, namun perasaan dan keyakinannya dinilai orang lain sulit dihilangkan.
Pelatihan Help-Seeking Need Analysis pada Siswa Sulaiman, Ahmad; Suryaningrum, Cahyaning
Altruis: Journal of Community Services Vol 1, No 1 (2020): Altruis
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/altruis.v1i1.11491

Abstract

Help-Seeking merujuk pada intensi, aksi dan evaluasi untuk mendapatkan pertolongan belajar dari sumber external. Help-Seeking menjadi penting karena ia mengizinkan siswa untuk mengatasi kesulitan belajar yang tidak dapat ia selesaikan sendiri. Sayangnya, alih-alih memiliki sikap yang positif terhadap Adaptive Help-Seeking, siswa-siswa kebanyakan mengandalkan Executive Help-Seeking atau permohonan tolong akademik yang sekedar bertujuan untuk menggugurkan tugas dan kesulitan belajar seperti dengan melimpahkan tugas dan kesulitas belajar itu kepada orang lain. Untuk mengatasi hal itu, dilakukan pelatihan Help-Seeking Need Analysis. Program itu bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan mengenai Help-Seeking baik yang adaptive dan executive. Dengan mengembangkan skema mengenai Adaptive Help-Seeking, diharapkan siswa mampu mengadopsi pola pencarian tolong akademik yang adaptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran skala Adaptive Help-Seeking yang telah divalidasi. Hasil analisis terhadap data menunjukkan bahwa siswa yang telah dilatih mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap Adaptive Help-Seeking. 
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT) UNTUK MENGATASI GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF Cahyaning Suryaningrum
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 1 No. 1 (2013): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.897 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v1i1.1352

Abstract

Prevalensi gangguan obsesif-kompulsif di suatu populasi atau masyarakat relatif kecil, namun bukan berarti kondisi tersebut dapat diabaikan. Orang yang mengalami gangguan obsesif-kompulsif tidak akan merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam keseharian hidupnya. Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah Cognitive Behavior Therapy (CBT) efektif untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subyeknya adalah seorang individu yang menunjukkan simptom-simptom Obsesive Compulsive Disorder (OCD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cognitive Behavior Therapy (CBT) dapat mengurangi simptom OCD, yang ditunjukkan dengan menurunnya tingkat kecemasan, pemikiran negatif dan perilaku kompulsif. Subyek merasakan perubahan yang besar setelah mengikuti terapi; tingkat kenyamanan terhadap dirinya sendiri juga lebih baik dibanding sebelumnya.Kata kunci: Cognitive Behavior Therapy, Gangguan Obsesif KompulsifPrevalence of obsessive-compulsive in a population or community is just a small number, but it doesn't mean these conditions can be ignored since the sufferer always feel uncomfort in everyday life. This study aimed to examine the effectiveness of Cognitive Behavior Therapy (CBT) to decrease the symptom of obsessive-compulsive disorder. This research use case study method. Subject is individu who has symptoms of obsessive-compulsive disorder. The result showed that Cognitive Behavior Therapy (CBT) is effective to cope obsessive-compulsive disorder, characterized by reducing levels of anxiety, obsessive thoughts and compulsive behaviors. Subjects felt a big change after following this therapy. They also fell more comfort with herself after involve in this therapy.Keywords: Cognitive Behavior Therapy, Obsessive Compulsive Disorder
ADVERSITY QUOTIENT DITINJAU DARI ORIENTASI LOCUS OF CONTROL PADA INDIVIDU DIFABEL Mardha Ramadhanu; Cahyaning Suryaningrum
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 2 No. 1 (2014): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.509 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v2i1.1777

Abstract

Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa banyak individu difabel yang mampu meraih kesuksesan dan dapat berkarir ditengah keterbatasan dan hambatan yang mereka miliki. Hal ini didasarkan pada kemampuan mereka dalam mengubah kesulitan dan keyakinan bahwa sumber prilaku ditentukan oleh dirinya sendiri. Kemampuan individu dalam mengatasi hambatan dan mengubahnya menjadi peluang adalah adversity quotient sedangkan keyakinan individu terhadap sumber penentu prilakunya adalah locus of control. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbedaan tingkat adversity quotient ditinjau dari orientasi locus of control yang dimiliki individu. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan skala locus of control dan skala adversity quotient pada individu difabel berkategori tuna daksa sebanyak 29 orang. Hasil temuan didapatkantidak terdapat perbedaan adversity quotient ditinjau dari orientasi locus of control pada individu difabel. Hal ini terlihat dari nilai Zyang lebih kecil dari 1,93 untuk nilai kritis sebesar 0,05. (Z= 0,315; &alpha; = 0,05; Z < 1,93) Katakunci:Adversity quotient, locus of control, individu difabel Nowadays phenomenon were that many individuals with disabilities was able to achieve the goal of life and also they could live as a normal person in the middle of the limitations and disability that they had. It&rsquo;s based on their ability to change the difficulty and belief that behavior is determined by the source itself. Individual's ability to overcome obstacles and turn into opportunities is adversity quotient while the individual beliefs of the source behavior is locus of control. This study aims to find differences in levels of adversity quotient in terms of locus of control orientation of the individual. The reasearch method that used in this study were adversity quotient scale and locus of control scale which is tested on 29 people with physical disabilities. This study found that there is no difference in the level of adversity quotient in terms of locus of control orientation on individuals with disabilities. Thus could be seen from Z value were lower than 1,93 wich is the requirement for 0,05 as critical value . (Z= 0,315; &alpha; = 0,05; Z < 1,93) Keyword: Adversity quotient, locus of control, individuals with disabilities
PENGEMBANGAN MODEL DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) PADA TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KOTA MALANG Cahyaning Suryaningrum; Tri Muji Ingarianti; Zainul Anwar Anwar
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 4 No. 1 (2016): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.178 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v4i1.2878

Abstract

Pendidikan  merupakan hak setiap warga negara tanpa adanya pengecualian, termasuk anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika dan harapan guru PAUD Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan perumusan model deteksi dini. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Focus Group Discussion. Subjek penelitian sebanyak 249 guru PAUD. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 7 responden (3%) mengetahui asesmen ABK dan sebanyak 242 responden (97%) tidak mengetahui  asesmen untuk ABK. Selain itu, permasalahan para guru PAUD yaitu sulit untuk melakukan deteksi dini saat masuk PAUD dan mengalami kesulitan untuk mengkomunikasikan dengan orang tua, belum memahami cara menangani ABK, dan adanya kesulitan anak ABK masuk sekolah ke jenjang berikutnya. Selanjutnya harapan para guru, yaitu adanya instrumen pendeteksian dini dan panduan wawancara guru pada orang tua, cara penanganan ABK, keterbukaan orang tua pada sekolah, dan sistem sekolah yang mendukung ABK. Selain itu, dibutuhkan  modul deteksi dini yang jelas dan rinci serta mudah dipahami dan diterapkan.
EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN SOSIAL: STUDI META ANALISIS Cahyaning Suryaningrum
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 4 No. 2 (2016): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.878 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v4i2.3519

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan sosial dengan menggunakan meta analisis. 19 mahasiswa dianalisis, hasil menunjukkan korelasi negatif antara efikasi diri dan kecemasan sosial, ř = 0,41; interval kepercayaan 95% sebesar 0,065 < ř < 0.755. Hasil mendukung hipotesis.Kata kunci: Meta Analisis, Kecemasan Sosial, Efikasi DiriThe purpose of this study was to examine the relation between self-efficacy and social anxiety using meta-analysis. 19 studies were analyzed, the results showed a negative correlation between self-efficacy and social anxiety, ř = 0,41; acceptance of 95% confidence intervals 0,065 < ř < 0.755. The result  supports the hypothesis. Key words: meta analysis, social anxiety, and self-efficacy