cover
Contact Name
I Kadek Widiantana
Contact Email
kadekwidiantana@gmail.com
Phone
+6285792165259
Journal Mail Official
ejournalkalangwan@gmail.com
Editorial Address
UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Jl. Ratna No.51, Tonja, Kec. Denpasar Utara Kota Denpasar, Bali 80237
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra
ISSN : 1979634X     EISSN : 26860252     DOI : https://doi.org/10.25078/kalangwan
Core Subject : Education,
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra merupakan jurnal ilmiah yang memiliki misi memperluas kajian bidang bahasa dan sastra daerah sebagai referensi dalam mewujudkan pendidikan bahasa dan sastra daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal Nusantara. Penguatan pendidikan bahasa dan sastra daerah penting untuk dioptimalkan, tidak hanya di lingkungan keluarga maupun pendidikan formal saja, tetapi juga melalui kajian-kajian ilmiah hasil penelitian maupun hasil pemikiran yang mengacu pada kaidah-kaidah ilmiah. Tujuannya adalah untuk menjadikan pendidikan bahasa dan sastra daerah sebagai landasan dalam mewujudkan masyarakat yang bermartabat, cerdas, humanis dan berwawasan multikultural.
Articles 105 Documents
NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT MASYARAKAT MELAYU KABUPATEN MEMPAWAH Sakillah; Fitri; Zulfahita
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.315 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1468

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Nilai Budaya dalam Cerita RakyatMasyarakat Melayu Kabupaten Mempawah meliputi sebagai berikut. Nilai budaya hubunganmanusia dengan Tuhan, nilai budaya hubungan manusia dengan alam, nilai budaya dalamhubungan manusia dengan masyarakat, nilai budaya hubungan manusia dengan diri sendiri danimplementasi cerita rakyat masyarakat melayu Kabupaten Mempawah dalam rencanapelaksanaan pembelajaran di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitumetode deskriptif. Sumber data dalam penilitian ini merupakan nilai budaya dalam cerita rakyatmasyarakat Melayu Kabupaten Mempawah yang dituturkan oleh seorang masyarakat MelayuKabupaten Mempawah. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam.Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu yakni alat rekamberupa handphone. Teknik pengecekan keabsahan data menggunkan teknik kecukupanreferensial, teknik triangulasi, dan ketekunan. Hasil penelitian dalam nilai budaya dalam ceritarakyat masyarakat Melayu Kabupaten Mempawah di bagi menjadi 4 yaitu nilai budaya yangberhubungan dengan Tuhan memiliki 5 nilai sikap sebanyak 6 data, nilai budaya yangberhubungan dengan alam terdiri dari 2 nilai sikap sebanyak 5 data, nilai budaya yangberhubungan dengan manusia dengan masyarakat terdiri 11 sikap sebanyak 14 data, dan nilaibudaya hubungan manusia dengan dirinya sendiri terdiri dari 10 sikap sebanyak 14 data.
STRUKTUR FORMAL KAKAWIN KUMUDAWATĪ I Putu Wiyasa
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.134 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1473

Abstract

Kakawin Kumudawati is kakawin taken from the story of Tantri. Kakawin Kumudawati is a telltale about the friendship of a pair of geese and a pair of turtles at Kumudawati Lake. This kakawin is classified into Minor kakawin because Kakawin Kumudawati is a new Kakawin; hence it is interesting to be studied in terms of the formal structure. Several formal structures of the kakawin are studied, namely, guru laghu, wreta, matra, gana, canda, carik, pada, pupuh, and alamkara.The structure analysis of the Kakawin Kumudawati is done for knowing the regularity of Kakawin Kumudawati in the guru – laghu, wretta – matra, pada and Gana principles. Guru and Laghu in the Kakawin Kumudawati are composed of three groups into one unit called Gana. Thus, Gana units are arranged into Mantra. The total of the words (Wreta) and Mantra form Canda. The compositions of Canda were written into the old Javanese language formed Kakawin Kumudawati. Kakawin Kumudawati uses five metrum, namely, Jagadhita, Basantatilaka, Kilayumenedeg, Rajani, and Indrawangsa metrum.
ANALISIS IDEOLOGI KEPEMIMPINAN HINDU DALAM KAKAWIN NITI SASTRA I Putu Agus Aryatnaya Giri
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.454 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1474

Abstract

Sastra lahir dari sebuah ide, lalu mengeram, berkelindan, dan tumpah menjadi gagasan tentang kehidupan manusia yang diidealisasikan. Jadi, sastra pada hakikatnya adalah ideologi yang ditawarkan sastrawan. Di sana, ada nilai-nilai yang hendak ditanamkan. Kakawin Niti Sastra sebagai salah satu produk karya sastra Hindu klasik, banyak mengandung ideologi tentang kepemimpinan, sehingga perlu dikembangkan dan disebarluaskan di kalangan masyarakat. Kepemimpinan yang ideal menurut Kakawin Niti Sastra dapat dilihat dari kemampuan seorang pemimpin dalam mengaplikasikan ciri-ciri atau sifat-sifat psikologis yang positif dengan indikator Tri Kaya Parisudha. Artinya, pemimpin yang ideal menurut Kakawin Niti Sastra adalah pemimpin yang mampu mengaplikasikan konsep berfikir yang baik (Manacika Parisudha), berkata yang baik (Wacika Parisudha), dan berbuat yang baik (Kayika Parisudha) dalam menjalankan kewajibannya. Ideologi dibalik kepemimpinan Niti Sastra didasarkan pada ideologi kepemimpinan pada masa Kerajaan Majapahit yakni Catur Kotamaning Nrpati yang merupakan salah satu sistem ide karena memberikan arah dan tujuan bagi kelangsungan kepemimpinan seseorang. Ideologi tersebut dapat diuraikan kedalam empat bagian yaitu Jnana Wisesa Suddha, Kaprahitaning Praja, Kawiryan dan Wibawa.
SABDĀLAṂKARA DALAM KAKAWIN NĪTIŚĀSTRA: TAHAPAN DASAR KEPEMIMPINAN DALAM DIRI Putu Eka Sura Adnyana
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.906 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1475

Abstract

Kakawin adalah salah satu karya sastra Jawa Kuno yang mengandung nilai-nilai kehidupan sangat tinggi. Istilah kakawin berasal dari bahasa Sanskerta yaitu kawi dan dalam sastra Sanskerta klasik kawi berarti “penyair”. Kakawin Nītiśāstra berasal dari kata Nìti dan śāstra. Nìti berarti undang-undang yang mengatur negeri sedangkan śāstra berarti pelajaran agama atau pelajaran dharma. Kakawin Nītiśāstra dikarang oleh seorang pengarang yang tidak dikenali namanya, merupakan kakawin moralistis-didaktis. Teori yang digunakan adalah teori semiotika model Riffaterre. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan metode simak yang dikombinasikan dengan teknik dasar catat. dilanjutkan dengan menggunakan metode dan teknik analisis data yang meliputi (1) Reduksi Data, (2) Penyajian data, dan (3) Verifikasi. Diakhiri dengan metode penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Kakawin Nītiśāstra hanya berisikan dan memuat anuprasa serta sabdālaṃkara yaitu puspayamaka dan wrêtantayamaka, namun didalam Kakawin Nītiśāstra tidak ditemukannya sabdālaṃkara yang lain seperti kanciyamaka, padādyantayamaka, padantayamaka. Kepemimpinan dalam teks Hindu seperti kakawin Nītiśāstra senantiasa berorientasi kepada tujuan hidup sekala dan niskala, jagatditha dan moksa yaitu, terpeliharanya keseimbangan hidup lahir dan batin.
KAJIAN PSIKOLOGI HUMANISTIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DUA GARIS BIRU KARYA LUCIA PRIANDARINI Iin Inayah; Cintya Nurika Irma
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.989 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1476

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan aspek-aspek psikologis berdasarkan kajian psikologi humanistik tokoh utama dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik yang digunakan adalah teknik pengumpulan data, teknik triangulasi dan teknik analisis data merujuk pada analisis interaktif Miles dan Huberman. Analisis data dilakukan dengan menandai dan menentukan teks novel, mengklasifikasikan teks novel, dan menyimpulkan hasil klasifikasi teks novel yang selaras dengan kajian psikologi humanistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh utama mampu memenuhi aspek kebutuhan humanistik. Tujuh aspek kebutuhan humanistik antara lain kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan dihargai, kebutuhan intelektual, kebutuhan estetis, dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.
PENGARUH PENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM BERTUTUR BAHASA INDONESIA TERHADAP IDENTITAS BANGSA Nenden Nur Intan; Supriyono; Dadi Mulyadi Nugraha
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.226 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1477

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan campur kode dalam bertutur bahasa Indonesia terhadap identitas bangsa dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif. Strategi yang digunakan adalah analisis isi, yaitu menganalisis hasil dokumen yang diberikan oleh responden mengenai tindak tutur campur kode terhadap identitas bangsa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner melalui media google formulir kepada responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan campur kode dalam bertutur bahasa Indonesia. Biasanya ciri menonjolnya berupa situasi informal dan bisa juga terjadi karena keterbatasan bahasa yang tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan memasukkan unsur bahasa lain dalam tuturannya. Dari hasil penelitian, dinyatakan ada beberapa faktor terjadinya campur kode, di antaranya 1) Terjadi secara spontan. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan faktor lingkungan yang sering menggunakan campur kode, kemudian tanpa sadar diikuti. 2) Sudah menjadi kebiasaan. Masyarakat bilingual yang terbiasa menggunakan dua bahasa akan tanpa sadar mencampurkan dua unsur bahasa menjadi satu, hal tersebut terus berulang, sehingga menjadi kebiasaan. 3) Sulit menemukan arti bahasa Asing dalam bahasa Indonesia. Jika campur kode terjadi karena memang seseorang memiliki keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan memasukkan unsur bahasa lain, maka itu adalah hal yang wajar. Tetapi, lain halnya jika mengikuti pergaulan tanpa mementingkan identitas dari bahasa Indonesia itu sendiri, maka bahasa Indonesia semakin lama akan semakin memudar dan akan mengikis identitas nasional. Oleh karena itu, kita harus menjaga bahasa Indonsia agar jati diri bangsa Indonesia tidak luntur.
STRATEGI GURU PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM BAHASA BALI Putu Eddy Purnomo Arta; Kadek Jayanthi Riva Prathiwi; I Kadek Ruminten
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.08 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1478

Abstract

Penelitian ini meneliti tentang strategi guru pada peningkatan kemampuan berbicara dalam bahasa bali. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pemakaian bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari khususnya bahasa bali kian menurun karena kurangnya motivasi untuk belajar. Hal ini tercermin ketika berbicara menggunakan bahasa bali. Melihat fenomena tersebut, maka seorang guru memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa yang sesuai dengan anggah-ungguhing basa bali. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bahasa bali. Melalui strategi pembelajaran yang tepat, guru diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa, yang didukung oleh lingkungan keluarga. Factor-faktor yang mempengaruhi keterampilan siswa dalam berbicara menggunakan bahasa bali yaitu factor internal dan factor eksternal. Semoga dengan kolaborasi antara keluarga dan guru di sekolah dalam mendidik anak khususnya melatih kemampuan berbicara dalam bahasa bali, dapat melahirkan seorang anak yang mencintai budayanya sendiri, khususnya bahasa bali.
STRATEGI PEWARISAN SENI PERTUNJUKAN DRAMA GONG KEPADA GENERASI PENERUS I Wayan Sugita
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.225 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1479

Abstract

Artikel ini bertujuan membahas pewarisan seni pertunjukan drama gong kepada generasi penerus. Sebagai bentuk penelitian kualitatif, koleksi data dilakukan melalui analisa terhadap empat kisah drama gong terpilih, yaitu (1) Suluh Ikang Praba; (2) Manik Gesing Buluh;(3) Nila Warsiki; dan (4) Jayaprana produksi tahun 2019 – 2021. Data penelitian juga dikumpulkan melalui observasi, studi dokumen dan wawancara dengan beberapa informan yang memahami seni pertunjukan drama gong di Bali. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan menerapkan terori semiotika dan praktik sosial Bourdeau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pewarisan drama gong amat urgen dilakukan: (a) untuk melestarikan drama gong; (b) regenerasi anak muda Bali sebagai pendukung drama gong; (c) drama gong menjadi bagian dari identitas budaya Bali; dan (d) drama gong sebagai media edukasi bahasa dan budaya Bali. Pewarisan seni pertunjukan drama gong dilakukan melalui strategi formal, yakni melalui pendidikan formal sejak PAUD sampai Perguruan Tinggi sebagaimana yang dilakukan oleh Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, dan strategi informal, yakni berperannya keluarga dan sanggar seni-budaya melakukan sosialisasi, enkulturasi nilai-nilai budaya Bali dalam seni pertunjuan drama gong kepada generasi muda Bali.
AFIKSASI BAHASA BALI SUATU KAJIAN MORFOFONEMIK I Putu Permana Mahardika; Dwi Mahendra Putra; Ni Made Ari Dwijayanthi; Ni Made Ayu Susanthi Pradnya Paramitha; Gek Diah Desi Sentana
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.353 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1480

Abstract

This study aims to describe the morphophonemic process that occurs as a result of the affixing process. The theory used in this research is the theory of Generative Morphology and Phonology (Schane, 1992). The results of this study indicate; (1) there is a change in sound that produces a new sound due to the meeting of two different morphemes, such as: nasal /ŋ/ becomes a homogeneous sound with preexisting obstruent sounds, such as [p, b, d, t, c , j, s, k, g] and changes in vowel sounds in the affixation process, such as changes in vowels [a, u] turning into vowels [o], [a, i] turning into vowels [e]; (2) there are additional sounds caused by the meeting of two different morphemes, such as the addition of sounds [n, y, w, l, k, t].
PENDIDIKAN SUSILA DALAM KISAH ĀRANYA KĀNDA RAMĀYĀNA SEBAGAI PEDOMAN MENJALANI KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA I Dewa Gede Darma Permana
Kalangwan Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.31 KB) | DOI: 10.25078/kalangwan.v11i2.1481

Abstract

Pendidikan susila merupakan salah satu pengetahuan yang wajib dipelajari oleh setiap manusia di dunia, tidak terkecuali suami-istri dalam kehidupan berumah tangga. Terlebih pendidikan susila merupakan salah satu pedoman dalam membentuk keluarga yang harmonis. Dalam ajaran agama Hindu, kisah Āranya Kānda Ramāyāna merupakan cerita luhur yang menjadi bagian dari kitab suci Weda. Di dalamnya terdapat cerita yang menegangkan ketika Dewi Sītā sebagai istri dari Śrī Rāma, diculik oleh raksasa Ravana. Berkaca dengan hal tersebut, penelitian ini tertarik mengkaji lebih dalam mengenai kisah Āranya Kānda Ramāyāna tersebut, untuk menemukan pendidikan susila untuk kehidupan rumah tangga. Dalam penelitian ini, dirumuskan juga beberapa permasalahan, yaitu terkait pendidikan susila dalam kehidupan berumah tangga, kisah Āranya Kānda Ramāyāna, serta pendidikan susila yang terkandung didalam kisah Āranya Kānda Ramāyāna sebagai jawaban dari tantangan kehidupan berumah tangga. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif,, dan studi kepustakaan, serta menggunakan analisis data dari Miles and Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, kisah Āranya Kānda Ramāyāna mengandung berbagai nilai-nilai etika dan moralitas baik untuk suami dan istri. Dengan mengetahui pendidikan susila tersebut, tentu bermanfaat sebagai pedoman dalam membentuk kehidupan rumah tangga yang harmonis.

Page 2 of 11 | Total Record : 105