cover
Contact Name
Aulia Rahman
Contact Email
auliarahman1985@unsam.ac.id
Phone
+6285226355407
Journal Mail Official
auliarahman1985@unsam.ac.id
Editorial Address
https://ejurnalunsam.id/index.php/jsnbl/about/editorialTeam
Location
Kota langsa,
Aceh
INDONESIA
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan
Published by Universitas Samudra
ISSN : 23560770     EISSN : 26852705     DOI : 10.33059/jsnbl.v10i2
The Seuneubok Lada journal only publishes scientific works resulting from empirical and theoretical research to develop science. The focus of the Seuneubok Lada Journal is the field of historical education, social history and culture. History education includes the study of history education in schools which include; 1. History Teaching Methods, 2. History Education Curriculum, 3. History Education Management and Technology while social and cultural history includes; 1. Archaeological Studies 2. Ethnographic Studies 3. Social and Cultural Anthropological Studies 4. Social and Political History Studies 5. Hysterography
Articles 182 Documents
INDONESIA DAN KONSEPSI NEGARA AGRARIS Lailatusysyukriyah Lailatusysyukriyah Lailatusysyukriyah
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.732 KB)

Abstract

Historiography is a scripted product has been building by the specific value. The value has been discoursing in the teaching of history to each generation. A discourse of agricultural Indonesian state is a doctrine has been building by Dutch colonialism, more rapidly since the era of an economic plantation. The conception had been keeping away Indonesian national character building from the ancestor’s heritage based on maritime. Indonesian has been forgetting the tradition of maritime because of the doctrine of agricultural state. History teaching in Indonesia must change the conception of the agricultural state became the maritime state based on long tradition of historical fact, long time before the colonial era.
LOCAL GENIUS MASYARAKAT JAWA KUNO DALAM RELIEF CANDI PRAMBANAN Mufti Riyani Riyani
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.323 KB)

Abstract

Following F.D.K. Bosch (1952), Local genius is cultural member ability to proving as much as strength their cultural character basic face to cultural acculturation. The meaning of local genius by experts is the local approach to society intellectual of the cultural member. Ancient Javanese as artifact producers of Borobudur and Prambanan monumental cultural that symbolized by Hinduism and Buddhism, more, ancient Javanese of Islamic Mataram was learned Hinduism value to being Javanese cultural (Damami, 2002: 85). According to the reason, ancient Javanese original cultural still be surviving. Ancient Javanese local ability has risen in the cultural as the complexity of activity and cultural product. Relief is one of the complexities of cultural product that could be exhibiting local genius. Relief is the ornament that carved at the body of a temple. The ornaments motif at the body of Prambanan as one of the biggest temples in Java has imagined local ability of Javanese in accepting Hinduism cultural. The local ability exhibited by the creativity of curving artist in their independency and capability to the meaning of Javanese original characterized. The Characteristic and originality could be imagined ancient Javanese ability.
PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Imam Hadi Sutrisno
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.681 KB)

Abstract

Ruang lingkup IPS tidak lain adalah kehidupan sosial manusia di masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apapun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial, ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografi, ataupu politik, bersumber dari masyarakat. Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajaran yang berprinsip pada keaktifan siswa dalam belajar, kerjasama dalam belajar, belajar sambil melakukan, dan belajar dalam suasana yang menyenangkan yaitu pembelajaran berbasis portofolio. Pembelajaran berbasis portofolio merrupakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam hal ini siswa melakukan interaksi dengan lingkungan/luar kelas saat membangun dan memperoleh pengetahuannya. Sehingga pendekatan konstruktivisme sangat sesuai apabila digunakan dalam pembelajaran IPS.
PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL PADA SISWA SMP SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NASIONALISME Guntur Arie Wibowo; Bachtiar Akob
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.84 KB)

Abstract

Konsep pendidikan multikultural pada dasarnya apabila diterapkan dengan baik, akan meningkatkan kemampuan baik pengetahuan ataupun sikap siswa. Hal tersebut tentu saja akan meningkatkan pula kapasitas siswa dalam membuka pikiran dan perspektif global tentang isu-isu seperti pemerataan dan keadilan, agama, etnisitas, kerjasama dan konflik, perdamaian, rasisme, budaya dan identitas, hak-hak sipil dan tanggung jawab, kepemimpinan, dan kewarganegaraan. Dengan kata lain, melalui pendidikan multikultural peserta didik diharapkan dapat dengan mudah memahami, menguasai, memiliki kompetensi yang baik, bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokratis, humanisme dan pluralisme di sekolah dan ke depan diharapkan akan diaplikasi di luar sekolah, oleh karena itu tujuan pokok dari pendidikan multikultural adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan, demokrasi dan sekaligus humanisme. Pendidikan di alam demokrasi seperti Indonesia harus berorientasi pada kepentingan bangsa yang berlatarbelakang multi-etnic, multi-religion, multi-language dan lain-lain. Ini berarti, penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan ragam kondisi bangsa yang heterogen. Disinilah perlunya guru ips smp untuk memodifikasi ataupun mengembangkan cara mengajar yang memasukkan lebih banyak informasi budaya pluralistik dan perspektif, yakni dengan cara memasukkan unsur pedagogi kritis, dan membentuk komunitas. Hal tersebut penting sebagai upaya diupayakan agar peserta didik dapat mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Untuk itulah pembelajaran IPS berbasis pendidikan multikultural perlu dilaksanakan, hal ini dikarenakan siswa perlu diajarkan bahwa semua sejarah perlu ditafsirkan melalui berbagai sudut pandang dan dari waktu yang berbeda dan tempat. Akhirnya, jika siswa menyadari banyak sudut pandang yang berbeda yang terdapat di dunia ini, mereka dapat mulai memiliki pemahaman multikultural dengan menerima dan menegaskan perbedaan.
PERAN PUSA TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN MADRASAH DI ACEH AWAL ABAD XX madhan anis
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.149 KB)

Abstract

Organisasi keagamaan yang lahir di Aceh pada awal abad XX telah menyebabkan kemajuan di berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan. Dengan diperkenalkannya sistem pendidikan Belanda, dalam perkembangannya telah melahirkan suatu kelompok baru atau golongan intelektual dalam masyarakat Aceh. Pendirian lembaga madrasah pertama di Aceh dimulai pada tahun 1916, diberi nama Madrasah Al Khairiyah yang berlokasi di Kutaraja. Selanjutnya pada tahun 1928 disusul oleh Madrasah Ahlussunah Wal Jama’ah Idi, pada tahun 1930 berdiri Madrasah Al-Muslim Peusangan, dan pada tahun 1939 terbentuklah Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) dan gerakan-gerakan lain yang timbul di Aceh pada awal abad XX yang berpengaruh terhadap munculnya gerakan Nasional sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial Belanda.
PERANAN PEKAN KEBUDAYAAN ACEH (PKA) KE IV DAN V DALAM MEMBANGKITKAN KEBUDAYAAN ACEH: (STUDI KASUS TARI SAMAN DAN SEUDATI) Syarifah Fathia Fairuz; Aulia Rahman
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.668 KB)

Abstract

Aceh merupakan sebuah daerah yang multi kultural, multi etnik, agama, ras dan golongan. Akibat dari percampuran ini melahirkan kemajemukan budaya. Salah satu bagian dari kebudayaan yang menjadi warisan turun temurun adalah kesenian. Menilik perjalanan kesenian Aceh, seni tari merupakan seni budaya yang sangat menarik karena memperlihatkan kekhasannya tersendiri yang tidak meyimpang dari ciri-ciri kepribadian masyarakat Aceh yang islami. Tari saman yang berasal dari Gayo dan tari seudati merupakan satu dari sekian banyak bukti kemegahan seni tari Aceh yang dilakukan secara bersama penuh makna dan atraktif. Uniknya kedua tarian ini tidak menggunakan alat musik. Melalui kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) diharapkan berbagai kekayaan seni budaya Aceh dapat diperkenalkan kepada dunia dan sekaligus dapat dilestarikan keberadaannya. Tulisan akan membahas mengenai Peranan PKA, khususnya PKA Ke IV Dan V Dalam Membangkitkan Kebudayaan Aceh (Studi Kasus Tari Saman Dan Seudati.
R.A. KARTINI : EMANSIPATOR INDONESIA AWAL ABAD 20 Hartutik Hartutik
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.746 KB)

Abstract

Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat. Dengan demikian emansipasi perempuan bisa diartikan sebagai proses pelepasan diri para perempuan dari kedudukan yang rendah atau dari pengekangan yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju. Terkait dengan hal tersebut emansipator merupakan tokoh yang memperjuangkan emansipasi wanita, dalam hal ini tokoh yang dimaksud adalah R.A Kartini. Indonesia pada awal abad ke 20 masih berada dalam penjajahan kolonial dengan kondisi yang sangat memprihatinkan baik jika ditinjau dari segi politik maupun sosial masyarakatnya. Kondisi yang memprihatinkan tersebut juga terjadi pada kaum wanita terutama terkait hak yang melekat pada dirinya. Kondisi wanita pada awal abad ke 20 tersebut merupakan motif perjuangan R.A Kartini yang dilatar belakangi oleh suatu keadaan kaum perempuan yang hanya beraktifitas di sumur, dapur, dan kasur. Wanita hanya berperan sebatas pelayan suami, mengurusi anak, dan mengurus rumah tangga lainnya. Dengan aktifitas yang demikan sehingga muncul keinginan R.A Kartini untuk merubah keadaan wanita Indonesia yang terbelakang pada awal abad ke-20. Dengan pandangannya yang cukup luas, sehingga R.A Kartini sebagai pihak muda yang sudah dididik dengan pengajaran barat turut mempengaruhi arah pemikirannya dalam berusaha untuk memperjuangkan emansipasi wanita.
SAMALANGA DI BAWAH PEMERINTAHAN TUN SERI LANANG 1613-1659 hanafiah hanafiah; Fadliansyah Fadliansyah
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.021 KB)

Abstract

Kebesaran Kesultanan Islam Malaka hancur setelah Portugis menaklukkannya tahun 1511. Banyak pembesar kerajaan yang menyelamatkan diri ke kerajaan lainnya yang belum dijamah Portugis. Perkembangan tersebut membuat gundah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530). Sultan berkeinginan untuk membebaskan negeri Islam di Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu ini dari cengkeraman Portugis. Keinginan Sultan didukung penuh oleh pembesar negeri Aceh dan para pencari suaka dari Melaka yang menetap di Bandar Aceh. Sultan memproklamirkan “Kerajaan Islam Aceh Darussalam” pada tahun 1512, dengan visi utamanya menyatukan negeri kecil seperti Pedir, Daya, Pasai, Tamiang, Perlak dan Aru. Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui siapakah Tun Seri Lanang yang dinobatkan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai Uleebalang pertama Samalanga, dan bagaimana keadaan Samalanga di bawah pemerintahan Tun Seri Lanang serta usaha apa saja yang dilakukan oleh Tun Seri Lanang dalam memerintah Kerajaan/Kenegrian Samalanga, karena pada masa pemerintahannya Samalanga menjadi sebagai pusat pengembangan Islam.
PENGARUH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR GEOGRAFI BERBASIS PENANGGULAGAN BENCANA MELALUI PEMBELAJARAN KOMPUTER DI SEKOLAH Teuku Hasan Basri; Sofiyan Sofiyan
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.421 KB)

Abstract

Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar, yaitu merupakan segala sesuatu yang memudahkan peserta didik memperoleh informasi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dalam kurikulum Geografi di sekolah terdapat materi pelestarian lingkungan. Materi ini merupakan salah satu materi yang penting untuk disampaikan kepada peserta didik, karena berkaitan langsung dengan kondisi lingkungan peserta didik dalam keadaan sehari-hari. Bahan ajar Geografi yang ada selama ini dinilai kurang dapat menjabarkan apa yang diperlukan dan yang penting dibutuhkan bagi peserta didik di daerah-daerah rawan bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah mealui Pengembangan Bahan Ajar Geografi Berbasis Penangulangan Bencana Melalui Pembelajaran Komputer dapat menuntaskan hasil belajar siswa. Penelitian ini digolongkan dalan jenis penelitian deskriptif yang bersifat developmental, karena mengembangkan Bahan Ajar Geografi Berbasis Penangulangan Bencana Melalui Pembelajaran Komputer untuk menemukan suatu model atau prototype yang efektif. Penelitian dilaksanakan di SMU Kota Langsa dengan subyek penelitian adalah siswa SMU Negeri 5 Langsa, siswa SMU Negeri 5 Langsa. Analisis terhadap hasil penelitian menggunakan mikrosof Exel untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, ativitas guru dan siswa, hasil belajar, serta respon siswa terhadap pengembangan bahan ajar pembelajaran dan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah : (1) Bahan Ajar Siswa, RP, LKS, serta media pembelajaran adalah baik. (2) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah baik. (3) Aktivitas guru dan siswa dalam KBM adalah baik. (4) Hasil tes deskriptif terhadap THB menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat, ini tercermin pada ketuntasan belajar baik TPK dan proporsi jawaban benar. (5) Respon siswa terhadap perangkat dan KBM adalah baik.
EFFECTIVELY HUITT LEARNING MODEL WITH QUESTION MEDIA CARD AND PQ4R LEARNING MODEL WITH FLIP BOX MAKER MEDIA IN RESULT OF BEKL LOGIC MATHEMATIC IN STUDENT CLASS X PUBLIC SENIOR HIGH SCHOLL 1 SEMARANG Suparman Suparman Suparman; Sri Kadarwati; Nurmawati Nurmawati
SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Vol 2 No 1 (2015): SEUNEUBOK LADA
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.712 KB)

Abstract

Mathematic always consider difficult subject from elementary, junior, until senior high school students, this happens because mathematic consider connected with abstract objects, because of that mathematics teacher should have great understanding within subject, able to choose great strategy learning, also able to use learning model that can improve student motivation in learning and student will become active in learning. With all those considerations can be used to improve students learning progress. In fact, show that learning progress mathematic on Logic material class X in public senior high school I Semarang teacher still dominated. Students look passive – only receive material that teacher gave. Also, the teacher not using learning media, not yet used strategy and method which can stimulate students then understanding of the material still below expectation. To handle passivity within lack of understanding students in logic material class X Huitt learning model with Question Card media and PQ4R learning model with Flip Box Maker Media. Through this two learning model will be supervised a student's effective so can improve the result of students learning. This research used experimental kinds with two classes as an experiment and one class as control class, as populated in this research is entire students of class X which consider from eight classes, and continue randomly chosen, three classes. One class as an experiment I which applied Huitt learning model with Question Card Media, another class as experiment class II which applied PQ4R learning Flip Box Maker media, the rest of the class as a control class. Data processing has used a statistic (Normality test, Homogenates test, and ANOVA test). Point of this research is to: 1) to get that there are differences in mathematic learning which students applied Huitt learning model with Question card media, PQ4R learning model with Flip Box Maker Media, and Ekospositori learning model on material discussion mathematic logic curriculum 2014/2015. From this research shows there is differences students result in learning mathematic which applied Huitt learning model with question card media, PQ4R learning media with Flip Box Maker media, and Ekospositori learning model, learning more effective and there are differences in students learning Mathematic Logic curriculum 2014/2015.

Page 3 of 19 | Total Record : 182