cover
Contact Name
Heffry Veibert Dien
Contact Email
heffryvdien@unsrat.ac.id
Phone
+62811432676
Journal Mail Official
jurnal.itpt@unsrat.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Kampus Unsrat, Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap
rancang bangun dan hidrodinamika alat tangkap ikan, rancang bangun dan hidrodinamika kapal perikanan, operasi penangkapan ikan, meteo-oseanografi perikanan tangkap, daerah penangkapan ikan, biologi perikanan tangkap, pengelolaan perikanan tangkap.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 5: Juni 2014" : 6 Documents clear
Distribusi ikan di perairan kawasan mangrove setelah restorasi lahan H. Bawuno; Wilhelmina Patty; Alfret Luasunaung; Adrie Tarumingkeng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5792

Abstract

Sejak tahun 1989, luas hutan mangrove (kira-kira 25 ha), di pesisir Desa Tiwoho Kabupaten Minahasa Utara, ditebang untuk lahan budidaya udang dan ikan bandeng. Akibatnya hasil tangkapan ikan di sana menurun. Kemudian mulai tahun 1991, wilayah ini dimasukkan dalam Kawasan Taman Nasional Bunaken, sejak saat itu  area bekas tambak tersebut direstorasi. Saat ini pertumbuhan mangrove cukup baik. Sehingga, hal yang menarik untuk diteliti tentang komunitas ikan  di wilayah pesisir tersebut.  untuk mendeteksi keberadaan gerombolan ikan dan distribusinya digunakan metode hidroakustik dengan pendeteksian mengikuti lima jalur transek. Data ikan diambil dari hasil tangkapan jaring insang dasar. Beberapa parameter lingkungan diambil pada enam stasiun. Kemudian dianalisis stuktur komunitas ikan dari nilai beberapa indeks ekologi. Hasil yang diperoleh bahwa ada 17 jenis ikan di wilayah pesisir Desa Tiwoho dengan kondisi komunitas tergolong stabil dan beragam. Distribusi ikan mengikuti arus pasut.
Kajian perikanan tangkap ikan teri di Teluk Buyat Fransisco P.T. Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5794

Abstract

Teluk Buyat diduga memiliki potensi perikanan yang cukup membanggakan. Wilayah perairan ini cukup strategis untuk pengembangan usaha perikanan tangkap, khususnya ikan teri sebagai umpan pada perikanan pole and line. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status perikanan tangkap ikan teri di Teluk Buyat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan informasi yang aktual tentang potensi sumberdaya ikan teri guna perbaikan ekonomi masyarakat dan pengambilan kebijakan pemerintah dalam pengembangan teknologi perikanan. Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan dan dikerjakan dengan menggunakan metode survei yang didasarkan pada pendekatan secara deskriptif. Ikan teri (Stolephorus commersonii) ditangkap dengan menggunakan “soma dampar” dan “soma tagaho”. Selain teri, tertangkap juga ikan tembang, sardin, japuh, kembung, layang, tongkol, peperek dan selar. Ikan teri dapat tertangkap sepanjang tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah perairan Teluk Buyat adalah feeding ground dan  nursery ground. Potensi ikan teri ditunjukkan dengan persamaan regresi C = 22.1E–0.2327E2, yang berarti bahwa tangkapan lestari maksimum tercapai pada tangkapan sebesar 524.72 keranjang atau sebesar 5247.2 kg per bulan dengan jumlah trip penangkapan sebesar 47 trip. Lokasi penangkapan di sepanjang pantai Teluk Buyat berjarak antara 50 hingga 100 meter dari garis pantai.
Kajian tentang intensitas cahaya dan konsumsi bahan bakar lampu gas LPG Greis S. Daruit; Frangky E. Kaparang; Fransisco P.T. Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5795

Abstract

Pemanfaatan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah berkembang secara cepat sejak ditemukannya lampu listrik, akan tetapi minimnya ketersedian BBM menjadi faktor yang mempengaruhi operasi penangkapan ikan. Lampu gas berbahan bakar LPG telah hadir dipasaran sebagai alternatif pengganti lampu gas berbahan bakar minyak tanah. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang lampu gas ini dengan tujuan untuk membandingkan intensitas cahaya dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh lampu gas berbahan bakar LPG dengan menggunakan 3 (tiga) ukuran kaos lampu yang berbeda. Kaos lampu A (700-800 c.p.) memiliki nilai intensitas cahaya rata-rata sebesar 83 lux, kaos lampu B (500-600 c.p.) sebesar 74 lux dan kaos lampu C (300-400 c.p.) sebesar 37 lux. Konsumsi bahan bakar selama tiga hari untuk kaos lampu A rata-rata sebesar 733 g, kaos lampu B sebesar 766 g dan kaos lampu C sebesar 800 g. Kaos lampu A memiliki nilai intensitas cahaya yang lebih tinggi dari kaos lampu B dan kaos lampu C, serta memiliki nilai konsumsi bahan bakar paling sedikit.
Pengaruh beberapa jenis umpan pada bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan karang di Selat Lembeh Wellem Bab; Ivor L. Labaro; Emil Reppie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5796

Abstract

Bubu dasar merupakan salah satu alat tangkap yang umum digunakan oleh masyarakat nelayan untuk menangkap ikan-ikan karang, karena kontruksi sederhana, relatif murah dan mudah dioperasikan. Perbedaan jenis umpan, diduga dapat meningkatkan kemampuan tangkap bubu  paralon. Namun informasi ilmiah seperti ini, khususnya pada ikan-ikan karang, belum banyak tersedia. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh umpan bubu paralon terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang; dan mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang tertangkap. Penelitian ini dilakukan di Selat Lembeh Kota Bitung; yang didasarkan pada metode eksperimental. Empat jenis umpan yang digunakan sebagai perlakuan, yaitu ikan layang (Decapterus macarellus), selar (Selaroides sp), tongkol (Euthynnus affinis) dan cumi (Loligo sp.). Data tangkapan dikumpulkan menggunakan 12 unit bubu paralon; dan data dianalisis menggunakan rancangan acak kelompok. Hasil tangkapan total sebanyak 128 ekor; yang terdiri dari 17 famili, 26 genus dan 38 spesies ikan. Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis umpan pada bubu paralon memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil tangkapan. Uji BNT untuk perlakuan menyatakan bahwa penggunaan umpan cumi memberikan hasil tangkapan yang sangat lebih baik dibanding jenis umpan lainnya.
Komunitas ikan pada terumbu buatan untuk mendukung daerah penangkapan ikan alternatif di selat lembeh Kota Bitung Sulawesi Utara Junianti J. Soleman; Emil Reppie; Johnny Budiman
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.6032

Abstract

Terumbu buatan merupakan salah satu dari sekian banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi tekanan penangkapan ikan dan perusakan terumbu karang alami; melalui penciptaan daerah penangkapan ikan baru yang produktif. Namun informasi ilmiah seperti ini, khususnya pada ikan-ikan karang, belum banyak tersedia. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini mempelajari komunitas ikan pada terumbu buatan, mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh, dan menilai apakah terumbu buatan yang telah dibangun dapat mendukung suatu daerah penangkapan ikan alternatif. Penelitian ini dilakukan di Selat Lembeh Kota Bitung; yang didasarkan pada metode deskriptif. Sembilan unit terumbu buatan dikonstruksi dalam bentuk balok berlubang dan disusun menyerupai piramid di dasar laut. Struktur komunitas ikan pada terumbu buatan diamati dengan menggunakan teknik underwater visual census (UVC) oleh dua orang SCUBA divers setiap minggu selama sebulan. Jumlah total ikan yang berasosiasi dengan terumbu buatan selama 4 kali pengamatan adalah 382 individu; terdiri dari14 famili, 18 genus dan 24 spesies. Kelimpahan spesies dinilai dengan indeks keragaman (2,57), indeks kekayaan (3,87) dan indeks keseimbangan (0,544), tergolong kriteria sedang. Ikan target yang teramati berasosiasi dengan habitat baru sebanyak 88%; hal ini menunjukkan bahwa terumbu buatan yang telah dibangun dapat mendukung daerah penangkapan ikan alternatif di perairan yang lebih dalam.
Estimasi penggunaan bahan jaring (webbing) dan panjang tali pemberat pada pukat cincin kecil di Sulawesi Utara Isrojaty J. Paransa
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.6928

Abstract

Ukuran panjang pukat cincin kecil yang tersebar di beberapa wilayah Sulawesi Utara sangatlah bervariasi dari 14 buah pukat cincin kecil yang dilakukan pengukuran, variasi panjang mulai dari 222,50 meter sampai dengan 450,00 meter, dan lebar mulai dari 66,00 meter sampai dengan 100,00 meter yang memiliki panjang tali pelampung dan panjang tali pemberat cenderung sama. walaupun bentuk jaring pada bagian-bagian tersebut tidaklah sama. Panjang tali pemberat yang seharusnya terpasang, tidak sesuai dengan banyaknya daging jaring yang digunakan. Tujuan dari pemotongan miring adalah untuk mengikuti bentuk sisi miring (hipotenusa) akibat adanya perbedaan lebar jaring pada masing-masing bagian. Jumlah mata jaring yang seharusnya diikatkan pada tali pemberat akan bertambah tergantung pada komposisi bentuk pemotongan, dimana selisih jumlah mata ke arah pemotongan miring dari bagian yang terlebar menuju bagian tali samping, merupakan jumlah bar dari hasil kali dua dengan selisih jumlah mata tersebut.Bertambahnya jumlah bar, dengan sendirinya akan menambah panjang tali pemberat pada bagian dimaksud dengan distribusi yang proporsional, sehingga lembaran jaring pada bagian ini akan terbentuk sesuai dengan luasan yang ada, dan mata jaring yang ada akan tertata pada sepanjang tali pemberat. Dengan demikian diharapkan dapat mencegah terjadinya penumpukan daging jaring pada bagian-bagian tertentu, yang biasanya merupakan salah satu penyebab terjadinya peristiwa terbelitnya daging jaring pada tali kolor, sehingga menghambat proses penarikan tali kolor. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan studi kasus, yang meneliti suatu objek yang tujuannya untuk memberi gambaran secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta. Sedangkan studi kasus adalah mempelajari kasus tertentu pada objek yang terbatas secara intensif, terinci, dan mendalam pada gejala tertentu (Arikunto, 1998). Kasus yang dipelajari adalah perbandingan panjang tali pelampung dengan tali pemberat serta luas area yang seharusnya tertutupi oleh jaring berdasarkan bentuk jaring setelah ditata dengan menggunakan cutting rate. Hasil penelitian ini menunjukkan, sisi miring dapat terbentuk pada jaring dengan menggunakan cutting ratio berdasarkan selisih jumlah mata vertikal sebagai ketinggian jaring dan horizontal sebagai panjang jaring, terdapat kelebihan pemakaian bahan jaring pada 9 (sembilan) buah pukat cincin kecil dan kekurangan bahan pada 4 (empat) buah dan keseluruhan panjang tali pemberat tidak sama antara hasil analisis dengan panjang tali yang terpasang pada pukat cincin kecil.

Page 1 of 1 | Total Record : 6