cover
Contact Name
Akbar Tanjung
Contact Email
ijitp@radenintan.ac.id
Phone
+6282176178991
Journal Mail Official
ijitp@radenintan.ac.id
Editorial Address
Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung, Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy
ISSN : 26568748     EISSN : 26864304     DOI : 10.24042
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy is primarily intended for the publication of scholarly works in the field of Islamic Theology and Islamic Philosophy, school of Islamic Theological thought, Islamic Theology Figure, Modern and Contemporary Islamic Theology, Classical Islamic Philosophy, History of Islamic Philosophy, Ontology, Epistemology, Axiology, Ethics and others. IJITP accepts articles in both English and Indonesia, as well as maintains a double-blind peer-review process. The Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy (IJITP) invites participation and contributions from researchers and academics in accordance with the field of science.
Articles 3 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2021)" : 3 Documents clear
Konsep Tasawuf Akhlaqi Abdul Qādir Al-Jailānī dan Relevansinya Terhadap Problematika Modernitas (Studi Pada Kitab Sirrul Asrār Wamazhharul Anwāri Fīmā Yahtāju Ilaihil Abrār) Dewi Ummu Kholifah
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.049 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v3i2.11327

Abstract

Sejatinya manusia menyadari bahwa aspek esoteris lebih penting daripada aspek eksoteris. Namun fakta dewasa ini menunjukkan bahwa aspek esoteris tertinggal jauh di belakang kemajuan aspek eksoteris, fakta bahwa orientasi manusia menjadi kian materialis dan pragmatis yang berujung pada rusaknya tatanan akhlak manusia. Kondisi ini membuat manusia mulai melirik ilmu tasawuf  sebagai solusinya. Tasawuf sebagai ilmu esoterik Islam memang menarik untuk diperbincangkan, terlebih pada masa awal-awal adanya tarekat seperti tarekat yang ditokohi oleh Abdul Qādir al-Jailānī sebagai syaikh yang pertama pada tarekat Qadiriyah. dalam tulisan ini peneliti akan menyajikan konsep tasawuf akhlaqi Syaikh Abdul Qādir Al-Jailānī dan relevansinya terhadap solusi problematika modernitas. Penelitian ini tergolong dalam penelitian pustaka dengan sumber primernya kitab yang berjudul Sirrul Asrār Wamazhharul Anwāri Fīmā Yahtāju Ilaihil Abrār karya Syaikh Abdul Qādir  al-Jailānī, serta beberapa artikel dan buku sebagai data sekundernya. Analisis data menggunakan metode deskriptif, konten analisis, dan metode historis. Dalam Islam, tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlaq. Dalam buku ini Syaikh Abdul Qādir al-Jailānī memberikan penjelasan tentang kewajiban-kewajiban fundamental Islam. Meskipun pemikirannya klasik, tapi penting ditelaah mengingat masih relevan bagi kebutuhan pada zaman modern.
Dampak Sains Modern Terhadap Lingkungan dalam Perspektif Teologi Islam Akbar Tanjung; M Mansyur
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.661 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v3i2.10401

Abstract

Sains modern telah membantu banyak aktifitas manusia menjadi lebih mudah, cepat dan menyenangkan. Akan tetapi, kemudahan yang disuguhkan oleh sains modern juga mempunyai dampak yang buruk pada beberapa lini kehidupan. Mulai dari lini moralitas sebagai sesama manusia hingga pada lingkungan hidup (alam). Islam sebagai petunjuk sejatinya telah memuat rambu-rambu bagaimana manusia hidup dan berinteraksi, baik itu kepada sesama manusia maupun kepada makhluk hidup lainnya. Artikel ini akan menyajikan dampak sains modern terhadap lingkungan dalam perpektif teologi Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan abstraksi. Dampak sains modern yang tidak ramah lingkungan diantaranya, pencemaran udara akibat cerobong asap pabrik, lahan menjadi tandus akibat pertambangan, kekurangan air baik secara kualitas maupun secara kwantitas dan perubahan ektrim pada iklim. Prinsip Islam terhadap lingkungan berlandaskan pada dua prinsip, yakni prinsip tauhid dan prinsip khalifah. Dengan demikian lingkungan tidak dipandang sebagai alam yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan, karena sejatinya lingkungan dan manusia adalah satu kesatuan penciptaan sebagai sesama ciptaan Tuhan. Manusia sebagai wakil Tuhan di bumi seharusnya merefresentasikan sifat-sifat Tuhan terhadap bumi, seperti menjaga fungsi bumi bagi keberlanjutan semua makhluk hidup di bumi.  .
Filsafat Kenabian al-Farabi dan Relevansinya terhadap Kreteria pemimpin pada Era Kontemporer Nur Hidayah
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.308 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v3i2.10351

Abstract

Seorang nabi adalah manusia yang menerima pesan atau informasi dari Allah dan mendapat keistimewaan diantara manusia yang lainnya. Diantara keistimewaannya yakni nabi dapat terhubung kepada akal fa’al. Oleh karena itu, kepala suatu pemerintahan harus dipimpin oleh  Nabi. Akan tetapi keistimewaan tersebut ternyata juga bisa didapatkan meskipun bukan seorang Nabi, adalah seorang filosof dengan jalan yang berbeda seperti yang dialami oleh para nabi sebagaimana yang digagas oleh al-Farabi. Tulisan ini akan menyajikan filsafat kenabian al-Farabi dan relevansinya terhadap kreteria pemimpin pada era modern. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan beberapa prosedur metode analisis data antara lain: metode deskriptif, analisis konten, dan metode deduksi sebagai proses penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil kajian, al-Farabi merupakan seorang tokoh yang menyajikan filsafat kenabian yang komprehensif diantara para tokoh lainnya dan al-Farabi mampu menjawab asumsi-asumsi negatif terkait dengan kenabian, serta clear dalam menjelaskan kesinambungan antara nabi dan filosof. Sehingga konsep kenabian yang di gagas oleh al-Farabi masih relevan jika di implementasikan dalam menentukan kreteria seorang pemimpin pada masa sekarang.

Page 1 of 1 | Total Record : 3