cover
Contact Name
Agustinus Konda Malik
Contact Email
aguskondamalik@staf.undana.ac.id
Phone
+6281237987345
Journal Mail Official
jurnalpeternakan@undana.ac.id
Editorial Address
Jl. Adisucipto Penfui, Kupang Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Peternakan Lahan Kering
ISSN : -     EISSN : 27147878     DOI : -
Jurnal Peternakan Lahan Kering (JPLK) menerbitkan artikel hasil penelitian yang meliputi Produksi ternak, Pakan dan nutrisi ternak, Reproduksi dan pemuliaan ternak, Teknologi hasil ternak, Sosial ekonomi peternakan, dan Kesehatan ternak
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2020): Juni" : 4 Documents clear
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Anting-Anting (Achalipha Indica . L) Dalam Ransum Terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Lemak Kasar pada Ternak Babi Peranakan Landrace, Face Grower Sergius Gadur; Sabarta Sembiring; Johanis Ly; Tagu Dodu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.094 KB)

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupataen Kupang selama 8 minggu terhitung sejak 05 Mei-30 Juni 2019. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun anting-anting dalam ransum basal terhadap kecernaan serat kasar dan lemak kasar ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi jantan kastrasi peranakan Landrace yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan awal 30-50 kg, rata-rata 37,92 kg dan (KV = 13,66%). Penelitian ini meggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: 100% ransum basal tanpa daun anting-anting (kontrol), R1: ransum basal 98 + 2% daun anting-anting, R2: ransum basal 96 + 4% daun anting-anting, R3: ransum basal 94 + 6% daun anting-anting. Variabel yang diteliti adalah kecernaan serat kasar dan lemak kasar Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kecernaan serat kasar dan lemak kasar. Kesimpulan adalah penggunaan daun anting-anting hingga 6% memberikan respon yang relatif sama terhadap kecernaan serat kasar dan lemak kasar. Kata kunci: babi, anting-anting, serat kasar, lemak kasar. The study aimed at evaluating the effect of including (Achalipha indica L) leves meal into basal diet on intake and digestibility of crude fiber and crude fat in grower Landrace pig. There were 12 grower-landrace pigs 3-4 months of age with 30-50 (average 37.92) kg and CV 13.66% initial body weight used in the study. Trial method using block design 4 treatments with 3 replicates procedure used in the study. The diet formulas offered in the feeding tria : R0 : 100% basal diet without Achalipha indica L leaves meal (control); R1: basal diet + 2% Acalipha leaves meal; R2 :basal diet + 4% leaves meal; and R3:basal diet + 6% Achalipha leaves meal. Variable studied were : consumption and digestibility of crude fiber and crude fat in pig. Statistical analysis result shows that effect of including Purslane leaves meal into basal diet is not significant (P>0.05) on either intake or digestibility of crude fiber and crude fat. The conclusion is that including 2, 4, 6 % Achalipha flour into basal diet tends to increase both intake and digestibility of both crude fiber and crude fat in pigs. Key words: Pig, Achalipha flour, crude fiber, crude fat.
Pengaruh Pemberian Pakan Konsentrat Mengandung Tepung Bonggol Pisang Hasil Fermentasi Khamir Saccharommyces Cerevisiae Terhadap Nilai Teknis Penggunaan Ransum Kambing Lokal Betina Selvia Agnelia Wunga; Yohanis Umbu Laya Sobang; Marthen Yunus
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.915 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan konsentrat mengandung tepung bonggol pisang hasil fermentasi khamir saccarhomyeces cerevisae terhadap konversi ransum, efesiensi penggunaan ransum dan efesiensi penggunaan protein ternak kambing lokal betina. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak kambing lokal betina sebanyak 12 ekor yang berumur antara 4-6 bulan dengan kisaran berat badan ternak 9-13 kg, dengan rataan10,5kg dan koefisien varians 14,762%. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan tersebut yaitu : P0 = pakan basal + konsentrat tanpa bonggol pisang P1 = Pakan basal + konsentrat 10% tepung bonggol pisang P2 = pakan basal +konsentrat mengandung 20% tepung bonggol pisang, P3 = Pakan basal + konsentrat mengandung 30% tepung bonggol pisang 30%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konversi ransum P0 = 11,61 ± 1,55 P1 = 9,47 ± 2,12 P2 = 8,23 ± 0,36 P3 = 9,16 ± 1,37, efesiensi penggunaan ransum (%) P0 = 8,72 ± 1,24 P1 = 10,90 ± 2,24 P2 = 12,17 ± 0,53 P3 = 11,10 ± 1,82 dan efesiensi penggunaan protein (%) P0 = 44,67 ± 0,301 P1 = 53,85 ± 0,43 P2 = 59,39 ± 0,07P3 = 55,89 ± 0,2. Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Kesimpulan : pemberian pakan konsentrat mengandung tepung bonggol pisang hasil fermentasi memberikan pengaruh yang sama terhadap konversi ransum, efesiensi penggunaan ransum, efesiensi penggunaan protein ternak kambing lokal betina. Kata kunci: kambing ,Saccharomyeces, konsentrat, konversi efesiensi, protein. The study aimed to evaluating the effect of including concentrate cointaining Saccarhomyeces cerevisiae fermented banana corm on feed conversion, feed efficiency, and protein efficiency of local ewe. There were 12 local e wes 4-6 months old with 9-13 kg (average 10.5kg; CV 14.76%) initial body weight used in the study. Trial method using completely randomized design 4 treatments with 3 replicates applied in the study. The 4 treatments applied were: P0; local grass + concentrate feed (70:30) without fermented banana corm; P1: local grass + concentrate feed containing 10% fermented banana corm; P2; local grass + concentrate feed containing 20% fermented banana corm; and P3: local grass + concentrate feed containing 30% fermented banana corm. The results found were : feed conversion P0 = 11.61 ± 1.55 P1 = 9.47 ± 2.12 P2 = 8.23 ± 0.36; P3 = 9.16 ± 1.37 feed efficiency (%) P0 = 8.72 ± 1.24 P1 = 10.90 ± 2.24 P2 = 12.17 ± 0.53 P3 = 11.10 ±1 .82; and protien efficiency (%) P0 = 44.67±0.301; P1= 53.85 ± 0.43 ; P2 = 59.39 ± 0.07 ; P3 = 55.89 ± 0.27. Statical analysis shows that the effect of treatment is not significant (P>0.05) on all variables studied. The conclusion is that including containing Saccharomices cerevisiae fermented banana corm performs the similar results in feed conversion, feed efficiency and protein efficiency of local ewee. Key words: goat, local, Saccharomyeces, concentrate, conversion, efficiency, protein
Pengaruh pemberian pakan konsentrat mengandung tepung bonggol pisang yang difermentasi dengan khamir (Saccharomyeces cerevisiae) terhadap metabolit darah kambing lokal betina Martina Patria Gole; Sukawaty Fattah; Heroini Titi Handayani
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.353 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan konsentrat mengandung tepung bonggol pisang yang difermentasi dengan khamir Saccharomyeces cerevisae terhadap glukosa, urea dan total protein plasma darah ternak kambing lokal betina. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak kambing lokal betina sebanyak 12 ekor yang berumur antara 4-6 bulan dengan kisaran berat badan ternak 9-13kg, dengan rataan 10,5kg dan koefisien varians 14,762%. Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan digunakan dalam penelitian. Adapun perlakuan tersebut yaitu; P0; Pakan basal + konsentrat tanpa tepung bonggol pisang, P1; Pakan basal + konsentrat mengandung 10% tepung bonggol pisang, P2;Pakan basal + konsentrat mengandung 20% tepung bonggol pisang, P3;Pakan basal + konsentrat mengandung 30% tepung bonggol pisang. Data yang diperoleh di analisis menggunakan Analysis Of Varians (ANOVA). Hasil penelitian ini diperoleh nilai rataan glukosa darah (mg/dl)=P0; 79,21±2,93 P1; 87,99±0,45 P2; 88,61±5,77 P3; 85,68,±4,94 urea darah (mg/dl)=P0; 45,50±1,13 P1; 47,72±0,17 P2; 48,63±1,37P3; 46,79±1,82, dan total protein plasma (mg/dl)= P0; 6,90±0,17 P1; 7,10±0,26P2; 7,27±0,15 P3; 6,67±0,30. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Kesimpulan: pemberian pakan konsentrat mengandung tepung bonggol pisang fermentasi memberikan pengaruh yang sama antara perlakuan dalam pakan konsentrat terhadap glukosa, urea dan total protein plasma darah ternak kambing lokal betina. Kata kunci: kambing, Saccharomyeces cerevisiae, konsentrat, dan metabolit darah The study aimed at evaluating the effect of supplying concentrate containing Saccharomyeces cerevisiae fermented banana corm on blood glucose, orea, and total blood plasma protein of local ewe. There were 12 ewes 4-6 months of age with 9-13 kg (average 10.5kg, CV 14.762% used in the trial. Completely randomized design 4 treatments with 3 replicates applied in the trial. The 4 treatments were: P0: basal feed + concentrate containing whitout banana corm meal; P1: basal feed + concentrate containing 10% banana corm meal; P2: basal feed+concentrate containing 20% banana corm meal; P3 ; Basal feed + concentrate containing 30% banana corm meal. The date were analyzed using Analysis Of Variance. The results were average value is obtained: blood glucose (mg/dl): P0;79.21 ± 2.93 P1; 87.99 ± 0.45 P2; 88.61 ± 5.77 P3; 85.68, ± 4.94. Blood urea (mg/dl): P0; 45.50 ± 1.13 P1; 47.72 ± 0.17 P2; 48.63 ± 1.37,P3; 46.79 ± 1.82, dan total protein plasma (mg/dl): P0; 6.90 ± 0.17 P1; 7.10 ± 0.26 P2; 7.27 ± 0.15 P3; 6.67 ± 0.30. Statistcal analysis shows that effect of treatment is not significant (P>0,05) on all studied varibles. The conclusion is that including fermented banana corm performs the similar results in blood glucose, urea, and total palsma protein concentration of local ewe. Key words: goat, Saccharomyeces, concentrate, metabolite.
Pengaruh Penggunaan Tepung Krokot (Portulaca Oleracea L.) dalam Ransum Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Protein dan Energi Ternak Babi Peranakan Landrace Fase Grower – Finisher Yohana Monita Saina; Johanis Ly; Tagu Dodu; I Made Suaba Aryanta
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.53 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung krokot (Portulaca oleracea L) dalam ransum basal terhadap konsumsi dan kecernaan protein dan energi ternak babi landrace fase grower-finisher. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace, berumur 4–5 bulan dengan bobot badan awal 65–77kg dengan rataan 72,42kg (KV=25,47%).Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari: R0: 100% ransum basal tanpa tepung krokot (kontrol), R1: 95% ransum basal + 5% tepungkrokot, R2: 92,5% ransum basal + 7,5% tepungkrokot, R3: 90% ransum basal + 10% tepung krokot. Variabel yang diteliti adalah konsumsi dan kecernaan protein dan energi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung krokot dalam ransum basal berpengaruh nyata (P<0,05) dalam meningkatkan konsumsi dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi energi dan kecernaan protein dan kecernaan energy pada ternak babi fase grower-finisher. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan tepung krokot 5% 7,5% dan 10% dalam ransum basal meningkatkan konsumsi protein namum memberikan hasil yang relatif sama terhadap konsumsi energi, kecernaan protein dan kecernaan energi ternak babi fase grower-finisher. Kata kunci: Babi, krokot, protein, energi. konsumsi, kecernaan The study aimed at evaluating the effect of including Purslane (Portulaca oleracea L) leves meal into basal diet on intake and digestibility of protein and energy in grower-finisher landrace pig. There were 12 grower-landrace pigs 4-5 months of age with 65-77 (average 72.42) kg and CV 23.4% initial body weight used in the study. Trial method using block design 4 treatments with 3 replicates procedures used in the study. The 4 diet formulas offered in the feeding trial.: R0: 100% basal diat without purlane leaves meal (control); R1: 95% basal diet + 5% Purslane leaves meal; R2: 92.5% basal diet + 75% purslane leaves meal; and R3: 90% basal diet + 10% Purslane leves meal. Variable studied were: intake and digestibility of protein and energy. Statistical analysis result shows that effect of including Puslane leaves meal into basal diet is not significnt (P>0.05) on either intake or digestibility of either protein or energy in the pig. The conlusiaon is that including Purslane leaves meal into basal diet performs the similar results in both intake and digesibility of both Protein and energy in grower-finisher landrace pig. Key words: pig, Purslane, protein, energy, intake, digestibility

Page 1 of 1 | Total Record : 4