cover
Contact Name
Heffry Veibert Dien
Contact Email
heffryvdien@unsrat.ac.id
Phone
+62811432676
Journal Mail Official
jurnal.itpt@unsrat.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Kampus Unsrat, Manado 95115
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap
rancang bangun dan hidrodinamika alat tangkap ikan, rancang bangun dan hidrodinamika kapal perikanan, operasi penangkapan ikan, meteo-oseanografi perikanan tangkap, daerah penangkapan ikan, biologi perikanan tangkap, pengelolaan perikanan tangkap.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 1 (2022): Juni" : 11 Documents clear
Pengamatan ketertarikan ikan pada lampu Led RGB bawah air di Perairan Teluk Manado Lita ImanSari Turnip; Wilhelmina Patty; Patrice Kalangi; Fransisco Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.36873

Abstract

            Penggunaan Lampu LED RGB dalam air berbasis Internet of things sebagai alat bantu penangkapan ikan, baru digunakan di Perairan Teluk Manado, dengan beberapa keunggulan yakni dapat dioperasikan secara insitu dari jarak jauh dan menggunakan beberapa warna cahaya secara otomatis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketertarikan ikan terhadap cahaya lampu LED dalam air dan komposisi hasil tangkapan ikan dengan pukat cincin selama 3 hari pengamatan di rakit. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah ikan lebih cepat tertarik pada cahaya warna biru, kemudian cahaya warna hijau. Ikan yang mendekati sumber cahaya memerlukan waktu penyesuaian 10 – 30 menit untuk tetap berada disekitar lampu. Setelah pencahayaan warna merah, ikan terlihat semakin banyak dan tenang berada di sekitar lampu. Ada 6 jenis ikan yang tertangkap yakni ikan selar, kuwe, tongkol, layang, tuna, moonfish, dan cumi-cumi. Dengan jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan selar , layang, dan ikan kuwe. 
Batimetri Di Perairan Sekitar Muara Sungai Tondano Chelsia Dwi Iswara; Lusia Manu; Lefrand Manoppo; Arman Thamin
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.36926

Abstract

Sungai Tondano terletak di jantung kota Manado dan memainkan peranan penting pada kehidupan warganya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dasar laut di perairan muara Sungai Tondano.  Pengambilan data dilakukan melalui survei dengan metode akustik. Pengukuran kedalaman perairan dimulai dari perairan Kawasan Megamas pada titik koordinat 1.48775° LU dan 124.82561° BT sampai perairan Pelabuhan Perikanan Tumumpa yang terletak pada titik koordinat 1.48623° LU dan 124.82964° BT. Kedalaman pada perairan sekitar muara Sungai Tondano berkisar antara 0 – 237 meter. Nilai kedalaman terendah yaitu 0 meter berada di dekat Pelabuhan Perikanan Tumumpa, sedangkan nilai kedalaman tertinggi yaitu 237 meter berada di perairan Kawasan Mega Mas.
Pengaruh bentuk atraktor terhadap jumlah penempelan telur Cumi-Cumi di perairan Desa Kalasey Satu Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa Bill Bright Cavin Manoppo; Ivor L. Labaro; Revols D. Ch. Pamikiran; Wilhelmina Patty; Fransisco P. T. Pangalila; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.37285

Abstract

Cumi-cumi merupakan salah satu inovasi pemanfaatan tanpa merusak lingkungan. Secara umum atraktor terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk silinder dan bentuk kotak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cumi-cumi yang menempel pada atraktor silinder dan atraktor persegi serta untuk Mengetahui apakah bentuk atraktor berpengaruh terhadap jumlah penempelan telur cumi-cumi. Adapun analisis data menggunakan metode Uji Beda Dua Mean Independent dengan rumus The separate model t-test.Berdasarkan hasil identifikasi morfologis diperoleh informasi bahwa jenis telur cumi-cumi yang menempel adalah famili Loliginidae, yaitu genus Sepioteuthis lessoniana. Adapun hasil analisis menggunakan rumus The seprate model t-test menunjukan bahwa = 2,77 > = 2,13 hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan bentuk atraktor menyebabkan perbedaan jumlah penempelan telur cumi-cumi, dimana atraktor bentuk silinder lebih baik dibandingkan dengan bentuk kotak
Studi Jangkauan Penetrasi Cahaya Lampu Led Dalam Air Di Perairan Selat Lembeh Christian Risky Pandeirot; Lefrand Manoppo; Ivor Lembondorong Labaro; Meta Sonja Sompie; Frangky Erens Kaparang; Arman Thamin; Revols D. Ch. Pamikiran
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.37455

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang nomor 2 (dua) di dunia dengan panjang 99.093 km(DJPRL, 2018).Indonesia memiliki wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil yang luas dan bermakna strategis sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional. Selain memiliki nilai ekonomis, sumberdaya kelautan juga mempunyai nilai ekologis, di samping itu, kondisi geografis Indonesia terletak antara lautan Pasifik dan lautan Hindia (Hartono, 2013).Penelitian ini dilakukan di perairan Selat Lembeh Desa Binuang Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung Melalui survey di atas bagan yang didasarkan pada metode deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui jangkauan penetrasi cahaya lampu LED dalam air di lokasi penempatan bagan, dan mendapatkan model matematis hubungan antara jarak dan perobahan kuat penetrasi cahaya untuk masing-masing warna lampu.Pengambilan data dilakukan pada malam hari sekitar jam 20:00 WITA sampai dengan jam 21:00 WITA, dengan cara mengukur intensitas cahaya pada sumber cahaya dengan menggunakan luxmeter pada jarak-jarak jarak 0,5 meter, 1 meter, 1,5 meter, 2 meter, 2,5 meter, 3 meter, 3,5 meter, 4 meter, 4,5 meter, 5 meter, 5,5 meter, dan 6 meter dengan kedalaman 1 meter.Jangkauan terbesar penetrasi cahaya lampu LED dalam air adalah cahaya lampu warna putih, kemudian diikuti oleh warna biru, warna hijau, dan warna merah. Hasil analisis hubungan antara jarak dan perubahan kuat penetrasi cahaya untuk masing-masing warna lampu adalah sebagai berikut : I = 52,46 . e- 1,70 (r)(putih), I = 56,27 .e– 2,08 (r) (biru), I = 57,63 .e- 2,28 (r) (hijau), dan I = 39,80 .e– 2,53 (r)(merah), yang berarti bahwa semakin bertambah jarak (r), maka intensitas cahaya akan semakin berkurang.
Ketertarikan organisme laut terhadap cahaya lampu LED dalam air Eunike Fabiola Mewengkang; Lefrand Manoppo; Ivor Lembondorong Labaro
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.37695

Abstract

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis organsime laut apa saja yang berada di sekitar cahaya lampu LED dan mengetahui komposisi organisme yang tertarik terhadap warna cahaya lampu putih, biru, hijau dan merah.Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2021 pertama mengoperasikan lampu LED dalam air dengan kedalam 2 meter untuk proses pergantian lampu menggunakan remot kontrol. Lalu pada saat pengambilan sampel air menggunakan plankton net dengan cara melemparkan plankton net pada permukaan air sejauh 4 meter secara vertikal dan horizontal, air yang tersaring sebanyak 27 ml dipindahkan kedalam botol sampel yang terisi 3 ml alkohol 70% untuk diawetkan. Selanjutnya sampel dibawa ke Laboraturium untuk diidentifikasi.Hasil identifikasi terhadap sampel yang di ambil dari perairan Teluk Manado diperoleh Zooplankton sebanyak 14 spesies yaitu Copepoda sp, Epilabidocera longipedate, Harpaticoida, Cyclops sp, Fish larvae, Naupilus sp, Juvenile krill, Paramecium, Vorticella sp, Trichocerca, Chaetonotidae, Euglena sp, Meroplankton, Mantis shrimp larvae, Fitoplankton sebanyak 5 spesies yaitu Muller larvae, Gonatozygon, Ceratium sp, Synedra sp, Praboscia alata. Organisme laut lebih tertarik pada warna putih dan merah dibandingkan dengan warna hijau dan biru.
Kecepatan membongkar hasil tangkapan kapal pukat cincin di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa Kota Manado Jessica saselah; Mariana Elizabeth Kayadoe; Heffry Veibert Dien
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.37709

Abstract

ABSTRAKFungsi Pelabuhan Perikanan Tumumpa yaitu sebagai tempat berpangkalan kapal-kapal ikan, tempat membongkar hasil tangkapan sekaligus tempat dilakukannya pelelangan ikan hasil tangkapan. Tujuan penelitian ini adalah Menghitung lama waktu bongkar hasil tangkapan setiap kapal serta Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi proses bongkar hasil tangkapan. Aktivitas bongkar hasil tangkapan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak buah kapal, setelah kapal sandar di pelabuahan. dimana kegiatan dari anak buah kapal yaitu mengeluarkan ikan dari dalam palka kapal untuk disortir kemudian diturunkan dari kapal. Proses pengangkutan hasil tangkapan yang telah dibongkar di atas kapal ke tempat pelelangan ikan di angkut dengan keranjang sebagai alat bantu, Proses penyortiran hasil tangkapan di masing-masing kapal terbagi atas 2 cara yaitu, Penyortiran di atas kapal dan penyortiran di Tempat pelelangan ikan (TPI). Proses penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran dan jenis ikan hasil tangkapan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Kapal yang paling cepat membongkar yaitu KM Dineta 02, dengan kecepatan bongkar 20.46 kg/mnt dengan hasil tangkapan 2.866,67 kg sedangkan KM Mazmur 01, kecepatan bongkar 20.73 kg/mnt, hasil tangkapan 2.500 kg dan KM Betahny 15.62 kg/mnt, hasil tangkapan 4.166,67 kg. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan bongkar adalah: Merokok, bercanda, makan yang melebihi waktu yang ditentukan.
Pengaruh jenis umpan terhadap hasil tangkapan rawai dasar di Desa Wamesa Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat Odis Jefri Sawi; Lefrand Manoppo; Fransisco P.T. Pangalila; Arman Thamin
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.37713

Abstract

Prospek perikanan di Indonesia sangat baik, hal ini ditinjau dari segi potensi yang cukup besar di perairan Indonesia sangat baik, sedangkan tingkat pemanfaatannya sangat rendah. Oleh karena itu usaha penangkapan sangat perlu ditingkatkan. Indonesia memiliki potensi laut seluas 12.123.383 hektar, namun dalam pemanfaatannya pada tahun 2014, baru sebesar 2,7% atau 325.825 hektar, artinya masih ada 97,3% yang masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia (Wibowo H. dkk. 2019).Desa Wamesa merupakan salah satu desa di Provinsi Papua Barat, yang memanfaatkan sumberdaya perikanan masyarakat menggunakan alat tangkap pancing rawai dasar menggunakan umpan alami seperti ikan slyer (Anodontostoma chacunda) dan ikan bulanak (Mugil sp), namun nelayan belum mengetahui penggunaan umpan alami apa yang paling cocok dan memberikan hasil tangkapan terbanyak. Hasil tangkapan rawai dasar berupa ikan-ikan demersal dan karang serta ikan pelagis kecil lainnya.Berdasarkan pemikiran di atas, maka dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan jenis umpan terhadap jumlah tangkapan pancing rawai dasar di wilayah Papua Barat. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Desa Wamesa Kecamatan/distrik Kambrauw Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat yang berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember 2021. Penelitian ini bertujuan untuk Membandingkan jenis umpan apa yang memberikan hasil tangkapan yang terbanyak pada rawai dasar. Mengetahui komposisi hasil tangkapan dengan pancing rawai dasar berdasarkan jenis umpan, yaitu umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) dan umpan ikan bulanak (Mugil sp).Dari hasil penelitian, jumlah hasil tangkapan pancing rawai dasar selama 5 hari pengoperasian sebanyak 45 ekor ikan dimana umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) berjumlah 29 ekor lebih banyak dibandingakan dengan pancing rawai dasar yang menggunakan umpan ikan bulanak (Mugil sp) dengan jumlah 16 ekor, hal ini menunjukan umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) lebih banyak dibandingkan dengan ikan bulanak (Mugil sp), tetapi secara statistik nilai uji T memberikan hasil Thitung = 0,2234 lebih kecil dibandingkan dengan Ttable = 2,3060 menerangkan bahwa Ho diterima memberikan arti bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dari perlakuan jenis umpan ikan slayer (Anodontosoma chacunda) dan ikan bulanak (Mugil sp) yang digunakan pada pancing rawai dasar.
PERANAN DINAS PERIKANAN MINAHASA TENGGARA DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PESISIR DI DESA PONOSAKAN KECAMATAN BELANG Charly Jofi Supit; Lefrand Manoppo; Mariana E Kayadoe
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.38629

Abstract

Desa ponosakan masuk dalam wilayah Minahasa Tenggara, lebih tepatnya di Kecamatan Belang. Masyarakat pesisir terdiri dari nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil laut, dan pedagang, serta masyarakat lain yang kehidupan sosial ekonominya bergantung pada sumber daya laut. Saat ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran Dinas Perikanan Kabupaten Minahasa Tenggara dalam meningkatkan perekonomianBantuan pemerintah seperti perahu body dan pelang/pambut sangat membantu untuk masyarakat yang bekerja sebagai nelayan tangkap dalam menunjang perekonomian keluarga serta menjadi suatu pekerjaan yang berkelanjutan, begitu juga dengan adanya bantuan coolbox kepada para penjual ikan/tibo-tibo ikan, mereka sangat terbantu dengan adanya bantuan yang diberikan sehingga dapat menambah jumlah ikan yang bisa di tampung serta mengutamakan dan menjaga kualitas ikan hingga dipasarkan. Kemajuan ekonomi masyarakat juga membuktikan bahwa adanya perkembangan dalam segi kesehatan dan pendidikan dimana pertumbuhan anak-anak yang sehat serta sebagian besar anak nelayan tetap melanjutkan pendidikan bahkan hingga ke jenjang lanjutan.
Pola sebaran bagan dan adaptasi nelayan dalam operasi penangkapan di Perairan Desa Tateli Weru Kabupaten Minahasa Lia Anggreni Sitompul; Johnny Budiman; Ivor Lembondorong Labaro; Effendi Pengihutan Sitanggang; Fanny Silooy
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.39007

Abstract

Salah satu kegiatan perikanan yang menonjol di perairan Desa Tateli Weru adalah perikanan bagan.  Pengoperasian alat tangkap bagan, umumnya dimulai pada saat matahari mulai tenggelam.  Penangkapan umumnya dilaksanakan di perairan dekat pantai, yaitu daerah teluk atau tempat yang aman terhadap arus, angin dan gelombang. Dampak dari penempatan bagan oleh nelayan  tangkap di perairan Tateli Weru adalah perubahan volume hasil tangkapan setiap bulan dan perubahan jumlah waktu melaut yang sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat nelayan. Untuk itu nelayan melakukan pola adaptasi  dan strategi ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pola sebaran bagan apung dan kondisi perubahan cuaca terhadap hasil tangkapan ikan di Desa Tateli Weru. Penelitian ini mengikuti metode deskriptif yang didasarkan pada studi kasus.  Pengumpulan data dilakukan dengan plotting survei posisi masing-masing bagan, menggunakan GPS dan perahu tipe pamo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil nilai T adalah 1.23 yang berarti pola sebaran alat tangkap di desa Tateli Weru termasuk pola acak atau tidak merata (Random Pattern). Jarak terdekat antar bagan adalah 279.93 meter. Karena jarak antar bagan saling berdekatan, maka ikan yang sudah terkumpul di suatu bagan lain yang cahaya lampunya lebih terang. Hal ini berdampak pada jumlah hasil tangkapan yang tidak optimal. Pada akhirnya diperlukan aturan pola penyebaran bagan yang berjarak antar bagan serta strategi ekonomi untuk mata pencaharian nelayan yang lebih baik dalam rangka adaptasi menghadapi dampak perubahan cuaca.
Kajian waktu penangkapan ikan Kurisi Bali (Etilis sp) dengan pancing ulur di perairan teluk Manado Ivor Lembondorong Labaro; Revols D.Ch. Pamikiran; Hariyani Sambali
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 7 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.v7i1.40351

Abstract

Demersal fish species, such as Red snappers (Etelis sp.), have high economic value and are in high demand in both domestic and export markets. The fishing gear used by fishermen in the Manado Bay waters to catch demersal fish, especially Red snappers, is the bottom hand line. The lack of complete information about the distribution of the Red snappers in their habitat, the size of the fish and the fishing time and techniques are the main problems.This study is aimed at providing the legal size, fishing technique, and fishing season in relation with feeding period, bait type, and correct fishing grounds for red snapper Etelis sp.. The study utilized explorative method through direct observations and interviews. During the study, 986 individuals of red snappers were caught, 517 individuals in morning operation and 469 in afternoon operation. On monthly basis, there were 270 fish caught in July, 165 fish in February, 154 fish in January and the rest was distributed in other months. Red snappers Etelis sp. were caught mostly at 04:30-05:00 in the morning and 17:01-17:30 in the afternoon. The fish catches consisted of size range of >620 mm TL (110 ind), 630-700 mm TL (452 ind), 710-760 mm TL (333 ind), and 770-800 mm TL (91 ind).

Page 1 of 2 | Total Record : 11