cover
Contact Name
Budi Hartoyo
Contact Email
budi-hartoyo@untagsmg.ac.id
Phone
+6285385059811
Journal Mail Official
agrifoodtech@untagsmg.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Agrifoodtech
ISSN : 29637422     EISSN : 29637414     DOI : -
Jurnal Agrifoodtech is a peer-reviewed and open-access journal that aims to expose the scientific discoveries or innovations that focus on food and agricultural technology, i.e., food quality and safety, food biotechnology, food biochemistry, food processing technology and agricultural products, food nutrition and functional food, agroindustry management, and non-food agricultural product processing technology (essential oil, bio-energy, etc.). Focus and Scope: Food Quality and Safety Food Biotechnology Food Biochemistry Food and Agricultural Products Processing Technology Agro-industry Management Postharvest of Agricultural Products Food Nutrition and Functional Food Non-food Agricultural Product Processing Technology (bio-energy, essential oil, etc.)
Articles 22 Documents
Perubahan Panjang Radikula dan Kandungan Gizi Biji Lamtoro Mlanding Selama Perkecambahan [Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit] Rosiana Khoirunnissa; Putri Maharani; Yasmin Aulia Rachma
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.38 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.243

Abstract

Biji lamtoro mlanding [Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit] memiliki kulit yang keras dan tebal sehingga jarang dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Proses perkecambahan biji lamtoro mlanding dilakukan untuk meningkatkan fungsionalitasnya. Perkecambahan dinyatakan berhasil apabila telah muncul radikula dari biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan panjang radikula dan senyawa gizi biji lamtoro mlanding selama perkecambahan. Biji lamtoro mlanding diskarifikasi kemudian dikecambahkan dengan media tisu pada suhu ruang selama 72 hari. Penyinaran dilakukan 8 jam sinar matahari dan 16 jam sinar lampu. Dilakukan pengamatan setiap 24 jam hingga jam ke-72. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial. Data diolah menggunakan ANOVA dibantu dengan aplikasi SPSS pada tingkat kepercayaan 95%. Didapatkan hasil selama proses perkecambahan terjadi peningkatan panjang radikula, protein, dan karbohidrat dengan signifikan.
Olahan Makanan Berbahan Dasar Buah Alkesa (Pouteria campechiana) Vasco A.H. Goeltom; Christabel Sheren; Cindy Novianti; Lydia Kurnia
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.973 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i1.270

Abstract

Buah Alkesa (puteria campechiana) atau biasa disebut dengan buah “jigong”adalah jenis buah dari suku sawo-sawoan (sapotacea). Di Indonesia buah Alkesa biasa disebut Sawo mentega, buah ini sudah ada sejak jaman penajajahan Belanda. Tetapi buah ini belum banyak di budidayakan di Indonesia, dan pengolahannya juga belum banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah buah alkesa menjadi produk yang inovatif yaitu buah alkesa dijadikan, pie, Keripik Sale Kulit Alkesa, dan Pasta Tepung Biji Alkesa. Pengolahan alkesa menjadi produk tersebut agar tidak ada bagian dari buah alkesa yang terbuang. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan melakukan uji panelis. Penulis berharap agar pembaca dapat menemukan potensi besar pada buah alkesa sehingga buah ini dapat dijadikan sebuah inovasu baru yang dapat menarik minat masyarakat.
Implementasi Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Produk Pangan Yang Melebihi Batas Waktu Layak Edar (Daluwarsa) Bambang Hermanu
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.63 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.302

Abstract

Fenomena yang sering dilihat dan didengar, tidak sedikit kasus yang terjadi terkait dengan pencantuman tanggal daluwarsa pada produk makanan. Masih banyak ditemukannya produk-produk kemasan yang tidak mencantumkan label tanggal kadaluarsa terutama produk industri rumah tangga, yang tentunya akan sangat merugikan bahkan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan konsumen. Perlindungan konsumen harus mendapatkan perhatian yang lebih, tidak saja terhadap barang-barang berkualitas rendah, akan tetapi juga terhadap barang-barang yang membahayakan kehidupan masyarakat. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan  merupakan landasan hukum bagi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran  dan atau perdagangan pangan. Peraturan yang mengatur tentang  produk pangan sampai saat ini sebenarnya sudah dirasakan cukup memadai, namun permasalahannya adalah sampai seberapa jauh para produsen pangan mampu menerapkan atau menindaklanjuti setiap ketentuan dimaksud. Perlindungan terhadap konsumen dipandang dari aspek materiil maupun formal makin terasa sangat penting dan sangat dibutuhkan, mengingat produk pangan yang beredar luas di masyarakat ada indikasi tidak memenuhi standar sebagai produk yang tidak layak.  Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut akhirnya baik langsung maupun tidak langsung perlu adanya upaya-upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen. Peran  BPOM  terhadap  konsumen  dan pembinaan  kepada  pelaku  usaha  merupakan  bentuk  perlindungan  hukum  kepada  masyarakat  melalui  proses  sosialisasi,  pembinaan,  pemeriksaan,  dan  pengawasan  terhadap peredaran produk pangan yang beredar di pusat atau sarana pembelanjaan konsumen. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui penerapan undang-undang perlindungan konsumen  terhadap  produk  pangan  daluwarsa  dan  bagaimana  upaya pengawasan dan pencegahan  produk pangan / makanan  dan  minuman daluwarsa  yang  beredar  di  masyarakat. 
Pengolahan Sosis Ikan Bandeng (Chanos chanos) dengan Penambahan Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) untuk Meningkatkan Kandungan Serat Laurentinus Laki; Dyah Ilminingtyas
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.039 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.307

Abstract

Sosis merupakan produk olahan daging yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Penelitian pengolahan sosis menggunakan bahan baku ikan bandeng dengan penambahan serbuk daun kelor. Tujuan penelitian untuk mengetahui sifat fisik, kimia dan sensoris osis ikan bandeng .  Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada sosis ikan bandeng dengan 4 perlakuan penambahan serbuk daun kelor yaitu  kontrol: 0%, 3%, 6% dan 9%  serta diulang 3 kali. Hasil uji sifat fisik yang terbaik: kekerasan (0%=1723,52 g), kekuatan gel (3%=0,52), kekenyalan (0%=9,13), daya lengket (0%=0,18). Hasil uji warna yang terbaik: kecerahan-hitam L*(0%=60,71), warna hijau-merah a* (9%=-5,68), warna kuning-biru b*(9%=22,38). Hasil uji sifat kimia yang terbaik menurut SNI 101-3820-1995: kadar air (0%=72,32%), abu (9%=1,65%), protein (9%=14,19%), lemak (9%=4,10%) dan serat kasar (9%=2%). Hasil uji sensoris yang terbaik: aroma (0%=5,40 “agak suka”), rasa (0%=6,04 “suka”), tekstur (0%=5,56 “agak suka”), warna (0%=5,50 “agak suka”).  Kesimpulan penelitian ini yaitu penambahan serbuk daun kelor dengan berbagai konsentrasi berpengaruh terhadap sifat fisik meliputi kekerasan dan kekuatan gel tetapi tidak berpengaruh terhadap kekenyalan dan daya lengket sosis ikan bandeng. Juga  berpengaruh terhadap warna meliputi  tingkat kecerahan-hitam (L*),  kecenderungan kewarna hijau-merah (a*) dan warna kuning-biru (b*). Pada sifat kimia mampu meningkatkan kadar serat kasar, berpengaruh terhadap kadar air tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar abu, protein dan lemak. Hasil uji sifat sensoris berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis meliputi aroma, rasa, tekstur dan warna sosis ikan bandeng.
Optimasi Konsentrasi Ragi dan Jenis Pembungkus dalam Pembuatan Tempe Kacang Tunggak (Vigna unguiculata (L.) Walp.) Optimization of Yeast Concentration and Types of Wrappers in the Production of Cowpea (Vigna unguiculata (L.) Walp) Tempeh Findi Listiyono Putri; Diah Kartikawati
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.663 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.310

Abstract

Kacang tunggak termasuk salah satu jenis leguminosae yang dapat diolah menjadi produk tempe dan dapat menjadi bahan baku alternatif pengganti kedelai. Tujuan penelitian adalah mengkaji proses pembuatan tempe kacang tunggak melalui optimasi konsentrasi ragi dan jenis bahan pembungkus dalam pembuatan tempe kacang tunggak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap  yang terdiri dari 2 faktor, yaitu konsentrasi ragi (K) (0,15%; 0,25%; 0,35%) dan jenis pembungkus (P) (plastik dan daun pisang), dengan tiga kali pengulangan. Parameter yang diukur meliputi berat tempe, kadar proksimat, total asam, nilai pH dan nilai formol serta skor kesukaan panelis pada warna, rasa, aroma dan tekstur tempe. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh kedua faktor tersebut terhadap nilai gizi, berat tempe, nilai formol, pH dan sensoris tempe kacang tunggak.  Data dianalisis dengan Uji Sidik Ragam dan uji lanjut DMRT untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ragi 0,25%-0,35% dan jenis pembungkus plastik dan daun pisang dapat menghasilkan tempe kacang tunggak dengan pertumbuhan kapang yang baik, sedangkan nilai gizinya adalah kadar air 27,95-28,65% , abu 0,96-1,16%, lemak 1,73-3,94%, protein 25.03-26.01%, karbohidrat 42,61-43,84%, serat 0,31-0,38% dengan nilai pH 4,33-5,00, nilai formol 0,46-0,70% dan total asam tertitrasi 0,21-0,53%. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi ragi dan jenis pembungkus terhadap kandungan gizi, berat tempe, nilai formol, dan nilai pH tempe kacang tunggak.
Pemanfaatan Teknologi Ozon Sebagai Green Technology pada Penanganan Hasil Pertanian Budi Hartoyo; Yasmin Aulia Rachma
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.188 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.328

Abstract

Food and agricultural products are perishable, so they have the potential to experience losses, both in quality and quantity during the post-harvest process and processing due to physiological changes in the form of physical, chemical and microbiological. As an effort to reduce losses during post-harvest and physiological changes, it is necessary to apply appropriate technology (appropriate technology). The application of ozone technology in the handling of fruits, vegetables and fishery products has good prospects because it is felt to be safe and effective. Ozone (O3) has the main function, namely as an oxidizer and disinfectant or a combination of these two functions. The high oxidation potential of ozone can be used to kill bacteria (sterilization process), remove color (decolorization process), remove odors (deodorization process), and decompose organic compounds (degradation process). The treatment of ozonized water in the storage of food products and agricultural products does not damage their nutritional content, because the ozone content itself will be lost by evaporation. If ozone is exposed to sunlight it will break down into oxygen compounds again. Utilization of ozone technology is widely used to reduce contamination and extend the shelf life of fresh fruit, vegetables and fishery products. This paper examines and synthesizes several research results related to the use of ozone for fruits, vegetables and other agricultural commodities during the postharvest process and handling of agricultural products.
Analisis Kesesuaian Persyaratan GMP dan SSOP pada Produksi Carica (Studi Kasus di CV Gemilang Kencana) Chaterine Alvina Prima Hapsari; Ratna Purwaningsih; Rani Rumita; Anggun Wahyuniati
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.354 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.423

Abstract

Sejak adanya wabah pandemi COVID-19, konsumen semakin menuntut penjaminan mutu dan keamanan pangan karena tingkat kesadaran konsumen akan hal tersebut semakin tinggi. Hal tersebut sangat mempengaruhi seluruh pemain bisnis yang bergerak di industri F&B, terutama pada industri kecil dan menengah. Kondisi tersebut juga mempengaruhi CV Gemilang Kencana sebagai bentuk usaha pengalengan manisan carica. Oleh karena itu, sangat penting adanya analisis mengenai kesesuaian persyaratan GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Sanitation Standard Operational Procedures) pada produksi carica di CV Gemilang Kencana. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesesuaian penerapan kondisi saat ini pada perusahaan dengan kriteria standar GMP dan kriteria standar SSOP. Penelitian ini bersifat penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dalam bentuk studi kasus. Hasil dari penelitian ini berupa nilai kesesuaian persyaratan GMP sebesar 79,3%, dan kesesuaian persyaratan SSOP sebesar 70,5%. Rekomendasi tindak lanjut diberikan pada parameter-parameter yang memiliki tingkat ketidaksesuaian mayor (0-2), pada aspek GMP terdapat 31 rekomendasi tindak lanjut, sedangkan pada aspek SSOP terdapat 19 rekomendasi tindak lanjut.
Pengaruh Lama Fermentasi dan Penambahan Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L) pada Sifat Fisik “Black Soyghurt” Milu Afrida; Enny Purwati Nurlaili; Bambang Hermanu
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.167 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.435

Abstract

Soyghurt adalah minuman probiotik yang terbuat dari sari kedelai dengan penambahan bakteri asam laktat. Pembuatan Black Soyghurt yang berbasis sari kedelai hitam dengan penambahan ekstrak bunga telang dan starter yoghurt. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh lama fermentasi dan penambahan ekstrak bunga telang terhadap sifat fisik black soyghurt. Metode penelitian menggunakan faktorial (2x2) dua faktor dengan dasar RAL (Rancangan Acak Lengkap) dan dibandingkan dengan produk komersial sebanyak 3 kali ulangan, sehingga didapatkan 15 unit percobaan. Faktor pertama lama fermentasi 10 jam dan 15 jam. Faktor kedua penambahan ekstrak bunga telang 8% dan 13%. Hasil analisis statistik apabila menunjukkan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian pada sifat fisik black soyghurt nilai viskositas 75,00-475,00 mPas, pada uji warna L* 50,81-53,19, a* 10,87-16,06, b* (-1,60)-3,39. Simpulan penelitian ini adalah pengaruh lama fermentasi dan penambahan ekstrak bunga telang tidak berpengaruh terhadap sifat fisik. warna L * kecerahan (putih-hitam) dan warna b* (biru-kuning), tetapi berpengaruh terhadap viskositas warna a* (hijau-kemerahan).
Pengaruh Kondisi Penyimpanan terhadap Susut Bobot, Tekstur, dan Warna Pisang Kepok Kuning ( Musa acuminata balbisiana Colla): Effect of Storage Conditions on Weight Loss, Texture, and Color of Yellow Kepok Bananas (Musa acuminata balbisiana Colla) Nadya Winda Iswara; Muhammad Agus Niam; Bagus Tegar Ardi Pramana; Ahmad Nabil Al Aflah; Ali Umar Dhani; Yasmin Aulia Rachma
Jurnal Agrifoodtech Vol. 2 No. 1 (2023): Juni : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v2i1.821

Abstract

Buah pisang kepok kuning (Musa acuminata balbisiana Colla) kerap dipanen sebelum mencapai kematangan karena sifatnya sebagai buah klimaterik. Untuk menghambat penurunan mutu buah pada proses distribusi dan penyimpanan, buah pisang kepok kuning harus disimpan dalam kondisi yang sesuai namun sederhana dan mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi masyarakat. Penyimpanan buah pisang kepok kuning dilakukan dengan berbagai kondisi perlakuan, yaitu tanpa pengemas di suhu ruang, tanpa pengemas di suhu chiller -4ËšC, plastik PP di suhu ruang, plastik PP di suhu chiller -4ËšC, plastik PP + karbid di suhu ruang, dan plastik + silica gel di suhu ruang. Buah pisang kepok kuning kemudian diuji perubahan susut bobot, tekstur, dan warna secara organoleptik untuk melihat penurunan mutunya. Percobaan dilakukan dengan RAL Non-Faktorial, kemudian hasil dianalisis menggunakan ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan antara masing-masing kondisi penyimpanan. Susut bobot terbesar terjadi pada buah pisang yang disimpan pada kondisi penyimpanan tanpa pengemas di suhu ruang, yaitu sebesar 22,815%. Perlakuan kondisi penyimpanan yang paling cepat menurunkan kualitas buah pisang kepok kuning adalah perlakuan tanpa pengemas dan disimpan di suhu ruang, sedangkan penyimpanan yang paling bisa mempertahankan kualitas buah pisang kepok kuning adalah penyimpanan dalam kemasan plastik PP di suhu chiller (4ËšC).
Karakteristik Fisik dan Sensori Kue Semprit dari Formulasi Tepung Pati Garut (Maranta arundinacea L) dan Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) Sigit Purnomo; Diah Kartikawati; Bambang Hermanu
Jurnal Agrifoodtech Vol. 2 No. 1 (2023): Juni : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v2i1.1034

Abstract

Kue semprit adalah salah satu jenis kue kering jenis biskuit berlemak (rich biscuit) karena menggunakan lemak setengah dari berat tepung yang berbahan tepung, lemak, telur, dan gula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji karakteristik fisik (nilai warna L*,a*,b*) dan sensoris (warna, aroma, tekstur dan rasa) kue semprit dari tepung pati garut dan tepung ubi jalar ungu. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, yaitu S1 = (tepung pati garut 100% : 0% tepung ubi jalar ungu), S2 = (tepung pati garut 87,5% : 12,5% tepung ubi jalar ungu), S3= (tepung pati garut 75% : 25% tepung ubi jalar ungu), S4 = (tepung pati garut 62,5% : 37,5% tepung ubi jalar ungu), S5 = (tepung pati garut 50% : 50% tepung ubi jalar ungu). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova dan uji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan nilai warna kecerahan L* kue semprit berkisar antara 35,690-55,594. Warna a* kue semprit berkisar antara 11,213-18,181. Warna b* kue semprit berkisar antara 1,632-7,900. Adanya tanpa penambahan tepung ubi jalar ungu meningkatkan nilai warna L* (hitam-putih) dan b* (biru-kuning) kue semprit. Kadar abu kue semprit berkisar antara 1,000-1,750%, kadar air kue semprit pada kisaran 3,16 – 4,83 % dan berbeda nyata antar formulasi. Panelis menyukai warna dan aroma kue semprit pada formulasi tepung pati garut dan tepung ubi jalar ungu 50% dengan nilai skor berturut-turut 4,300 dan 3,600. Panelis menyukai tekstur dan rasa kue semprit pada formulasi tepung pati garut 75% dan tepung ubi jalar ungu 25% dengan nilai skor 3,800 dan 3,867.

Page 2 of 3 | Total Record : 22