cover
Contact Name
Delfitriani
Contact Email
delfitriani@unida.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
j.agroindustrihalal@unida.ac.id
Editorial Address
Jl. Tol Ciawi 01 P.O. Box Ciawi 35 Bogor 16720 Jawa Barat Indonesia
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL
ISSN : 24423548     EISSN : 25500163     DOI : https://doi.org/10.30997/jah.v8i1
Jurnal Agroindustri Halal Merupakan publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor sebagai media penyebarluasan dan pertukaran informasi hasil penelitian di bidang teknologi pertanian secara umum dan kehalalan secara khusus. Publikasi yang termasuk di dalamnya dapat berupa hasil penelitian dengan tema kimia pangan, biokimia pangan, pengolahan pangan halal, teknologi industri pertanian, manajemen dan pemodelan agroindustri, teknik dan sistem industri, teknik manajemen lingkungan agroindustri, rekayasa dan bioproses produk biomaterial halal.
Articles 216 Documents
PENGGUNAAN BAHAN PENSTABIL PADA MUTU VELVA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN PEMANIS MADU Armita Dwi Safitri
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.262 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i1.690

Abstract

Bunga rosela memiliki kandungan penting yang terdapat pada bunga rosela yaitu pigmen antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula velva. Serta Mengetahui tahapan pembuatan dengan ditambahkan madu dan penstabil. Penelitian pendahuluan ini dibuat tiga konsentrasi pemanis madu. Hasil memperlihatkan bahwa velva rosela terpilih berdasarkan distribusi frekuensi adalah konsentrasi pemanis madu 35%. Velva rosela terpilih mempunyai nilai yang lebih besar pada distribusi frekuensi dan lebih ekonomis harganya. Penelitian utama ini dibuat empat konsentrasi bahan penstabil. Penelitian Utama velva rosela terpilih berdasarkan parameter butiran kristal adalah penstabil menggunakan gum arab 3% sebesar 4.05%. Velva rosela terpilih berdasarkan parameter overrun adalah penstabil CMC 3% sebesar 5.59%. Velva rosela terpilih berdasarkan parameter persen leleh adalah penstabil menggunakan gum arab 3% sebesar 28.18%. Analisis sifat fisik menunjukkan bahwa velva rosela memiliki aktifitas antioksidan 52.191 ppm.
KARAKTERISTIK KIMIA PADA PEMBUATAN MI SAGU (Metroxylon sagu) KERING Adnan Engelen
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.498 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i1.691

Abstract

Gandum yang dikonsumsi di Indonesia diimpor dari luar negeri. Untuk meminimalisir impor gandum dibutuhkan bahan-bahan olahan lokal dan digunakan menjadi produk lokal. Salah satu produk lokal yang berasal dari bahan baku lokal adalah sagu. Pemanfaatan sagu dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat mi. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi mi sagu kering. Sagu mi dibuat melalui suatu proses menggunakan twin screw extruder dengan menambahkan emulsifier berupa GMS (Gliserol monostearat) dan ISP (Isolated Soybean Protein). Dua tahapan yang dilakukan pada penelitian ini : 1) pembuatan mi sagu kering, 2) karakterisasi kimia, warna dan sifat sensori mi sagu kering. Mi sagu kering menghasilkan komponen kimia antara lain air (10.32%), abu (0.20%), protein (2.63%), lemak (0.21%), karbohidrat (86.63%), dan nilai warna (L = 34.70, a = 2.56, b = 6.19). Hasil penelitian dengan menggunakan uji t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara mi sagu kering dan mi terigu pada parameter kekerasan, kelengketan, elongasi dan overall.
KAJIAN PUSTAKA TEKNIK PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYING) UNTUK PENGAWETAN DAN PRODUKSI PROBIOTIK Seveline Seveline
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.472 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i1.692

Abstract

Penelitian mengenai bakteri asam laktat telah dilakukan sampai sekarang baik dari isolasi dan karakterisasinya sampai bakteri asam laktat yang memiliki potensi sebagai probiotik. Probiotik merupakan produk pangan yang dapat meningkatkan dan menjaga kesetimbangan saluran pencernaan. Untuk dapat bersifat probiotik maka beberapa syarat diperlukan.Produksi probiotik dengan penggunaan teknik kering semprot merupakan salah satu cara dalam mengawetkan kultur bakteri. Dalam penggunaan teknik pengering semprot ini perlu dititik beratkan pada bahan penyalut, suhu inlet dan outlet serta variabel-variabel lainnya. Proses perubahan dalam teknik pengeringan semprot mengubah fase cairan menjadi fase kering (padatan).Teknik pengeringan semprot adalah salah satu teknik yang menghasilkan produk yang lebih baik, lebih mudah penanganannya, waktunya lebih singkat, proses produksi yang lebih sederhana dan tentu saja harganya yang relatif lebih murah. Penelitian mengenai bakteri asam laktat telah dilakukan sampai sekarang baik dari isolasi dan karakterisasinya sampai bakteri asam laktat yang memiliki potensi sebagai probiotik. Probiotik merupakan produk pangan yang dapat meningkatkan dan menjaga kesetimbangan saluran pencernaan. Untuk dapat bersifat probiotik maka beberapa syarat diperlukan.
INHIBISI ENZIM α-GLUKOSIDASE MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN BENALU CENGKEH (Dendrophthoe pentandra (L.) Mic) Tiana Fitrilia
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.982 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i1.693

Abstract

Benalu cengkeh merupakan tumbuhan yang hidup menempel pada pohon inangnya. Daun benalu yang telah diekstraksi memiliki berbagai fungsi biologis seperti antioksidan dan antidiabetes. Penelitian ini bertujuan menentukan ekstrak paling aktif dalam menghambat enzim α-glukosidase. Ekstrak terpilih dilakukan pengujian terhadap kinetika enzim dan identifikasi senyawa menggunakan LC-MS/MS. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi daun benalu adalah air dan etanol. Selanjutnya, ekstrak etanol difraksinasi dengan pelarut yang memiliki kepolaran berbeda. Sampel yang diuji terdiri atas ekstrak air, ekstrak etanol dan fraksi dari ekstrak etanol. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol memiliki aktivitas dalam menginhibisi enzim paling besar dengan nilai IC50 sebesar 129.7 µg/mL. Sementara, akarbose sebagai kontrol positif memiliki nilai IC50 sebesar 0.1 µg/mL. Secara statistik, semua sampel uji memiliki nilai IC50 yang berbeda secara signifikan. Hasil kinetika enzim dari ekstrak etanol menunjukkan jenis inhibisi nonkompetitif campuran dan berdasarkan identifikasi LC-MS/MS, ekstrak etanol memiliki bobot molekul 700.73 (m/z) dengan waktu retensi 1.45.
Pengaruh Lama Pengasinan Pada Pembuatan Telur Asin dengan Cara Basah Adnan Engelen
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1265.585 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.831

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama pengasinan terhadap kandungan zat gizi telur itik pada pembuatan telur asin dengan cara basah. Konsumsi telur asin dimasyarakat cukup tinggi. Namun, pada proses pembuatan telur asin belum diketahui secara pasti lama pengasinan terbaik sehingga dibutuhkan penelitian agar mengetahui lama pengasinan terbaik pada pembuatan telur asin. Penelitian ini merupakan penelitian dengan lama pengasinan 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 hari pada pembuatan telur bebek mentah cara basah. Adapun parameter gizi yang akan diuji adalah analisis kadar lemak, pH, NaCl, dan kadar air. Hasil Analisis Ragam Anova didapatkan bahwa pengaruh lama pengasinan 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 hari adalah kadar lemak kuning telur (128,94 %), kadar lemak putih telur (0,18 %), kadar pH kuning telur (0,16 %), kadar pH putih telur (0,34 %), kadar NaCl kuning telur (0,71 %), kadar NaCl putih telur (0,77 %), kadar air kuning telur (63,93 %), kadar air putih telur (0,81 %). Hasil tersebut menunjukkan bahwa lama pengasinan terhadap telur asin tidak berpengaruh nyata.
FORMULASI HARD CANDY MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI FIKOSIANIN Spirulina platensis Devita Febry Andini
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.569 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.834

Abstract

Penelitian ini mencari formulasi Hard Candy dengan penambahan ekstrak biopigmen biru fikosianin Spirulina platensis sebagai pewarna alami dan mempelajari kestabilan warna fikosianin setelah diaplikasikan ke dalam produk pangan. Penelitian dilakukan selama tiga tahap yaitu preparasi fikosianin, pengolahan Hard Candy, dan analisis Hard Candy. Penelitian tahap satu yaitu ekstraksi fikosianin menggunakan metode pembekuan. dan enkapsulasi fikosianin menggunakan maltodekstrin dengan perbandingan 1:1. Penelitian tahap dua yaitu pengolahan Hard Candy dengan dua faktor percobaan berupa variasi formula sukrosa 80 g (F1) dan 100 g (F2) dan variasi konsentrasi fikosianin 1 g (B1), 2g (B2), dan 3 g (B3). Pada penelitian tahap tiga dilakukan analisis produk. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancang Acak Lengkap (RAL) Dua Faktor. Produk Hard Candy diuji hedonik dengan parameter mutu yaitu warna, rasa, dan tekstur (menggunakan 25 panelis semi terlatih). Formula Hard Candy terpilih menurut panelis yaitu F1B3 (sukrosa 80 g dan fikosianin 3 g) dengan hasil uji hedonik yaitu warna disukai, rasa dan tekstur agak disukai. Hasil analisis kimia menunjukkan nilai aktivitas antioksidan (IC50) pada produk Hard Candy sebesar 319,05 ppm, kadar gula reduksi 16,92%, kadar sakarosa 44,33%, kadar air 0,92%, kadar abu 0,02%, dan kadar protein 72,33 ppm. Nilai absorbansi Hard Candy diperoleh tetap stabil hingga pengamatan hari ke-28 (warna biru Hard Candy tetap stabil selama 28 hari pengamatan). 
PENDUGAAN UMUR SIMPAN SUSU BUBUK FULL CREAM YANG DIKEMAS DENGAN ALUMUNIUM FOIL (AL7) ATAU METALIZED PLASTIC (VM-PET12) Putria Diah Aprida
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1211.969 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.836

Abstract

Susu bubuk merupakan produk pangan yang sensitif terhadap perubahan suhu selama penyimpanan. Pada penelitian ini akan dilakukan pendugaan umur simpan susu bubuk menggunakan alumunium foil (AL7) dan metalized plastic (VM-PET12). Pendugaan umur simpan dilakukan dengan mengamati parameter kadar air menggunakan metode oven dan organoleptik menggunakan metode pembedaan dengan kontrol atau Difference from Control Test (DCT) pada masing – masing jenis kemasan. Produk disimpan pada tiga tingkatan suhu yang berbeda yaitu 37, 47 dan 55 oC. Waktu pengamatan yaitu hari ke – 0, 7, 14, 21, 28, hingga 35. Penentuan parameter mutu kritis pendugaan umur simpan dipilih berdasarkan nilai R2 mendekati 1 yaitu DCT susu bubuk yang dikemas menggunakan alumunium foil (AL7). Persamaan Arrhenius ordo 1 yang dihasilkan berdasarkan perhitungan yaitu Ln k = 38.597 - 13632 (1/T). Umur simpan yang dikemas menggunakan alumunium foil (AL7) berdasarkan parameter kadar air yaitu 518.3 hari atau 17.2 bulan, sedangkan berdasarkan DCT yaitu 1508.5 hari atau 50.2 bulan. Umur simpan susu bubuk yang dikemas menggunakan metalized plastic (VM-PET12) berdasarkan kadar air yaitu 360.8 hari atau 12.0 bulan, sedangkan berdasarkan DCT yaitu 1015.9 hari atau 33.8 bulan.
Sifat Fisiko-Kimia Produk Esterifikasi Berbahan Gliserol Hasil Samping Biodiesel pada Berbagai Tingkat Kemurnian Sri Wahyuni
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.274 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.858

Abstract

Gliserol ester merupakan salah satu produk turunan gliserol hasil samping industry biodiesel yang memiliki nilai tambah. Gliserol ester dibentuk melalui proses esterifikasi antara gliserol dan asam oleat  minyak sawit dengan menggunakan katalis MESA.  Produk gliserol ester mudah didegradasi dan terbarukan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kondisi optimum esterifikasi dengan faktor perubah berupa kemurnian gliserol dan jumlah konsentrasi katalis MESA. Proses esterifikasi menggunakan gliserol dengan kemurnian 95%, 97%, 99%  dan katalis MESA dengan konsentrasi 0.5 % dan 1%. Rasio mol antara gliserol dan asam oleat yang digunakan adalah 1:1.Proses esterifikasi dilakukan pada kondisi vakum -40kPa, suhu 150 oC, kecepatan pengadukan 400 rpm, dilakukan selama 120 menit. Kondisi optimal di dapat pada gliserol 97% dan MESA 1% dengan rendemen 96%, densitas 0.918 g/ml, viskositas 0.28 poise, dan bilangan asam106 mgKOH/g.
KERIPIK SIMULASI EKSTRAK DAUN CINCAU HIJAU (Premna oblongifolia Merr.,) Hendri Hendra Loka
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.777 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.873

Abstract

Daun Cincau sering dimanfaatkan menjadi aneka minuman. Untuk menambah jenis olahan pangan berbahan baku daun cincau ini dilakukan pembuatan keripik simulasi ekstrak daun cincau. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbandingan ekstrak daun cincau, tapioka dan terigu pada pembuatan keripik simulasi ekstrak daun cincau hijau, mengetahui formulasi keripik simulasi ekstrak daun cincau hijau dan mengetahui kandungan zat gizi, jumlah kalori dan kandungan antioksidan produk terpilih. Keripik simulasi ini dibuat dengan empat perbandingan (Ekstrak Daun cincau hijau : Tepung Tapioka : Tepung Terigu) yaitu 0:40:30, 30:40:30, 35:35:40, 40:30:30 dengan dua kali ulangan. Analisis yang dilakukan meliputi organoleptik (uji mutu sensori dan rating hedonik), uji kandungan antioksidan, dan nilai gizi untuk keripik simulasi terpilih. Perbandingan ekstrak daun cincau hijau, tapioka dan terigu pada keripik simulasi ekstrak daun cincau hijau berpengaruh terhadap sifat organoleptik keripik simulasi. Keripik Simulasi ekstrak daun cincau hijau yang terpilih adalah keripik simulasi pada formula A4 (40:30:30),  memiliki kadar air 1,78 %, abu 1,78 %, lemak 10,68%, protein 9,08%, karbohidrat 76,67% , nilai energi 439,12 Kkal /100g sampel dan antioksidan 25,1 mg vit C / 100g sampel.
EVALUASI KETIDAKPASTIAN DALAM PENENTUAN KADAR KALSIUM SECARA TITRASI KELATOMETRI PADA SAMPEL SUSU SEGAR Moh Taufik; Seveline Seveline; Emilia Ratih Saputri
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.678 KB) | DOI: 10.30997/jah.v4i1.874

Abstract

Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang terdapat pada susu segar. Kadar kalsium pada susu segar dapat dianalisa dengan menggunakan metode titrasi kelatometri. Tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai ketidakpastian dalam analisis kadar kalsium pada susu segar secara titrasi kelatometri. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat tujuh sumber ketidakpastian, yaitu buret yang digunakan untuk titrasi sampel, pipet mohr, recovery, ripitabilitas, linearitas, timbangan dan buret yang digunakan untuk titrasi larutan standar. Sumber ketidakpastian yang berkontribusi paling signifikan adalah recovery. Hasil perhitungan menunjukkan nilai ketidakpastian diperluas relatif kecil, yaitu 5.46 mg/100 mL, atau 3.76% dari kadar kalsium yang teranalisa.

Page 5 of 22 | Total Record : 216