cover
Contact Name
Suci Rahmi
Contact Email
jtpp@utu.ac.id
Phone
+6285260005998
Journal Mail Official
jtpp@utu.ac.id
Editorial Address
jtpp@utu.ac.id
Location
Kab. aceh barat,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Published by Universitas Teuku Umar
ISSN : -     EISSN : 27235157     DOI : -
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian (JTPP) focuses on publishing original research manuscripts and reviewing manuscripts dealing with food science, food technology, food nutrition, the application in the food industry, and other related topics. The JTPP welcomes research manuscripts as follows: Food science (including food chemistry, food microbiology, and food biochemistry), Food technology, Food processing, Food engineering, Food safety, Food nutrition and quality, Postharvest technology, Their application in the food industry
Articles 40 Documents
Pengaruh Jenis Pati Ubi Kayu Terhadap Karakteristik Mi pentil Kering Tety Desrita Handayani; Nela Eska Putri
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mi pentil dibuat dari pati ubi kayu yang banyak diproduksi di Pundong, Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pati ubi kayu yaitu pati hasil industri modern dan pati hasil industri rumah tangga terhadap karakteristik mi pentil yang dihasilkan. Pati ubi kayu yang digunakan ini sebelumnya telah dianalisis komposisi kimianya. Pengamatan yang dilakukan terhadap mi pentil meliputi niai derajat putih, kuat patah mi kering, kehilangan padatan akibat pemasakan (cooking loss), rehidrasi, elongasi dan kelengketan. Hasil analisis ANOVA dengan signifikan 5% menunjukkan jenis pati ubi kayu tidak berpengaruh terhadap karakteristik mi pentil yang dihasilkan. Penggunaan pati ubi kayu industri rumah tangga, modern dan capuran keduanya tidak berpengaruh terhadap nilai kuat patah mi, cooking loss, rehidrasi, elongasi dan kelengketan. Jenis pati ubi kayu hanya sedikit berpengaruh terhadap nilai derajat putih mi pentil. Mi pentil yang diproduksi menggunakan pati ubi kayu industri modern memiliki nilai derajat putih yang lebih tinggi (58,37 %W) jika dibandingkan dengan dua jenis pati ubi kayu lainnya 53,14 %W (mi pati ubi kayu campur) dan 49,28 %W (mi pati ubi kayu industri rumah tangga
Optimalisasi Produksi Pengolahan Tuna (Thunnus albacares) Beku Melalui Penerapan Metode Kaizen Rufnia Ayu Afifah; Asriani -; Ferdiansyah -
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Optimalisasi proses produksi produk tuna sirip kuning (Thunnus albacares) beku bergantung pada berbagai aspek, yaitu aspek material, penerapan metode, manusia, dan kebijakan manajemen. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada kegiatan produksi tuna sirip kuning beku pada salah satu Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Sumatera Barat dan memberikan solusi dengan sebuah pendekatan analisis sistematis Kaizen untuk perbaikan secara berkesinambungan. Penelitian ini mencakup perumusan pokok masalah berdasarkan identifikasi masalah yang difokuskan pada aspek manusia (man), metode (method), bahan (material), dan manajemen (management), serta pemberian solusi dengan tindakan-tindakan yang secara teknis dapat dilaksanakan dan secara finansial memberikan biaya minimum namun menghasilkan dampak yang maksimal. Beberapa masalah yang ditemukan dari hasil identifikasi permasalahan dari kegiatan produksi tuna beku diantaranya, nilai rata-rata rendemen pada proses produksi tuna beku (54,78%) cukup rendah dibandingkan dengan standar nilai rendemen yang diinginkan perusahaan (60%). Keterampilan karyawan dalam memproduksi produk dan penggunaan bahan baku beku menjadi penyebabnya. Selain itu, terjadi perlambatan waktu pada proses produksi akibat kerusakan mesin pembekuan Air Blast Freezer (ABF). Hal ini menyebabkan proses pembekuan produk membutuhkan waktu yang lebih lama karena dilakukan dengan menggunakan cold storage. Masalah-masalah ini memberikan efek pada gross profit yang dihasilkan perusahaan. Beberapa alternatif solusi diberikan untuk perbaikan kegiatan produksi berkaitan dengan kebijakan manajemen perusahaan, yaitu adanya komitmen untuk melakukan pengawasan pada proses pengolahan serta menganggarkan biaya perbaikan mesin pembekuan ABF. Jika solusi perbaikan diterapkan, solusi tersebut diestimasikan dapat meningkatkan gross profit perusahaan sebesar Rp 1.246.261.672 dalam satu tahun.
Ulasan Ilmiah : Antosianin dan Manfaatnya untuk Kesehatan Raida Amelia Ifadah; Pinasthika Rizkia Warapsari Wiratara; Chairul Anam Afgani
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antosianin merupakan senyawa turunan polifenol yang keberadaannya sangat melimpah di alam dengan keanekaragaman dalam berbagai jenis tumbuhan. Antosianin merupakan kelompok pigmen larut air pada tanaman yang paling banyak ditemukan disamping klorofil. Senyawa ini adalah komponen alami yang terakumulasi pada vakuola dan  bertanggungjawab untuk warna merah, biru dan ungu pada buah, sayur, bunga dan tumbuhan lainnya. Antosianin disusun dari sebuah aglikon (antosianidin) yang teresterifikasi dengan satu atau lebih gugus gula (glikon). Terdapat sekitar 700 jenis antosianin yang telah diekstrak dari tanaman. Perbedaan utama dari berbagai jenis antosianin adala pada jumlah gugus hidroksil dan gugus gula yang terikat pada struktur molekul ataupun posisi dari ikatannya. Antosianin memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh diantaranya adalah sebagai antioksidan, pencegah penyakit kardiovaskular, meningkatkan daya penglihatan, anti diabetes, anti inflamasi dan anti kanker. Dalam proses pengolahannya, untuk mempertahankan kestabilan dan kandungan antosianin perlu memperhatikan beberapa karakteristiknya yakni antosianin rentan terhadap suhu tinggi, cahaya, lebih stabil pada pH rendah dan dapat dipertahankan kestabilannya dengan cara ko-pigmentasi.
Studi Literatur: Potensi Onggok Singkong dan Kulit Pisang sebagai Alternatif Elektrolit Baterai Ramah Lingkungan Esa Ghanim Fadhallah; Nurhidayati Nurhidayati; Rizka Hidayati; Hanifah Hanifah; Deva Adrifani Prakasa
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang merupakan salah satu komoditas buah yang memiliki kualitas yang unggul di Indonesia, dimana limbah kulitnya belum banyak dimanfaatkan. Onggok singkong sebagai limbah dari industri pengolahan singkong diketahui masih memiliki nilai ekonomi yang rendah dan umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kedua bahan tersebut diketahui masih mengandung komponen penting, seperti karbohidrat, kalium, klorida, HCN, magnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. Kandungan tersebut bila diolah lebih lanjut berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai elektrolit baterai. Tujuan studi literatur ini adalah untuk menggali potensi limbah onggok dan kulit singkong sebagai alternatif elektrolit baterai ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam studi literatur ini adalah mencari informasi melalui data sekunder yaitu dari berbagai publikasi hasil penelitian. Hasil studi literatur ini menunjukkan bahwa komponen ionik pada onggok singkong dan kulit pisang sangat berpotensi untuk diolah dan diaplikasikan menjadi elektrolit pada baterai. Inovasi baterai ramah lingkungan ini direalisasikan dengan membuat pasta kulit pisang dan memfermentasi onggok singkong. Pengolahan kulit pisang dan onggok singkong ini diharapkan menjadi alternatif elektrolit pada batu baterai di masa depan yang ramah lingkungan.
Performance Mesin Perontok Dalam Mempertahankan Kualitas Dan Kuantitas Gabah Di Kabupaten Sumbawa Barat Novi Dewi Sartika; Zuhriyah Ramdhani
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting, peranan ini tercermin dari besarnya jumlah penggilingan padi yang menyebar hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia. Besarnya jumlah penggilingan padi yang tersebar di sejumlah daerah tidak menjamin kualitas beras yang dihasilkan akan lebih baik. Salah satu daerah yang telah menggunakan teknologi penggilingan padi adalah Kabupaten Sumbawa Barat. Mesin penggiling yang digunakan di daerah ini bersifat berpindah-pindah (mobile). Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari varietas padi yang digunakan terhadap mutu beras hasil penggilingan, menentukan kualitas/mutu beras yang dihasilkan, dan menentukan rendemen dari hasil penggilingan. Penelitian ini dilakukan dengan menggiling varietas padi Ciherang, Cigelis dan Infari 32 menggunakan mesin penggiling mobile masing-masing tiga kali ulangan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah varietas padi berpengaruh nyata terhadap rendemen dan susut penggilingan. Varietas Infari 32 menghasilkan rendemen tertinggi rata-rata 69.41%, disusul oleh varietas Cigelis 62.75% dan Ciherang 59.36%. Varietas Infari 32 juga menghasilkan susut paling rendah 1.46% dibandingkan Ciherang (3.48%) dan Cigelis (2.95%). Kata kunci: Mesin penggiling mobile; mutu beras; rendemen giling; padi 
Phenolic Contents and Antioxidant Activities of Various Infused Tea Liquids Made from Leaves of Green Tea (Camellia sinensis), Banaba (Lagestroemia speciosa) and Moringa (Moringa oleifera L.) Rufnia Ayu Afifah; Chutamat Niwat
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plants, such as as green tea (Camellia sinensis), banaba (Lagestroemia speciosa) and moringa (Moringa oleifera L.), have been known as the basis of traditional medicine that have been existed for thousands years due to their bioactive compounds. This research aimed to investigate total phenolic content and antioxidant properties of various tea infusion made from green tea, moringa and banaba leaves. Dried green tea, dried banaba leaves, and fresh moringa leaves were used in this study. Fresh moringa leaves then was dried at two different temperatures (50 and 60 ºC). The results showed that the total phenolic content of tea infusions were ranged from  11–20 mg GAE/g, while the DPPH scavenging activity and FRAP activity ranged from 6–12 µmol TE/g, 0.2–0.65 mmol FeSO4/g, respectively. Banaba tea had the highest total phenolic content (20.54±0.31 mg GAE/g), DPPH (11.19±0.12 µmol TE/g), and FRAP activity (0.66±0.02 mmol FeSO4/g) compared to another infused tea (P<0.05). Higher drying temperature (60 ºC) of moringa leaves reduced the total phenolic content in the moringa tea. However, it had no effect to the DPPH scavenging activity and FRAP activity (P<0.05). In conclusion, the total phenolic content and antioxidant activities were varied by tea leaf variations and drying condition.
Karakteristik Gelatin Kulit Kaki Ayam dengan Perlakuan Tingkat Konsentrasi Asam Klorida Devi Kumala Sari; Viny Suwita; Hajar Setyaji
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelatin is a protein from bone and skin collagen hydrolysis that is widely used for various industrial purposes, both in the food and non-food industries. Gelatin is used as an agent to increase elasticity, consistency and stability. Gelatin is usually obtained by acid or alkaline hydrolysis. This study aims to utilize the skin of chicken feet (Tarsometa tarsus) to produce the best quality and physicochemical properties of gelatin with hydrochloric acid treatment and as an alternative to halal gelatin. The design used was a completely randomized design (CRD) consisting of treatment of HCl concentration and 3 replications, namely 0.5%; 1.0%; 1.5%; 2.0%; 2.5% and 3.0%. The variables observed consisted of water content, ash content, protein content and yield. The data obtained from the observations were analyzed using analysis of variance at the 5% level. If it is significantly different, continue with Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) at the 5% level. The results of this study indicate that the concentration of HCl has a significant effect on yield, color and viscosity. HCl with the concentration of 1.5% is the best concentration with water content of 8.84%, ash content of 0.25%, protein content of 95.42%, yield of 8.89%.
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PRODUKSI ENZIM KERATINASE OLEH Actinobacillus spp. MENGGUNAKAN TEPUNG BULU AYAM SEBAGAI SUBSTRAT PADA FERMENTASI MEDIA CAIR Desi Susanti; Suci Rahmi
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keratinase enzyme is a monomeric enzyme, this enzyme can hydrolyze keratin protein found in chicken feathers. It is estimated that about 90% of the protein contained in chicken feathers is keratin protein, this protein is difficult to digest because of the strong disulfide cross-links and other bonds. Biological processing of chicken feather flour with enzyme treatment produced by microorganisms during the fermentation process under optimal conditions produces high quality feather flour. There are several factors that affect the activity of the keratinase enzyme, including: dose inoculum, temperature, pH, substrate concentration, enzyme deposition, and fermentation time. This study aims to obtain the best optimum conditions (pH, substrate concentration, inoculum dose and fermentation time) of Actinobacillus spp in producing keratinase enzymes using chicken feather flour as a substrate in liquid medium. The main ingredients used in this study are: chicken feather flour, NA (Nutrient Agar), Aquades and substances used for liquid media and bacteria Actinobacillus spp. The study used an experimental method with 4 treatments consisting of pH (9.0; 9.5; 10; 10.5 and pH 11), sedimentation substrate (0.5%; 1%; 1.5%; 2%; 2 ,5%), inoculum dose (1 ml, 1.5 ml, 2 ml, 2.5 ml, 3 ml) and fermentation time 1 to 7 days, each treatment was repeated 3 times. The results showed that the optimum fermentation conditions of Actinobacillus spp in producing keratinase enzyme with an optimum pH of 9, optimum substrate concentration of 1%, inoculum dose of 1.5 ml, and optimum fermentation time of 2 days. Keyword : Actinobacillus spp; chicken feather flour; keratinase enzyme activity; optimumcondition
Studi Literatur; Analisis Kadar Logam Berat Pada Susu Kental Manis Kemasan Kaleng Cukri Rahma; Itza mulyani; Safrida S
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research has been carried out on the analysis of heavy metal content in canned sweetened condensed milk. This research aims to determine whether the levels of heavy metals in canned sweetened condensed milk have met the heavy metal quality standards set by BPOM regulations No.23:2017 and SNI-7387:2009. This study uses a literature review method with data collection and screening that has inclusion and exclusion criteria. The results obtained were the levels of heavy metals identified in canned sweetened condensed milk of 76.19% from 21 samples which included Pb 66.66%, Sn metal 33.33% and cadmium metal 19.04%. From the identified data, 85.71% Pb metal and 14.28% Sn metal did not meet the quality standards set by BPOM No.23:2017 and SNI-7387:2009.
KAJIAN STRATEGI PENERAPAN TEKNOLOGI PASCAPANEN PADA RANTAI PASOK KOPI DITINJAU DARI ASPEK NILAI TAMBAH DAN SUSUT PASCA PANEN Baihaqi Baihaqi; Naya Desparita; Diah Fridayati; Ajmir Akmal; Syahirman Hakim
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor non migas dan andalan produk perkebunan yang memberi kontribusi dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani penghasil bahan baku industri, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan wilayah. Dalam lima tahun terakhir, data sama menempatkan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia, setelah Brazil dan Vietnam. Terjadinya permintaan pasar kopi dunia telah memberikan tekanan kepada para importir dan pedagang besar untuk segera memberikan tanggapan terhadap tuntutan citarasa dan tuntutan konsumen lainnya. Hal ini membuka peluang bagi para produsen di Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, untuk mengisi ceruk pasar (niche market) kopi spesialti yang menawarkan harga lebih mahal dibanding dengan kopi komersial biasa. Untuk memberikan jaminan bahwa pembeli akan menerima produk yang memiliki mutu sesuai dengan yang dikehendaki serta petani menerima pembagian laba yang layak, maka  melalui pendekatan manajemen rantai pasok (supply chain management) dengan penerapan metode penanganan pascapanen yang baik dan benar tersebut akan mampu menghasilkan nilai tambah yang optimal. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa fermentasi pada tahap pengolahan kopi dapat memberikan mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhan kopi dan juga merupakan tahapan penting untuk meningkatkan persaingan global dengan menghasilkan produk biji yang berkualitas tinggi. Penyimpanan sebaiknya dilakukan pada kondisi ruang penyimpanan yang sejuk (suhu 27°C). Penyimpanan biji kopi  dalam karung dapat dilakukan dengan menumpuk/menyusun karung di atas rak-rak kayu yang diberi jarak dengan dinding. Kadar air biji penyimpanan adalah <13%

Page 3 of 4 | Total Record : 40