cover
Contact Name
Imas Komalasari
Contact Email
imaskomalasari@stainu-tasikmalaya.ac.id
Phone
+6282119549188
Journal Mail Official
admin@ojs.stainu-tasikmalaya.ac.id
Editorial Address
Jln. Argasari No. 31 Kel. Argasari kec. Cihideung Kota Tasikmalaya - Jawa Barat 46122
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
An-Nahdliyyah : Jurnal Studi Keislaman
ISSN : 27160629     EISSN : 28307003     DOI : -
AN-NAHDLIYYAH: Jurnal Studi Keislaman, p-ISSN: 2716-0629, e -ISSN: 2830-7003 merupakan Jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Tasikmalaya. Artikel ilmiah pada An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman merupakan hasil penelitian orisinil, ide konseptual, dan kajian terkini dalam ruang lingkup beberapa bidang, yakni: Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Hukum Keluarga Islam (HKI), dan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Artikel ilmiah dapat ditulis perorangan maupun tim baik yang berafiliasi pada lembaga di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Tasikmalaya maupun di luar lembaga tersebut. Frekuensi dari terbitan AN-NAHDLIYYAH: Jurnal Studi Keislaman adalah 2 kali setahun. An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman dikelola dan diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Tasikmalaya. Terbit dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini mulai menggunakan Jurnal Online (e-journal) pada volume 1 No. 1 Juni 2022.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 27 Documents
MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING DI PESANTREN SALAFIAH Anwar Nasori
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.239 KB)

Abstract

Pondok pesantren salafiah dewasa ini tengah dihadapkan kepada suatu kondisi masyarakat yang kecenderungannya telah berubah seiring dengan arus perubahan yang semakin cepat. Kenyataan ini pesantren harus melakukan adaptasi sosial, dengan melakukan lompatan dan transformasi sistem pendidikan dalam upaya menjawab tantangan dinamika masyarakat yang terjadi.  Salah   satu   optimalisasi   yang   sangat   perlu   dilakukan   adalah optimalisasi sistem pembelajaran dengan up greading dan akulturasi sistem yang sekiranya dapat mengout put lulusan santri yang mampu dalam waktu tidak terlalu lama sehingga kebutuhan masyarakat terhadap para santri lulusan pesantren terpenuhi dengan kualitas yang maksimal. Disisi lain acceletated learning merupakan salah satu model pembelajaan modern yang dinilai cukup efektip dalam melakukan percepatan pembelajaran. Yaitu suatu model pembelajaran yang sangat memperhatikan nilai nilai alamiah dalam diri manusia dan kaya akan teknik pembelajaran yang efektip. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mencoba menerapkan model Accelerated learning di Pesantren Salafiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pembelajaran di pesantren salafiah juga, model Accelenraed Learning serta seberapa jauh tingkat kemungkinan penerapan Accelerated Learning di Pesantren Salafiah. Untuk mengumpulkan bahan kajian yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode deskriftif. Data yang diketahui dalam penelitian ini adalah data kualitatif maka teknik analisis yang dilakukan adalah analisa isi (contens   analisis). Adapun   langkah-langkah   yang   dilakukan   adalah pertama, pengumpulan data yang didapat dari hasil kajian hasil kajian pustaka, baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Kedua, pemilihan dan pemilahan data yang diperoleh. Ketiga, menghubungkan data dengan konteks   yang sedang diteliti. Keempat, melakukan analisis data interpretasi. Setelah penulis melakukan penelitian diperoleh data bahwa, sistem pembelajaran di   pesantren salafiyah mengandung nilai-nilai Accelerated Learning namu belum tereksplor secara makimal, juga sistem pembelajaran di pesantren masih sangat dominan dalam tradisi baca / verbalistik sedangkan dalam   tradisi   tulis   masih   sangat   kurang.   Sedangkan   secara   prinsip Accelerated Learning telah terkandung dalam nilai-nilai dalam sistem pembelajaran pesantren. Sehingga pada prinsipnya model pembelajaran Accelerated Learning dapat di terapkan di Pesantren Salafiah dengan perubahan dan penyesuaian dalam tataran teknik, materi, dan tahapan, atau bisa disebut juga dengan akulturasi sistem bernama Accelerated Learning pesantren yang pada akhirnya menjadi model yang tepat, efektip, cepat dan akurat untuk diterapkan dipesantren.
The MANAJEMEN PEMBIAYAAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Anis Nursobah
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.802 KB)

Abstract

Biaya adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan dapat terselenggara secara optimal jika didukung oleh biaya yang memadai. Tanpa biaya yang memadai, pendidikan akan sulit berkembang. Biaya tersebut diperuntukan pada komponen-komponen pendidikan seperti ruang kelas, ruang kantor, ruang perpustakaan, media pembelajaran, laboratorium, perangkat computer, honorarium guru pegawai dan lain-lain. Manajemen pembiayaan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola keuangan secara profesional dan proporsional untuk dialokasikan tehadap program-program pelaksanaan operasional pendidikan. Karena tujuan manajemen pendidikan itu sendiri adalah penggunaan dana atau anggaran dapat dilakukan secara efesien dan efektif, guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Sedangkan fungsi manajemen pembiayaan pendidikan secara umum adalah penganggaran, pembukuan dan pengawasan. Pembiayaan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengalokasian sumber-sumber pada kegiatan operasional pendidikan, meliputi perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan anggaran pendidikan, akuntansi dan pemeriksaan atau pengawasan anggaran pendidikan. Penganggaran merupakan proses pengambilan keputusan untuk mengatur pemakaian sumber daya pada masa yang akan dating. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber pembiayaan dalam pendidikan adalah pendapatan lembaga pendidikan yang berasal dari pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat. Kegiatan manajemen pendidikan meliputi penganggaran, pembukuan atau penatausahaan serta pemeriksaan atau penilaian.
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPENSASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI MTs AL-ISHLAH DAN MTs AL-HIDAYAH JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA Imas Komalasari
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.644 KB)

Abstract

Peningkatan kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dari kedua faktor tersebut yang sangat mempengaruhi kinerja guru di MTs. Al-Ishlah dan MTs. Al-Hidayah Jamanis Kabupaten Tasikmalaya adalah kepemimpinan kepala sekolah, kompensasi, dan disiplin kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan jumlah populasi 40 orang dan semuanya dijadikan responden (survey). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antar variabel penelitian dan teknik analisis jalur untuk mengetahui pengaruh baik langsung maupun tidak langsung variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam operasionalisasinya digunakan bantuan software SPSS 18 dan Excel. Kepemimpinan di MTs. Al-Ishlah dan MTs. Al-Hidayah Jamanis Kabupaten Tasikmalaya yang dibangun melalui unsur-unsur: Edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator berada pada kategori baik dengan rata-rata skor 3,48. Kompensasi yang dibangun melalui unsur finansial dan nonfinansial berada pada kategori baik dengan rata-rata skor variabel 3.69. Begitu pun dengan Disiplin Kerja yang dibangun melalui disiplin preventif, korektif, dan progresif berada pada kategorti baik dengan rata-rata skor variabel 3,61. Kinerja guru yang dibangun melalui unsur-unsur: proses pembelajaran; peningkatan dan pengembangan kualifikasi akademik dan kompetensi; objektif dan tidak diskriminatif; menjunjung tinggi perundang-undangan, hukum, kode etik guru, nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa berada pada kategori cukup baik, dengan rata-rata skor variabel sebesar 3.32.  Pengaruh langsung Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja sebesar 16,60%. Pegaruh langsung kompensasi terhadap Kinerja Guru sebesar 8,00%. Pengaruh langsung Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru sebesar 11,40%. Pengaruh secara simultan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompensasi, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru di MTs. Al-Ishlah dan MTs. Al-Hidayah Jamanis Kabupaten Tasikmalaya adalah sebesar 0,765, sisanya sebesar 0,235 ditentukan oleh variabel lain.
IMAM ZARKASYI DAN KONSEP PENDIDIKAN HIDDEN CURIKULUM Echsanuddin Echsanuddin
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.938 KB)

Abstract

Imam Zarkasyi (1910-1985) of Gontor Ponorogo East Java along with his two other brothers called Trimurti (the three founders of Pondok Modern Gontor), both KH. Ahmad Sahal (1901-1977) and KH. Zainuddin Fannani (1905- 1967) were the most dedicated figures on the modern Indonesian Islamic boarding schools education system. Kiai Zarkasyi was not only well known in Indonesia but even in the Muslim world. This article attempts to gain a deeper understanding about Zarkasyi‘s educational philosophy and his hidden curriculum; and how the patterns of its implementation in the educational system processes thus provides a significant influence on his discipliners, with a qualitative approach in the form of naturalistic phenomenology through literature study and empirical experience as a means of checking the validity of confirmatory data. The findings revealed that all educational activities in Pondok Modern Gontor has governed by a soul by design which maintained formal curriculum (intracurricular and extra-curricular) called written curriculum. On the top of all, the study discoveres the patterns of hidden curriculum applicable as the affect of edicational process under the formal curriculum. It took place in many models such as learning by instruction, learning by doing, and so on. Here, in fact, there is the strength and success of education in dormitories, such as in Pondok Modern Gontor which has a significant direct effect on the students, who in turn has an effect on the nation character building and the religion.
MODEL PEMBIASAAN PERILAKU KEAGAMAAN DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA DI SMK AL-MADANIYAH TASIKMALAYA Yuni Hidayati
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.647 KB)

Abstract

Potret kondisi pendidikan di Indonesia saat ini memiliki segudang permasalahan, yang salah satunya karena pengaruh negatif arus globalisasi. Tawuran antar pelajar yang terjadi hampir setiap hari, penyimpangan seks, penyalahgunaan narkotika. Berbagai permasalahan yang ada, mengetuk hati Guru-guru di SMK Al-Madaniyah untuk menerapkan model pembiasaan perilaku keagamaan, dengan tujuan untuk mengembangkan karakter siswa serta agar tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan pendekatan psikologi pendidikan yang merupakan usaha yang dimaksud pada proses yang membawa pada perubahan tingkah laku, yang mana psikologi dalam hubungannya dengan pendidikan berfokus proses, dimana informasi, keterampilan, nilai, dan sikap diteruskan dari guru kepada siswa melalui kegiatan belajar. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Model pembiasaan perilaku keagamaan yang dilaksanakan di SMK Al-Madaniyah dipetakan kedalam tiga dimensi perilaku keagamaan, yaitu dimensi ritual keagamaan, pengetahuan, dan pengamalan nilai-nilai keagamaan. (2). Terdapat beberapa faktor penghambat diantaranya: terdapat siswa yang terlambat sekolah, sulitnya mengontrol perilaku siswa, dan terbatasnya sarana prasarana. (3) Model pembiasaan perilaku keagamaan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan karakter siswa, karena pendidikan karakter harus mempunyai fundamen yang kuat yaitu agama.
IMPEACHMENT KEPALA DAERAH DALAM UPAYA MENDORONG GOOD GOVERNANCE Eki Sirojul Baehaqi
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.268 KB)

Abstract

Pelaksanaan pemerintahan daerah di Indonesia diterapkan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan sebagaimana yang diatur didalam Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Sejak negara Indonesia menerapkan sistem otonomi daerah, peran kepala daerah menjadi sangat leluasa (dominan). Sesungguhnya, sistem otonomi daerah diberlakukan dengan harapan dapat mendorong good governance sehingga dapat mempercepat terwujudnya pemerataan kesejahteraan masyarakat. Namun dengan prinsip otonomi sekarang ini, faktanya kita masih dihadapkan pada masalah dominasi kekuasaan yang dimiliki oleh kepala daerah sehingga membuat kepala daerah bertindak secara sewenang-wenang (abuse of authority). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam artikel ini adalah: apa yang dimaksud dengan impeachment serta bagaimana korelasi impeachment dalam mendorong tata pemerintahan yang baik di daerah menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, bagaimana kepala daerah membangun pemerintahan yang akuntabel dan bagaimana caranya melakukan impeachment terhadap kepala daerah jika dia tidak melaksanakan pemerintahan yang akuntabel. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengkaji dan menganalisis peran penting kepala daerah dalam mewujudkan good governance. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan kasus yang selanjutnya dianalisis secara yuridis kualitatif normative. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan seringkali kepala daerah melakukan perbuatan pelanggaran hukum baik tindak pidana korupsi, pelanggaran etika maupun sumpah jabatan juga pelanggaran hukum lain sebagaimana diatur didalam Pasal 76 ayat 2 Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kepala daerah itu tentunya bertentangan dengan prinsip good governance. Maka untuk mengatasi problem kesewenang-wenangan kepala daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah harus dapat memperkuat peran pengawasannya dengan memfungsikan institusi impeachment untuk mendorong akuntabilitas Pemerintah Daerah. Impeachment kepala daerah dapat berbentuk tuduhan DPRD atas tindakan pelanggaran hukum kepala daerah namun tak berujung pada pada pemberhentian (accused of unlawful activity) dan tuduhan yang berujung pada pemberhentian kepala daerah dari jabatannya (removal from office).
KETURUTSERTAAN DALAM TINDAK PIDANA Eki Sirojul Baehaqi
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.956 KB)

Abstract

Tindak pidana yang dalam Bahasa Belanda disebut strafbaar feit, terdiri atas tiga suku kata, yaitu straf yang diartikan sebagai pidana dan hukum, baar diartikan sebagai dapat dan boleh, dan feit yang diartikan sebagai tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan. Dalam tindak pidana yang melibatkan pelaku lebih dari satu orang dengan didasarkan pada kualitas tindak pidana dibagi menjadi beberapa kategori. Pembagian kategori tersebut diatur melalui Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Oleh karenanya didalam artikel ini penulis merumuskan dua permasalahan antara lain apa pengertian keturutsertaan dalam tindak pidana serta bagaimana pertanggungjawaban pidana bagi yang turut serta melakukan tindak pidana. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan kasus yang selanjutnya dianalisis secara yuridis kualitatif normatif. Dari hasil peneilitian ditemukan bahwa kualtias pelaku dalam tindak pidana diatur melalui Kitab Undang-undang Hukum Pidana khussunya pasal 55 ayat 1 dan pasal 56. Turut serta dibuat untuk menuntut pertanggungjawaban mereka yang memungkinkan pembuat melakukan peristiwa pidana, biarpun perbuatan mereka itu sendiri tidak memuat semua peristiwa pidana itu. Dalam praktiknya, kadang sulit dan kadang juga mudah untuk menentukan siapa diantara mereka perbuatannya benar-benar telah memenuhi rumusan tindak pidana, artinya dari perbuatannya yang melahirkan tindak pidana itu. Ketentuan penyertaan yang dibentuk dan dimuat dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) bertujuan agar dapat dipertanggungjawabkan dan dipidananya orang-orang yang terlibat dan mempunyai andil baik secara fisik (objektif) maupun psikis (subjektif). Yang membedakan seorang mededader dari seorang medeplichtige yaitu orang yang disebut pertama itu secara langsung telah ikut ambil bagian dalam pelaksanaan suatu tindak pidana yang telah diancam dengan undang-undang, atau telah secara langsung turut melakukan perbuatan menyelesaikan tindak pidana yang bersangkutan. Sedangkan medeplichtige hanya memberikan bantuan untuk melakukan perbuatan tindak pidana pada saat atau terbukti tindak pidana dilakukan.
MEROMBAK STRUKTUR, MEMBENTUK KULTUR PEMBARUAN HUKUM KELUARGA DI INDONESIA Dede Wahyu
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 1 (2022): An-Nahdliyah Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.593 KB)

Abstract

Law is a structure in society that can lead to the formation of a culture. The formation of culture is closely related to the legal system existing in society. Similarly, marriage culture that occurs in society is the result of the formation of a legal structure. In Indonesia, the legal structure of marriage is based on the Marriage Act No. 1 year 1974 and Presidential Instruction No. 1 year 1991 on the Compilation of Islamic Law. These two legal products are controlling the pattern of marriage rules in Indonesia. As time goes by, both products require refinement because of the emergence of the existing of various cases. For example, unregistered marriage that is considered by some people to be the legality of affair where it is due to lack of firmness in the mechanism of marriage recording. Responding to this phenomenon, Musdah Mulia, as an academician, tried to formulate Counter Legal Draft of Compilation of Islamic Law as a form of participating in solving community problems which gradually became a negative culture for the nation. Hukum merupakan suatu struktur dalam masyarakat yang dapat mengarah pada pembentukan suatu kebudayaan. Pembentukan budaya sangat erat kaitannya dengan sistem hukum yang ada di masyarakat. Begitu pula budaya perkawinan yang terjadi di masyarakat merupakan hasil dari pembentukan suatu tatanan hukum. Di Indonesia, struktur hukum perkawinan didasarkan pada Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Kedua produk hukum inilah yang mengontrol pola tata tertib perkawinan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, kedua produk tersebut membutuhkan penyem­purnaan karena munculnya berbagai kasus yang ada. Misalnya, perkawinan siri yang dianggap sebagian orang sebagai legalitas perselingkuhan karena tidak adanya ketegasan dalam mekanisme pencatatan perkawinan. Menanggapi fenomena tersebut, Musdah Mulia selaku akademisi berupaya merumuskan Counter Legal Draft Rancangan Hukum Islam sebagai bentuk partisipasi dalam menyelesai­kan permasalahan masyarakat yang lambat laun menjadi budaya negatif bagi bangsa.
INOVASI KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA ERA KEBIASAAN BARU PASCA MASA PANDEMI COVID19 Reza Aditya Ramadhani Reza; Ahmad Mushthofa; Dila Rukmi Octaviana; Defi Firmansah
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 2 (2022): An-Nahdliyyah : Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.155 KB)

Abstract

Seeing the phenomenon of the covid 19 pandemic that never ends, as an educational institution is also affected, so learning is not so optimal. the principal as a role figure in the school environment in order to continue to exist in PTMT during the new habit of the covid pandemic according to existing rules. The purpose of this research is to describe the role of school principals in implementing limited (PTMT) innovations during the covid 19 pandemic. This research method uses a descriptive qualitative approach with interviews, observation and documentation. The data collection from informants includes school principals, homeroom teachers and teachers. Data analysis techniques through data presentation, data reduction and drawing conclusions. The results of this study indicate that the implementation of face-to-face learning is limited in the era of new habits during the covid 19 pandemic as follows: First, the principal forms a work team with teachers to plan limited face-to-face learning activities in accordance with existing rules and health protocols. Second, the process of implementing the learning process of the principal instructing school residents to apply the 3 M, from washing hands, wearing masks, maintaining distance, PTMT 2 times a week alternately from 50 percent of students. The rest is carried out online by cursing application platforms such as Whatshap, Google Meet. Third, the evaluation by the principal in the learning process certainly does not escape from supporting activities such as providing motivation, training in learning workshops, seminars during the new habitual period.
IMPLEMENTASI DAKWAH MELALUI LITERASI DIGITAL DI PONPES MIFTAHUL ULUM GANDOK TASIKMALAYA Wawan Setiawan; Badrudin; Edi Supriadi; Samsul Arifin; Moh Khoirunnasihin; Imam Abdul Ajiz Asyamsi
An-Nahdliyyah: Jurnal Studi Keislaman Vol 1 No 2 (2022): An-Nahdliyyah : Jurnal Studi Keislaman
Publisher : STAINU Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.16 KB)

Abstract

In modern life, media plays an important role in social life, especially nowadays cyber media has become one of the basic needs for modern society. This need is also included in the world of da'wah, therefore it is important to understand virtual communities on social media. Doing da'wah activities in the virtual world needs to have digital literacy skills as the basis for running da'wah, this research is important because digital literacy can be used as a bridge in preaching. This study discusses three problem formulations, Miftahul Ulum Islamic Boarding School in Tasikmalaya City uses digital literacy in preaching, and displays da'wah through digital literacy. To reveal the problem thoroughly and in depth, in this study a qualitative method is used which is useful for providing facts and data regarding the communicative actions carried out by the Miftahul Ulum Islamic Boarding School in Tasikmalaya City. Data collection is done by conducting observations, interviews and documentation. Test the validity of the data used in this study is the source triangulation. The results obtained in answering the three problem formulations are: first, the efforts made by the Miftahul Ulum Islamic Boarding School in Tasikmalaya City. is to use awareness of media functions, understanding of media, and media consequences, the model used in digital literacy is in the form of training and cultural awareness. Second, Miftahul Ulum of Tasikmalaya City presented his da'wah to santri, students, and students, who also collaborated with other institutions such as Kominfo, and KPI STAINU. And thirdly, Miftahul Ulum's role in Tasikmalaya City is as an initiator, facilitator, and as a presenter.

Page 1 of 3 | Total Record : 27