cover
Contact Name
Risqi Dewi Aisyah
Contact Email
aisyahrisqidewi@gmail.com
Phone
+6285640069292
Journal Mail Official
jikfikesumpp@gmail.com
Editorial Address
Gedung Rektorat UMPP, Jl. Raya Pekajangan No 1A , Kecamatan Kedungwuni, Kabupate Pekalongan 51173
Location
Kab. pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Kesehatan
ISSN : 19783167     EISSN : 2580135X     DOI : 10.48144
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Kesehatan adalah terbitan berkala nasional yang memuat artikel penelitian dibidang kesehatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan ini diharapakan dapat menjadi media publikasi luaran penelitian dibidang kesehatan. Jurnal Ilmiah kesehatan terbit 2 kali dalam 1 tahun yaitu Bulan Maret dan September yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) Fakultas Ilmu Kesehatan. Redaksi Jurnal Ilmiah Kesehatan mengundang para author di bidang kesehatan untuk mempublikasikan hasil penelitian di jurnal kami, agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta update ilmu di bidang kesehatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan ini berfokus pada bidang kesehatan.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)" : 9 Documents clear
Hubungan Keaktifan dalam Klub Prolanis Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Diabetisi Tipe 2 Susaky Wicaksono; Nuniek Nizmah Fajriyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.87

Abstract

Prolanis adalah sistem pelayanan kesehatan proaktif terintegrasi yang melibatkan peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis termasuk diabetes tipe 2 untuk mencapai kualitas hidup yang optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keaktifan dalam klub prolanis terhadap peningkatan kualitas hidup diabetisi tipe 2 di Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Desain penelitiaan deskriptif korelatif melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel accidental sampling dengan jumlah 31 responden. Alat ukur menggunakan lembar observasi kehadiran dan kuesioner, uji statistik menggunakan Spearman Rank. Hasil penelitian didapatkan hampir seluruh diabetisi tipe 2 sebanyak 29 orang (93,5%) aktif mengikuti kegiatan klub prolanis dan hampir seluruhnya 27 orang (87,1%) dengan kualitas hidup baik. Hasil uji statistik nilai p value sebesar 0,000 (<0,05) sehingga Ho ditolak. Nilai korelasi Spearman sebesar 0.731 arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat (0,51 – 0,75) artinya semakin tinggi keaktifan dalam klub prolanis maka semakin meningkat kualitas hidup diabetisi tipe 2 di Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Sarannya adalah lebih ditingkatkan lagi motivasi keaktifan peserta dalam kegiatan prolanis. Kata kunci     : Keaktifan Klub Prolanis, Kualitas Hidup Diabetisi Tipe 2 Abstrack Prolanis is a system of proactive, integrated health services involving participants, health facilities and health BPJS health maintenance in order for participants who are suffering Health BPJS chronic diseases including type 2 diabetes for a achieve optimal quality of life. The research aims to find out the relationship between the liveliness in the Club prolanis to increased quality of life diabetisi type 2 in Clinics Kedungwuni 2 Pekalongan. Penelitiaan descriptive correlative design through the approach of cross sectional. Accidental sampling sampling technique with a total of 31 respondents. Measuring instrument using the observation sheet and questionnaire, statistical tests using Spearman Rank. The research results obtained nearly all diabetisi type 2 as many as 29 people (93.5%) actively follows the activities of the Club prolanis and almost entirely 27 people (87.1%) with a good quality of life. The results of statistical tests the value of the p value of 0.000 (< 0.05) so Ho is rejected. The value of the Spearman correlation of positive correlation with direction 0731 strength strong correlation (0.51 – 0.75) means that the higher the liveliness in the Club prolanis then increases the quality of life in type 2 Clinics diabetisi Kedungwuni 2 Pekalongan. Her advice is more enhanced motivation liveliness of participants in the activities of the prolanis.
Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia Fitri Suciana; Sri Handayani; Ikhsan Nur Ramadhani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.88

Abstract

Lansia merupakan masa degenerasi biologis yang disertai dengan kemunduran fisik salah satunya adalah penurunan masa otot. Masalah yang timbul akibat penurunan masa otot adalah kelambanan bergerak langkah pendek, kaki tidak menapak dengan kuat, gampang goyah, lambat mengantisipasi bila terjadi gangguan, seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba sehingga mudah jatuh.Jatuh bukan bagian normal dari proses menua, tetapi setiap tahun sekitar 30% lansia mengalami jatuh.Risiko jatuh pada lansia dapat diantisipasi dengan memperbaiki kualitas intrinsik salah satunya melalui latihan fisik berupa senam lansia. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisa pengaruh senam bugar lansia terhadap resiko penurunan jatuh pada     lansia . Hasil Penelitian Nilai  p-value = 0,001 (α < 0,05), sehingga terdapat berbedaan rerata waktu risiko jatuh antarasebelumdan sesudah risiko jatuh pada kelompok intervensi sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai p-value = 0,000 (α < 0,05), sehingga terdapat berbedaan rerata waktu antara pengukuran pertama dan kedua risiko jatuh.Senam bugar lasia dapat menurunkan resiko jatuh pada lansia Kata Kunci : Senam bugar lansia, resiko jatuh, lansia   Abstract Elderly is a period of biological degeneration accompanied by physical degeneration one of them is a decrease in muscle mass. Problems arising from the decline in the muscle mass are short-steped movements, the feet do not tread strongly, are easily wobbly, slow to anticipate in the event of interruption, such as slipping, tripping, sudden events so easily falling. Falling is not a normal part of the aging process, but every year about 30% of elderly have fallen. The risk of falling in the elderly can be anticipated by improving the intrinsic quality of one through physical exercise in the form of elderly gymnastics.Analyze the influence of elderly fitness gymnastics against the risk of decreased fall in the elderly. The value of p-value = 0,001 (α<0,05), so that there is difference of average of risk time falls between before and after risk fall in intervention group whereas in control group obtained p-value = 0,000 (α<0,05) there is a time difference between the first and second measurements of the risk of falling.Gymnastic fever lasia can reduce the risk of falling in the elderlyKeywords : Fit gymnastics elderly, risk of falling, elderly
Pengalaman Ibu Menyusui Dalam Program Kader Pendukung ASI Di Puskesmas Kabupaten Pekalongan Rahayu Diah Astuti; Emi Nurlaela
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.89

Abstract

Abstrak Pencapaian target ASI eksklusif perlu mendapatkan dukungan masyarakat. Kader kesehatan merupakan salah satu perwakilan masyarakat yang berperan penting dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu menyusui yang berhasil memberikan ASI eksklusif dalam program kader pendukung ASI di Puskesmas Kedungwui II Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pada ibu menyusui yang berhasil memberikan ASI eksklusif yang ikut serta dalam program kader pendukung ASI. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan batasan data telah redundancy. Pengumpulan data menggunakan wawancara, dan bantuan alat perekam handphone. Analisa data menggunakan Miles&Huberman. Hasil dari penelitian terungkap bahwa ibu menyusui yang berhasil memberikan ASI eksklusif dipengaruhi karena adanya motivasi yang diberikan kader dalam bentuk kegiatan penyuluhan kesehatan, konseling kesehatan dan kunjungan rumah. Kegiatan yang terencana dan teratur serta kinerja kader kesehatan mempengaruhi kepuasan dari ibu menyusui, kepuasan ibu menyusui dalam kegiatan ini beragam dua orang ibu menyusui merasa puas dan dua orang ibu menyusui merasa tidak puas. Saran untuk meningkatkan kinerja kader maka harus dilakukan monitoring dan evaluasi oleh tenaga kesehatan agar kegiatan kader pendukung berjalan dengan baik dan memuaskan. Kata Kunci :Kader Kesehatan, Dukungan, ASI Eksklusif   Abstract Community support is essential to achieve exclusive breastfeeding program. Healthcare cadres are one of the community representatives that play an important role in the promotion of exclusive breastfeeding. The purpose of this study is to determine successful experience of exclusive breastfeeding among mothers on the program in PuskesmasKedungwuni II, KabupatenPekalongan. The research design used qualitative method with phenomenology approach on successful breastfeeding among mothers who involved in cadre support program for breastfeeding. Purposive sampling was used with data limitation has reached redundancy. Data collection used interview by voice recorder from mobile phone and analyzed by using Miles & Huberman. The results of the study revealed successful breastfeeding mothers  influenced by cadre motivation through health information, health counseling, and home visit. Mother satisfation influenced by a planned, regular activities. Two mothers felt satisfied, but other two mothers feel unsatisfied. This study suggested for health care provider toimprove the performance of the cadres should be monitored and evaluated as well as a result, the program of exclusive breastfeeding mothers may run effectively. Keywords         :Health Cadre, Support, Exclusive Breastfeeding
Uji Sifat Fisik dan Antibakteri Salep Ekstrak Daun Katuk (sauropus androgynus (l) merr.) Saifudin Zukhri; Kencana Murni Sari Dewi; Nurul Hidayati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.90

Abstract

Abstrak Penenlitian terdahulu telah menemukan bahwa daun katuk (Sauropus androgynus L (Merr.)) memiliki kandungan tanin, saponin, flavonoid, dan alkaloid yang mampu memberikan efek antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  konsentrasi ekstrak daun katuk yang paling memenuhi kriteria  sifat fisik salep yang baik dan daya hambat pertumbuhan  Staphylococcus aureus yang efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental, simplisia daun katuk sebanyak 100 gram dieksteraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Ekstrak yang dihasilkan dibuat menjadi 3 formula salep dengan konsentrasi  10%, 15%, dan  20 %. Hasil uji dianalisis dengan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  Formula I (10 %) mampu memenuhi semua sifat fisik salep yang baik. Formula II (15 %) dan Formula III (20%)  tidak mampu memenuhi sifat fisik daya lekat salep.  Daya hambat pertumbuhan bakteri untuk formula  10 %, 15%, dan 20 % secara berurutan adalah 4,3 mm, 6,7 mm dan 10 mm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa salep dengan  konsentrasi ekstract 10 % memenuhi kriteria  sifat fisik salep yang terbaik dan   salep dengan konsentrasi ekstrak 20 % memilki anti bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang paling efektif.   Kata kunci : Ekstrak daun katuk, uji sifat fisik salep, uji efektivitas antibakteri, Staphylococcus aureus Abstract Earlier studies have found that the leaf katuk (Sauropus androgynus L (Merr.)) Contains tannins, saponins, flavonoids, and alkaloids that are capable of providing antibacterial effects. The purpose of this study was to determine the concentration of katuk leaf extract that most meet the criteria of physical properties of good ointment and effective staphylococcus aureus growth inhibition. The research method used was experimental, 100ml katuk leaf simplicia was extracted by maseration method using ethanol 70%. The resulting extracts were made into 3 ointment formulas with concentrations of 10%, 15%, and 20%. The test results were analyzed by One Way ANOVA. The results showed that Formula I (10%) was able to meet all physical properties of good ointment. Formula II (15%) and Formula III (20%) were not able to meet the physical properties of  attachment power of ointment. The inhibitory properties of bacterial growth for the 10%, 15%, and 20% formulas are respectively 4.3 mm, 6.7 mm and 10 mm. The conclusion of this study is that an ointment with extract concentration of 10% meets the criteria of the best physical properties of ointment and an ointment with a concentration of 20% extract has the most effective anti-bacterial to Staphylococcus aureus bacteria. Keywords: Sauropus androgynus (L) Extract, physical properties of ointment test , antibacteriatest,Staphylococcusaureus.
Pengaruh Pelatihan SADARI Melalui Pendidik Sebaya (Peer Group) Terhadap Ketrampilan Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae (FAM) Pada Remaja Putri Anis Nikmatul Nikmah; Dessy Lutfiasari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.91

Abstract

Abstrak   Penderita FAM memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara dikemudian hari dibandingkan wanita yang tidak menderita FAM. Peningkatan risiko untuk terkena kanker payudara pada wanita dengan riwayat tumor jinak berhubungan dengan adanya proses proliferasi yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pelatihan SADARI Melalui Pendidik Sebaya (Peer Group) Terhadap Ketrampilan Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae (FAM) Pada Remaja Putri. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode pre eksperimen dengan post test two group design. Kelompok dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kontrol, kelompok perlakuan akan diberikan dnegan menggunakan metode peer group. Metode peer group merupakan metode promosi kesehatan untuk mengurangi resiko buruk kesehatan yang disampaikan langsung oleh teman dengan usia setara. Kelompok teman sebaya juga berguna untuk berbagi pengalaman, saling mendukung, membangun kesadaran dan ide baru. Hasil dari penelitian ini adalah ketrampilan sadari kelompok perlakuan lebih tinggi jika dibanding dengan kelompok kontrol yaitu ketrampilan sadari dalam kategori mahir pada kelompok kontrol adalah sebagian kecil sedangkan pada kelompok perlakuan hampir setengahnya ketrampilan sadari dalam kategori mahir. Sehingga pendidik sebaya (peer group) diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam promosi kesehatan yang lebih efektif dalam penyampaian pesan kesehatan khususnya pada remaja. Kata kunci : remaja, ketrampilan sadari, pendidik sebaya (peer group) Abstrack Sufferers of FAM have a risk of 2 times more likely to suffer from breast cancer in the future than women who do not suffer from FAM. Increased risk for breast cancer in women with a history of benign tumors associated with the the process of proliferation of the exaggeration. The purpose of this research is to know the influence of Training Peer Educators through a TECHNICALITY (Peer Group) Against the skills early detection of Fibroadenoma Mammae (FAM) on young women. To achieve that goal used method pre post test two experimental group design. The group is divided into groups of treatment and control groups will be given preferential treatment by a method using peer group. The method of peer group is the health promotion methods to reduce the risk of poor health are delivered directly by friends with age equivalent. Peer groups are also useful to share experiences, support each other, build awareness and new ideas. The results of this research are aware of skills group treatment was higher if compared to a control group that is aware of the skills in the category advanced in the control group was a small part of the Group's treatment while in almost half of it is mostly in the category of advanced skills. So peer educators (peer group) is expected to be one of the alternatives in health promotion is more effective in delivering the message of health especially in teenagers.
Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Akses Ke Pelayanan Kesehatan Dengan Upaya Pencarian Pertolongan Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Wanita Pekerja Seksual (WPS) Di Desa Pasirsari Kabupaten Bekasi Dewi Kurniati; Nerlih Sulastri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.92

Abstract

Abstrak Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur yang penularanya terutama melalui hubungan seksual dari seorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Dari 92 WPS masih terdapat 15 WPS (16,3%) yang tidak ke fasilitas kesehatan jika menemukan tanda dan gejala infeksi. Hal ini berbahaya di karenakan tingkat penyebaran penyakit IMS sangat cepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencarian pertolongan Infeksi Menular Seksual (IMS) pada Wanita Pekerja Seksual (WPS) Di Desa Pasirsari Kabupaten Bekasi Tahun 2017. Penelitian ini dengan desainanalitik pendekatan Cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh WPS yang ada di Desa PasirsariKabupaten Bekasi di tahun 2017. Uji statistik yang digunakan Chi Square, dengan derajat kepercayaan yang digunakan 95% (P=value 0,05). Hasil analisis diketahui bahwa. Sebesar 84,8% responden mempunyi pengetahuan baik. Sebagian besar (83,7%) responden berpendidikan tinggi, sebesar 70,7% responden menyatakan jauh ke fasilitas kesehatan. Hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang bermakna secara statistik yaitu pengetahuan (p=0,010) dan Pendidikan (p=0,015).sedangkan variabel yang tidak bermakna akses ke faskes (p=0,760).  Penelitian ini disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan pendidikan dengan upaya pencarian pertolongan, dan tidakterdapat hubungan yang signifikan antara akses ke fasilitas kesehatan dengan upaya pencarian pertolongan. Berikan promosi kesehatan kepada semua WPS pencegahan penyakit menular IMS dan HIV/Aids dan segera pergi ke fasilitas kesehatan untuk pengobatan ketika menderita penyakit. Kata Kunci: pengetahuan, pendidikan, akses ke fasilitas kesehatan. Abstrack Sexually Transmitted Infections (STIs) are infections caused by bacteria, viruses, parasites, or fungi that the penularanya primarily through sexual contact of an infected person to its sexual partner. Of 92 female sex workers there are still 15 female sex workers (16.3%) who are not to health facilities if they find signs and symptoms of infection. This is dangerous because of the rapid spread of STI disease. Research purposes to know Factors Related to Sexual Sexually Transmitted Infections (IMS) Sex Worker Sex Worker (WPS) In Pasirsari Village, Bekasi Regency, 2017. Research Method the design of this research is analytical research using Cross sectional approach. The population in this research is the number of WPS in Pasirsari village of Bekasi Regency in the year of 2017. The statistical test used Chi Square, with the degree of trust used 95% (P = value 0,05). The result of the analysis is known that. 84.8% of respondents sound good knowledge. Most (83.7%) of respondents are highly educated. As many as 70.7% of respondents feel far into health facilities. The result of bivariate analysis revealed that from the five variables studied, there were three statistically significant variables, namely knowledge (p = 0,010), education (p = 0,015). While the variables are not significant access to health facilities (p = 0,760). There is a significant relationship between knowledge, education. No significant relationship between acces to health facilities with relief efforts. Provide health promotion to all sexually transmitted STDs and STDs and immediately go to health facilities for treatment when suffering from illness.Keywords: knowledge, education, access to health facilities
Gambaran Arus Puncak Ekspirasi (APE) Pasien Asma Ringan-Sedang di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta Dian Kartikasari; Ikhlas Muhammad Jenie
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.93

Abstract

Abstrak Asma merupakan penyakit paru yang disebabkan karena inflamasi sehingga terjadi kesulitan bernapas, mengi (wheezing) serta batuk di malam dan pagi hari yang berdampak pada penurunan arus puncak ekspirasi (APE). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi APE pada pasien asma ringan-sedang di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif menggunakan  design cross sectional dengan sampel sebanyak 28 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi selama 1 bulan. APE diukur menggunakan Philips respironics peak flow meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa APE seluruh subyek penelitian 50-80% dari nilai standar. Dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan APE pada pasien asma ringan-sedang. Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan dan pengetahuan bagi perawat mengenai rendahnya nilai APE pada pasien asma. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan nilai APE pasien asma.   Kata kunci: Asma, Arus Puncak Ekspirasi (APE)     Abstrack Asthma is a lung disease caused by inflammation resulting in difficulty breathing, wheezing and coughing in the night and early morning that impact on the decrease of peak expiratory currents (APE). The purpose of this study was to identify APE in mild-moderate asthma patients in Poly Hospital Lung Jalan Respira Yogyakarta. This study is a descriptive study using cross sectional design with a sample of 28 respondents in accordance with inclusion and exclusion criteria for 1 month. APE was measured using Philips respironics peak flow meter. The results showed that the APE of all research subjects 50-80% of the standard value. It can be concluded that there is a decrease in APE in mild-moderate asthma patients. This study is expected to be additional information and knowledge for nurses about the low value of APE in asthma patients. Researchers are then expected to be able to identify the factors that affect the decline in APE value of asthma patients. Keywords: Asthma, Peak Flow of Expiration
Hubungan Karakteristikdan Mutu Layanan Terhadap Kepuasan Pasien di RSUD CibinongTahun 2017 Putri Azzahroh; Anne Apriliani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.94

Abstract

Abstrak Kepuasan  sangat  mempengaruhi minat beli ulang pasien. Terpuaskannya harapan mereka terhadap pelayanan rumah sakit mempengaruhi mau atau tidaknya mereka kembali memakai jasa rumah sakit, faktor penentu kepuasan pasien, berkaitan dengan mutu pelayanan adapun dimensi mutu layanan yaitu bukti langsung, kehandalan, ketanggapan, jaminan, perhatian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepuasan pasien  bersalin terhadap mutu pelayanan di ruang kebidanan RSUD Cibinong tahun 2017 serta diketahuinya gambaran tingkat kepuasan pasien berdasarkan dimensi kualitas pelayanan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik.Populasi penelitian ini pasien yang melakukan persalinan di ruang kebidanan.Sampel dalam penelitian ini 91 orang.Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan rumus estimasi populasi.Jenis data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil angket melalui penyebaran quisioner kepada responden. Hasil penelitian menunjukan karakteristik pasien tidak mempunyai parameter penelitian kepuasan pasien parameter kehandalan nilai p- value 0,005 terdapat hubungan yang bermakna, sedangkan ketanggapan nilai p- value 0,002 terdapat hubungan yang bermakna, jaminan nilai p- value 0,003 terdapat hubungan yang bermakna, perhatian nilai p- value 0,000 terdapat hubungan yang bermakna, bukti langsung nilai p- value 0,030 terdapat hubungan yang bermakna. Pelayanan harus lebih ditingkatkan kembali karena di khawatirkan akan berpengaruh terhadap jumlah kunjugan pasien di masa masa yang akan datang, meningkatkan kompetensi bidan sesuai dengan tugas dan fungsinya serta lebih mengutamakan keramahan dan kesabaran dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Kata Kunci :Kepuasan Pasien, mutu pelayanan Relation of Service Quality to Maternity Statisfaction at RSUD Cibibong Bogor 2017 Abstract Satisfaction really affects the demand of the patient. Their satisfaction due to hospital’s service might determine if they will use the service again or not. Defining factor of the satisfaction of patient. Due to service quality, reliability, responsiveness, guarantee, attention. The objective of this research is to know the relation and by knowing the forecast of patient satisfaction level based on dimension of service quality. This research uses analytical descriptive design. The samples used in this research are patients who gave birth in midwifery room. 91 people are on the sample. The sampling technique is performed by using population estimation formula . Data used is the one obtained from the questionnaire filled by some respondents. The result of this research shows that patient characteristic doesn’t have research parameter of patient satisfaction, reliability parameter p value 0.002 has a valuable relation, guarantee of p value 0.003 has a valuable relaation. Attention of p value 0.000 has avaluable relation. Direct evidence p value 0.030 has a valuable relation. Service must be upgraded because it is feared it will affect the number of patient visitsin the future. Improving midwife competency in accordance with their duty and function, giving priority to service full of hospitality and patience to patient. Keywords : Patient Statisfaction, Quality of Service
Gambaran Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Aktivitas Kerja Di Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan Emi Nurlaela; Diyah Putri Aryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v11i1.102

Abstract

Abstrak Aktivitas ibu hamil dalam bekarja dapat menimbulkan kelelahan dan resiko trauma fisik sehingga kurangnya kekuatan ibu saat persalinan.  Penelitian bertujuan mengetahui gambaran kesehatan ibu hamil berdasarkan aktivitas kerja di Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan. Penelitian terhadap 41 responden ibu hamil trimester II. Desain penelitian diskriptif dan alat pengumpulan data kuesioner. Teknik pengambilan sampel Accidental Sampling . Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan ibu hamil sebagai  ibu rumah tangga 24 (58,5 %), pekerjaan buruh jahit 12 (29,3 %). Terdapat 24 (58,5 %) posisi tubuh baik dalam bekerja dengan criteria adanya perubahan posisi tubuh selama bekerja dari posisi berdiri ke posisi lain. 20 responden (48,8 %) ibu hamil beresiko sedang terjadinya trauma fisik dalam bekerja karena posisi tubuh membungkuk saat bekerja, dan ada 4 (9,7 %) beresiko tinggi trauma fisik dalam bekerja karena posisi membungkuk dalam melakukan pekerjaannya. Ibu hamil beresiko tinggi terjadinya trauma fisik karena mengangkat barang dalam bekerja sejumlah 2 (4,9 %), dan 21 (51, 2%) beresiko sedang untuk terjadinya trauma fisik. Terdapat 35 (85,4 %) beresiko kecil terjadinya kelelahan dalam bekerja mengingat adanya waktu istirahat yang ditentukan dalam satu hari kerja, 1 responden (2,4 %) tidak adanya waktu istirahat dalam satu hari kerja. Terdapat 7 responden (17,1 %) waktu kerja dalam satu hari lebih dari dua belas jam yang beresiko tinggi terjadinya kelelahan dan 21 responden (51, 2 %) beresiko kecil terjadinya kelelahan mengingat waktu kerja dalam satu hari kurang dari tujuh jam. Saran bagi petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan kesehatan mengenai aktivitas kerja & kebutuhan istirahat. Kata kunci : Aktifitas Kerja, Resiko Trauma, Resiko Kelelahan Abstract The activity of pregnant women in bekarja can cause fatigue and the risk of physical trauma so that the lack of strength of the mother during labor. The study aimed to find out the health picture of pregnant women based on work activities at the Buaran Health Center in Pekalongan Regency. Research on 41 respondents of second trimester pregnant women. Descriptive research design and questionnaire data collection tools. Accidental Sampling sampling technique. The results of the study showed that the work of pregnant women as 24 housewives (58.5%), sewing work jobs 12 (29.3%). There were 24 (58.5%) body positions both in working with criteria for changes in body position during work from a standing position to another position. 20 respondents (48.8%) pregnant women are at risk of having physical trauma at work because of their bending body position at work, and 4 (9.7%) are at high risk of physical trauma at work because of their bending position in doing their work. Pregnant women are at high risk for physical trauma due to 2 items (4.9%) in work, and 21 (51, 2%) are at risk for physical trauma. There were 35 (85.4%) at a small risk of fatigue in working because of the specified rest period in one working day, 1 respondent (2.4%) did not have a rest period in one working day. There were 7 respondents (17.1%) working time in one day more than twelve hours at high risk of fatigue and 21 respondents (51, 2%) were at small risk of fatigue, remembering the working time in one day was less than seven hours. Suggestions for health workers to provide health counseling regarding work activities & resting needs.   Keywords: Work Activities, Trauma Risk, Fatigue Risk

Page 1 of 1 | Total Record : 9