cover
Contact Name
suparna wijaya
Contact Email
sprnwijaya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
akuntansiku.jurnalku@gmail.com
Editorial Address
Serpong, Tangerang Selatan
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Akuntansiku
Published by PT WIM Solusi Prima
ISSN : -     EISSN : 28288866     DOI : https://doi.org/10.54957/
Akuntansiku merupakan media penyebarluasan hasil penelitian di bidang akuntansi. Akuntansiku merupakan jurnal akuntansi yang ada di Indonesia. Akuntansiku diterbitkan empat kali dalam setahun.
Articles 38 Documents
Activity Based Costing Dalam Penentuan Biaya Pendidikan Per Siswa Pada Madrasah Aliyah Pondok Pesantren X Pacitan Rizki Rachmatullah Catur Putra; Amrie Firmansyah
Akuntansiku Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.72 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i1.142

Abstract

This study aims to review the calculation of the cost of education through the design of the Activity Based Costing model at Madrasah Aliyah Pondok Pesantren X. Determination of the amount of this fee is used as an alternative method in determining the cost of educational service activities per student. This research data was obtained by content analysis and interviews based on the data provided by the treasurer of Madrasah Aliyah Pondok Pesantren X. The research was conducted with and interviewed with information on the finance department of Madrasah Aliyah X Pacitan. This research was conducted in the period from March to May 2017. This study concludes that the monthly student fees can meet the cost per unit for direct materials and direct labor. In contrast, sources of financing must be sought for overhead costs by submitting assistance to government agencies and private parties either through grants or donations. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas perhitungan besaran biaya pendidikan melalui perancangan model Activity Based Costing di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren X. Penentuan besaran biaya ini digunakan sebagai metode alternatif dalam menentukan harga pokok kegiatan pelayanan pendidikan per siswa. Data penelitian ini diperoleh dengan content analysis dan wawancara berdasarkan data yang diberikan oleh bendahara Madrasah Aliyah Pondok Pesantren X. Penelitian dilakukan dengan dan wawancara dengan informasi bagian keuangan Madrasah Aliyah X Pacitan. Penelitian ini dilakukan pada periode bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2017. Penelitian ini menyimpulkan bahwa biaya per unit untuk direct material dan direct labor dapat terpenuhi dari iuran bulanan siswa, sementara untuk biaya overhead harus dicari sumber pembiayaannya melalui pengajuan bantuan ke instansi pemerintah maupun pihak swasta baik melalui hibah maupun donasi.
Kesesuaian Pelaporan Keuangan Segmen Dan Interim Berdasarkan PSAK Nomor 3, PSAK Nomor 5, IFRS 8, Dan IAS 34: Studi Kasus PT Unilever Indonesia Tbk Muhammad Ilham; Andykha David Novri Sitanggang; Rahayu Asriyani; Amrie Firmansyah
Akuntansiku Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.283 KB)

Abstract

This study aims to review the segment and interim financial reporting of the 1st Quarter 2018 of PT Unilever Indonesia Tbk following the applicable Financial Accounting Standards, namely conformity to the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) 5 concerning Operating Segments, PSAK 3 concerning Interim Financial Statements, International Financial Reporting Standards (IFRS) 8 concerning Operating Segments, and International Accounting Standards (IAS) 34 which regulates Interim Financial Reporting. This research was conducted using a qualitative method with a content analysis approach. The data used is secondary data sourced from the first quarter financial statements of PT Unilever Indonesia Tbk. The data was obtained through the company's official website. The results showed that the operating segment reporting of PT Unilever Indonesia Tbk for the first quarter for the three months ended March 31, 2017, and March 31, 2018, based on revenue, assets, and profit and loss tests was following PSAK 5 and did not require additional reportable segments and did not require additional reporting segments. There is a dominant operating segment. Furthermore, the disclosure of the first quarter interim reports for the three months ended March 31, 2017, and March 31, 2018, presented by PT Unilever Indonesia Tbk, also follows PSAK 3. In addition, the provisions of IFRS 8 and IAS 34 have generally been complied with in segment and interim financial statements for the first quarter of 2018 of PT Unilever Indonesia Tbk. The components that are not fulfilled are related to geographic segments, which are not following the company's business processes. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas pelaporan keuangan segmen dan interim Kuartal 1 2018 PT Unilever Indonesia Tbk telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, yaitu kesesuaian terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 5 tentang Segmen Operasi, PSAK 3 tentang Laporan keuangan Interim, International Financial Reporting Standards (IFRS) 8 tentang Operating Segments, dan International Accounting Standards (IAS) 34 yang mengatur tentang Interim Financial Reporting. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan analisis isi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan Kuartal 1 PT Unilever Indonesia Tbk. Data tersebut diperoleh melalui website resmi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaporan segmen operasi PT Unilever Indonesia Tbk Kuartal 1 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2017 dan 31 Maret 2018 berdasarkan uji pendapatan, aktiva, dan laba rugi telah sesuai dengan PSAK 5 serta tidak membutuhkan adanya segmen dilaporkan tambahan dan tidak terdapat segmen operasi yang dominan. Selanjutnya, pengungkapan laporan interim Kuartal 1 untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2017 dan 31 Maret 2018 yang disajikan oleh PT Unilever Indonesia Tbk juga telah sesuai dengan PSAK 3. Selain itu, ketentuan dalam IFRS 8 dan IAS 34 secara umum telah dipenuhi dalam laporan keuangan segmen dan interim kuartal 1 2018 PT Unilever Indonesia Tbk. Adapun komponen yang tidak dipenuhi berkaitan dengan segmen geografis, memang tidak sesuai dengan proses bisnis perusahaan.
Akuntabilitas Dana Desa Di Kelurahan Argosari Martika Khoirun Nisa; Puji Wibowo
Akuntansiku Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.227 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i1.167

Abstract

The village fund (in bahasa dana desa) is a government program as a form of government decentralization which is intended to achieve equitable development and welfare of rural public in regions in Indonesia. The study aims to determine and analyze the level of accountability of village funds in Argosari, including the knowledge and awareness of the villagers to participate in the implementation of village funds. Based on agency and institutional theory, village governments are expected to serve and provide trust as agents to the villagers (general public) as principals. The method used in this study is a qualitative research method followed by quantitative research by distributing questionnaires. The results showed that the Argosari government was not good enough in processing and compiling financial reports before 2017, but this has been resolved since 2017. In terms of the villagers, they are quite aware of and support the village government's efforts in implementing village fund management. Therefore, the Argosari government continues to make improvements and evaluations in the management of village funds, including in the development of human resources and public involvement in order to obtain good and transparent accountability of village funds. Dana desa merupakan program pemerintah sebagai bentuk desentralisasi pemerintahan yang dimaksudkan terwujudnya pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa di daerah-daerah di Indonesia. Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana tingkat akuntabilitas dana desa di Kelurahan Argosari, termasuk pada pengetahuan dan kesadaran masyarakatnya dalam ikut serta dalam pelaksanaan dana desa. Berdasarkan teori keagenan dan institusioanal, pemerintah desa diharapkan bisa melayani dan memberikan kepercayaan sebagai agen kepada masyarakat sebagai principal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang ditindaklanjuti penelitian kuantitatif dengan penyebaran kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Argosari kurang cukup baik dalam mengolah dan menyusun laporan keuangan sebelum tahun 2017, namun hal ini sudah teratasi dari tahun 2017. Dari segi masyarakatnya, mereka sudah cukup sadar dan mendukung upaya pemerintah desa dalam melaksanakan pengelolaan dana desa. Oleh karena itu, selanjutnya pemerintah Argosari selalu melakukan perbaikan dan evaluasi dalam pengelolaan dana desa, termasuk dalam pengembangan sumber daya manusianya dan keterlibatan masyarakat demi memperoleh akuntabilitas dana desa yang baik dan transparan.
Apakah Pencegahan Berdampak Terhadap Pelunasan Utang Pajak? Fina Rohmatul Ula; Gabriela Kunthi Putri Utami; Gideon Marcellino Siahaan; Ferry Irawan
Akuntansiku Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.825 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i1.170

Abstract

Taxes have a great contribution to sustainable development in Indonesia. However, efforts to collect such tax revenues may encounter obstacles in the form of collection arrears. For this reason, policy makers must be able to determine the most effective way for taxpayers to pay off their tax debts. This study aims to determine the impact of the selection of prevention efforts on tax revenue in collection activities. The data selection method used is literature study. The results of this study indicate that the preventive measures taken by the tax bailiff have an impact on the payment of tax debts owned by the tax insurer. Tax bailiffs must carry out a selectivity strategy in determining which tax insurers should be given preventive measures. It is hoped that all tax collection actions carried out by tax collectors will produce effective and efficient outcomes. Pajak memiliki kontribusi yang besar untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Namun, upaya untuk mengumpulkan penerimaan pajak dimaksud dapat menemui kendala berupa tunggakan penagihan. Untuk itu, pembuat kebijakan harus dapat menentukan cara yang paling efektif agar para wajib pajak melunasi utang pajaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemilihan upaya pencegahan terhadap penerimaan pajak dalam kegiatan penagihan. Metode pemilihan data yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tindakan pencegahan yang dilakukan oleh jurusita pajak berdampak bagi pembayaran utang pajak yang dimiliki penanggung pajak. Jurusita pajak harus melakukan strategi selektivitas dalam menentukan penanggung pajak mana yang harus diberi tindakan pencegahan. Hal ini diharapkan supaya segala tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh jurusita pajak menghasilkan outcome yang efektif dan efisien.
Problematika Tindakan Penyanderaan Sebagai Salah Satu Upaya Penagihan Pajak Di Indonesia Gidion Samuel Manurung; Hafidz Taqullah Rahman; Lisa Fitri Lestari; Ferry Irawan
Akuntansiku Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.63 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i1.173

Abstract

One of the efforts made by the Directorate General of Taxes to collect tax debts that have not been paid off by the tax insurer is taking hostage (gijzeling). Gijzeling can be defined as a temporary restraint on the freedom of the tax bearer by placing him in a certain place. In the implementation of gijzeling, there are pros and cons regarding whether or not taking hostage is a violation of the human rights of the tax payer. In addition, questions arise regarding the effectiveness of the implementation of gijzeling on tax debt collection and state revenues as well as obstacles in its implementation. This study uses a qualitative method with a literature study approach. The results of this study indicate that the implementation of gijzeling does not violate the human rights of the tax bearer. The implementation of hostage taking in Indonesia is also quite effective, although it faces several obstacles, both from the DGT side, taxpayers, other agencies, and related regulations. Salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak untuk menagih utang pajak yang tidak kunjung dilunasi oleh penanggung pajak adalah penyanderaan. Penyanderaan didefinisikan sebagai pengekangan sementara waktu kebebasan penanggung pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu. Dalam pelaksanaan penyanderaan terjadi pro dan kontra mengenai benar tidaknya bahwa penyanderaan merupakan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dari penanggung pajak. Selain itu muncul pertanyaan mengenai efektivitas pelaksanaan penyanderaan terhadap penagihan utang pajak dan penerimaan negara serta kendala dalam pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan penyanderaan tidak melanggar HAM penanggung pajak. Pelaksanaan penyanderaan di Indonesia juga tergolong efektif walaupun menghadapi beberapa kendala baik dari sisi DJP, wajib pajak, instansi lain, maupun peraturan terkait.
Pengaruh Bonus Plan, Debt Covenant, Dan Political Cost Terhadap Income Smoothing: Studi Empiris Pada Sektor Infrastruktur, Utilitas, Dan Transportasi Tahun 2015 s.d. 2019 Rahayu Kusumawati; Rasifa Edwita
Akuntansiku Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.441 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i2.186

Abstract

Praktik manajemen laba merupakan isu global yang penting dalam bidang pelaporan keuangan. Salah satu bentuk dari manajemen laba adalah perataan laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan manajer perusahaan dalam melakukan perataan laba ditinjau dari aspek teori akuntansi positif; rencana bonus, perjanjian utang, dan biaya politik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian dilakukan pada sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015—2019 berdasarkan klasifikasi JASICA. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan total observasi sebanyak 90. Penelitian menggunakan tiga variabel independen, yaitu: rencana bonus (bonus plan), perjanjian utang (debt covenant), dan biaya politik (political cost). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel yang dianalisis memiliki pengaruh signifikan terhadap kecenderungan manajer untuk meratakan laba. Walaupun ketiga variabel dihipotesiskan memiliki hubungan positif pada perataan laba, hanya biaya politik yang terbukti memiliki hubungan sesuai hipotesis. Implikasi teoritis pada penelitian ini dapat dijadikan sebagai pendukung teori sinyal dan teori akuntansi positif. Sementara, implikasi praktis bagi para investor dan kreditur adalah pembuatan keputusan berinvestasi yang lebih baik bagi para pemilik modal dan kreditur. The practice of earnings management has been widely an issue in the financial reporting around the world. One form of earnings management majorly studied is income smoothing. This study aims to examine the factors from positive accounting theory; namely bonus plan, debt covenant, and political cost, on its impact towards managerial tendency to practice income smoothing. The method used in this study ia a quantitive method. This research was conducted throughout the infrastructure, utility, and transportation sector in refer to JASICA classification for the 2015 to 2019 period, in which 18 samples were gathered from purposive sampling scheme, generating 90 observations in total. The study uses three independent variables, namely: bonus plan, debt covenant, and political cost. The results show that each variable has significant effect on the practice of income smoothing. Whilst all variables were assumed to have positive association, only political cost exhibited such direction, while bonus plan and debt covenant are negatively associated with income smoothing. The theoretical implications of this research can be used as a support for signal theory and positive accounting theory. Meanwhile, the practical implications for investors and creditors are making better investment decisions for investors and creditors.
Tantangan Dan Solusi Dalam Pelaksanaan Penjualan Barang Sitaan Pajak Secara Lelang Terkait Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Bagia Raja Parulian Nainggolan P; Bella Putri Al Azis; Cholifa Nadya Almira; Ferry Irawan
Akuntansiku Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.373 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i2.187

Abstract

Lelang eksekusi pajak adalah proses terakhir dalam penagihan pajak dengan surat paksa. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, misalnya saja terkait penyampaian informasi lelang dan penentuan nilai limit lelang itu sendiri. Kedua hal ini menjadi krusial karena berdampak langsung pada tingkat partisipasi dan tingkat realisasi lelang itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses pelaksanaan lelang dilakukan, khususnya terkait penyampaian informasi, dan melihat apa saja yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa nilai limit telah ditetapkan dengan harga yang sesuai agar pelaksanaan lelang dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif melalui studi kepustakaan, dengan mempelajari Undang-Undang yang berkaitan dengan lelang dan peraturan turunannya. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan dengan meninjau literatur yang tersedia dan beberapa penelitian berkaitan dengan lelang yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan lelang eksekusi pajak sudah cukup baik dilakukan karena telah mengedepankan asas transparansi atas status barang yang dilelang, dan juga kepastian hukum bagi pemenang lelang. Akan tetapi, proses penyampaian informasi lelang kepada masyarakat masih dinilai belum optimal Selain itu, penilaian barang sitaan pajak yang akan dilelang oleh DJP menyebabkan hasil yang bias mengingat tujuan dari lelang hanya untuk menutup utang pajak dari wajib pajak, beserta biaya penagihannya. Harapan ke depannya agar penyampaian informasi lelang dapat dioptimalkan melalui media digital, dan sebaiknya ada aturan khusus terkait penentuan nilai limit lelang. Tax execution auction is the last process in tax collection by force letter. In its implementation, there are several challenges that must be faced, for example related to the submission of auction information and determining the value of the auction limit itself. These two things are crucial because they have a direct impact on the level of participation and the level of realization of the auction. This study aims to see how the auction implementation process carries out, especially regarding the delivery of information, and to see what has been done to ensure that limit value has been set at the appropriate price so that the auction can run efficiently and effectively. The research method uses qualitative methods through literature study, by studying the laws relating to auctions and their derivative regulation. In addition, this research was also carried out by several previous researchers. The results of this study indicate that the implementation of the tax execution auction is quite well done because it has prioritized the principle of transparency on the status of the goods being auctioned, as well as legal certainty for the auction winner. However, the process of submitting auction information to the public is still considered not optimal. In addition, the assessment of tax confiscated goods to be auctioned by DGT causes biased results considering that the purpose of the auction is only to cover tax debts from taxpayers, along with their collection costs. It is hoped in the future the delivery of auction information can be optimized through digital media, and there should be special rules regarding the determination of the auction limit value.
Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan Kontribusinya terhadap Penerimaan Pajak Alif Faris Evantri; Alif Iqram Rabiawal; Amarsa Daffa Dwitama; Ferry Irawan
Akuntansiku Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.554 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i2.214

Abstract

Pada tahun 2021 realisasi penerimaan pajak memberikan kontribusi sekitar 61,2% dari total penerimaan negara. Sistem self-assessment harus didukung oleh penegakan hukum salah satunya melalui penagihan pajak. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penagihan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak.. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan. Pertama, masih terdapat kendala dalam mengoptimalkan penerimaan pajak, salah satunya adalah tingginya tunggakan pajak. Kedua, salah satu cara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menagih tunggakan pajak dari wajib pajak adalah dengan menerbitkan surat paksa. Berdasarkan pengolahan data yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa efektivitas penagihan pajak menggunakan surat paksa tergolong belum efektif.
Implementasi Laporan Arus Kas Sederhana Menggunakan Sistem Komputerisasi Di M3L Fried Chicken Prambon Sidoarjo Shafira Zulfiya; Agus Subandoro
Akuntansiku Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.806 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i2.226

Abstract

M3L Fried Chicken merupakan usaha dibidang kuliner yang menyediakan makanan cepat saji. Semakin berkembangnya zaman  mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat, kesibukan yang padat dan pendapatan masyarakat yang meningkat akan menyita banyak waktu dalam sehari-hari itulah alasan mengapa makanan cepat saji lebih praktis dan efektif. Begitupun dengan pelaporan keuangan yang semakin lama semakin berkembang dengan menggunakan sistem berbasis teknologi digital. Dengan adanya sistem teknologi yang semakin berkembang memudahkan kita dalam hal pembuatan pelaporan keuangan sehari-hari sehingga pekerjaan akan cepat selesai dan mininya kesalahan saat pembuatan laporan keuangan. Itulah alasan penulis melakukan penelitian ini yaitu M3L Fried Chicken masih menggunakan pembuatan laporan keuangan secara manual atau menggunakan media kertas sebagai penulisannya. M3L Fried Chicken is a culinary business that provides fast food. The development of the times has resulted in changes in people's lifestyles and consumption patterns, busy schedules and increasing people's incomes will take up a lot of time in everyday life, that is the reason why fast food is more practical and effective. Likewise, financial reporting is increasingly developing using a digital technology-based system. With a technological system that is increasingly developing, it makes it easier for us to make daily financial reports so that work will be completed quickly and there will be fewer errors when making financial reports. That is the reason the author conducted this research, namely M3L Fried Chicken still uses manual financial reporting or uses paper media as its writing.  
Analisis Pengaruh Leverage, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perusahaan Papan Utama Subsektor Tobacco Periode 2013-2020 Arham Giantry Silatur Rizki; Muhammad Hafizh Ridha
Akuntansiku Vol 1 No 3 (2022)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.636 KB) | DOI: 10.54957/akuntansiku.v1i3.230

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan dari perusahaan papan utama dalam subsektor tobacco di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2020 ditinjau dari leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, dan profitabilitas. Serta mencari tahu bagaimana pengaruh leverage, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan amatan. Terdapat 32 sampel yang diambil dari laporan keuangan empat perusahaan selama 8 periode dari 2013-2020. Untuk mencari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi linear berganda menggunakan bantuan software SPSS v.25. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa leverage dan likuiditas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sementara ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Page 1 of 4 | Total Record : 38