cover
Contact Name
Suhartina
Contact Email
suhartina@iainpare.ac.id
Phone
+6285342005852
Journal Mail Official
carita@iainpare.ac.id
Editorial Address
IAIN Parepare, Jalan Amal Bakti 08, Bukit Harapan, Soreang Kota Parepare
Location
Kota pare pare,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Carita : Jurnal Sejarah dan Budaya
ISSN : -     EISSN : 29859077     DOI : https://doi.org/10.35905/carita
Core Subject : Social,
This journal focuses on any research related to the history of Islamic culture and the history of Islamic civilization
Articles 12 Documents
Akulturasi Budaya Islam dan Tradisi Makkulliwa pada Masyarakat Desa Tubo Tengah Kecamatan Tubo Sendana Kabupaten Majene Muh. Alwi; Hasnani Siri; Saidin Hamzah
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2022): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh akulturasi Islam dan budaya tradisi makkuliwa pada masyarakat Lombo‟na Desa Tubo Tengah Kecamatan Tubo Sendana Kabupaten Majene, dan untuk mengetahui bentuk-bentuk tradisi makkuliwa pada masyarakat Lombo‟na Desa Tubo Tengah Kecamatan Tubo Sendana Kabupaten Majene, serta untuk mengetahui proses tradisi makkuliwa pada masyarakat Lombo‟na Desa Tubo Tengah Kecamatan Tubo Sendana Kabupaten Majene. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dan dalam pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik Analisa induktif, artinya data yang diperoleh di lapangan secara khusus kemudian diuraikan dalam kata-kata yang penarikan kesimpulannya bersifat umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan Makkuliwa yang terjadi Proses-proses yang telah disepakati oleh masyarakat secara turun- temurun. Dalam prespektif budaya Islam bahwa ternyata dalam prosesi Makkuliwa itu ada Nilai Komunikatif dan Goto royong yang merupakan budaya islam yang juga merupakan apa yang ada dalam budaya lokal. Bahwa pelaksanaan Tradisi makkuliwa itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam karena semua proses dalam pelaksanaan itu tidak ada yang mengarah kepada kemusyrikan
Strategi Sultan Muhammad II Al Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel Tahun 1451-1481 M A. Risnayanti; A. Nurkidam; Musyarif
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2022): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammad II, better known as Muhammad Al-Fatih was the seventh Sultan of the Utsmaniyah government who succeeded in realizing the conquest of Constantinople (now Istanbul) in 1453 M. Muhammad Al-Fatih combined the desire of the Turks to defeat the Romans with imperial ambitions for a Muslim caliphate. at the same time against the Roman Empire. The research questions are 1) How was the process of the establishment of Constantinople, 2) What was the strategy of Sultan Muhammad II Al-Fatih in the conquest of Constantinople in 1451-1481 M. The type of research used was library research with a sociological approach and a historical approach. Data collection methods are heuristic, source criticism, interpretation, historiography. The results showed that Constantinople was founded by the legendary Greek hero Byzas, the city was named after his name, namely Byzantium. In 324 SM, Emperor Constantine moved the capital of the Byzantine capital to this city and since then its name was changed to Constantinople and the country was called Byzantium and Sultan Muhammad II Al-Fatih used a military strategy, namely pure military strategy, grand strategy and non-military strategy. Muhammad II yang lebih dikenal dengan nama Muhammad Al-Fatih merupakan Sultan ketujuh pemerintahan Utsmaniyah yang berhasil merealisasikan penaklukan atas Konstantinopel (kini Istambul) tahun 1453 M. Muhammad Al-Fatih menggabungkan hasrat bangsa Turki untuk mengalahkan orang-orang Romawi dengan ambisi imperial terhadap kekhalifahan Muslim sekaligus terhadap imperium Romawi. Rumusan masalah penelitian yaitu 1) Bagaimana proses berdirinya konstantinopel, 2) Bagaimana strategi Sultan Muhammad II Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel tahun 1451-1481 M. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan sosiologi dan pendekatan historis. Metode pengumpulan data yaitu dengan cara heurisrik, kritik sumber, interpretasi, historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konstantinopel yang didirikan oleh pahlawan legendaris Yunani yaitu Byzas, kota ini dinamai sesuai dengan namanya yaitu Byzantium. Pada Tahun 324 SM, Kaisar Konstantin memindahkan ibu kota Romawi Timur ke kota ini dan sejak itu namanya diubah menjadi Konstantinopel dan negaranya disebut Byzantium dan Sultan Muhammad II Al-Fatih menggunakan strategi militer yaitu dengan strategi militer murni, strategi besar dan strategi non militer.
Pandangan Islam dalam Budaya Massebbo’ Tanah di Kelurahan Tellumpanua Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang Anggar Sari; Muhiddin Bakri; Andi Khaerun Nisa
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2022): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Massebbo’ Tanah tradition is an activity carried out by the community from generation to generation which is sacred by the community. This study aims to determine the implementation process, the perception of the community regarding Massebbo’ Tanah tradition, and the acculturation of Islam with that tradition. This type of research uses descriptive qualitative research using cultural anthropology, religious anthropology, and religious sociology approaches using observation, interviews, and documentation techniques. The data analysis techniques used are deductive, inductive, and comparative. The results of the study show that Massebbo' Tanah tradition is a tradition as an early stage before digging the grave by tapping the crowbar three times, there are also as many as seven times which is carried out by Passebbo' Tanah and then reading a prayer. And the next excavation was handed over by the community who helped in the excavation process. The community believes that when carrying out Massebbo’ Tanah tradition, there will be no obstacles in the process of grave excavating. In customary Islam, it is known as urf' if it is associated with Urf, then Massebbo' Tanah is in Al-Urf al-am (certain customs that are widely relevant throughout society and throughout the region) and Al-Urf al-khas (customs that are special in nature). So that Massebbo' Tanah is a tradition that does not conflict with Islam because in its application there are no things that deviate from Islamic law. Tradisi massebbo’ tanah merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat secara turun temurun yang disakralkan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan, persepsi dari masyarakat mengenai tradisi massebbo’ tanah, dan akulturasi Islam dengan tradisi tersebut. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan antropologi budaya, antropologi agama, dan sosiologi agama dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deduktif, induktif, dan kompratif. Hasil penelitian menujukkan bahwa tradisi massebbo’ tanah adalah tradisi sebagai tahap awal sebelum penggalian liang lahat dengan cara menghentakkan linggis sebanyak tiga kali ada juga sebayak tujuh kali yang dilakukan oleh Passebbo’ tanah kemudian membaca doa. Dan penggalian selanjutnya diserahkan oleh masyarakat yang turut membantu dalam proses penggalian. Masyarakat meyakini bahwa apabila melakukan tradisi massebbo’ tanah maka tidak mendapat hambatan dalam proses penggalian lian lahat. Dalam Islam adat dikenal dengan sebutan urf’ jika dihubungkan dengan Urf, maka Massebbo’ tanah berada pada Al-Urf al-am (kebiasaan tertentu yang bersangkutan secara luas diseluruh masyarakat dan diseluruh daerah) dan Al-Urf al-khas (kebiasaan yang bersifat khusus yang berlaku di daerah masyarakat. Sehingga massebbo’ tanah adalah tradisi yang tidak bertentangan dengan Islam karena dalam penerapannya tidak ada hal-hal yang menyimpang terkait dengan syariat Islam.
Eksistensi Songkok Recca dalam Peradaban Masyarakat Bone Muh. Farid Ariandi; Muhammad Jufri
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2022): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini akan membahas bagaimana eksistensi songkok recca yang merupakan ikon kebanggaan Kabupaten Bone dalam peradaban masyarakat Bone itu sendiri. Adapun pemasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu 1). Bagaimana sejarah songkok recca dalam peradaban masyarakat Bone? 2) Bagaimana pengaruh perubahan peradaban terhadap penggunaan songkok recca dalam masyarakat Bone? 3). Bagaimana pelestarian dan nilai-nilai yang terkandung dalam songkok recca di Bone? Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan jenis penelitian kualitatif. Teori yang diandalkan dalam penelitian ini yaitu teori gerak sejarah dari Ibnu Khaldun dan Murthada Muthahhari, teori fungsional dari Malinowski, dan teori pelestarian budaya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan sejarah, normatif, sosiologi budaya, fenomenologi, dan nilai. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik library research dan field research. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa data mengenai asal muasal songkok recca di Bone belum duketahui secara pasti, namun sejarah mengatakan bahwa songkok ini merupakan simbol dari jabatan seseorang dalam lingkup kerajaan Bone. Pada masa kerajaan Bone songkok recca hanya boleh digunakan oleh kalangan tertentu yang memiliki jabatan dalam kerajaan. Namun di masa ini Bone bukan lagi kerajaan sehingga beberapa aturan di masa kerajaan tidak diberlakukan lagi termasuk aturan penggunaan songkok recca.
Kontribusi AGH Ambo Dalle dalam Penyebaran Syiar Islam di Kaballangan Kab. Pinrang Ida Purnawati; St. Aminah Aziz
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2022): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara Umum,Perkembangan Agama Islam di Sulawesi Selatan tidak lepas dari sepak terjang tokoh dan Ulama dalam Menyebarkan nilai-nilai Ajaran Islam. Salah satunya adalah AGH Abdurrahman Ambo Dalle yang memiliki Peran Penting dalam Mengembangkan Syiar Islam Khususnya di Desa Kaballangan Kab.Pinrang Pada Tahun 1978-1996. Adapun sub masalahnya: 1) Bagaimana biografi AGH Abdurrahman Ambo Dalle, 2) Bagaimana Metode Dakwah yang digunakan AGH Abdurrahman Ambo Dalle di Kaballangan Kab.Pinrang Tahun 1978-1996, 3) Bagaimana Peran AGH Abdurrahman Ambo Dalle dalam Mengembangkan Syiar Islam di Kaballangan Kab.Pinrang Tahun 1978-1996. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai biografi AGH Abdurrahman Ambo Dalle, dan adapun metode dakwah yang dilakukan serta peran beliau dalam mengembangkan Syiar Islam di Kaballangan Kab.Pinrang. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deksriktif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti juga menggunakan empat pendekatan peneltian yaitu: (1) pendekatan sejarah, (2) pendekatan Antropologi, (3) pendekatan Sosiologis, (4) pendekatan Agama. Adapun teknik analis data melalui tahapan heuristik, tahapan verifikasi, tahapan Interpretasi, dari tahapan Historiografi. Hasil penelitian menujukkan bahwa metode dakwah yang digunakan AGH Abdurrahman Ambo Dalle dalam menyebarkan syiar Islam antara lain adalah dengan menggunakan beberapa metode, seperti (1) Metode Al-Hikma, (2) Metode Al-Mau’idhah al-Hasanah, dan (3) Metode bi al-bi al-lah Lati hiya ahsan. AGH. Abdurrahman Ambo Dalle memiliki peranan yang sangat penting dalam penyiaran agama Islam pada tahun 1978-1996 di Kaballangan. Keberhasilan AGH. Abdurrahman Ambo Dalle dalam melakulan syiar Islam di Kaballangan baik di bidang pendidikan, dakwah maupun usaha sosial. Dalam dunia pendidikan dibuktikan dengan adanya pesantren yang didirikan, sedangkan dalam bidang dakwah AGH.
Khulafah Al-Rasyidun: Menelaah Kepemimpinan Abu Bakar Al-Shiddiq Ahmad Yani
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2022): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper aims to reveal and explain the history of the leadership of the caliph Abu Bakar Al-Shiddiq, a very close friend of the Prophet Muhammad. In revealing and explaining the leadership of Abu Bakr Ash-Siddiq the author proposes two background problems, namely (1) how is the process of appointing Abu Bakar Al-Shiddiq as caliph? (2) What are the prominent policies adopted by Abu Bakar As-Siddiq during his reign? To answer the background of the problem, a historical method is used which includes four stages of work systematically, namely: heuristics, source criticism, interpretation and historiography.The results of the study show that Abu Bakar Al-Shiddiq was a friend of the Prophet Muhammad SAW who was entrusted by the Muslims to lead Muslims after the death of the Prophet Muhammad. During his reign there were many challenges faced. Among the challenges faced are many Muslims who are apostates and do not want to pay zakat; false prophets appeared, and the territory of the Muslims was threatened by the Romans in the north (Sham). However, Caliph Abu Bakar was able to deal with all these problems wisely. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan sejarah kepemimpinan khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Dalam mengungkapkan dan menjelaskan kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq penulis mengajukan dua latar masalah yaitu (1) bagaimana Bagaimana proses pengangkatan Abu Bakar Al-Shiddiq menjadi khalifah? (2) Apa saja kebijakan menonjol yang ditempuh Abu Bakar Al-Shiddiq pada masa pemerintahannya? Untuk menjawab latar masalah tersebut digunakan metode sejarah yang meliputi empat tahapan kerja secara sistematis, yaitu: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan bahwa Abu Bakar Al-Shiddiq merupakan seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dipercayakan oleh kaum muslimin untuk memimpin umat Islam pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pada masa pemerintahannya terdapat banyak tantangan yang dihadapi. Di antara tantangan yang dihadapi adalah banyak kaum muslimin yang murtad dan tidak mau membayar zakat; muncul nabi-nabi palsu, dan wilayah umat Islam terancam oleh Romawi di bagin utara (Syam). Namun, Khalifah Abu Bakar mampu mengatasi semua masalah tersebut dengan bijaksana.
Khulafah Al- Rasyidun: Masa Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Saidin Hamzah; Hamriana
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 2 (2023): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research are 1) to examine and analyze the procession of appointing Ali bin Abi Talib; 2) Review and analyze the government system of Caliph Ali bin Abi Talib; 3) Reconstructing the political upheaval during the time of Ali bin Abi Talib. This study uses historical methods to reconstruct events with heuristics, source criticism, interpretation, and historiography as the last stage of research activities. The results of this study indicate that the Caliphate of Ali bin Abi Talib is a caliphate that intends to embody the messages of the Prophet that he obtained while with him. He contributed a lot and defended Islam from many enemies. Proficient in war strategy and having difficulty in controlling the state administration which is in a state of chaos. Confrontation from various parties (Khawarij, Thalha and Mu'awiyah) is evidence of the heartbreaking history of Islam because it is more driven by material motives than humanity and religion. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji dan menganalisis prosesi pengangkatan Ali bin Abi Thalib; 2) Mengkaji dan mengalisis sistem pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib; 3) Merekontruksi pergolakan politik masa Ali bin Abi Thalib. Penelitian ini menggunakan metode sejarah untuk merekonstruksi peristiwa dengan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi sebagai tahap terakhir dari kegiatan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kekhalifaan Ali bin Abi Thalib adalah kekhalifaan yang bermaksud mengejawantahkan pesan-pesan Rasulullah yang dia peroleh selama bersamanya. Ia banyak memberikan sumbangsi dan mempertahankan Islam dari banyak musuh. Mahir dalam strategi perang dan mengalami kesulitan dalam mengendalikan administrasi negara yang dalam keadaan caos. Konfrontasi dari berbagai pihak (Khawarij, Thalha dan Mu’awiyah) adalah bukti sejarah Islam yang memilukan karena lebih banyak tergerakkan oleh motif-motif material ketimbang kemanusiaan dan agama.
Nilai-nilai Islam Pasang ri Kajang (Ilalang Embayya) di Desa Tanah Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Musfirawati; Ramli
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 2 (2023): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the values ​​contained in Pasang ri Kajang as a way of life for the Kajang community and to review the values ​​of Islamic culture. This research uses the approach and type of field research (field research). Data obtained from primary and secondary data with data collection and data processing techniques used, namely observation, interviews, documentation and heuristics. The theories used in this research are Urf theory, Islamic cultural theory and Syncretic theory. The results showed that the values ​​contained in the Pasang ri Kajang contain not only the good that must be practiced but also the bad that must be avoided, in such conditions, it appears that Pasang ri Kajang is a guide to people's lives in all aspects. Pairs are also moral messages or virtues and the essence of truth. In addition, it also stores noble messages. Some of the Pasang ri Kajang are not in line with the Islamic concept, but the essential values ​​and morals as well as the wisdom still need to be appreciated that from the points contained in the Pasang is the importance of guarding the words and actions that are disgraceful to fellow human beings. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Pasang ri Kajang sebagai pedoman hidup masyarakat Kajang dan tinjauan nilai budaya Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian lapangan (field research). Data diperoleh dari data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data dan pengolahan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan heuristik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori Urf, teori budaya Islam dan teori Sinkretis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam Pasang tidak hanya berisi yang baik yang harus diamalkan akan tetapi juga yang buruk yang harus dijauhi, dalam kondisi demikian, nampak bahwa Pasang ri Kajang merupakan panduan hidup masyarakat dalam segala aspek. Pasang juga merupakan pesan-pesan moral atau kebajikan dan hakikat kebenaran. Selain itu juga menyimpan pesan-pesan luhur. Beberapa Pasang ri Kajang tidak sejalan dengan konsep Islam, namun nilai-nilai hakiki dan moral/akhlak serta hikmah-hikmahnya tetap perlu diapresiasi bahwa dari butir-butir yang terdapat dalam Pasang adalah pentingnya menjaga perkataan dan perbuatan yang tercela sesama manusia.
“Maccera Manurung” dalam Akulturasi Budaya serta Nilai-Nilai Ajaran Islam di Saoraja Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang Musyarif; Ahdar; Hasmawati
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 2 (2023): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research are (1) to know the development of maccera manurung culture in Saoraja district. Kulo Kab. Sidenreng Rappang from the aspect of aqidah (2) Knowing the results of acculturation of maccera manurung culture with the values ​​of Islamic teachings in Saoraja Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang. The type of research used is qualitative research which is often called naturalistic research methods and the research instruments used are observation, interviews and documentation. The data analysis technique is using data reduction, displaying data, verifying data, and drawing conclusions. The results of this study indicate that: (1) The development of maccera manurung culture in Saoraja Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang from the aspect of aqidah has experienced developments as evidenced at the time when they did not know Islam, the Kulo people believed that the one who gave salvation, blessing and sustenance was To Manurung. (2) The result of acculturation of maccera manurung culture in Saoraja district. Kulo Kab. Sidenreng Rappang, namely the culture of maccera manurung and Islamic teachings coloring the traditional party with the values ​​of Islamic teachings, namely strengthening the bonds of friendship, fostering an attitude of giving alms to each other for underprivileged families (3) Overview of Islam in the maccera manurung event in Saoraja Kulo Kab. Sidenreng Rappang is practicing the Islamic teachings, namely treating animals well before slaughter, holding a harvest party by eating together as a form of gratitude for all the abundance of grace from Allah SWT. As well as doing remembrance and reading prayers together before eating together. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui perkembangan budaya maccera manurung di Saoraja Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang dari aspek akidah (2) Mengetahui hasil akulturasi budaya maccera manurung dengan nilai-nilai ajaran Islam di Saoraja Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang. Jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif yang sering disebut metode penelitian naturalistik dan instrumen penelitian yang digunakan yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis datanya yaitu menggunakan cara mereduksi data, mendisplaykan data, memperivikasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perkembangan budaya maccera manurung di Saoraja Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang dari aspek akidah telah mengalami perkembangan yang dibuktikan pada saat zaman belum mengenal Islam masyarakat Kulo meyakini bahwa yang memberi keselamatan, keberkahan dan reseki adalah To Manurung setelah mengenal Islam masyarakat Kulo telah memahami dan meyakini bahwa yang memberi keselamatan, keberkahan dan reseki hanyalah Allah SWT (2) Hasil akulturasi budaya maccera manurung di Saoraja Kec. Kulo Kab. Sidenreng Rappang yaitu budaya maccera manurung dan ajaran Islam mewarnai pesta adat dengan nilai-nilai ajaran Islam yakni mempererat tali silaturrahim, menumbuhkan sikap bersedekah saling berbagi kepada sesama bagi keluarga yang kurang mampu (3) Tinjauan Islam dalam acara maccera manurung di Saoraja Kulo Kab. Sidenreng Rappang adalah mengamalkan syariat ajaran Islam yakni memperlakukan hewan dengan baik sebelum disembelih, mengadakan pesta panen dengan makan bersama sebagai wujud rasa syukur atas segala limpahan rahmat dari Allah SWT. Serta melakukan zikir dan membaca doa bersama sebelum kegiatan makan bersama dilakukan.
Korelasi antara Tradisi Mattunu Undung dan Ajaran Islam Muh. Ishar; Muliati; A. Nurkidam
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 2 (2023): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the process of the Mattunu Undung tradition and the community's perception of the Mattunu Undung tradition, the people of Sondoang Village, Kaluku District. This type of research used a qualitative approach with a descriptive research type in the form of written and oral statements from the people of Sondoang Village who were observed. The results of the research show that there are three kinds of processes in the Mattunu Undung tradition, namely 1) talking with the Pua' Imam regarding the reasons for doing Mattunu Undung. 2) Pua' Imam will usually determine the time for the tradition to be carried out. 3) prepare everything needed such as food dishes (Ande-andeang) and Undung. after that the Pua' Imam will start by burning the Undung, and start praying, and after finishing Pua' Imam invites you to enjoy the food dishes (Ande-andeang) that are there. There were various differences in people's perceptions regarding the Mattunu Undung tradition, some still implementing it and no longer practicing it because they considered it not in accordance with Islamic teachings. Some even don't know the meaning of the Mattunu Undung tradition. They only carry out according to Pua' Imam's orders and do it because their family did it before. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk proses tradisi Mattunu Undung dan persepsi masyarakat terhadap tradisi Mattunu Undung masyarakat Desa Sondoang Kecamatan Kaluku. Jenis penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif berupa pernyataan tertulis dan maupun lisan dari masyarakat Desa Sondoang yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga macam bentuk proses tradisi Mattunu Undung yaitu 1) berbicara dengan Pua’ Imam berkenaan tentang alasan dilakukannya Mattunu Undung. 2) Pua’ Imam biasanya akan menentukan waktu pelaksanaan tradisi tersebut. 3) menyiapkan semua yang dibutuhkan seperti hidangan makanan (Ande-andeang) dan Undung. setelah itu Pua’ Imam akan memulai dengan pembakaran Undung, dan mulai berdoa, dan setelah selesai Pua’ Imam mempersilahkan untuk menikmati hidangan makanan (Ande-andeang) yang ada. Ditemukan berbagai perbedaan persepsi masyarakat mengenai tentang tradisi Mattunu Undung, ada yang masih melaksanakan dan tidak melaksanakan lagi karena menganggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan ada pula yang tidak mengetahui makna tradisi Mattunu Undung. Mereka hanya melaksanakan sesuai perintah Pua’ Imam serta melaksanakan karena keluarganya melaksanakan sebelum-sebelumya.

Page 1 of 2 | Total Record : 12