cover
Contact Name
Mochammmad Achwan Baharuddin
Contact Email
mochammad.achwan.baharuddin@uingusdur.ac.id
Phone
+6285217224437
Journal Mail Official
aqwal@uingusdur.ac.id
Editorial Address
Jl. Pahlawan KM. 5, Rowolaku, Kajen, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Aqwal: Journal of Quran and Hadies Studies
ISSN : 27747980     EISSN : 29864585     DOI : 10.28918/aqwal
Aqwal: Journal of Quranic and Hadith Studies is a peer-reviewed (double-blind), open-access journal published biannualiy (Juni and Desember) by Ilmu Al-Qur’an-Tafsir (IAT) and Hadith (ILHA)Program, Faculty Ushuluddin, Adab and Da’wah, K.H Abdurrahman Wahid State Islamic University Pekalongan since 2020. Aqwal invites students, scholars and researchers to contribute the result of their studies and researches. This Journal is aims to Quranic and Hadith studies which covers original research and literatur review with various focus of linguistic (semantic, semiotic, stilistic qiroaat, nadhom), philosophy (hermeneutic), local wisdom studies, environment, gender, and others. This journal, serving as a forum for the study of Quranic and Hadith in Asian and other parts of the world within its local and challenging global context, supports focused Hadith studies of particular theme and multidisciplinary studies. Al-Aqwal has become a medium of exchange of ideas and research findings from various traditions.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2020)" : 5 Documents clear
Islam Wasathiyah dalam Wacana Tafsir Ke-Indonesia-an (Studi Komparatif Penafsiran M. Quraish Shihab dan Buya Hamka) Adam Tri Rizky; Ade Rosi Siti Zakiah
AQWAL Journal of Qur'an and Hadis Studies Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : IAT dan ILHA, UIN KH ABDURRAHMAN WAHID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1223.413 KB) | DOI: 10.28918/aqwal.v1i1.3515

Abstract

Basically, the Qur'an is predetermined. What is the ideal position of Muslims to behave. This ummah is called ummatan wasathan. Even so, in real life Muslims are still far from the values ​​of the ummahatan wasathan. Therefore, this study tries to study the ummah of wasathan according to Quraish Shihab in Tafsir al-Misbah and Buya Hamka in Tafsir al-Azhar. The aim is to understand the interpretation and concept of Ummatan Wasathan according to the two figures, as well as the relevance of the interpretation concept to the values ​​of Pancasila. Literature research. This research uses documentation techniques and descriptive-analytical methods. This research also uses the comparison method. The results of this study were obtained from: according to Quraish Shihab and Buya Hamka, ummatan wasathan were: (a) People who have the power of faith who need istiqomah towards Allah and His Messenger; (B) Wise people who have common sense; (c) A people who love unity and unity; (d) Inclusive people; role model, and fair; (e) People who have a high balance or stability. The concept of M. Quraish Shihab and Buya Hamka's interpretation of the Ummah wasathan is very relevant to the basis of the Republic of Indonesia, namely Pancasila.
Tindak Pencurian dan Korupsi Perspektif Kitab Tafsir Klasik, Tengah, Kontemporer Hasan Su'aidi
AQWAL Journal of Qur'an and Hadis Studies Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : IAT dan ILHA, UIN KH ABDURRAHMAN WAHID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/aqwal.v1i1.3516

Abstract

Perbedaan penafsiran terhadap al-Qur`an merupakan hal yang wajar, mengingat tafsir adalah hasil karya manusia dan bukan karya Tuhan (meskipun penafsiran itu didasarkan kepada nash-nash yang terdapat di dalam hadis Nabi SAW). Tesis seperti ini diperkuat dengan fakta, bahwa masing-masing mufassir kalaupun mendasarkan penafsirannya kepada hadis (sunnah), namun tetap saja berbeda antara satu dan lainnya. Perbedaan penafsiran ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain; manhaj istinbath yang berbeda-beda, penilain terhadap nash hadis yang berbeda, kedalaman analisis mufassir yang beragam dan pengaruh madzhab yang dianut oleh masing-masing mufassir. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tiga tafsir yang menjadi pembahasan di dalam makalah ini, dua di antaranya adalah kitab tafsir yang mewakili madzhab yang dianut oleh penulisnya. Kitab tafsir yang ditulis oleh al-Jashash sebagai representasi madzhab Hanafiyyah dan tafsir yang ditulis oleh al-Harasi mewakili madzhab Syafi’iyyah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kitab tafsir kedua mufassir tersebut tidak dapat sepenuhnya lepas dari kerangka madzhab yang dianutnya. Kitab tafsir ketiga (yang ditulis oleh Ali as-Sayis) menurut penulis merupakan kitab tafsir yang berposisi tengah (tidak terpengaruh oleh madzhab fiqh tertentu) kalaupun ada beberapa tarjih yang ia lakukan, namun hal itu bukan sebagai pembelaan terhadap madzhab tertentu, tetapi berdasarkan kepada kajian yang mendalam terhadap beberapa instrument penafsiran. Pembahasan tentang korupsi dalam kerangka had pencurian memang tidak berkaitan secara langsung, namun dengan mempertimbangkan bentuk-bentuk korupsi yang telah dijelaskan di atas, maka hal itu tetap relevan, lebih-lebih jika dikaitkan dengan tema pembahasan kasus pencurian harta yang tersimpan di baitul mal. Hal ini karena baitul mal merupakan lembaga pemerintahan yang dapat dianalogikan dengan lembaga keuangan pada masa sekarang. Jika sariqah (tindak kriminal pencurian) telah ditentukan hukum atau hudud nya, maka korupsi merupakan tindak kriminal yang tidak diatur secara jelas hukumannya. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan penafsiran masing-masing kitab tafsir tentang pencurian dari harta baitul mal di atas, dan dengan mempertimbangkan aturan fiqh dan ushul fiqh tentang perbuatan kriminal yang tidak ditentukan hukumannya, maka penulis berpendapat bahwa hukum bagi pelaku tindak korupsi adalah ta’zir yang bentuk dan ketentuannya diserahkan dan diatur oleh waliyyul amri (pemerintah) dengan tetap mempertimbangkan aspek kemashlahatan.
Pro-Kontra Penggunaan Metodologi Hermeneutik dalam Penafsiran Al-Qur’ān Reza Bakhtiar Ramadhan
AQWAL Journal of Qur'an and Hadis Studies Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : IAT dan ILHA, UIN KH ABDURRAHMAN WAHID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.155 KB) | DOI: 10.28918/aqwal.v1i1.3517

Abstract

Artikel ini berusaha menjelaskan sejauh mana perdebatan penggunaan hermeneutika sebagai salah satu aliran/cabang ilmu tafsir Al Quran. Perdebatan tersebut diindikasi melahirkan pro-kontra dalam menyikapi hermeneutika sebagai metodologi tafsir Al Quran yang terbagi menjadi tiga klaster, penolak, penerima dan penengah. Ketiga klaster ini saling mengisi wacana publik intelektual dengan berbagai dasar dan alasannya masing-masing. Tafsir Al Quran yang dinilai kurang relevan dan solutif dalam menyelesaikan masalah kontemporer menjadi dasar bagi para penerima dari metodologi hermenenutika ini. Sedangkan bagi para penolak, metodologi hermeneutika dapat merusak khazanah ilmu tafsir, karena metodologi yang digunakan hermenenutika khusus diterapkan pada Bibel, bukan Al Quran. Adapun para penengah, mereka mencoba menjembatani ruang-ruang kosong dari para penolak dan penerima, dengan melakukan seleksi ketat terhadap hal-hal yang bisa dan tidak bisa metodologi hermeneutika ini diterapkan dalam menafsiri Al Quran. Dengan menggunakan pendekatan analisis-deskriptif, artikel ini mencoba mengurai persoalan pro dan kontra penggunaan metodologi hermeneutika ini, dengan dilengkapi diskurus intelektual yang menyertainya. Pada akhirnya, artikel ini menemukan titik temu yang bersifat temporal antara para kelompok yang pro dan kontra tersebut. Sehingga titik temu ini akan mengalami dinamisasi, tergantung pada fenomena sosial, budaya, agama dan politik yang menyertainya kelak.
Tafsir Surah al-Ikhlāṣ Berbasis Tartīb Nuzūlī: Studi Karya Tafsir M. Abid al-Jabiri Salman Alfarisi
AQWAL Journal of Qur'an and Hadis Studies Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : IAT dan ILHA, UIN KH ABDURRAHMAN WAHID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1676.623 KB) | DOI: 10.28918/aqwal.v1i1.3518

Abstract

This article tries to analyze the tafsir of surah al-Ikhlāṣ based on tartīb nuzūlī in Muhammad Abid al-Jabiri’s work, Fahm al-Qur’a>n al-H{aki>m: al-Tafsi>r al-Wa>d}ih} H{asb Tarti>b al-Nuzu>l. Systematically, surah al-Ikhlas was put by al-Jabiri in the 19th order which entered into the theme of prophetic and deism. This surah is an affirmation of the Essence of God as well as the starting point for the transition of God’s terms: from ar-Rabb to Allah. This surah was also positioned as a response to the deism of Arab society who knew and believed in Allah, but they allied Him. Methodologically, al-Jabiri’s work can be categorized as a tafsir with historical perspective (al-lawn at-tārikhī). In term of interpretation sources, al-Jabiri doesn’t limit himself to contemporary works, he also accomodates classical works. So that he is classified as an postmodernist commentator (mufassir). Through his work, al-Jabiri invites readers to think historically until they have a complete, holistic and comprehensive understanding of the verses of the Koran.
Ortodoksi Penafsiran KH. Misbah Mustofa dalam Tafsir Al-Iklil fī Ma’ānī al-Tanzil Akhmad Syahrul Kurniawan; Heriyanto Heriyanto
AQWAL Journal of Qur'an and Hadis Studies Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : IAT dan ILHA, UIN KH ABDURRAHMAN WAHID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/aqwal.v1i1.3521

Abstract

Ortodoksi merupakan sebuah ketaatan pada ajaran resmi, dimana masih banyak sekali para tokoh-tokoh mufassir yang masih mempertahankan ajaran resmi tersebut. salah satunya adalah KH. Misbah Mustofa, beliau dikenal sebagai seorang yang tegas dalam hal beragama, dan juga beliau banyak sekali mengkritik mengenai tradisi-tradisi yang hidup ditengah masyarakat. Dalam tulisan ini, akan membahas mengenai kritik-kritik beliau terhadap tradisi yang ada ditengah masyarakat, sekaligus respon beliau terhadap tradisi tersebut. Dalam tulisan penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan, dimana objeknya langsung tertuju pada salah satu karya tafsir beliau yakni Al-Iklil fi Ma’ani Al-Tanzil. Selain itu pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan hermenutik. Hasil dari penelitian ini adalah ortodoksi penafsiran KH. Misbah Mustofa dalam tafsir Al-Iklil fi Ma’ani Al-Tanzil yakni, mengenai kritik terhadap tradisi tarekat, kritik terhadap keluarga berencana, kritik terhadap tradisi taqlid, kritik terhadap penggunaan pengeras suara, dan yang terakhir adalah kritik terhadap tradisi MTQ.

Page 1 of 1 | Total Record : 5