cover
Contact Name
Samgar Setia Budhi
Contact Email
samgar.budhi@gmail.com
Phone
+6281349436165
Journal Mail Official
huperetes@sttkalimantan.ac.id
Editorial Address
Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan (STT Kalimantan) Jalan Gajah Mada No. 50 Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : 27164314     EISSN : 27160688     DOI : https://doi.org/10.46817/huperetes
Core Subject : Religion, Education,
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen merupakan wadah publikasi penelitian dalam bidang Teologi dan Pendidikan Agama Kristen dengan nomor ISSN: 2716-0688 (online) dan 2716-4314 (print) yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan dengan lingkup penelitian meliputi: Teologi Biblika, Teologi Sistematika, Pastoral, Misiologi, dan Pendidikan Agama Kristen.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022" : 7 Documents clear
Ciri Khas Pengajaran Yesus dengan Metode Perumpamaan Berdasarkan Catatan Injil Sinoptik Daniel Lindung Adiatma
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.115

Abstract

The Gospel writers confirmed the parable material and arranged it in historiography. The writers have a special motive in choosing parable material to support the main theme they set in their historiography. The tendency of the interpreter is to separate the material of the parable from the unity of the material. This has the potential to cause dissonance in the teachings of the parable. Research that ignores aspects of the final form of the book makes it difficult for the interpreter to find the theological value assigned. Although there have been allegorical interpretations that have developed since the early centuries, the model is not relevant enough to be used in a comprehensive hermeneutical context. This research was conducted by observing three important aspects. First, an analysis of the author's motives. Second, analyze the initial audience. Third, analysis of the expected response of readers. Thus, the interpreter can find the theological meaning of the biblical parable of Jesus and encourage the reader to take an attitude that is by the expectations of the author of the book. The Gospel writers used parables to confirm the theological meaning of their books.Para penulis Injil mengonfirmasi materi perumpamaan dan menyusunnya dalam sebuah historiografi. Para penulis telah memiliki motif khusus dalam memilih materi perumpamaan untuk mendukung tema utama yang mereka tetapkan dalam historigrafinya. Kecenderungan yang dilakukan oleh penafsir adalah memisahkan materi perumpamaan dari kesatuan materi. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidakpaduan ajaran dari perumpamaan. Penelitian yang mengabaikan aspek bentuk akhir kitab menyulitkan penafsir menemukan nilai teologis yang ditetapkan. Meskipun telah muncul tafsir alegoris yang berkembang sejak abad permulaan, namun model itu tidak cukup relevan digunakan dalam konteks hermeneutik yang komprehensif. Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan tiga aspek penting. Pertama, analisis motif penulis. Kedua, analisis pendengar mula-mula. Ketiga, analisis terhadap respons pembaca yang diharapkan. Dengan demikian, penafsir dapat menemukan makna teologis perumpamaan Yesus yang alkitabiah serta mendorong pembaca menentukan sikap yang sesuai dengan harapan penulis kitab. Para penulis Injil memanfaatkan perumpamaan untuk meneguhkan makna teologis dalam kitabnya.
Imago Dei sebagai Suatu Relasi: Analisis tentang Dampak Dosa terhadap Gambar dan Rupa Allah Jimmy Sugiarto; Rinaldi Frans Gaol; Samuel Grashellio Litaay
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.116

Abstract

The theory of total depravity has been an interesting debate among evangelical scholars. There is no satisfactory theory about the description of the corruption of imago Dei in man due to sin. Scholars of systematic theology have described some of their views on imago Dei. On the other hand, some scholars do not examine the relationship of imago Dei to human sin. This study describes how to unite the theory of imago Dei with sins committed by humans. The method used in this study is a qualitative method with a literature analysis approach. This study also examines the literature that has been produced by systematic theologians and Christian anthropologists. Through observing the theories of experts and providing a synthesis of the theory of imago Dei with human sinfulness. Referring to the relational view, it is found that it destroys the relationship between God and humans. Damage to this relationship causes damage to the attributive, spiritual and functional aspects. Restoration of the imago Dei in Christian theology must be understood as a restoration of relationships, not just the restoration of God's attributes in humans.Teori mengenai kerusakaan total (Total Depravity) telah menjadi perdebatan menarik di antara para sarjana injili. Tidak ada teori yang cukup memuaskan tentang deskripsi kerusakan gambar dan rupa Allah dalam diri manusia karena dosa. Para sarjana teologi sistematik telah mendeskripsikan beberapa pandangan mereka tentang gambar dan rupa Allah. Sebaliknya, beberapa sarjana tidak meneliti tetang hubungan gambar dan rupa Allah dengan dosa manusia.  Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana menyatukan teori imago Dei dengan dosa yang dilakukan oleh manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis literatur. Penelitian ini juga mengkaji hasil pustaka yang telah dihasilkan oleh para ahli teologi sistematik dan antropologi Kristen. Melalui pengamatan terhadap teori para ahli dan memberikan sintesis terhadap teori imago Dei dengan keberdosaan manusia. Mengacu pada pandangan relasional, ditemukan bahwa merusakan hubungan antara Allah dan manusia. Kerusakan hubungan ini menyebabkan rusaknya aspek atributif, spiritual dan fungsional. Pemulihan gambar dan rupa Allah dalam teologi Kristen harus dipahami sebagai pemulihan hubungan, bukan sekedar pemulihan atribut Allah dalam diri manusia.
Makna Teologis Reaksi Penolakan Musa terhadap Panggilan TUHAN Menurut Keluaran 3-4 Joko Lelono
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.120

Abstract

Moses was a charismatic leader of Israel. The Bible has high regard for Moses as a gentle leader for Israel. Many Bible scholars interpret the book of Exodus to focus on the character of Moses. The problem, however, is that most commentaries take only a small part of the narrative literature of Exodus. In fact, there are many interpretations that are framed with the topic of leadership so they forget the theological meaning of the book of Exodus. The book of Exodus is a narrative that records the narrative of Israel's journey that was preserved by God through a leader. This paper describes the narrative analysis of Moses' call and rejection of God's call. Despite the brief narrative, the events of Moses' call and rejection have been preserved as an event that will be remembered forever. This paper examines the book of Exodus with a simple narrative literary approach. In addition, this paper also analyzes key texts that show the core of the narrative. Based on narrative analysis, confirms that Moses had misunderstood his calling. He refused because he focused on himself, not on God who had a program of salvation for Israel.Musa merupakan pemimpin berkharisma bagi Israel. Alkitab telah memberikan penghormatan yang tinggi terhadap Musa sebagai pemimpin yang lemah lembut bagi Israel. Banyak sarjana Alkitab menafsirkan kitab Keluaran berfokus pada tokoh Musa. Namun, masalahnya adalah sebagian besar tafsiran hanya mengambil bagian kecil dari sastra narasi kitab Keluaran. Faktanya, ada banyak tafsiran yang dibingkai dengan topik kepemimpinan sehingga melupakan makna teologis kitab keluaran. Kitab Keluaran merupakan narasi yang mencatatkan narasi tentang perjalanan Israel yang dipelihara oleh TUHAN melalui seorang pemimpin. Tulisan ini memaparkan analisis narasi panggilan dan penolakan Musa atas panggilan TUHAN. Meskipun narasi singkat, peristiwa panggilan dan penolakan Musa telah diawetkan sebagai suatu peristiwa yang akan terus dikenang. Tulisan ini mengkaji kitab Keluaran dengan pendekatan sastra narasi yang sederhana. Selain itu, tulisan ini juga melakukan analisis terhadap teks kunci yang menunjukan inti narasi. Berdasarkan analisis narasi, menegaskan bahwa Musa telah salah memahami panggilannya. Dia menolak karena berfokus pada dirinya, bukan kepada TUHAN yang memiliki program penyelamatan bagi Israel.
Makna Teologis Kekudusan Allah Pada Peristiwa Kematian Uza Menurut 2 Samuel 6:6-7 Mandin Weya; Benaya Setia Adhi
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.121

Abstract

The doctrine of the holiness of God in the Old Testament is a theological teaching that is difficult for Christians today to understand. The concept of God's holiness is carried out so rigidly that it ignores the human element. In fact, not a few Bible scholars consider that the concept of God's holiness in the Old Testament is contrary to God's love. One of the narratives that record this event is the death of Uza. Uzzah's death in 2 Samuel 6:6-7 is a controversial death. Not many scholars highlight the event according to Old Testament theology as a whole. In fact, some interpreters ignore the unity of the narrative of the Old Testament historical books so that only ethical interpretations are formed. Narrative recording of Uza's death is recorded with the special motives of the narrator. This study uses a literature study, namely by conducting a study of the literature relevant to the research topic. In addition, this study also considers the large structure and theological motifs used by the narrator. The writer of the book of Samuel noticed an important aspect in Leviticus concerning the holiness of God. The incident of Uza's death cannot be studied with an ethical approach, but must look at the intertextual relationship with the book of Leviticus. Finally, the reader can understand that the theology of God's holiness is emphasized more than ethics in the event of Uzzah's death.Doktrin tentang kekudusan Allah dalam Perjanjian Lama merupakan ajaran teologis yang sulit dimengerti oleh orang Kristen masa kini. Konsep kekudusan Allah dijalankan dengan sangat kaku sehingga mengabaikan unsur kemanusiaan. Bahkan, tidak sedikit para sarjana Alkitab menilai bahwa konsep kekudusan Allah dalam Perjanjian Lama bertentangan dengan kasih Allah. Salah satu narasi yang mencatatkan peristiwa itu adalah kematian Uza. Kematian Uza dalam kitab 2 Samuel 6:6-7 merupakan kematian yang kontroversial. Tidak banyak sarjana yang menyoroti peristiwa itu sesuai dengan teologi Perjanjian Lama secara keseluruhan. Bahkan, beberapa penafsir mengabaikan kesatuan narasi kitab sejarah Perjanjian Lama sehingga hanya terbentuk tafsiran yang bersifat etis. Pencatatan narasi tentang kematian Uza dicatatkan dengan motif khusus dari naratornya. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan, yaitu dengan melakukan studi terhadap literatur yang relevan dengan topik penelitian. Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan struktur besar dan motif teologis yang dipakai oleh narrator. Penulis kitab Samuel memperhatikan aspek penting dalam kitab Imamat tentang kekudusan Allah. Peristiwa kematian Uza tidak dapat dikaji dengan pendekatan etis, melainkan harus melihat hubungan intertekstual dengan kitab Imamat. Akhirnya, pembaca dapat memahami bahwa teologi kekudusan Allah lebih ditonjolkan dari pada etika dalam peristiwa kematian Uza.
Peran Orang Tua dalam Menunjang Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen pada Masa Endemi Covid 19 Esti Regina Boiliu; Mariyanti Adu
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.91

Abstract

In light of the current scenario, including the Covid 19 outbreak, this article examines the role of parents in promoting the implementation of Christian religious education. Despite the fact that children can now participate in face-to-face instruction at school, some parents have not had the courage to let go and opt for their kids to attend classes (online). This article's goal is to show how parents' domestic contributions continue to help the effective delivery of Christian religious education. A literature review, which involves looking over various academic books, journals, and websites that discuss the subject under study, is the method utilized to accomplish this study. The authors then study all the sources they have and come to their conclusions. According to the study's findings, parents play a crucial role as at-home educators (teachers), facilitators, and motivators in the implementation of Christian religious education in the endemic era of Covid 19.Artikel ini mengulas tentang peran orang tua dalam menunjang pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di tengah situasi saat ini yaitu endemi Covid 19. Meskipun situasi sudah memungkinkan untuk anak mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, namun sebagian orang tua belum berani untuk melepaskan dan memilih untuk anaknya mengikuti pembelajaran jarak jauh (online). Oleh sebab itu, tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana peran orang tua di rumah tetap mendukung kelancaran pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen. Adapun teknik yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu literature review dengan meninjau beberapa artikel ilmiah, buku, internet yang merujuk kepada topik pembahasan yang dikaji. Semua sumber yang didapatkan kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen pada era endemi Covid 19 yaitu sebagai pendidik (guru) di rumah, fasilitator, dan motivator.
Pembentukan Integritas Pelayan Tuhan Melalui Pendidikan Karakter Kristen Leonardus Rudolf Siby
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.95

Abstract

This research was conducted to identify, analyze and describe the concept of forming the integrity of God's servants through Christian character education in Christian universities. This research is important because students will be the ones who shape the character of others, when entering their responsibilities as pastors, shepherds or religious teachers. The formation of integrity is important so that the graduates produced have qualified theological knowledge and good life character. The research was conducted using the literature research method. The results showed that the integrity profile of the servant of God that is expected to be formed is (1) a servant leader; (2) a servant who is willing to follow the example of Jesus and be an example for the congregation; (3) a servant who is ready to face regeneration (4) a servant who maintains holiness of life. Meanwhile, the approaches used to shape the integrity of God's servants are (1) a biblical approach; (2) a religious learning approach and (3) a faith community approach (social interaction). Therefore, a healthy environmental model and positive social interactions are needed for the formation of learners' integrity. These findings lead to recommendations for designing Christian character education in Christian colleges with a faith community approach, which focuses on personal development, which will then lead to community development. Habit formation through repetition is effective if followed by the cultivation of understanding and belief that it will become a habit.Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi, menganalisis serta mendeskripsikan konsep pembentukan integritas pelayan Tuhan melalui pendidikan karakter Kristen di perguruan tinggi Kristen. Penelitian ini penting dilakukan karena para mahasiswa akan menjadi orang-orang yang membentuk karakter orang lain, ketika memasuki tanggung jawabnya sebagai pendeta, gembala atau guru agama. Pembentukan integritas menjadi hal yang penting agar lulusan yang dihasilkan memiliki pengetahuan teologi yang mumpuni dan karakter hidup yang baik. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil integritas pelayan Tuhan yang diharapkan terbentuk adalah (1) pemimpin yang bersifat hamba; (2) pelayan yang bersedia mengikuti teladan Yesus dan menjadi teladan bagi jemaat; (3) pelayan yang siap menghadapi regenerasi (4) pelayan yang memelihara kekudusan hidup. Sedangkan pendekatan yang digunakan untuk membentuk integritas pelayan Tuhan adalah (1) pendekatan Alkitabiah; (2) pendekatan pembelajaran agama dan (3) pendekatan komunitas iman (interaksi sosial). Oleh karena itu, diperlukan model lingkungan yang sehat dan interaksi sosial yang positif untuk pembentukan integritas peserta didik. Temuan ini mengarah pada rekomendasi untuk merancang pendidikan karakter Kristen di perguruan tinggi Kristen dengan pendekatan komunitas iman, yang menitikberatkan pada pengembangan pribadi, yang kemudian akan mengarah pada pengembangan komunitas. Pembentukan kebiasaan melalui pengulangan efektif jika diikuti dengan penanaman pemahaman dan keyakinan akan menjadi sebuah kebiasaan.
Dampak Kejatuhan Manusia terhadap Kerusakan Ekologi Menurut Kejadian 3 Adi Putra; Yane Henderina Keluanan
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.98

Abstract

This study examines ecological damage based on the text and passages of Genesis 3. This topic is discussed and investigated because global warming has always been an interesting topic to be discussed in academic circles in recent years. Because the world is experiencing climate change due to global warming. In addition, in Genesis 3 it is read and information is obtained that as a result of sin, nature (environment) is damaged. So that through this research it is hoped that it can be a reference for studies on ecology. This study uses qualitative research methods by studying and observing in-depth in order to obtain valid data and information to produce a new theory of ecology, especially regarding its damage. And in this study, it is concluded that ecological damage is inseparable from sin and the fall of humans into sin. Because sin has made humans act to destroy nature and not carry out their duties and responsibilities to protect, manage and conquer this earth.Penelitian ini mengkaji tentang kerusakan ekologi berdasarkan teks dan perikop Kejadian 3. Topik ini dibahas dan diteliti karena pemanasan global menjadi topik yang selalu menarik didiskusikan dalam ruang akademik beberapa tahun terakhir. Oleh karena dunia sedang mengalami perubahan iklim karena adanya pemanasan global. Selain itu, dalam Kejadian 3 dibaca dan diperoleh informasi bahwa akibat dari dosa, alam (lingkungan) menjadi rusak. Sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk kajian tentang ekologi. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengkaji dan mengobservasi secara mendalam guna memperoleh data dan informasi yang valid untuk menghasilkan sebuah teori baru tentang ekologi khususnya tentang kerusakannya. Dan pada penelitian ini disimpulkan bahwa kerusakan ekologi tidak terlepas dari dosa dan kejatuhan manusia dalam dosa. Oleh karena dosa telah membuat manusia bertindak merusak alam dan tidak melakukan tugas serta tanggung jawabnya untuk menjaga, mengelola serta menaklukkan bumi ini.

Page 1 of 1 | Total Record : 7