cover
Contact Name
Heffry Veibert Dien
Contact Email
heffryvdien@unsrat.ac.id
Phone
+62811432676
Journal Mail Official
jurnal.itpt@unsrat.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Kampus Unsrat, Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap
rancang bangun dan hidrodinamika alat tangkap ikan, rancang bangun dan hidrodinamika kapal perikanan, operasi penangkapan ikan, meteo-oseanografi perikanan tangkap, daerah penangkapan ikan, biologi perikanan tangkap, pengelolaan perikanan tangkap.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 6: Desember 2014" : 8 Documents clear
Asosiasi ikan pada dua bentuk terumbu buatan di perairan pantai Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara Yulita Anggaseng; Wilhelmina Patty; Emil Reppie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6933

Abstract

Wilayah pesisir Kota Manado terus mengalami perubahan karena adanya reklamasi pantai; dan pembangunan yang sedang dilakukan telah memberi dampak negatif terhadap keberadaan dan kualitas terumbu karang di area tersebut. Terumbu buatan dapat digunakan untuk rehabilitasi ekosistem perairan yang telah rusak. Penelitian ini bertujuan mempelajari struktur asosiasi ikan dan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan di sekitar terumbu buatan tersebut. Penelitian dilakukan di perairan pantai Malalayang, yang didasarkan pada metode deskriptif. Empat unit terumbu buatan blok beton ditempatkan di dasar perairan (2 unit berbentuk balok kubus dan 2 unit berbentuk balok trapesium). Kehadiran jenis ikan di terumbu buatan diamati dengan teknik underwater visual census (UVC) oleh dua orang penyelan  SCUBA setiap minggu selama sebulan. Jumlah total ikan yang berasosiasi di terumbu buatan ada 225 individu; terdiri dari 12 famili, 18 genus, dan 29 spesies. Indeks keragaman relatif sama di antara kedua bentuk terumbu buatan (masing-masing 2,55 dan 2,49); indeks kekayaan masing-masing 4,93 dan 4,35. Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan ikan di terumbu buatan blok beton di perairan pantai Malalayang diklasifikasikan sedang.
Hubungan jenis pelumas dengan suhu mesin induk KM. Tuna Lestari 16 Musthaqim Massora; Frangky E. Kaparang; Fransisco P.T. Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6937

Abstract

Minyak pelumas adalah zat cair yang digunakan sebagai pelumas dalam suatu mesin untuk mengurangi keausan akibat gesekan, dan sebagai pendingin serta peredam suara, akan tetapi suhu yang tinggi pada mesin akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang, maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu terus meningkat. Berbagai jenis pelumas banyak dipasarkan. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang hubungan jenis pelumas dengan suhu mesin untuk membandingkan jenis pelumas mana yang dapat mempertahankan suhu mesin dengan baik dengan mengggunakan 3 jenis pelumas yang berbeda pada sebuah mesin induk. Untuk jenis pelumas MS, suhu pada kepala silinder relatif stabil dengan tidak mengalami perubahan suhu yang signifikan, pada blok silinder suhu mengalami perubahan pada pertengahan waktu tetapi pada akhir pencatatan suhu blok silinder mengalami penurunan suhu dari awal 63°C ke 62°C sedangkan pada suhu minyak pelumas relatif stabil walaupun di jam ke-4 mengalami penaikan suhu sebanyak 4°C, tetapi di akhir pencatatan suhu kembali ke awal menjadi 50°C. Untuk pelumas jenis JD, suhu pada kepala silinder relatif naik turun walaupun di jam terakhir kembali pada suhu awal. Pada blok silinder suhu mengalami kenaikan suhu sampai di jam terakhir sedangkan pada suhu minyak pelumas relatif stabil walaupun di jam ke-4 mengalami penaikan suhu sebanyak 5°C tetapi di akhir pencatatan suhu kembali ke awal menjadi 55°C. Untuk jenis pelumas CS, suhu pada kepala silinder relatif stabil walupun mengalami kenaikan suhu pada jam ke-5 tetapi pada akhir pencatatan suhu kembali ke awal. Pada blok silinder suhu mengalami penurunan yang tidak terjadi pada dua jenis pelumas sebelumnya, sedangkan suhu minyak pelumas relatif stabil walaupun di jam ke-5 mengalami penaikan suhu sebanyak 4°C tetapi di akhir pencatatan suhu kembali ke awal menjadi 50°C.
Daerah penangkapan pukat cincin untuk ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Wawan Sutiyo; Ivor L. Labaro; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6940

Abstract

Informasi posisi daerah penangkapan ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung belum banyak diketahui. Banyak orang beranggapan bahwa cakalang yang didaratkan tersebut adalah hasil tangkapan dari Laut Sulawesi dan Maluku. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang posisi daerah penangkapan dan hasil tangkapan ikan cakalang pada alat tangkap pukat cincin yang didaratkan di PPS Bitung; dan memetakan daerah penangkapan tersebut. Upaya tangkap bulanan berpuncak pada bulan Maret dalam rentang waktu Februari hingga Mei dengan jumlah upaya sebanyak 130 kapal pada bulan Maret dan sebanyak 124 kapal pada bulan Mei. Berdasarkan index musim, musim tangkapan ikan cakalang di perairan timur Indonesia terjadi pada bulan Mei dan Oktober hingga Desember dengan puncak musim pada bulan November. Tren tangkapan bulanan menunjukkan hasil tangkapan terendah 5.485,88 ton/tahun pada bulan Juli dan tertinggi 11.882,37 ton/tahun pada bulan November. Posisi daerah penangkapan pukat cincin dengan intensitas penangkapan tertinggi berada di wilayah Sulawesi dan Teluk Cendrawasih. Pemetaan daerah penangkapan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung yaitu dari Laut Maluku, Samudera Pasifik, Laut Seram, Laut Kepulauan Raja Ampat, Laut Halmahera dan Laut Sulawesi dengan Laut Halmahera dan Laut Maluku sebagai daerah penangkapan yang produktif.
Analisis tren hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan alat tangkap purse seine dan pole and line (Studi kasus di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung) Adi Saputra; Meta S. Sompie; Lefrand Manoppo
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6942

Abstract

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan salah satu sumberdaya ikan  ekonomis penting yang dihasilkan dari perairan Indonesia, baik sebagai komoditas ekspor maupun sebagai komoditas konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan gizi nasional. Prediksi hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung untuk tahun-tahun yang akan datang belum diketahui oleh berbagai pihak. Sehingga dianggap perlu untuk melakukan penelitian tentang analisis hasil tangkapan ikan cakalang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung, juga untuk mengetahui prediksi hasil tangkapan ikan cakalang untuk tiga tahun ke depan. Hasil dari penelitian ini berguna untuk dijadikan pedoman pengembangan pelabuhan perikanan ke depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus dengan menggunakan analisis regresi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung hingga tahun 2016 akan cenderung meningkat; dengan demikian kebutuhan pasokan bahan baku ikan cakalang untuk tiga tahun mendatang masih dapat terpenuhi.
Kajian aktivitas kapal pukat cincin pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Fretsman Kasukare; Mariana E. Kayadoe; Janny F. Polii
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6957

Abstract

Aktivitas kapal perikanan pukat cincin perlu ditunjang oleh pelabuhan yang memadai, sebaliknya pembangunan suatu pelabuhan perikanan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendukung keseluruhan kegiatan perikanan tangkap. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji aktivitas kapal-kapal pukat cincin pelagis kecil di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung; dan mengkaji kelayakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan kapal pukat cincin pelagis kecil. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode deskriptif. Aktivitas keluar masuk kapal pukat cincin pelagis kecil ukuran 5-10 GT  selama tahun 2013, maksimum terjadi pada bulan Desember yaitu sebanyak 75 kali. Kapal ukuran 11-20 GT, aktivitas maksimum pada bulan Juli sebanyak 25 kali. Kapal ukuran 21-30 GT, aktivitas maksimum pada bulan Juli sebanyak 95 kali. Kapal ukuran 31-50 GT banyak beraktivitas pada bula April-Mei; tetapi panjang dermaga belum mencukupi untuk bersandarnya kapal-kapal pukat cincin pelagis kecil. Tangki solar kapasitas 100 kl masih memadai memenuhi kebutuhan kapal-kapal pukat cincin pelagis kecil. Tetapi produksi es balok dan ketersediaan air bersih belum dapat memenuhi kebutuhan kapal setiap hari.
Dinamika salinitas daerah penangkapan ikan di sekitar muara Sungai Malalayang, Teluk Manado, pada saat spring tide Wahyu Dita Septiani; Patrice N.I. Kalangi; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6959

Abstract

Muara merupakan satu bagian dari wilayah pesisir yang mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi. Pada wilayah ini terjadi percampuran antara massa air laut dengan massa air tawar dari daratan. Adanya air tawar yang bergerak terus menerus dari hulu dan adanya proses pergerakan air laut akibat pasang-surut mengakibatkan terjadinya perubahan salinitas. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan sebaran salinitas di perairan depan muara Sungai Malalayang mengikuti pergerakan arus pengaruh pasang surut. Ketika permukaan laut sedang surut, maka air sungai mengalir ke arah kanan dari muara sungai, sedangkan jika permukaan air laut sedang pasang maka air mengalir ke sebelah kiri dari sungai.
Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku K Karyanto; Emil Reppie; Johnny Budiman
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6960

Abstract

Pancing ulur tuna telah digunakan secara luas oleh nelayan di Laut Sulawesi dan sekitarnya untuk menangkap ikan pelagis besar dengan kapal-kapal ukuran kecil. Walaupun konstruksinya telah berkembang sejak lama, tetapi masih memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi penangkapan dan selektivitasnya. Keberhasilan penangkapan tuna hand line, di samping dipengaruhi oleh umpan, juga dipengaruhi oleh teknik pengoperasian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di perairan Maluku. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2014 dengan menggunakan KM. Coelacanth dan KM. Melati 27, masing-masing sebanyak 6 trim. Dua teknik pengoperasian tuna hand line yang berbeda adalah 1. umpan alami pemberat batu dan tinta cumi (KM. Coelacanth), 2. umpan alami dengan kantong hambur (KM Melati 27). Hasil tangkapan KM. Coelacanth sebanyak 111 ekor madidihang (Thunnus albacares), 28 ekor tuna mata besar (Thunnus obesus), 14 ekor marlin (Makaira sp.), dan 8 ekor layaran (Istiophorus sp). Hasil tangkapan KM. Melati 27: 101 ekor madidihang dan 9 ekor tuna mata besar. Hasil analisis uji t terhadap jumlah tangkapan menunjukkan bahwa penggunaan umpan alami berpemberat batu dan tinta cumi tidak berbeda nyata dengan hasil tangkapan menggunakan umpan alami kantong hambur.
Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara Franky Adrian Darondo; Lefrand Manoppo; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6962

Abstract

Ikan tuna (Thunnus sp) adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting di dunia dan merupakan komoditi perikanan terbesar ketiga di Indonesia setelah udang dan ikan dasar. Ikan tuna memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan harga komoditas ikan lainnya dengan permintaan terus meningkat. Pokok permasalahan yang ingin diteliti adalah mengetahui ukuran ikan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui komposisi ukuran hasil tangkapan tuna hand line; (2) menganalisis hubungan panjang dan berat hasil tangkapan tuna hand line. Data panjang dan berat ikan diperoleh dari data sekunder hasil tangkapan tuna hand line selama Agustus sampai Oktober 2014. Data diolah dengan memakai regresi sederhana. Hasil analisis diperoleh Y = 1´10-07X3,93 dengan koefisien determinasi R² = 0,91. Koefisien determinasi sebesar ini menunjukkan bahwa model yang diusulkan memenuhi syarat atau valid. Nilai b pada persamaan panjang berat tuna madidihang adalah 3,93 dan secara statistika dapat dikatakan pola pertumbuhan madidihang yang didaratkan di PPS Bitung adalah allometris positif (b>3), yaitu pertambahan berat lebih cepat dari pada pertambahan panjang.

Page 1 of 1 | Total Record : 8