cover
Contact Name
Erlin Eveline
Contact Email
erlin.eveline12@gmail.com
Phone
+628991380928
Journal Mail Official
jurnalfisikaquantum.stkipmelawi@gmail.com
Editorial Address
Jalan Marhaban KM 1, RT 010, RW 003, Dusun Mekar Sari, Desa Paal, Kec. Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi
Location
Kab. melawi,
Kalimantan barat
INDONESIA
Quantum : Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya
ISSN : -     EISSN : 27989194     DOI : -
Quantum: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya (QJPIA) adalah jurnal ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) dan Pendidikan IPA. Scope dari QJPIA terdiri dari: Pendidikan Fisika (Inovasi Pembelajaran Fisika, Penilaian dan Evaluasi dalam Fisika, Media dan bahan ajar Fisika, Kurikulum Fisika dan Psikologi dalam Pendidikan Fisika) Pendidikan Biologi (Inovasi Pembelajaran Biologi, Penilaian dan Evaluasi dalam Biologi, Media dan bahan ajar Biologi, Kurikulum Biologi dan Psikologi dalam Pendidikan Biologi) Pendidikan Kimia (Inovasi Pembelajaran Kimia, Penilaian dan Evaluasi dalam Kimia, Media dan bahan ajar Kimia, Kurikulum Kimia dan Psikologi dalam Pendidikan Kimia) Pendidikan IPA (Inovasi Pembelajaran IPA, Penilaian dan Evaluasi dalam IPA, Media dan bahan ajar IPA, Kurikulum IPA dan Psikologi dalam Pendidikan IPA) Teknologi dalam pembelajaran IPA (Fisika, Biologi dan IPA) Ilmu Fisika (fisika teori, fisika instrumental, fisika material, fisika komputasi, fisika kebumian) Ilmu IPA Ilmu Biologi Ilmu Kimia
Articles 24 Documents
Analisis Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Tanah Bansir Darat Pontianak Tenggara Rachmat Sahputra Rachmat
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/qjpia.v1i2.482

Abstract

Air bersih yang ada di Wilayah Bansir Darat Pontianak Tenggara, memerlukan informasi  berkaitan dengan kandungan kalsium dari sumur-sumur yang dimiliki, karena dampak jika terlalu banyak mengkonsumsi air yang banyak  mengandung kalsium berakibat terjadi penyakit batu ginjal. Penentuan kandungan kalsium berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna antara kalsium dan metil petaline (C20H26NO3) yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada warna merah muda dengan panjang gelombang 507 nm. Ion Ca2+ ditentukan menggunakan persamaan Lambert Beer yang diukur menggunakan Spektrofotometer. Hasil analisis dari empat titik sampel yang mewakili wilayah studi memiliki kandungan kalsium yang bervariasi yang sangat bergantung pada kedalaman, Hasil analisis menunjukkan bahwa kedalaman sumur di wilayah Bansir Darat Pontianak Tenggara menghasilkan perbedaan kandungan kalsium. Untuk sumur dangkal 3 m memiliki kandungan 29,3 mg/L, sedangkan sumur dengan kedalaman 22 m mengunjukan hasil kandungan kalsium 174,2 mg/L. Semakin dalam sumur dari permukaan tanah memiliki kandungan kalsiumnya  yang lebih tinggi daripada sumur yang dangkal.
Assessment Literasi Sains Dimensi Kompetensi pada Materi Pamanasan Global Evi Setiawani; Nurul Apsari; Novika Lestari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.985 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i1.314

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to describe the scientific literacy ability of the competency dimension in the material of global warming class XI MIPA and XI IIS.  This research uses quantitative methods with descriptive analysis techniques. The research sample was 30 students of class XI MIPA and 30 students of class XI IIS at Bhakti Setia Nanga Pinoh High School in the 2019/2020 school year.  The research instrument used was a scientific literacy test taken from the book Take the Test: Sample Question from the OECD's PISA Assessment.  The results of the analysis show the scientific literacy ability of the competency dimension in class XI MIPA with the highest percentage achievement being the indicator explaining the potential implications of scientific knowledge for the community by 63% and the lowest achievement being the indicator identifying the questions discussed in a scientific study by 37%.  Whereas the scientific literacy ability profile of the competency dimension in class XI IIS with the highest percentage achievement was in the indicators drawing conclusions based on data with a percentage of 43% and the lowest achievement was in the indicator explaining how to explore the questions scientifically given by 23%.  Thus, the need for learning and evaluation processes based on scientific literacy assessment of competency dimensions.Keywords: Scientific literacy, assessment, competence, global warmingAbstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan literasi sains dimensi kompetensi pada materi pemanasan global kelas XI MIPA dan XI IIS. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif dengan teknik Analisis Deskriptif. Sampel penelitian adalah 30 siswa kelas XI MIPA dan 30 siswa kelas XI IIS di SMA Bhakti Setia Nanga Pinoh pada tahun ajaran 2019/2020. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes literasi sains yang diambil dari buku Take the Test: Sample Question from the OECD's PISA Assessment. Hasil analisis memperlihatkan kemampuan literasi sains dimensi kompetensi pada kelas XI MIPA dengan capaian persentase tertinggi berada pada indikator menjelaskan implikasi potensial pengetahuan ilmiah bagi masyarakat sebesar 63% dan capaian terendah berada pada indikator mengidentifikasi pertanyaan yang dibahas dalam sebuah penelitian ilmiah sebesar 37%. Sedangkan profil kemampuan literasi sains dimensi kompetensi pada kelas XI IIS dengan capaian persentase tertinggi berada pada indikator menarik kesimpulan berdasarkan data dengan persentase sebesar 43% dan capaian terendah berada pada indikator menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan secara ilmiah sebesar 23%. Dengan demikian, perlu adanya proses pembelajaran dan evaluasi berbasis assessment literasi sains dimensi kompetensi.Kata-kata kunci: Literasi sains, assessment, kompetensi, pemanasan global
Pembelajaran Kontekstual Untuk Melatih Kemampuan Literasi Sains Siswa Eliya Ratna Sari; Eko Fery Haryadi S; Novika Lestari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.677 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v2i1.551

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kemampuan literasi sains siswa pada aspek kompetensi sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran kontekstual. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data statistik uji n-gain untuk mengetahui perbedaan kemampuan literasi sains sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual. Sampel penelitian ini adalah 18 orang siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Bustanul Qur’an Nanga Pinoh pada tahun ajaran 2020/2021. Instrumen untuk mengumpulkan data kemampuan literasi sains siswa adalah soal literasi sains yang diadaptasi dari PISA. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa pada aspek kompetensi mengalami peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan perolehan nilai n-gain sebesar 0,55 pada tingkatan sedang
Berpikir Kritis dalam Fisika Menggunakan Aplikasi Mobile Rahmat Setiawan; Novika Lestari; Nurul Apsari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.341 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i2.428

Abstract

Abstract: Critical thinking is a cognitive ability to solve and make decisions in complex situations in everyday life. This study aims to find out the influence of mobile applications on students’ ability of critical thinking in physics. This type of research is an experiment using quantitative methods. The subjects of this study were students from SMA Negeri 1 Nanga Pinoh grade 10th, a total of students are 31 people. This study was used a test technique in data collection and the test instrument used is in the form of pretest and posttest essay questions, which contain three aspects of critical thinking with twelve indicators. Aspects of critical thinking, namely: the effective reasoning, using a system of thinking, and making judgments and decisions. The data analysis technique used is descriptive analysis, simple linear regression test and N-Gain test.  The conclusion in this study is students' critical thinking in physics before and after using this mobile application in the critical category. The use of mobile applications only affects 22.15% of students' critical thinking skills in physics. Changes in students' critical thinking skills after using mobile applications are low.Keywords: Critical thinking, mobile app, physics, studentsAbstrak: Berpikir kritis merupakan kemampuan kognitif untuk memecahkan dan membuat keputusan dalam situasi yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi mobile terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam fisika. Jenis penelitian berupa eksperimen dengan menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 1 Nanga Pinoh kelas X MIPA 1, dengan jumlah 31 orang. Penelitian ini menggunakan teknik tes dalam pengumpulan data dan instrumen tes yang digunakan berupa soal esai pretest dan posttest, yang berisi tiga aspek berpikir kritis dengan dua belas indikator. Aspek-aspek dari berpikir kritis, yakni: alasan yang sangat efektif, menggunakan suatu sistem berpikir, serta membuat suatu penilaian dan keputusan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji regresi linier sederhana dan uji N-Gain. Simpulan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam fisika sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi mobile adalah sama dalam kategori cukup kritis. Penggunaan aplikasi mobile berpengaruh hanya 22,15% pada kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam fisika. Perubahan kemampuan berpikir kritis peserta didik sesudah menggunakan aplikasi mobile tergolong rendah.Kata-kata kunci: Berpikir kritis, aplikasi mobile, fisika, peserta didik
Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Siswa Kelas IV SDN 28 Kelakik Selvia Dewi; Nurul Apsari; Novika Lestari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.894 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i1.310

Abstract

Abstract: The purpose of this research was diagnotic students understanding of the science concept. This study was aimed at determining the differences in understanding the concept of science before and after applying the Contextual Teaching and Learning (CTL) model to students of elementary of SDN 28 Kelakik.The research design is an experimental study using the design of one group pretest and posttest. The data collection technique used is a test. The instruments used is the pretest and posttest test for understanding of concepts of science. The data analysis using one sample hypothesis testing (T-test). The study results implementation of Contextual Teaching and Learning (CTL) model in the learning of science obtained cognitive abilities result understanding students concepts pretes given treatment  was found still many students have low cognitive abilities and posttest given treatment found students with high cognitive abilities. (thitung = 39,70 ttabel = 1,71). So, there is the average concept understanding is higher than the Minimum Completeness Criteria after posttest applying the Contextual Teaching and Learning (CTL) model.Keywords: Concept of understanding, contextual teaching and learning (CTL) model, natural sciencesAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebelum dan sesudah menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas IV SDN 28 Kelakik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan one group pretest posttest design. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Instrumen yang digunakan yaitu lembar soal pretest dan posttest untuk mengetahui pemahaman konsep IPA. Teknik analisis data menggunakan uji hipotesis (uji t) satu sampel. Hasil penelitian dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA diperoleh hasil kemampuan kognitif pemahaman konsep siswa sebelum (pretest) diberi perlakuan ditemukan masih banyak siswa yang tingkat kemampuan kognitifnya rendah dan setelah (posttest) diberi perlakuan ditemukan siswa yang tingkat kemampuan kognitifnya tinggi. (t-hitung = 39,70 t-tabel = 1,71). Jadi, terdapat rata-rata pemahaman konsep lebih tinggi dari pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesudah  (posttest) menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL).Kata-kata kunci: Pemahaman konsep, model contextual teaching and learning (CTL), IPA
Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning untuk Menurunkan Miskonsepsi Siswa pada Pembelajaran Fisika Mega Grasela; Nurul Apsari; Rindah Permatasari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.14 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v2i1.729

Abstract

Abstract: The purpose of this study was to reduce students' misconceptions in learning physics, especially on the concept of style with blended learning learning models in class X SMK Nusantara. This research uses quantitative method. The form of this research is in the form of a one group pretest–posttest design and the research instrument is a diagnostic multiple-choice test and student interviews. The subjects of this study were students of SMK Nusantara Class X Office Administration which consisted of 19 students. The results obtained show that the results of the total pretest scores are 460 and the total posttest scores are 1330 . The difference in the level of students' ability before and after using blended learning using the N-gain test is obtained an N-gain value of 0.60 with a medium category. The results of the interviews showed that students also gave the right reasons after being given treatment. So there is a change in the decrease in students' misconceptions from the results of tests and interviews. Based on the results of the research that the application of the blended learning model can reduce students' misconceptions in class X AP SMK Nusantara Nanga Pinoh.Keywords: Blended learning, misconception, physics learningAbstrak: Tujuan penelitian ini untuk menurunkan miskonsepsi siswa pada pembelajaran fisika khususnya pada materi konsep gaya dengan model pembelajaran blended learning di kelas X SMK Nusantara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Bentuk penelitian ini berupa one group pretest–posttest design dan instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda diagnostik dan wawacara peserta didik. Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Nusantara Kelas X Administrasi Perkantoran yang terdiri dari 19 siswa. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa hasil jumlah nilai pretest sebesar 460 dan hasil jumlah nilai postest sebesar 1330 . Perbedaan tingkat kemampuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan blended learning  menggunakan uji N-gain yaitu diperoleh nilai N-gain 0,60 dengan kategori sedang. Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa juga memberikan alasan yang benar setelah diberikan treatment. Sehingga ada perubahan dalam penurunan miskonsepsi siswa dari hasil tes dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan model blended learning dapat menurunan miskonsepsi siswa di kelas X AP SMK Nusantara Nanga Pinoh. Kata-kata kunci: Blended learning, miskonsepsi, pembelajaran fisika
Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pemecahan Masalah Siswa Neti Nurhayati; Rindah Permatasari; Eko Fery Haryadi Saputro
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.539 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i2.439

Abstract

Abstract: This study aims to improve student learning outcomes and find out the effect of the Process Skills model Prediction, Observation, Explanation (POE) model on problem-solving of grade 8th students of MTS Negeri 2 Nanga Pinoh in oscillations. The research method used is an experimental method with a One-Group Pretest-Posttest Design. The research was conducted in 4 meetings, with 24 students of class VIII B of MTs Negeri 2 Nanga Pinoh. The data collection instrument was carried out by testing the students' cognitive abilities in the form of pretest and posttest essays, observation sheets, and student response questionnaires. The results showed that: There was an increase in student learning outcomes in physics learning with an average increase of 55.28 with the lowest score of 40, and the highest score of 100. Keywords: learning outcomes, process skills, POE modelAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan melihat pengaruh penerapan Keterampilan Proses Model Prediction, Observation, Explaination (POE) terhadap pemecahan masalah pada siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Nanga Pinoh pada materi getaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, dengan jumlah siswa kelas VIII B MTs Negeri 2 Nanga Pinoh sebanyak 24 siswa. Instrument pengumpulan data dilakukan dengan tes kemampuan kognitif siswa berupa soal esai pretest dan postest, lembar observasi, dan angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika dengan rata-rata peningkatan sebesar 55,28 dengan nilai terendah 40, dan nilai tertinggi adalah 100.Kata-kata kunci: pembelajaran fisika, keterampilan proses, model POE
Analisis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Pontianak Erlin Eveline; Suparno Suparno
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.633 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i1.311

Abstract

Abstract: The objective of this research was to measure higher-order thinking skills (HOTS) of Senior High School students in Pontianak.  The steps in this study include: defining HOTS, determining the measured HOTS aspects and developing the HOTS test instrument, conducting research by giving HOTS questions to 272 senior high school students in Pontianak, and analyzing the students' HOTS as a whole and based on HOTS aspects. Data were analyzed using descriptive analysis techniques. The instrument of the test developed based on two HOTS aspects, namely: analyze and evaluate. The results showed that the percentage of HOTS class XI students in Pontianak for the categories "very-good", "good", "adequate" and "less" were 0%, 11%, 19.5%, and 69.5%, respectively. The highest percentage is in the "less" category so that the majority of HOTS high school students in Pontianak City are in the "poor" category. The average score of each aspect is in the "fair" category. Students' HOTS still needs to be improved. Learning focuses on developing student HOTS must be applied at every level of education. Keywords: Higher-order thinking skills, senior high schoolAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur higher order thinking skills (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa Sekolah Menengah Atas di kota Pontianak. Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi: mendefinisikan HOTS, menentukan aspek HOTS yang diukur dan mengembangkan instrumen tes HOTS, melaksanakan penelitian dengan memberikan soal HOTS kepada 272 siswa SMA di Pontianak, dan menganalisis HOTS siswa secara keseluruhan dan berdasarkan aspek HOTS. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Instrumen tes dikembangkan berdasarkan dua aspek HOTS yaitu: menganalisis dan mengevaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase HOTS siswa kelas XI di Kota Pontianak untuk kategori “sangat baik”, “baik”, “cukup” dan “kurang” berturut-turut adalah 0%, 11%, 19,5%, dan 69,5%. Persentase paling besar berada pada kategori “kurang” sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas HOTS siswa SMA di Kota Pontianak pada kategori kurang. Hasil analisis setiap aspek menunjukkan rata-rata skor HOTS siswa dalam kategori “cukup”. HOTS siswa masih perlu ditingkatkan. Pembelajaran yang berfokus mengembangkan HOTS siswa harus diterapkan pada setiap jenjang pendidikan.Kata-kata kunci: Keterampilan berpikir tingkat tinggi, sekolah menengah atas
Efektivitas Model Problem Based Learning (PBL) pada Keterampilan Metakognisi Siswa Yunita Eka Sari; Rindah Permatasari; Eko Fery Haryadi Saputro
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/qjpia.v2i1.730

Abstract

Abstrak: Keterampilan metakognisi merupakan kesadaran dari cara belajar yang harus dimiliki siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model Problem Based Learning (PBL) terhadap keterampilan metakognisi siswa. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-ekspiremental dan desain One group pretest-posttest. Subyek dari penelitian ini adalah 25 siswa kelas X IPA MA Bustanul Qur’an Nanga Pinoh. Instrumen yang digunakan anatara lain soal pretest dan posttest keterampilan metakognisi dan Angket Keterampilan Metakognisi. Hasil analisis keterampilan metakognisi siswa setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL) untuk menunjukan keberhasilan dalam peningkatan pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan skala likert yaitu skor rata-rata nilai pretest sebesar 36,88 (kategori kurang baik) dan posttest sebesar 62,56 (kategori baik). Kemudian, dengan uji t-test menunjukan bahwa nilai  lebih besar dari , yaitu 4,553 1,677 atau dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima  dan nilai rata-rata  effect size yaitu 0,6 dengan kategori efek sedang (Moderate effect). Dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning(PBL) efektif terhadap keterampilan metakognisi siswa di kelas X IPA MA Bustanul Qur’an Nanga Pinoh.Kata Kunci : Keterampilan Metakognisi, Problem Based Learning(PBL)
Modul Biologi Dasar Berbasis Keterampilan Metakognitif dan Kemampuan Kognitif Mahasiswa Rindah Permatasari
QUANTUM: Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.126 KB) | DOI: 10.46368/qjpia.v1i2.491

Abstract

Abstract: Entering the Revolutionary Era 4.0, humans are required to master various soft skills, including skills in managing self-awareness or metacognitive skills. This paper describes how the learning module based on metacognitive skills can improve student cognitive abilities on cell structure and function material in the basic concepts of IPA 2 at STKIP Melawi. This study had a one group pre-post design with quasi quantitative research types and involved 21 PGSD’s students at STKIP Melawi. The research technique is the form of a test using the learning outcome test questions. The research data were analyzed descriptively using quantitative data. From the experiment results, the students achievement before implementing the metacognitive skills-based learning module were 50.95 with a less category and an increase of 0.95 with a moderate category at a value of 82.86 with a very good category. The data describes the module based on metacognitive skills which can improve student achievement in the concept of cell structure and function.Keywords: Module, metacognitive skills, cognitive abilitiesAbstrak: Memasuki Era Revolusi 4.0, banyak orang dituntut untuk mengusai berbagai soft skill tak terkecuali keterampilan dalam mengatur diri atau keterampilan metakognitif. Tulisan ini memaparkan bagaimana modul pembelajaran berbasis keterampilan metakognitif dapat meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa pada materi struktur dan fungsi sel pada mata kuliah konsep dasar IPA 2 di STKIP Melawi. Penelitian ini berdesain one group pre-post dengan jenis penelitian kuantitatif semu dan melibatkan 21 mahasiswa PGSD di STKIP Melawi. Teknik penelitian berupa tes dengan menggunakan lembar tes kemampuan kognitif mahasiswa. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif menggunakan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan rata-rata hasil belajar sebelum diterapkan modul pembelajaran berbasis keterampilan metakognitif adalah 50.95 dengan kategori kurang dan meningkat sebesar 0.95 dengan kategori sedang pada nilai 82,86 dengan kategori sangat baik. Dari data tersebut mendeskripsikan modul dengan basis keterampilan metakognitif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada konsep struktur dan fungsi sel.Kata-kata kunci: Modul, keterampilan metakognitif, kemampuan kognitif

Page 1 of 3 | Total Record : 24