cover
Contact Name
Rosalia Niken
Contact Email
rosalia.niken@ciputra.ac.id
Phone
+62317451699
Journal Mail Official
jurnal.fk@ciputra.ac.id
Editorial Address
CitraLand CBD Boulevard, Made, Kec. Sambikerep, Kota SBY, Jawa Timur 60219
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Prominentia Medical Journal
ISSN : 27467856     EISSN : 27465357     DOI : https://doi.org/10.37715/pmj.v2i1.2252
Core Subject : Health,
Focus and Scope PMJ (Prominentia Medical Journal) is a scientific journal focused on Medicine and Health. PMJ publishes Research Articles, Literature Reviews, and Case Reports that focus on Preventive Medicine and the Prevention of Lifestyle Diseases. Publication Frequency PMJ (Prominentia Medical Journal) is published biannually, in May and November. Open Access Policy PMJ (Prominentia Medical Journal) (ISSN 2746-7856 and e-ISSN 2746-5357) provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. Publication Charges PMJ (Prominentia Medical Journal) is a non-profit-oriented publication journal. Therefore, for the publication process, PMJ (Prominentia Medical Journal) charges certain fees, namely: The published processing fee for articles is free of charge. Please make sure that your citation is written in the references and your article is written properly before submitting it to PMJ (Prominentia Medical Journal) Every manuscript submitted is going through a plagiarism scan using Turnitin.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2021): Prominentia Medical Journal" : 5 Documents clear
Case Report: Urticaria and Edema in Confirmed Case of Covid-19 Yohanes Firmansyah; Jessica Elizabeth; Sukmawati Tansil Tan
Bahasa Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/pmj.v2i1.2252

Abstract

Infeksi COVID-19 merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Infeksi COVID-19 memiliki spektrum penyakit sangat luas dan menyerang berbagai jenis organ. Salah satu manifestasi infeksi COVID-19 adalah kelainan pada kulit. Pada pasien COVID-19, berbagai manifestasi kulit diamati, dan tidak ada manifestasi kulit yang spesifik untuk COVID-19. Laporan kasus ini membahas seorang perempuan berusia 23 tahun dengan infeksi COVID-19 terkonfirmasi yang memiliki manifestasi kulit berupa ruam yang menyebar secara simetris di ekstremitas atas dan bawah. Terdapat lesi kulit dengan efloresensi berupa urtikaria dan edema dengan bagian tengah eritema pada daerah tungkai dan leher. Pada hari ke 15, semua lesi kulit menghilang dengan pengobatan untuk infeksi COVID-19 standar dan terapi simtomatik. Kesimpulan dalam laporan ini adalah manifestasi COVID-19 pada kulit sangat beragam. Pada hari ke 15, semua lesi kulit menghilang dengan pengobatan standar. Pada akhirnya, perlu diwaspadai bahwa lesi atau kelainan pada kulit merupakan salah satu indikator infeksi COVID-19
Uji Toksisitas Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) Terhadap Cacing Ascaris suum Kevin Carwyn Dedwydd; Hebert Adrianto; Arief Gunawan Darmanto
Bahasa Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/pmj.v2i1.2253

Abstract

Dunia masih menghadapi masalah serius tentang infeksi Soil Transmitted Helminth (STH). Masyarakat Indonesia sendiri, khususnya anak-anak sering terinfeksi STH karena pengetahuan ibu yang kurang tentang infeksi STH. Kekayaan alam Indonesia yang luas membuat biji pinang (Areca catechu) dikenal sebagai salah satu obat tradisional yang berpotensi untuk membunuh cacing STH di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antelmintik ekstrak diklorometana biji pinang terhadap cacing Ascaris suum in vitro. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan Post-Test Only Group Design. Ekstrak diklorometana biji pinang yang digunakan memiliki konsentrasi 100.000, 150.000, 200.000, 250.000, dan 300.000 ppm, dengan kontrol positif (albendazole) dan kontrol negatif (larutan NaCl 0,9% dan tween 80). Perkembangan cacing diamati selama empat hari setiap 24 jam, kemudian dilakukan analisis data menggunakan uji Spearman dan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak diklorometana biji pinang berpotensi menjadi antelmintik, dan peningkatan konsentrasi ekstrak berkorelasi kuat terhadap mortalitas cacing dengan p <0,05. Telah diketahui pula bahwa LT90 =0,659 hari dan LC90 = 194.819 ppm.
ASI Ekslusif, Status Imunisasi, dan Kejadian Stunting di Indonesia : Studi Literatur Exantie Megaputri Jezua; Hanna Tabita Hasianna Silitonga; Etha Rambung
Bahasa Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/pmj.v2i1.2259

Abstract

Stunting merupakan salah satu masalah global malnutrisi dimana sejumlah 144 juta atau 21,3% balita mengalami stunting di seluruh dunia. Hal ini berarti setiap dua dari lima anak di dunia menderita stunting. Prevalensi stunting di Indonesia adalah sebesar 30,8. Angka ini termasuk tinggi karena batas yang ditetapkan WHO adalah sebesar 20%. Beberapa faktor yang dapat dikemukakan dapat mencegah stunting adalah dengan pemberian ASI eksklusif dan imunisasi dasar lengkap pada balita. Tujuan studi literatur ini adalah untuk menganalisis literatur hubungan ASI eksklusif dan status imunisasi dengan stunting pada balita di Indonesia. Studi literatur ini dilakukan dengan menelaah berbagai penelitian yang didapatkan pada google scholar, Neliti, Mendeley, PubMed, BioMed Central, Crossref, dan Garuda yang berada pada kurun waktu 2010 sampai 2020. Sejumlah tiga belas artikel dianalisis untuk studi ini. Hasil studi literatur ini menemukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara ASI Ekskulsif terhadap kejadian stunting, sedangkan status imunisasi tidak berhubungan secara langsung terhadap kejadian stunting di Indonesia. Imunisasi merupakan pencegahan agar anak terhindar dari infeksi menular. Saran dari studi literatur ini agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif, asupan nutrisi dan pelayanan kesehatan dasar yang lengkap bagi anak. Saran bagi seluruh instansi kesehatan agar dapat meningkatkan intervensi pelayanan kesehatan melalui edukasi yang kontinu terkait risiko stunting di Indonesia.
Perbandingan Pengaruh Paparan Asap Rokok Konvensional, Nikotin Vape, dan Pemberian Ekstrak Daun Tembakau Secara Inhalasi Terhadap Volume Otak Rattus norvegicus Rafi Daffa Dzaky; Sudibjo Sudibjo
Bahasa Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/pmj.v2i1.2261

Abstract

Menurut WHO pada tahun 2016 terdapat 47 juta atau 5% dari orang tua di dunia yang menderita demensia. Demensia tersering adalah penyakit Alzheimer, dengan kerusakan khas pada sel neuron. Rokok memberikan setengah sumbangsih dalam menyebabkan penurunan volume otak, namun bahan nikotin yang ada dalam tembakau ternyata memiliki efek neuroprotektif. Tujuan melakukan penelitian ini untuk mengetahui perubahan volume otak Rattus norvegicus akibat paparan asap rokok konvensional, nikotin vape, dan pemberian ekstrak daun tembakau yang diberikan secara inhalasi. Ada lime kelompok perlakuan yaitu KN (kelompok kontrol negatif, tidak diberi perlakuan), RK2 (kelompok paparan asap rokok 2 batang rokok perhari selama 2 minggu), RK1 (kelompok dengan pemberian rokok 2 batang perhari selama satu minggu setelah itu diganti dengan pemberian ekstrak daun tembakau 3,78 mg/kgBB selama 1 minggu), NT (kelompok dengan pemberian ekstrak daun tembakau 3,78 mg/kgBB selama 2 minggu), dan NV (kelompok dengan pemberian nikotin vape 3,78 mg/kgBB selama 2 minggu). Pengukuran volume otak dilakukan dengan metode liquid displacement. Hasil rata-rata volume otak terkecil ditemukan pada kelompom RK2 (2,2 ml), kemudian diikuti kelompom NT dan RK1 (2,6 ml), sedangkan volume otak terbesar ditemukan pada kelompok KN dan NV (2,8 ml). Meskipun demikian perbedaan volume otak tersebut tidak signifikan secara statistik. Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan perlakuan hewan coba dilakukan lebih lama sehingga perubahan yang ada bisa nampak lebih jelas.
Perubahan Jumlah Sel Goblet Pada Cavum Nasi Tikus Wistar Jantan Akibat Rokok Elektrik Azka Nadya Mifta; Hudi Winarso; Etha Rambung; Priangga Adi Wiratama
Bahasa Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/pmj.v2i1.2262

Abstract

Nikotin, karbonil, TSNA (Tobacco-Spesific Nitrosamine), dan metal adalah beberapa zat yang terkandung dalam asap rokok elektrik. Zat-zat ini dapat menyebabkan hiperplasia, metaplasia, apoptosis sampai nekrosis sel. Penelitian eksperimental post-test only control design ini mengamati perubahan jumlah sel goblet pada mukosa respiratori cavum nasi tikus wistar jantan setelah pemaparan asap rokok elektrik dengan dosis bervariasi. Penelitian menggunakan 40 ekor tikus wistar jantan berusia 2-2,5 bulan dan berat antara 250-300 gram yang terbagi dalam empat kelompok yakni kelompok K- (kontrol negatif) tidak dipapari asap dan tidak dimasukkan ke dalam smoking chamber, kelompok K+ ( kontrol positif) tidak dipapari asap tetapi dimasukkan ke smoking chamber, kelompok P1 diberikan paparan 15 kali/hari dan kelompok P2 diberikan paparan 30 kali/hari. Paparan asap diberikan selama 54 hari. Tikus di euthanasia hari ke-55, dan diambil sampel cavum nasi kemudian diproses menjadi sediaan histopatologi. Analisis menggunakan uji One Way ANOVA untuk menghitung perubahan jumlah sel goblet. Hasil yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan uji Tukey HSD. Hasil yang diperoleh menunjukkan perbedaan jumlah sel goblet yang bermakna (p0.000 dan 0.004) antara kelompok tikus yang dipapari dengan kelompok yang tidak dipapari asap rokok. Kesimpulan penelitian adalah terjadi penurunan jumlah sel goblet akibat paparan asap rokok elektrik.

Page 1 of 1 | Total Record : 5