cover
Contact Name
ABDUL KHER
Contact Email
abdulkher@radenfatah.ac.id
Phone
+6281271310210
Journal Mail Official
abdulkher@radenfatah.ac.id
Editorial Address
Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
ISSN : 28096401     EISSN : 28090500     DOI : https://doi.org/10.19109/jsq
Jurnal Semiotika Q Kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir is a biannual and peer reviewed journal dedicated to publishing the scholarly study of Qur’an from many different perspectives.
Articles 64 Documents
Fenomenologi Pernikahan se-kufu Pada Masyarakat Palembang Komunitas `Alawiyyin dalam Perspektif Surah Al-Hujarat: 13 Izmawanti .; Jurnal Semiotika Quran
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.788 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.7447

Abstract

Melihat fenomena yang ada, terdapat perbedaan cara pernikahan yang dilakukan oleh orang islam itu sendiri. Yaitu pernikahan dilakukan oleh komunitas ‘Alawiyyin keturunan Rasulullah Saw atau keturunan Arab yang berada di Kota Palembang dengan muslim lainnya yang bukan keturunan Rasulullah Saw (akhwal). Di dalam pernikahan ‘Alawiyyin yang menerapkan pernikahan kafa’ah. Yaitu laki-laki dan perempuan dari keturunan mereka sendiri. Maka dari itu, pembahasan ini ditujukan untuk mengetahui alasan-alasan seperti apa yang menyebabkan hal tersebut, kemudian dengan pendekatan sebuah teori Sosiologi seorang tokoh David O Sears yang memandang prilaku manusia terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan konatif.
BERITA HOAKS DALAM TAFSIR RAWAIU`L BAYAN dan RELEVANSINYA di INDONESIA Jurnal Semiotika Quran; M. Yusuf al-Haddad
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.486 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.8969

Abstract

Globalisasi di era digital dan perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang begitu pesat menjadikan informasi dan komunikasi semakin mudah dilakukan dan terus berkembang dalam skala yang sangat cepat dan besar. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, maka hal tersebut memiliki dua sisi layaknya mata pisau, di satu sisi bisa bersifat positif ketika digunakan untuk suatu hal yang benar, namun tidak dinafikan di sisi lain dapat bersifat negatif jika digunakan untuk hal yang salah. Di antara sisi negatifnya adalah penyebaran informasi yang secara masif namun tidak didasari dengan fakta yang disebut dengan istilah hoaks. makna hoaks sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ahli Tafsir Rawaiu’l Bayan Al-Tafsir Ayati Al-Ahkam Min Al-Qur`an karya Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam tiga term yaitu: Al-Ifk, Al-Fasiq dan Al-Qazf. hoaks juga merupakan konspirasi untuk mengalahkan lawan atau musuh, dan juga sifat dari hoaks sendiri adalah berita yang cepat menyebar dan mampu mempengaruhi.
REINTERPRETASI MAKNA KATA AL-QOWIYYUL AMIIN DALAM AL-QUR’AN SURAH AL-QASHASH AYAT 26 Jurnal Semiotika Quran; MAULANA .
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.761 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.8985

Abstract

Reinterpretasi Makna Kata Al-Qowiyyul Amiin dalam Al-Qur’an Surah Al-Qashash Ayat 26 terdapat perbedaan pandangan dari para ulama tafsir, dan ini dapat terlihat dari penafsiran para ahli tafsir pada periode klasik, dan ahli tafsir periode modern. Untuk mendapat hasil yang sempurna penulis melihat bagaimana penafsiran ulama di zaman Klasik dan Modern. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penafsiran ulama tafsir klasik dan modern dan bagaimana reinterpretasi kata al-Qawiyyul Amiin dalam surah al-Qashash ayat 26. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode tahlili, maka data yang telah terkumpul melalui studi kepustakaan dilakukan dengan langkah-langkah metode tafsir tahlili. Kesimpulan penelitian ini terlihat bahwa terjadi perbedaan penafsiran ulama klasik dan modern terhadap kata al-Qowiyyul Amiin. Ulama klasik menafsirkan kata ini secara tekstual dengan kekuatan (fisik) dan kepercayaan. Sedangkan ulama modern, sebagian menafsirkan seperti penafsiran ulama klasik dan sebagian mufassir mengembangkan. Karena, lebih melihat bagaimana konteks masyarakat saat ini sehingga penafsiran yang dihasilkan berbeda. Perbedaan penafsiran ini dinilai wajar karena paradigma masyarakat terhadap rekrutmen tenaga kerja yang ideal. Zaman modern, paradigma masyarakat tidak lagi memposisikan kekuatan fisik sebagai syarat utama akan tetapi juga kekuatan intelektual serta integritas pribadi yang menuntut adanya sifat amanah. Karena paradigma, tatanan sosial, dan metode tafsir yang semakin berkembang, penafsiran terhadap kata al-Qowiyyul Amiin pun berkembang, maka wajar para ulama ahli tafsir melakukan reinterpretasi terhadap kata al-Qowiyyul Amiin. Interpretasi ahli tafsir moder ini dapat diterapkan pada tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan skill yang diketahui oleh orang lain sehingga dapat direkomendasikan.
KISAH DRAMATISASI SAUDARA-SAUDARA NABI YUSUF AS DALAM AL-QUR`AN DENGAN PENDEKATAN TEORI KONSPIRASI Jurnal Semiotika Quran; Fredi Suhendra
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.643 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v0i0.8986

Abstract

Menyelami isi kandungan Al-Qur`an seakan-akan terhanyut membawa seseorang mengarungi samudra yang sangat luas. Dari sekian banyak isi kandungan tersebut, mendeskripsikan peristiwa kisah nabi Yusuf as dan saudara-saudara-Nya. Konspirasi terselubung dipraktikkan oleh saudara-saudara-Nya, di mana polarisasi tersebut dimulai dengan menyusun strategi, kemudian melakukan dramatisasi koorporasi terhadap nabi Ya`kub as untuk menjauhkan Yusuf as dari ayah-Nya. Dengan melakukan pendekatan teori konspirasi serta disokong oleh pendapat beberapa mufassir. Penelitian ini menyajikan bagaimana alur kerja dan polarisasi konsiprasi mereka terhadap Yusuf as.
AL-HAMDULILLAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Terhadap Lafadz Al-Hamdulillah Dalam Fawatih dan Khawatim As-Suwar) Jurnal Semiotika Quran; Ardi .
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1002.393 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i1.8988

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna intuitif lafadz hamdalah pada fawatih as-suwar dan khawatim as-suwar serta korelasi di antara ke-duanya. Kemudian metode penelitian yang disajikan dengan jenis penelitian kualitatif menggunakan lokasi datanya (library reasearch), yaitu tela’ah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka relevan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terfokuskan pada penelusuran dan tela’ah dokumen atau sumber data tertulis, baik itu sumber data primer maupun sekunder yang berkaitan dengan pembahasan ini. Kemudian dalam hal ini penulis akan melakukan analisis terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang terfokuskan pembahasan penelitian. Adapun hasil dan pembahasannya lafadz hamdalah pada keseluruhan ayat-Nya baik itu pada fawatih maupun khawatim sangat memilki hubungan yang sangat kuat antara iman dan syukur kepada-Nya. Kemudian kesimpulan terkait topik permasalahan mengilustrasikan atau mendeskripsikan serta mempunyai tujuan mentranliterasi bahasa ke-Tuhanan kepada seorang hamba (`abdu) untuk selalu mensyukuri konsep syukur baik dalam ungkapan/ucapan maupun perintah bersyukur Iman diperoleh setelah seorang merenungi dan mentadabburi seluruh ciptaan Allah dan berimplikasi dengan rasa syukur dan pengamalannya pada kehidupan sehari-hari.
Kontroversi Kaidah Taraduf Dalam Al-Qur’an Iskandar Iskandar
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.571 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10164

Abstract

Dalam susunan bahasa al-Qur’an, terdapat beberapa kata dengan makna yang sama tetapi berbeda dalam pengucapannya (baca: sinonim). Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi persoalan ini. Sebagaian mendukung sepenuhnya eksistensi taraduf (sinonim) dalam al-Qur’an, sementara sebagian yang lain menafikannya. Tulisan ini mengulas kontroversi kaidah taraduf dalam al-Qur’an. Dengan menggunakan pendekatan Ulumul Qur’an dan kaidah tafsir, didapati temuan bahwa sebagian ulama membenarkan taraduf dalam al-Qur’an karena dipahami sebagai al-ahruf al-sab’ah, taukid, dan mutasyabih, sehingga terkadang ada dua kata atau lebih yang berbeda tetapi memiliki satu makna. Sementara sebagian ulama yang lain, memahami al-Qur’an tidak mungkin memiliki dua kata atau lebih yang digunakan untuk satu makna. Alasannya karena akan mengurangi i’jaz al-Qur’an dengan tidak berartinya salah satu dari dua kata tersebut, sementara setiap kata dalam al-Qur’an sudah pasti memiliki makna berbeda. Oleh karena itu, menurut pendapat yang terakhir ini, tidak ada taraduf dalam al-Qur’an. Abstract In the composition of the language of the Qur’an, there are several words with the same meaning but different in pronunciation (read: synonyms). The scholars differed in their views on this issue. Some fully support the existence of taraduf (synonyms) in the Qur’an, while some others deny it. This paper reviews the controversies of the rules of taraduf in the Qur’an. By using the Ulumul Qur’an approach and the rules of interpretation, it was found that some scholars justified taraduf in the Qur’an because it was understood as al-ahruf al-sab’ah, taukid, and mutasyabih, so sometimes there are two or more different words but has one meaning. While some other scholars understand the Qur’an it is impossible to have two or more words used for one meaning. The reason is because it will reduce i’jaz al-Qur’an by meaningless one of the two words, while each word in the Qur’an certainly has a different meaning. Therefore, in this latter opinion, there is no taraduf in the Qur’an.
I’jaz Peradaban (hadhari) Dalam Al-Qur’an Thoriqul Aziz; Ahmad Zainal Abidin
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.643 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10193

Abstract

Artikel ini membahas I’jaz peradaban (hadhari) dalam Alquran.Penulis ingin meneliti lebih dalam ayat-ayat Alquran yang dapat membentuk peradaban Islam. Dengan metode deskriptis-analisis dan dibantu analisis fakta sejarah,penulis menemukan aspek I’jaz peradaban dalam Alquran pada ayat-ayat jihad.Suatu peradaban dapat terbentuk dengan konsep jihad yang bermakna dasar kesungguh-sungguhan.Hal ini terbukti dengan adanya peradaban Islam semenjak hadirnya sampai masa-masa dinasti Islam di abad pertengahan.Peradaban yang dibentuk Alquran berbeda dengan peradaban yang lainnya.Dengan teks Alquran, umat Islam mampu menciptakan peradaban yang maju.Hal ini senada dengan tesis Nasr Hamid Abu Zaid, bahwa peradaban Islam adalah “peradaban teks”.
ETIKA TERHADAP RASUL DAN PARA PENERUSNYA (TAFSIR-KONTEKSTUAL SURAT AL-ḤUJURĀTAYAT 4-5) Iffatul Bayyinah; Lukman Nul Hakim
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.574 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10234

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tuntunan al-Qur’an Surat al- Ḥujurāt ayat 4-5 dalam hal etika dan pesan moral yang terkandung didalamnya. Alasan penulis memilih dua ayat ini sebagai fokus bahasan karena didalamnya Allah SWT. memberi isyarat kepada kita tentang bagaimana etika terhadap Rasul Saw., para penerusnya dan sesama manusia pada umumnya. Hemat penulis, jika ayat ini dikupas secara mendalam, tentu akan melahirkan sebuah konsep etika yang bisa menjadi pegangan setiap muslim sehingga kasus-kasus penganiayaan terhadap ulama yang kerap terjadi tidak terulang kembali. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (liberary research) dengan model kualitatif dan menggunakan metode tafsir tematik, lalu menganalisis data tersebut secara deskriptif-analitik. Hasil dan Pembahasan penelitian ini menyimpulkan bahwa Ayat 4 menerangkan tentang pentingnya penghormatan kepada Nabi saw. dan para penerus kenabian serta tuntunan bersikap terhadap orang lain sesuai keadaan dan kedudukannya. Ayat 5 menyinggung tentang salah satu sifat ahli surga yaitu sabar. Ayat diatas memberikan beberapa pesan kepada pembaca, diantaranya: Pelajaran tentang tingginya martabat dan agungnya kedudukan Nabi Muhammad saw. dan Penghormatan kepada beliau, Penghormatan serupa juga dilakukan kepada para penerus risalah kenabian, memosisikan seseorang sesuai keadaan dan kedudukannya, memperhatikan etika saat bertamu, Memperhatikan bahasa yang digunakan dalam komunikasi baik langsung ataupun melalui media komunikasi.
MANAJEMEN SABAR DALAM SURAH YUSUF (STUDI TAFSIR TEMATIK BERDASARKAN ANALISIS TEKS DAN KONTEKS SERTA KONTEKSTUALISASINYA DALAM KEHIDUPAN KONTEMPORER) Andi Irawan; Uswatun Hasanah; Lukman Nul Hakim
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.648 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i1.10235

Abstract

Understanding the Qur'an in context is more important, than in text, in this study will use the approach conveyed by Fazlul Rahman from the Double Movement theory, then the context analysis is added with the analytical method by Abdullah Saeed and this research wants to reveal how the relationship of the story of the Prophet Yusuf as. with the historical life of the prophet Muhammad's da'wah. Contextualization of the meaning of the text of Surah Yusuf and the meaning of the context that surrounds or lies behind the history of the da'wah of the Prophet Muhammad. At that time, Patient Management which became the big theme in this discussion was a conclusion drawn from the meaning of the text and the meaning of the context, so that patient management could be understood as a method to build or manage patience based on the story of the Prophet Yusuf (as) who was able to strengthen the soul of the Prophet Muhammad. peace be upon him in the year of sorrow. In the Qur'an Surah Yusuf verses 102-103 Allah swt explains: “(102) Remember some of the unseen news that We have revealed to you (Muhammad saw.); even though you were not beside them, when they agreed to arrange a ruse (to put the Prophet Yusuf (as.) into the well). (103) and most people will not believe even if you want to. (104) and you do not ask them anything in return (for this call of yours), because that call is a teaching for the whole world.
Interpretasi Ayat-Ayat Antropomorfisme (Studi Analitik Komparatif Lintas Aliran) Khozinul Alim; Deddy Ilyas; Eko Zulfikar
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1073.778 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10383

Abstract

Abstract Attention to the study of the interpretation of the Qur'an, one of the problems that often occurs in different interpretations from among scholars is the interpretation of the verses of kalam (aqidah). This paper discusses the interpretation of the verses of anthropomorphism by studying comparative analysis across streams. By using descriptive-analytical methods and assisted by muqarran interpretation, it is concluded that in understanding anthropomorphic verses, there are at least four methods used by Muslim scholars, namely; take the meaning of these expressions literally (tamtsīl), based on information from the Qur’an that God is not like anything (tafwīd), use a figurative approach (ta’wīl), and deny or negate the attributes of Allah (ta’thil). From the methods used by scholars to understand the anthropomorphic verse above, at least the scholars are classified into three major groups, namely Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, Ahlu Ta’thīl, and Ahlu Tamtsīl.