cover
Contact Name
Rushkanidar
Contact Email
stikptk@gmail.com
Phone
+6285260386296
Journal Mail Official
lppm@stikehutananpantekulu.ac.id
Editorial Address
Jl. Teuku Nyak Arief, Kopelma Darussalam, Kec. Darussalam, Kota Banda Aceh, Aceh 23373
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
ISSN : -     EISSN : 28097033     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
urnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) merupakan publikasi ilmiah resmi yang menerbitkan tulisan hasil penelitian yang mencakup artikel hasil pemikiran filosofis, konseptual, teoritis, telaah kritis (critical review), dan penelitian di bidang Hutan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam..
Articles 17 Documents
Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskular dan Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan, Serapan Hara dan Hasil Tanaman Kedelai (glicine max (l) merril ) pada Lahan Kritis Eka Sri Wulandari; Supardi
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.344 KB)

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Fungi mikoriza Arbuskular dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan serapan hara serta hasil kedelai pada lahan kritis. Penelitian dilaksanakan di desa Peunyerat Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh. Penelitian dilakukan dalam percobaan dengan menggunakan polybag yang ditempatkan dilapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor yaitu fungi mikoriza arbuskular yang terdiri 3 taraf yaitu tanpa mikoriza, mikoriza Gigaspora 10 g serta mikoriza Glomus 10 g dan pupuk kandang yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0, 10 dan 20 ton ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikoriza dan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai umur 30 dan 45 HST, diameter batang umur 30 dan 45 HST, berat berangkasan basah tanaman , berat berangkasan kering tanaman, jumlah polong berisi, jumlah polong hampa, berat buji pertanaman, serapan hara N, serapan hara P, serapan hara K serta berpengaruh nyata terhadap akar tanaman yang terkolonisasi fungi mikoriza arbuskula (FMA). Interaksi antara mikoriza gigaspora dan glomus terdapat pada perlakuan tinggi tanaman umur 30 HST, tinggi tanaman umur 45 HST, berat berangkasan basah, serapan hara P serta serapan hara K.Kata kunci: Fungi mikoriza arbuskula, pupuk kandang dan tanaman kedelai.
Pengaruh Kerapatan Tajuk Hutan terhadap Pertumbuhan Spesies Invasif Merremia Peltata di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung Kurniawati
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.032 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kerapatan tajuk hutan terhadap pertumbuhan M.peltata. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 selama 20 hari di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, pada tiga lokasi hutan yang masuk ke dalam kawasan Resort Tampang Kecamatan Pematang Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Ketiga lokasi tersebut yaitu Hutan Cahaya Tinggi, Hutan Cahaya Sedang, dan Hutan Cahaya Rendah. Parameter dari penelitian ini yaitu menghitung biomassa M.peltata dan mengukur tingkat kerapatan tajuk pada setiap lokasi penelitian dengan membuat profil arsitektur. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kerapatan tajuk hutan berpengaruh terhadap pertumbuhan M. peltata. Hutan cahaya tinggi dengan luas tutupan tajuk 10.95% memiliki berat biomassa 23 kali lebih besar (476 g) dari berat biomassa di hutan cahaya rendah (20.3 g) dengan luas tutupan tajuk 75.22%, dan 7 kali lebih besar dari berat biomassa di hutan cahaya sedang (74 g) dengan tutupan tajuk 50.23%.Kata kunci: Kerapatan tajuk, M. peltata, pertumbuhan, spesies invasif
Analisis Penyimpanan Biomassa Karbon pada Sistem Agoforestri dan Monokultur Tanaman Kakao (theobroma cacao. L) di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar Rosmalia
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.064 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyimpanan biomassa karbon atas maupun bawah permukaan tanah dan untuk penyimpanan biomassa karbon pada Sistem agroforestry tanaman kakao (Theobroma cacao, L), dengan luas objek penelitian 1100 ha. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan. Penelitian ini menggunakan metode allometrik dengan menggunakan rumus W = aDb (Brown 1997) pada lahan agroforestri dan monokultur menggunakan metode destruktif, C organik tanah menggunakan metode Walkey dan Black. Analisa sampel dilakukan di laboratorium Analisa Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala dan Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah cadangan karbon terbesar terdapat pada agroforestri sebesar 66,00 ton/ha, monokultur 32,33 ton/ha Kandungan C organik tanah terbesar terdapat pada agroforestri 7,94 ton/ha, monokultur 6,62 ton/ha. Besarnya cadangan karbon dan kandungan bahan organik tanah pada suatu lahan dipengaruhi oleh tingginya populasi.Kata Kunci : Biomassa karbon, C organik tanah, kakao, agroforestri, Lembah Seulawah
Kajian Pemahaman Masyarakat Terhadap Upaya Pelestarian Hutan di Daerah Aliran Sungai Krueng Geupu, Aceh Besar zakiah
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.873 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat Mukim Leupung terhadap hutan di kawasan DAS Kr. Geupu. Leupung di pilih secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan letak Mukim yang berada didalam kawasan DAS Kr. Geupu. Masyarakat Leupung berhubungan secara langsung dengan kawasan DAS Kr. Geupu. Secara umum teknik yang digunakan adalah simple random sampling dengan tipe pertanyaan semi-closed questions, menggunakan tingkat keyakinan (Level of Confidence) sebesar 95% dan Interval Keyakinan (Interval of Confidence) sebesar 5%. Terkait pengetahuan masalah konservasi sumber daya hutan, 47,5% masyarakat mukim Leupung menyatakan tahu, sedangkan sisanya, 52,5% menyatakan tidak tahu. Persentase jawaban responden yang memilih masyarakat sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi (32,0%) dan juga terdapat 22,2% responden yang menyatakan bahwa kita semua harus bertanggung jawab atas kerusakan hutan yang terjadi. Kesimpulanya bahwa masyarakat mukim Leupung memiliki pemahaman, sikap dan tindakan yang positif dalam upaya perlindungan kawasan hutan di DAS Kr. Geupu, Aceh Besar dibuktikan juga dengan tingginya partisipasi masyarakat dalam melakukan upaya pelestarian alam khususnya hutan LeupungKata Kunci : Mukim Leupung, Perlindungan Hutan, DAS Kr.Geupu
KAJIAN KUALITAS AIR SEBAGAI UPAYA MITIGASI KEKERINGAN DI DAS KRUENG BARO KABUPATEN PIDIE Desyan Ria; Helmi; Andi Isfandi
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.899 KB)

Abstract

Suatu eksperimen yang bertujuan mengkaji hubungan perubahan penggunaan lahan dan air terhadap status mutu air dan mendapatkan alternatif upaya mitigasi bencana kekeringan secara teknis dan non-teknis yang dapat diterapkan di DAS Krueng Baro Kabupaten Pidie. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan survei lapangan untuk penentuan lokasi pengambilan sampel air, analisis di laboratorium meliputi analisis sampel air dan indeks pencemaran dengan parameter TDS, TSS, DHL, pH air, Na+, NO3-, SO4-2, COD ,BOD dan juga komponen beserta alternatif upaya mitigasi bencana kekeringan di DAS Krueng Baro. Hasil penelitian menunjukan, kategori kualitas air di DAS Krueng Baro terdiri dari status kondisi baik (hulu, dan tengah), dan status tercemar ringan (hilir) dengan indeks pencemaran masing-masing; 0,79, 0,85 dan 1,17. Semakin ke hilir kualitas air semakin buruk akibat kecilnya tutupan hutan dan beragamnya penggunaan lahan. Komponen utama dan tambahan pada parameter kualitas air terhadap kerentanan bencana kekeringan adalah curah hujan, tata guna lahan, dan sifat-sifat fisik air. Alternatif upaya mitigasi bencana kekeringan mekanik dan vegetatif difokuskan pada pemukiman, tegalan dan sawah. Secara mekanik berupa sumur resapan yang dikombinasi dengan biopori, dan secara vegetatif berupa penghijauan dan agroforestri. Sedangkan secara non-teknis berupa penyusunan kriteria mutu air, sosialisi, dan penegakan Undang-Undang atau Qanun. Kata Kunci: DAS Krueng Baro, Indeks Pencemaran, Kualitas Air, Mitigasi Bencana Kekeringan.
PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN LHOONG KABUPATEN ACEH BESAR Agusmaidi; Dr. Cut Maila Hanum, M.P; Karsani, S.Hut., M.P
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1274.371 KB)

Abstract

Bencana Tsunami tahun 2004 mengakibatkan banyak kawasan rusak dan berkurangnya lahan tambak, hutan dan permukiman di kawasan pesisir Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan menginventarisasi kondisi tutupan lahan pesisir pasca bencana tsunami melalui interpretasi visual citra serta menganalisis perubahan tutupan lahan yang terjadi tahun 2004, 2009, 2014, dan 2019. Analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang memanfaatkan data penginderaan jauh. Penelitian ini menggunakan metode changed detection, untuk menganalisis perubahan lahan tahun-tahun tersebut. Hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan luas tutupan lahan tahun 2004, 2009, 2014, dan 2019. Perbedaan kondisi lingkungan pra tsunami dan pasca tsunami setiap tahunnya memiliki perubahan signifikan. Mangrove tahun 2004 memiliki luas tertinggi 12,32 Ha dan untuk rentang tahun berikutnya memiliki penurunan. Hutan lahan kering sekunder tidak mengalami perubahan baik pra maupun pasca tsunami seluas 772,65 Ha. Pertanian lahan kering campuran tahun 2004 memiliki luas tertinggi 121,71 Ha dan untuk rentang tahun berikutnya memiliki penurunan. Lahan tubuh air mengalami kenaikan perubahan lahan ketika pasca tsunami tahun 2009 seluas 95,84 Ha. Lahan tambak tahun 2004 memiliki luas tertinggi 106,75 Ha dan mengalami penurunan tahun 2009 seluas 65,60 Ha dan terjadi kenaikan luasan tahun 2014 dan 2019 seluas 73,52 Ha dan 79,40 Ha. Lahan terbuka mengalami kenaikan pasca tsunami tahun 2009 seluas 116,07 Ha. Lahan permukiman pasca tsunami mengalami penurunan sangat signifikan tahun 2004 seluas 252,06 Ha menjadi 225,68 Ha. Lahan sawah tahun 2004 seluas 765,58 Ha mengalami penurunan tahun 2009 menjadi 626,42 Ha, tahun 2014 menjadi 649,64 Ha, dan tahun 2019 menjadi 649,96 Ha.
(STUDI POPULASI ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII) DI KAWASAN STASIUN PENELITIAN KETAMBE TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER ACEH TENGGARA Dodi Syahputra; Ruskhanidar; Zakiah
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.687 KB)

Abstract

The Ketambe Research Station is an important habitat for the Sumatran orangutan (Pongo abelli), which experiences many disturbances from the community, such as forest encroachment and illegal logging. This condition has caused 7% habitat destruction. The impact of habitat destruction has led to a decline in the orangutan population. This study aims to determine the population of Sumatran orangutans at the Ketambe research station. The study took place at the Ketambe research station, Mount Leuser National Park (TNGL) Aceh Tenggara, for three months from April to June 2021, using the purposive sampling method, and the orangutan population data collection technique using the line transect method as many as 9 (nine) transects. , placed: riverbanks, plains, ridges, and mountain peaks. Data analysis for this study used the formula d = N / 2 w L: Estimating nest density (d), number of nests (N), length of observation path (L), width of observation path (w), according to (Van Schaik, 1995) is Estimated density of each nest/species found. The observation paths are 1 km long each and the left and right are 25 m wide, the Sumatran orangutan population density found is 0.7291 Individuals/Km², with a total of 104 nests. From the total area of ​​observation 45 ha (450,000m²). Based on the results of the study, the most preferred type of meranti (hopea cernua) was the Sumatran orangutan for making nests at the ketambe research station. The most distribution of nests based on diameter size is 21-40 cm, based on nest height is at a height of 10-20 m, based on nest position is in position 1, based on nest class is in class C, and based on tree height is in class 15-25 m. Based on the results obtained, the types of trees that orangutans prefer for nesting can be used as a type of planting activity, orangutan habitat restoration.
PERSEPSI MASYARAKAT GAMPONG PUCUK LEMBANG TERHADAP KELESTARIAN HUTAN DI KECAMATAN KLUET TIMUR KABUPATEN ACEH SELATAN HARYADI SYAHRIL; Zakiah Zakiah; T. Dedy Kiswayadi
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.414 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Persepsi Masyarkat Gampong Pucuk Lembang Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan Terhadap Kelestarian Hutan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2020 dengan mengunakan metode Purpasive Sampling. Responden dalam penelitian ini sebanyak 58 orang/kk yang terbagi 4 dusun. Hasil penelitian responden menjawab Peran pemerintah gampong dalam menjaga hutan sangat baik 22%(22 Responden) dan Baik 51%(30 Responden). Upaya yang membantu mewujudkan hutan/lingkungan lestari ialah dengan Penghijauan 36%(21 Responden), dan Mencegah Penebagan liar 43%(25 Responden). Yang berperan dalam melestarikan hutan ialah masyarakat 20,4% (12 Responden.) dan Pemerintah/LSM 79,6% (46 Responden). Faktor penyebab keruskan hutan ialah Penebangan kayu 72% (42 Responden) dan Alih fungsi hutan 21% ( 12 Responden). Mamfaat hutan bagi masyarakat ialah Berkebun 52%(30 Responden) dan Berburu 34% (20 Responden).
KAJIAN TINGKAT KERENTANAN BANJIR BERDASARKAN ASPEK BIOFISIK LAHAN DI SUB DAS KRUENG JREUE ACEH BESAR Helmi Helmi
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.847 KB)

Abstract

Meningkatnya intensitas konversi lahan di Sub DAS Krueng Jreue Aceh Besar akibat perubahan penggunaan lahan menyebabkan perubahan karakteristik biofisik lahan. Perubahan karakteristik biofisik lahan menyebabkan meningkatnya tingkat kerentanan banjir. Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif (Survei). Hasil penelitian menunjukkan: Variabel penentu tingkat kerentanan banjir berdasarkan aspek biofisik lahan, yaitu: faktor dinamis (curah hujan, penggunaan lahan), dan faktor statis (infiltrasi tanah, kemiringan lereng). Kelas Tingkat Kerentanan Banjir (TKB) di Sub DAS Krueng Jreue, terdiri dari: Sangat Rentan, permukiman dan sawah (42≤TKB≤50); Rentan, tegalan (34≤TKB≤41); Cukup Rentan/Sedang tanah terbuka, semak belukar, padang rumput, hutan sekunder dan hutan primer (26≤TKB≤33); rerata 32,38 (kelas cukup rentan). Lahan permukiman dan sawah di kawasan budidaya, seluas 624,76 ha atau 2,70% dari total luas Sub DAS Krueng Jreue (23.218,06 ha), mempunyai tingkat kerentanan bencana banjir tertinggi. Bencana banjir terjadi pada bulan November-Desember, saat curah hujan tinggi.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMASARAN SOSIAL DALAM KAMPANYE KONSERVASI ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelli) DI KECAMATAN BABUSSALAM KABUPATEN ACEH TENGGARA Darmalia
Jurnal Penelitian Hutan dan Sumber Daya Alam (PHSDA) Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Kehutanan dan Sumber Daya Alam (PHSDA)
Publisher : LPPM STIK Pante Kulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.248 KB)

Abstract

Orangutan Sumatera merupakan satu-satunya satwa primata yang ada di indonesia. Menurut IUCN Orangutan Sumatera dengan status kritis dengan kepunahan tertinggi. Upaya untuk membantu kegiatan pelestarian alam dan habitat di Indonesia maka salah satu yang digunakan adalah efektivitas penggunaan metode pemasaran sosial dalam kampanye konservasi untuk dapat menyampaikan informasi dan pesan-pesan sehingga tersampaikan dengan mudah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media yang paling efektif digunakan dalam kampanye konservasi Orangutan Sumatera. Penelitian ini dilakukan di 3 Gampong yaitu Gampong Raja, Gampong Melayu, dan Batumbulan di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara. Yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan April 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan data primer melalui observasi, kuesioner, dan wawancara juga di dukung dengan data sekunder yang diperoleh dari buku, referensi, literature web resmi, dan jurnal yang berkaitan. Teknik pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling. Dimana penentuan lokasi dilakukan secara Purposive yaitu Gampong Raja (305 KK), Gampong Melayu (222 KK), dan Batumbulan (320 KK) dengan intensitas sample sebesar 10%. Dengan menggunakan analisis deskriptif yang mengakumulasi dan gambaran secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pemasaran sosial dalam kampanye konservasi Orangutan media televisi merupakan media yang paling efektif dengan persentase jumlah 29 responden (34%), untuk media radio 5 responden (5%), surat kabar 22 responden (26%), papan reklame 9 (11%), dan poster 20 responden (24%).

Page 1 of 2 | Total Record : 17