cover
Contact Name
Hafid Nur Muhammad
Contact Email
hafidnurmuhammad@stiq-almultazam.ac.id
Phone
+6281348379920
Journal Mail Official
almuhafidzjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Jalaksana Desa Manis Kidul, Kec. Jalaksana, Kab. Kuningan Prov. Jawa Barat
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Al Muhafidz
ISSN : -     EISSN : 28076346     DOI : https://doi.org/10.57163/
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang berkaitan dengan Al Quran dan TafsirAl Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang berkaitan dengan Al Quran dan Tafsir.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023" : 7 Documents clear
QAIDAH USUL FI QIRA'AT IMAM NAFI’ : (Studi Atas Perbedaan Bacaan Qiraat Warsy Dan Qalun) Ali Abdur Rohman
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i2.68

Abstract

Salah  satu  pembahasan  penting  dalam  kajian  al-Qur’an  adalah  tentang  qir?at al-Qur’an yang didalamnya membahas mazhab cara baca al-Qur’an dan yang melingkupinya.   Ragam   qir?at al-Qur’an   muncul   sejak   zaman   Nabi   sebagai kemurahan dari Allah SWT agar masyarakat pada waktu itu lebih mudah dalam membaca dan menghafal al-Qur’an.   Ragam qir?at al-Qur’an yang telah dianggap mutawatir  secara  ijma’  ulama  terdapat  tujuh  Im?m  qir?at yang  dikenal  dengan qir?at sab’ah.  Qir?at tersebut memiliki  ciri  khas  dan  cara  baca  masing-masing sehingga umat Islam hanya diwajibkan untuk memilih salah satu untuk pelaksanaan  ibadahnya.  Salah  satu  ragam  qir?at yang  terkenal  di  dunia  Islam adalah qir?at Im?m N?fi’ yang diriwayatkan oleh dua muridnya yang terkenal yaitu  Q?l?n dan  Warsy.  Meskipun  sama-sama  meriwayatkan  qir?at dari  Im?m N?fi, ada ketentuan baca yang berbeda di antara keduanya. Melalui kajian literatur, artikel ini berusaha mendiskripsikan kaidah baca dari masing-masing r?wi qir?at Im?m N?fi’ yaitu Q?l?n dan Warsy tersebut. Dari penelitian ini penulis menemukan  beberapa  titik  perbedaan  cara  baca  antara  Q?l?n dan  Warsy,  yaitu pada bab madd, cara baca lafadz ???  yang bertemu dengan hamzah qa?a’, ?ilah, mim, jama’, bacaan l?m, dan im?lah-taql?l.
PENDEKATAN TEKSTUAL; KONTEKSTUAL DAN HERMENUETIKA DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN mkhai hanif yuli edi z hanif
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i2.69

Abstract

Diperlukan berbagai pendekatan untuk merefleksikan nilai-nilai universal Al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan pendekatan tekstual, kontekstual, dan hermeneutika dalam pemahaman Al-Qur’an, sebagai upaya untuk memahami teks dengan konteks yang sesuai dengan kehidupan masyarakat. Pendekatan tekstual lebih berfokus pada analisis gramatikal dan pemahaman harfiah, sedangkan pendekatan kontekstual melibatkan pemahaman ekstra-teks dan keterkaitan dengan situasi dan kondisi saat teks Al-Qur’an diturunkan. Pendekatan hermeneutika berfokus pada pemahaman teks dan interpretasi maknanya, dengan mengakui pentingnya konteks sosial, politik, budaya, dan sejarah dalam pemahaman fenomena budaya. Hermeneutika kontekstual menekankan hubungan antara teks dan dunia di sekitarnya.
ANALISIS SEMIOLOGI ROLAND BARTHES PADA TERM ZAHRAH DALAM AL-QUR'AN Haiva Satriana Zahrah
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i2.76

Abstract

This article contains an explanation regarding the meaning of the za?rah through interpretation from classical to contemporary times. Recently, a quite ambiguous understanding has appeared regarding women who are identified with flowers because they have a beautiful face, with a match in the pronunciation in the Al-Qur'an that mentions this. By using Roland Barthes' semiological theory in reading myths, one identifies a sign that is interpreted to give birth to various meanings. Therefore, the purpose of this study is to analyze the pronunciation of za?rah in the Qur'an by looking at its diachronic meaning through various interpretations of mufassir from classical to contemporary times based on Barthes' semilogy theory. This research is a literature study (library research) with a qualitative research type. The result of this research is that Barthes develops de Saussure's theory at the level/system II stage (second order signifying system), which is called connotation, with the ERC (expression, relation, content) pattern. Diachronically, the muafassir (Al-Thabarî, Al-Farrâ, Al-Zamakhsyarî, Al-Qurthubî, Al-Zuhaylî, and Qurasih Shihab) interpret za?rah with almost the same understanding in terms of the interpretations of the term za?rah over time, agreeing to understand the meaning of za?rah as jewelry plus other meanings. Meanwhile, Ibn Katsîr understands this meaning textually as a flower. Understanding the Qur'an both textually and contextually has something in common, namely za?rah as beauty
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG MODERASI BERAGAMA: ANALISIS TAFSIR MAUDHU’I Maulida Fatihatusshofwa; Muhammad Haekal Fatahillah Akbar; Muhammad Hamzah Nashrullah; Asep Abdul Muhyi
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i2.78

Abstract

Diskursus kebebasan dan kemajemukan beragama di Indonesia telah lama disorot oleh para elemen negara dan para cendekiawan Tanah Air. Pada akhirnya jalan keluar satu-satunya yang ditemukan hingga saat ini adalah dengan menerapkan konsep moderasi dalam beragama. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan akan esensi moderasi beragama ditinjau dari sudut pandang Islam, dan menjadi bahan referensi juga kajian yang patut dibaca kemudian ditelaah tentang masalah klasik yang menjadi sorotan tentang umat dan pegangannya. Penelitian ini menggunakan metode maudu’i (tematik) yang sepenuhnya merupakan penelitian kualitatif. Sumber referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen cetak dan digital, baik berupa kitab, buku, jurnal, essay, dan referensi lain yang relavan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam sudut pandang Islam, moderasi dalam beragama berarti mendahulukan sikap toleran dalam perbedaan, keterbukaan dalam menerima keberagaman (inklusivisme), baik beragam dalam aliran atau madzhab ataupun beragam dalam beragama. Di Indonesia, eksistensi pemikiran moderat dalam beragama telah ada sejak lama. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi beberapa hal, yaitu, pertama, kesejahteraan masuknya Islam ke bumi Nusantara; kedua, selama sepanjang sejarah para ulama terkenal telah memberikan respon pada dinamika laju pemikiran yang terus berkembang hingga saat ini; ketiga, para tokoh Islam kian menghadapi konstruk sosial yang semakin dinamis yang mengharuskan mereka agar lebih berupaya membangun masyarakat dengan merespon berbagai modernitas yang selalu berkembang.
MAKANAN PEMBERIAN AHLI KITAB: (Analisis Teori Limit Muhammad Syahrur Terhadap QS. Al-Maidah Ayat 5) Luluk Khusnul Wahidah; Nina Nurrohmah; Wahdah Farhati
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i2.80

Abstract

Kehidupan sosial manusia terjadi karena faktor alamiah, saling memenuhi kebutuhan, dan saling ketergantungan. Salah satu contoh kegiatan saling memenuhi kebutuhan adalah terkait dengan kegiatan saling memb  eri baik sesama umat muslim ataupun non muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menerangkan halalnya makanan pemeberian dari ahli kitab, tetapi tidak disebutkan secara rinci terkait dengan makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah yang disebut dengan ahli kitab itu sendiri. Maka, pada penelitian ini Penulis akan menggali makna makanan apa saja yang dihalalkan, dan siapakah kategori ahli kitab yang dimaksut dalam ayat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan atau library research, yaitu dengan cara mendeskripsikan dan menelaah teori limit yang digunakan Syahrur dalam menafsirkan Al-Qur’an, kemudian menganalisis permasalah yang diangkat dengan metode yang digunakannya. Teori limit hadir dengan sebuah pendekatan ijtihad yang di rasa stagnan dan kurang selaras dengan perkembangan zaman. Pada penelitian ini juga mengemukakan pendapat ‘ulama salaf ataupun kontemporer, sebagai sebuah rujukan sekaligus perbandingan terhadap tawaran baru yang digunakan Syahrur dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa halal mengonsumsi makanan pemberian ahli kitab, tentunya dengan beberapa syarat terntentu. Adapun yang disebut dengan ahli kitab pada zaman sekarang adalah orang di luar Islam yang tetap meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan, dan tetap berpegang teguh pada kitab yang telah Allah turunkan. Namun dalam proses penentuan hukum ini, Muhammad Syahrur banyak mengesampingkan pendapat-pendapat ‘ulama salaf, sahabat dan bahkan sunnah Nabi sekalipun. Anggapan yang diungkapkannya bahwa sunnah Nabi merupakan sebuah ijtihad yang bersifat lokal-temporal, menjadikan penafsiran ini tidak merujuk kepada satupun hadits sebagai metode penafsiran. Bahkan, perkataan Nabi hanya dijadikan sebagai sebuah perbandingan yang layak untuk dikomentari.
ANALISIS SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU PADA LAFADZ AL-HUBB DALAM AL-QUR’AN Niha Barrah Mumtazah; Ali Zaenal Arifin; Suwarno Suwarno
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i2.81

Abstract

Artikel ini berisi mengenai analisis semantik pada lafaz hubb dalam Al-Qur’an. Cinta merupakan fitrah hidup manusia, setiap manusia dilahirkan dengan mempunyai perasaan cinta. Baik itu berupa cinta dari aspek biologis, sosial maupun teologis. Di dalam Al-Quran banyak ayat yang menyebutkan tentang cinta tetapi setiap perkataan cinta yang disebutkan di dalam sesuatu ayat tidak membawa konsep makna yang sama. Hal ini karena, setiap perkataan cinta tersebut membawa makna yang berbeda mengikut zaman atau masa yang berlaku dalam sebuah ayat Al-Quran itu. Kajian ini dilakukan untuk menjawab persoalan mengenai konsep cinta pada lafaz al-hubb yang terkandung di dalam Al-Quran. Kajian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu menghimpunkan data, memperoleh makna serta pemahaman sesuatu topik dengan sumber primer. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Dalam pendekatan ini ada tiga fokus utama yang akan diteliti, pertama yaitu makna dasar dan makna relasional yang meliputi sintagmatik dan paradigmatik, pra-Qur’anik, Qur’anik dan pasca Qur’anik dan ketiga yaitu weltanschauung.
“AL-KHASYAH” DALAM AL-QUR’AN: (Kajian Tematik Perspektif Tafsir Al-Khawatir Haula Al-Qur’an Al-Karim Karya Imam Al-Sya‘rawi) Zaky Mumtaz Ali; Anggi Amelia Pertiwi
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2023): Available online since 30 Agustus 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i2.83

Abstract

Penelitian ini hadir untuk menganalisis ayat-ayat mengenai Al-Khosyah dan bagaimana penerapannya pada kehidupan modern. Agar pembaca bisa memahami rasa takut yang seperti apa yang seharsnya dimiliki oleh hamba kepada Tuhannya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research). Dengan menggunakan metode kajian tematik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan ayat-ayat yang bermakna “Takut” pada tafsir Al-Khaw??ir ?aula Al-Qur’?n Al-Kar?m. Dan  menganalisis penafsiran Imam Al-Sya’r?w? dalam kitab tafsir Al-Khaw??ir ?aula Al-Qur’?n Al-Kar?m. Dan menganalisis bagaimana implementasinya bagi masyarakat modern. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Al-Khasyah merupakan rasa takut yang disertai dengan pengagungan dan penghormatan kepada objek yang ditakuti. Ciri-ciri dari orang yang memiliki al-Khasyah adalah pertama, senantiasa merasa diawasi Allah. Kedua, beramal semata-mata hanya hanya untuk Allah  dan selalu menghisab dirinya. Ketiga, ketika dia melihat pada dirinya terdapat sesuatu yang menyimpang dengan firman Allah, dan ia mengingat ancaman Tuhannya. Maka akan bergetar kulitnya disebabkan oleh rasa takut kepada Tuhannya. Cara mengimplementasikan al-Khasyah adalah Mentadabburi Ayat-Ayat Kauniyyah, mempelajari Ilmu-Ilmu yang Membuat Semakin Mengenali Allah, senantiasa Merasa Diawasi Allah, berinf?q di Jalan Allah, memperbanyak Berdzikir kepada Allah. Faidah dari memiliki al-Khasyah adalah mendapatkan ampunan dan balasan yang besar, berhati-hati terhadap hari kiamat, masuk ke dalam Surga, mudah untuk menerima peringatan dan hidayah, dan mendapatkan keridhoan Allah.

Page 1 of 1 | Total Record : 7