cover
Contact Name
Intan Gumilang
Contact Email
inhis@idpublishing.org
Phone
-
Journal Mail Official
inhis@idpublishing.org
Editorial Address
Gg. Broto Manunggal V, Brajan, Tamantirto, Kec. Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55184
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Indonesian Health Issue
ISSN : -     EISSN : 28282809     DOI : 10.47134/inhis
Core Subject : Health,
Indonesian Health Journal is one of the journals which is concerned with the health field. It was published in 2022 by PublishingId. Indonesian Health Journal adopts a double-blind peer review policy and concerns on various health fields, for instance NURSING, MIDWIFERY, NUTRITION, MEDICAL LAB TECHNOLOGY, PUBLIC HEALTH.
Articles 44 Documents
Hubungan Pemakaian Kb Suntik 3 Bulan dengan Kenaikan Berat Badan pada Akseptor : Studi Literatur Rima Eka Pratiwi; Susanti Pratamaningtyas; Dwi Estuning Rahayu
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i1.39

Abstract

KB suntik dan pil merupakan alat kontrasepsi yang banyak digunakan memiliki efek samping utama kenaikan berat badan sebanyak 2,6% pada akseptor suntik, dengan yang paling banyak digunakan KB suntik 3 bulan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemakaian KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan akseptor dengan menggunakan metode literature review dengan sumber data yaitu data skunder yang di akses dalam Google Schoolar dan PubMed. Analisis penelitian ini didapatkan dari 10 jurnal dengan tahun terbit 2015-2020 dengan hasil penelitian yang didapatkan pada penelitian ini yaitu mengetahui penyebab kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan. Kenaikan berat badan yang dialami ini tidak selalu terjadi karena pemakaian KB suntik 3 bulan, tergantung reaksi metabolisme tubuh akseptor terhadap hormon progesterone. Apabila berat badan naik terus dan tidak mengganggu, akseptor dapat melakukan diet rendah kalori serta melakukan olah raga yang proporsional untuk menjaga berat badan. Apabila dengan cara tersebut berat badan terus naik, pemakaian dihentikan dan ganti dengan kontrasepsi non-hormonal.
Studi Literatur: Intervensi Spesifik Penanganan Stunting Intan Gumilang Pratiwi
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i1.43

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi stunting di Indonesia pada dasarnya sudah mengalami penurunan setiap tahunnya, namun angkanya masih jauh di atas batas yang ditetapkan WHO yaitu di bawah 20%. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka prevalensi stunting Indonesia sebesar 24,4 %. Tujuan: Mengidentifikasi intervensi spesifik penanganan stunting Metode: Studi literature dari berbagai sumber elektornik Hasil: Terdapat sebelas intervensi spesifik penanganan stunting. Kesimpulan: Intervensi tersebut meliputi empat sasaran mulai remaja putri, ibu hamil, bayi balita dan masyarakat. Kegiatan tersebut antara lain Skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah, Pemeriksaan kehamilan (ANC), Konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronis (KEK), Pemantauan pertumbuhan balita, ASI Eksklusif, Pemberian MP ASII kaya protein hewani bagi baduta, tata laksana masalah gizi, peningkatan cakupan imunisasi, edukasi ibu hamil, remaja dan keluarga termasuk pemicuan bebas buang air besar sembarangan (BABS). Background : The prevalence of stunting in Indonesia has basically decreased every year, but the figure is still far above the limit set by WHO, which is below 20%. Based on the 2021 Indonesian Nutritional Status Study Indonesia's stunting prevalence rate is 24.4%. Purpose: To identify specific interventions for treating stunting Method: Study of literature from various electronic sources. Results: There are eleven specific interventions for treating stunting. Conclusion: The intervention includes four targets, starting with young women, pregnant women, toddlers and the community. These activities include screening for anemia, taking blood-boosting tablets, pregnancy checks (ANC), consuming blood-boosting tablets for pregnant women, providing additional food for pregnant women with chronic energy deficiency monitoring toddler growth, exclusive breastfeeding, giving MP ASI rich animal protein for children under two, management of nutritional problems, increasing immunization coverage, education for pregnant women, adolescents and families including triggering open defecation.
Faktor Yang Memengaruhi Fenomena Menunda Pernikahan Pada Generasi Z Herliana Riska; Nur Khasanah
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i1.44

Abstract

Salah satu fenomena yang terjadi pada Generasi Z adalah menunda pernikahan.Fenomena inid apat menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap kehidupan sosial dan psikologis generasi Z. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi fenomena menunda pernikahan pada Generasi Z serta dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut.Penelitian ini menggunakan metode survei. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (64,8%) mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk menunda pernikahan hingga meraih kesuksesan dalam karir atau pendidikan. Tekanan dari lingkungan sosial (24,6%) dan perubahan nilai sosial (10,6%) mempengaruhi keputusan mereka dalam menunda pernikahan. Dalam hal dampak dari fenomena menunda pernikahan pada generasi Z, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (61,2%) menganggap bahwa menunda pernikahan dapat memberikan waktu yang lebih banyak untuk berkembang dan mengembangkan diri. Secara statistik, faktor-faktor yang memengaruhi keputusan generasi Z dalam menunda pernikahan adalah pendidikan, karir, dan tekanan dari lingkungan sosial. Regresi linier menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih memilih untuk menunda pernikahan (β 0,274, p 0,05). Demikian pula, responden yang lebih fokus pada karir cenderung lebih memilih untuk menunda pernikahan (β 0,379, p 0,01). Sementara itu, tekanan dari lingkungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan generasi Z dalam menunda pernikahan (β 0,225, p 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi keputusan generasi Z dalam menunda pernikahan adalah pendidikan, karir, dan tekanan dari lingkungan sosial. Menunda pernikahan dapat memberikan waktu yang lebih banyak untuk berkembang dan mengembangkan diri, namun juga dapat memberikan tekanan sosial dan psikologis One of the phenomena that occur in Generation Z is delaying marriage. This phenomenon can have positive and negative impacts on the social and psychological life of Generation Z. The purpose of this study is to determine what factors influence the phenomenon of delaying marriage in Generation Z and the impact arising from this phenomenon. This study uses a survey method. The data analysis technique used is descriptive analysis and linear regression. The results showed that most respondents (64.8%) preferred to postpone marriage until they achieved success in their career or education. Pressure from the social environment (24.6%) and changes in social values (10.6%) influenced their decision to postpone marriage. Regarding the impact of delaying marriage on Generation Z, the results show that most respondents (61.2%) think delaying marriage can give them more time to develop and develop themselves. Statistically, the factors influencing Generation Z's decision to postpone marriage are education, career, and pressure from the social environment. Linear regression shows that respondents with a higher education level tend to prefer to delay marriage (β 0.274, p 0.05). Likewise, more career-focused respondents tend to prefer to postpone marriage (β 0.379, p 0.01). Meanwhile, pressure from the social environment significantly influences the decision of Generation Z to postpone marriage (β 0.225, p 0.05). Based on the results of the research and discussion that has been done, it can be concluded that the factors that influence Generation Z's decision to postpone marriage are education, career, and pressure from the social environment. Delaying marriage can give them more time to grow and develop themself, but it can also put social and psychological pressure..
Penghisapan Sekresi Endotrakheal Pada Pasien Dengan Ventilator Mekanik (VM) Ahmad Fathoni; Cembun; Awan Dramawan; Rusmini; Desty Emilyani
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.40

Abstract

Latar belakang: Dampak dari terjadi pemasangan Ventilator Mekanik(VM) begitu komplek, salah satunya adalah kemampuan pasien mengeluarkan sekret ke percabangan trakeo bronkhia lsangat terbatas, sehingga perlu sekali menolong pasien agar jalan napasnya tetap bersih, agar proses pertukaran oksigen dan karbondioksida lancar dan mencegah timbulnya pneumonia. Tindakan yang dilakukan yaitu penghisapan sekret endotrakeal dengan tehnik aseptik. Tujuan: Mengidentifikasi gambaran penghisapan sekresi endotrakeal pada pasien dengan ventilator mekanik di ruang ICU RSUP NTB. Dilakukan di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif  hanya melihat gambaran penghisapan sekresi endotrakheal  pada pasien dengan ventilator mekanik, sampel dalam penelitian ini total populasi 16 orang, yang melakukan tindakan penghisapan sekresi endotrakheal pasien yang menggunakan ventilator mekanik di ruang ICU RSUP NTB. Hasil: Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penghisapan sekresi endotrakheal dalam katagori cukup yaitu sebanyak 9 orang (56%), sedangkan dalam kategori baik sebanyak 6 orang (38%) dan kurang sebanyak 1 orang (6%). Background: The impact of installing a Mechanical Ventilator (VM) is so complex, one of which is that the patient's ability to expel secretions into the tracheobronchial tree is very limited, so it is very necessary to help patients keep their airways clean so that the process of exchanging oxygen and carbon dioxide runs smoothly and prevents the onset of pneumonia. The action taken was suctioning of endotracheal secretions with an aseptic technique Purpose: The purpose of this study was to identify the description of suctioning of endotracheal secretions in patients with mechanical ventilators in the ICU room of West Nusa Tenggara Hospital. Conducted in the ICU Room of the West Nusa Tenggara Provincial General Hospital. Methods: The research design used was descriptive in nature only looking at the description of suctioning of endotracheal secretions in patients with mechanical ventilators, the sample in this study was a total population of 16 people, who performed suctioning of endotracheal secretions in patients using mechanical ventilators in the operating room. Results: Based on the research, it can be concluded that the majority of respondents in suctioning endotracheal secretions were in the sufficient category, namely 9 people (56%), while in the good category, there were 6 people (38%) and fewer, 1 person (6%). good early mobilization experienced normal uterine involution of 88% with a P-value of 0.001 ≤ alpha (0.05) meaning that there was a relationship between early mobilization and uterine involution in postpartum mothers. Conclusion: Based on the research, it can be concluded that the majority of respondents in suctioning endotracheal secretions were in the sufficient category
Hubungan Status Gizi dan Mobilisasi Dini Terhadap Involusi Uteri Yizri Novfrida; Rosi Lawarni; Rangga Pusmaika
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.42

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Segera setelah persalinan, berat rahim sekitar 1000 gram dan selanjutnya mengalami masa proteolitik, sehingga otot rahim menjadi kecil ke bentuknya semula. Pada beberapa keadaan, terjadinya proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terlambat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan status gizi dan mobilisasi dini terhadap involusi uteri pada ibu nifas di Puskesmas Sepatan Kabupaten Tangerang. Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan chi square. Sampel penelitian ini menggunakan accidental sampling yang berjumlah  38 responden. Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat.  Hasil: Responden dengan status gizi normal mengalami involusi uteri normal sebesar 81,8% dengan nilai P 0,084 ≥ alpha (0,05) berarti tidak adanya hubungan antara status gizi dengan involusi uteri pada ibu nifas. Responden dengan mobilisasi dini baik mengalami involusi uteri normal sebesar 88% dengan nilai P 0,001 ≤ alpha (0,05) berarti adanya hubungan antara mobilisasi dini dengan involusi uteri pada ibu nifas. Kesimpulan: Mobilisasi dini sangatlah penting untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea) serta sebagai upaya mempercepat involusi uteri pada ibu nifas. Background: Immediately after delivery, the uterus weighs about 1000 grams and then undergoes a proteolytic period, so that the uterine muscles become small to their original shape. In some circumstances, the uterine involution process does not work as it should, so that the reduction process is delayed. Purpose: This study aims to determine the relationship between nutritional status and early mobilization on uterine involution in postpartum women at the Sepatan Health Center, Tangerang Regency. Methods: This research is analytic in nature with a cross-sectional approach using chi square. The sample used accidental sampling which amounted to 38 respondents. This study uses univariate and bivariate analysis. Results: Respondents with normal nutritional status experienced normal uterine involution of 81.8% with P-value of 0.084 ≥ alpha (0.05) meaning that there was no relationship between nutritional status and uterine involution in postpartum women. Respondents with good early mobilization experienced normal uterine involution of 88% with P-value of 0.001 ≤ alpha (0.05) meaning that there was a relationship between early mobilization and uterine involution in postpartum mothers. Conclusion: Early mobilization is very important to improve blood circulation and expel vaginal discharge (lochea) and as an effort to accelerate uterine involution in postpartum women.  
Efektivitas Jus Buah Bit Dan Kurma Untuk Mengatasi Anemia Pada Kehamilan Ani Kurniati; Kismi Asih Adethia; Eka Falentina Tarigan; Elni Arizona Hutagaol; Evi Safitri
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.45

Abstract

Latar Belakang: Anemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung dari kasus kematian ibu, dimana anemia merupakan keadaan yang timbul sebelum atau selama hamil yang di perburuk oleh kehamilan yang fisiologis. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021 kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9 % pada tahun 2019. Tujuan: Untuk mengetahui Efektivitas Jus Buah Bit dan Kurma Untuk Mengatasi Anemia Pada Kehamilan di Puskesmas Namu Trasi Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat  Tahun 2023. Metode: Jenis penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif design dengan penelitian quasi eksperimen kuantitatif dengan rancangan pretest posttest nonequivalent with control group yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah perlakuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul akibat perlakuan yang diberikan untuk membandingkan hasil pemberian jus buah bit dan kurma pada kelompok perlakuan dibandingkan  dengan suatu kelompok kontrol yang diberikan intervensi konvensional dalam mengurangi anemia pada kehamilan. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Mann-Whitney pada kedua kelompok  didapatkan hasil untuk P Value = 0,000 artinya p <  0,05, menyatakan bahwa Jus Buah Bit dan Kurma efektiv Untuk Mengatasi Anemia Pada Kehamilan di Puskesmas Namu Trasi Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat  Tahun 2023. Kesimpulan: Jus Buah Bit dan Kurma efektiv Untuk Mengatasi Anemia Pada Kehamilan di Puskesmas Namu Trasi Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat  Tahun 2023. Diharapkan bagi Pimpinan Puskesmas Namu Trasi agar bekerjasama dengan  tenaga kesehatan dalam melakukan sosialisasi manfaat buah bit dan kurma untuk mencegah terjadinya anemia khususnya pada ibu hamil. Background: Anemia is an indirect cause of maternal death, where anemia is a condition that occurs before or during pregnancy which is exacerbated by a physiological pregnancy. Based on data from the Indonesian Health Profile for 2021, the incidence of anemia in pregnant women in Indonesia is still relatively high, namely 48.9% in 2019. Purpose: To determine the effectiveness of beet juice and dates to treat anemia in pregnancy at the Namu Trasi Health Center, Sei Bingai District Langkat Regency in 2023. Method: This type of research uses a quantitative research type design with quasi-experimental quantitative research with a nonequivalent pretest posttest control group design, namely a study conducted by giving treatment to find out the symptoms or effects that arise as a result of the treatment given to compare the results of giving beet juice and dates in the treatment group compared to the control group which provided conventional interventions in reducing anemia in pregnancy. Results: Based on the results of bivariate analysis with the Mann-Whitney test in both groups, the results obtained for P-Value = 0.000, meaning p <0.05, stated that beet juice and dates are effective for treating anemia in pregnancy at the Namu Trasi Health Center, Sei Bingai District, Langkat Regency 2023. Conclusion: Beetroot and Dates Juice is Effective for Overcoming Anemia in Pregnancy at the Namu Trasi Health Center, Sei Bingai District, Langkat Regency in 2023. It is hoped that the Namu Trasi Health Center Leaders will work together with health workers in socializing the benefits of beets and dates to prevent incidents anemia, especially in pregnant women.
Edukasi Laktasi Prenatal Untuk Meningkatkan Praktik Inisiasi Menyusu Dini Lidyawati Surbakti; Kismi Asih Adhetia; Eka Falentina Tarigan; Oni Kurnia; Oktaviani
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.46

Abstract

Latar Belakang: Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan suatu kesempatan yang diberikan kepada bayi segera setelah bayi itu lahir. Di Indonesia sendiri persentase proses mulai mendapat ASI kurang dari satu jam Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi sebesar 42,7%.  Persentase proses mulai mendapat ASI antara usia 0-5 bulan sebesar 54,0%. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Provinsi Sumatra Utara Utara tahun 2016 sebesar 30,3%.Tujuan: Untuk Mengevaluasi Edukasi Laktasi Prenatal untuk Meningkatkan Praktik Inisiasi Menyusui Dini. Metode: Peneliti menggunakan jenis kuantitatif design dengan penelitian quasi eksperimen kuantitatif dan rancangan posttest nonequivalent with control group yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah perlakuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul akibat perlakuan yang diberikan untuk membandingkan hasil pemberian edukasi laktasi prenatal pada kelompok perlakuan dibandingkan  dengan suatu kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang ibu hamil Trimester III, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil: Distribusi frekuensi praktik inisiasi menyusui dini pada kelompok kontrol mayoritas ibu tidak berhasil melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini yaitu 17 (70,9 %) dengan mean 1,71. Distribusi frekuensi praktik inisiasi menyusui dini pada kelompok intervensi mayoritas ibu berhasil melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini yaitu 18 (75,0 %) dengan mean 1,25. Analisis bivariat dilakukan uji Mann-Whitney didapatkan hasil untuk P Value = 0,002 artinya p <  0,05. Kesimpulan: Edukasi Laktasi Prenatal terbukti dapat meningkatkan praktik inisiasi menyusui dini. Diharapkan bagi Pimpinan Puskesmas agar bekerjasama dengan  tenaga kesehatan dalam melakukan sosialisasi manfaat Edukasi Laktasi Prenatal terbukti dapat meningkatkan praktik inisiasi menyusui dini. Background: Early Breastfeeding Initiation (IMD) is an opportunity given to babies from birth. In Indonesia, the rate of breastfeeding initiation in one hour of early initiation of breastfeeding (IMD) in infants is 42.7%. The initiation rate of breastfeeding from 0 to 5 months is 54.0%. The early breastfeeding implementation rate (IMD) in North Sumatra Province 2016 was 30.3%. Purpose: To evaluate the practice of early breastfeeding initiation to improve prenatal lactation education. Methods: Researchers used a quantitative design with quasi-experimental quantitative research and post-test, which is not the same as the control group design, namely a study conducted while being treated to explore the symptoms or effects that occur during treatment. provided to compare the outcomes of prenatal lactation education in the treatment group versus the control group without any treatment intervention. The sample of this study was 48 third-trimester pregnant women, with the sampling technique being intentional sampling. Results: The frequency distribution of early breastfeeding practices in the control group for the majority of mothers who failed to initiate early breastfeeding was 17 (70.9%) with a mean of 1.71. The frequency distribution of the practice of early breastfeeding initiation in the intervention group for the majority of mothers succeeded in carrying out early breastfeeding initiation, namely 18 (75.0%) with a mean of 1.25. Bivariate analysis was carried out using the Mann-Whitney test to obtain results for P Value = 0.002, meaning p <0.05. Conclusion: Prenatal Lactation Education is proven to improve the practice of early breastfeeding initiation. It is hoped that the leadership of the Puskesmas will work together with health workers in socializing the benefits of Prenatal Lactation Education as proven to be able to improve the practice of early breastfeeding initiation.  
Peningkatan Motivasi Ibu Hamil Trimester III Dalam Memberikan Asi Eksklusif Dengan Audiovisual Rime Listia Tarigan; Kismi Asih Adethia; Siti Nurmawan Sinaga; Eka Falentina Tarigan; Indri Heni Damanik
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.47

Abstract

     Latar Belakang: Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir. Berdasarkan data WHO tahun 2015 hanya 44 persen dari bayi baru lahir di dunia yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak lahir, bahkan masih sedikit bayi dibawah usia enam bulan masih disusui secara esklusif.  Tujuan: Untuk Mengevaluasi Peningkatan Motivasi Ibu Hamil dalam Memberikan ASI Eksklusif dengan Audiovisual. Metode: Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif dengan Quasi eksperimen dengan rancangan design penelitian pretest posttest with control group design. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil Trimester III pada bulan April berjumlah 48 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang ibu hamil Trimester III, tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik purposive sampling. Hasil: Distribusi frekuensi motivasi ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif pada kelompok kontrol pretest mayoritas rendah yaitu 14 (58,3 %) dengan mean 2,4583 dan pengukuran saat postest mayoritas tetap memiliki motivasi yang rendah yaitu 12 (50,0 %) dengan mean 2,3333. Distribusi frekuensi motivasi ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif pada kelompok intervensi pretest mayoritas rendah yaitu 11 (45,8 %) dengan mean 2,2500 dan pengukuran saat postest mayoritas ibu hamil memiliki motivasi yang tinggi yaitu menjadi 13 (27,1 %) dengan mean 1,5417. Untuk analisis bivariat dilakukan uji Mann-Whitney diperoleh hasil untuk P Value = 0,000 artinya p <  0,05. Kesimpulan: Audiovisual dapat meningkatkan Motivasi Ibu Hamil dalam Memberikan ASI Eksklusif. Diharapkan bagi Pimpinan Puskesmas agar bekerjasama dengan  tenaga kesehatan dalam melakukan sosialisasi manfaat Audiovisual yang dapat meningkatkan Motivasi Ibu Hamil dalam Memberikan ASI Eksklusif. Background: According to WHO data for 2015, only 44% of babies worldwide are Breast Milk within the first hour after birth, and some babies under the age of 6 months are still exclusively Breast Milk. Purpose : Evaluation of increased motivation of pregnant women in giving exclusive Breast Milk audiovisually. Method: This type of research is a quantitative study with a quasi-experimental design with a pretest and posttest design with a control group design. The population of this study was third trimester pregnant women in April totaling 48 people. The sample in this study was 48 third trimester pregnant women, the sampling technique was carried out by purposive sampling technique. Results: The frequency distribution of the motivation of exclusive Breast Milk pregnant women according to the pretest control group was the majority low, namely 14 (58.3%) with a mean of 2.4583 and measurements during the posttest, the majority still had low motivation, namely 12 (50.0%) with a standard of 2, 3333. The frequency distribution of cause for exclusive Breast Milk in the pretest intervention group is primarily low, namely 11 (45.8%) with a mean of 2.2500 and measurements during the post-test, the majority of pregnant women have high motivation, which is 13 (27.1%) with a mean of 1.5417. The Mann-Whitney test was used for bivariate analysis to obtain results for P Value = 0.000, meaning p <0.05. Conclusion: Audiovisual can increase the motivation of pregnant women in giving exclusive Breast Milk. It is hoped that the leadership of the Puskesmas will cooperate with health workers in socializing the benefits of Audiovisual, which can increase pregnant women's motivation to provide exclusive Breast Milk.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Jenni Novita Simbolon; Kismi Asih Adethia; Eka Falentina Tarigan; Ngarap Muliana Harahap; Meviani Putri
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.48

Abstract

Latar Belakang: Upaya mencegah anemia pada ibu hamil dengan mengkonsumsi tablet Fe.Data Kemenkes Tahun 2019, cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe 64,0 %.Tujuan: Analisis Faktor Mempengaruhi Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe. Metode: Jenis penelitian ini observasional analitik, desain penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian berjumlah 56 orang, tehnik pengambilan sampel total sampling.  Hasil: Mayoritas ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Fe adalah pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (16,1 %). Diperoleh p value 0,000 < 0,05 terdapat hubungan Pengetahuan dengan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe. Mayoritas ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Fe yaitu tidak bekerja sebanyak 10 orang (17,9 %), p value 0,011 < 0,05 artinya terdapat hubungan Pekerjaan dengan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe. Mayoritas ibu yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Fe adalah ibu dengan sikap kurang baik sebanyak 14 orang (25,0 %), p value 0,000 < 0,05 artinya terdapat hubungan Sikap dengan Ketidakpatuhan Ibu Mengkonsumsi Tablet Fe. Mayoritas ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Fe adalah yang kurang mendapatkan dukungan suami sebanyak 12 orang (21,4 %), p value 0,002 < 0,05 artinya terdapat Hubungan Dukungan Suami dengan Ketidakpatuhan Ibu Mengkonsumsi Tablet Fe. Mayoritas ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi Tablet Fe yaitu yang kurang mendapat peran dari petugas kesehatan sebanyak 13 orang (23,2 %), p value 0,001 < 0,05 artinya terdapat hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe. Kesimpulan: Diharapkan bagi Pimpinan Puskesmas untuk memperhatikan ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe menggunakan data hasil penelitian ini sebagai acuan. Background: Efforts to prevent anemia in pregnant women by taking iron tablets According to data from the Ministry of Health for 2019, the number of pregnant women taking iron tablets was 64.0%. Purpose: Analysis of the factors that influence non-adherence of pregnant women in consuming Fe tablets. Methods: This type of research is an observational and cross-sectional analytic research design. The research sample was 56 people, the sampling technique was total sampling. Results: The majority of pregnant women who did not adhere to taking Fe tablets had insufficient knowledge, namely as many as 9 people (16.1%) and there was a relationship between knowledge and non-adherence of pregnant women about taking Fe pills, the majority of pregnant women were not adherent to taking Fe pills, namely they would not work less than 10 people (17.9%), there was a relationship between work and non-compliance of pregnant women in consuming Fe tablets. The majority of mothers who do not adhere to taking Fe tablets are mothers with bad attitudes as many as 14 people (25.0%), there is a relationship between attitude and non-adherence in taking Fe pills. The majority of mothers who do not adhere to taking Fe pills are mothers who do not receive support from their husbands as many as 12 people (21.4%). There is a relationship between the husband's support and non-compliance in taking Fe pills. According to the opinion of medical staff, 13 people (23.2%), there is a relationship between the role of health workers and non-adherence of pregnant women in consuming Fe tablets. Suggestion: It is hoped that the health center will pay attention to the disobedience of pregnant women in consuming Fe tablets using the data from this study as a reference.
Pemanfaatan Layanan Keluarga Berencana Oleh Wanita Usia Subur Di Masa Pandemi Covid-19 Retno Dumilah; Hening Ryan Aryani
Indonesian Health Issue Vol. 2 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v2i2.49

Abstract

Latar Belakang : Pandemi virus SARS-Cov-2 telah menginfeksi lebih dari 6,8 juta orang dan menyebabkan kematian lebih dari 362.000 diseluruh dunia. Pemberlakuan aturan PSBB terbukti efektif menurunkan angka penyebaran COVID-19 namun terjadi penurunan pemanfaatan layanan kesehatan oleh masyarakat. Tujuan : mengkaji pemanfaatan layanan keluarga berencana oleh wanita usia subur di masa pandemi COVID-19. Metode : Penelitian secara literature review menggunakan artikel sebanyak 15 artikel penelitian yang terdiri dari 10 artikel penelitian nasional dan 5 artikel penelitian internasional. Hasil : Pada masa pandemi COVID-19 terjadi 7 juta kelahiran yang tidak diinginkan akibat penurunan pemanfaatan layanan Kesehatan oleh para akseptor KB. Pada masa ini juga terjadi peningkatan pengguna kondom sedangkan pengguna IUD/AKDR cenderung menurun. Padahal efektivitas IUD/AKDR dalam mencegah kehamilan lebih tinggi dibandingkan kondom. Kesimpulan : Pandemi COVID-19 meningkatkan angka kehamilan tidak diinginkan. Pemberian edukasi terbukti efektif meningkatkan pengetahuan wanita usia subur dalam memenuhi kebutuhan layanan keluarga berencana. Disarankan adanya upaya peningkatan pengetahuan wanita usia subur tentang alternatif akses layanan Keluarga Berencana yang tidak meningkatkan risiko penularan COVID-19. Background: The SARS-Cov-2 virus pandemic has infected more than 6.8 million people and caused the deaths of more than 362,000 worldwide. The implementation of the PSBB regulations has proven effective in reducing the spread of COVID-19 but there has been a decrease in the use of health services by the community. Objective: to examine the use of family planning services by women of childbearing age during the COVID-19 pandemic. Method: Literature review research using 15 research articles consisting of 10 national research articles and 5 international research articles. Results: During the COVID-19 pandemic, 7 million unwanted births occurred due to a decrease in the use of health services by family planning acceptors. During this period there was also an increase in condom users, while IUD/IUD users tended to decrease. Even though the effectiveness of IUDs/IUDs in preventing pregnancy is higher than condoms. Conclusion: The COVID-19 pandemic increases the rate of unwanted pregnancies. Providing education has been proven to be effective in increasing the knowledge of women of childbearing age in meeting their needs for family planning services. It is recommended that efforts be made to increase knowledge of women of childbearing age about alternative access to family planning services that do not increase the risk of transmission of COVID-19.