cover
Contact Name
Safni Elivia
Contact Email
safni@iphorr.com
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
mail@iphorr.com
Editorial Address
Jl. Karet, Sumber Rejo, Kec. Kemiling, Kota Bandar Lampung, Lampung 35155
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports
ISSN : 28079094     EISSN : 28078489     DOI : 10.56922
Core Subject : Health,
Jurnal penelitian kualitatif di bidang kesehatan berkaitan dengan penjelasan narasi atau cerita di balik suatu fakta atau kejadian. Disamping itu memuat laporan kegiatan penerapan asuhan keperawatan dibidang kesehatan meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada semua tingkat usia. Terbit 2 kali dalam satu tahun bulan Juli dan Desember
Articles 25 Documents
Aplikasi Pendekatan Teori Virginia Henderson pada Pasien Diseksi Aorta: Case Study Mulida Arifiati; Sri Yona; Tuti Herawati
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 1 No 2 (2021): Perawatan Lansia di Posyandu
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v1i2.235

Abstract

Pendahuluan: Diseksi aorta akut merupakan kondisi gawat darurat yang sering terlewat saat pemeriksaan awal. Keterlambatan diagnosis meningkatkan mortalitas, tetapi presentasi dapat menyerupai beberapa  kondisi umum lainnya. Diseksi aorta adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketika lapisan interior aorta robek dan darah bisa mengalir ke dalam lumen palsu. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan yang akan diterima oleh pasien. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan tersebut salah satunya dengan mengaplikasikan teori virginia henderson. Tujuan: mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien diseksi aorta. Metode: Desain studi kasus asuhan keperawatan diseksi aorta dengan pendekatan teori Virginia Henderson dilakukan  dengan cara mengumpulkan data yang dimulai dari pengkajian, menentukan diagnosis, melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, dan melakukan evaluasi yang diberikan pada satu orang pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular, tidak membatasi umur dan tidak menentukan jenis kelamin yang akan dijadikan dalam sebuah studi kasus. Analisa data dilakukan sejak peneliti melakukan asuhan keperawatan yang dilakukan mulai awal pengkajian dan dilakukan pendokumentasian pada setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari pasien. Hasil: Penerapan teori Virginia Henderson efektif diterapkan pada pasien dengan diseksi aorta. Simpulan: Teori Virginia Henderson dapat digunakan pada asuhan keperawatan pasien dengan pasien diseksi aorta untuk meningkatkan kemandirian akibat perubahan fisik dan psikologis.  
Efektivitas tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi postpartum dengan tindakan Seksio Sesaria Maria Goretik; Widia Len; Yustina Riki Nazarius
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 1 (2022): Perawatan Pasien Yang Mengalami Depresi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i1.240

Abstract

Background: Sectio Caesarean is the most common surgical procedure performed by ginecologist. Sectio Caesarea, is a method of giving birth by making an incision in the uterine wall through the front wall of the abdomen. Purpose: To be able to provide nursing care for patients with reproductive system disorders postpartum with Caesarean section. Methods: Qualitative research using a case study approach. Qualitative method is a research method used to examine the condition of natural objects, where the researcher is the key instrument, the data collection technique is triangulation (combined),  the  data  analysis  is  inductive  and  the  results  of  qualitative  research  emphasize  meaning  rather  than generalization. Result: There is a major nursing problem, that is acute pain associated with physical injury agents: surgical procedures/cesarean section. Conclusion: After nursing actions, the patient's problem can be partially resolved by decreasing the pain scale. Keyword: Effectiveness; Nursing Actions; Patients; Reproductive System Disorders; PostPartum; Caesarean Section.  Pendahuluan: Operasi Caesarea merupakan tindakan pembedahan yang paling sering dilakukan oleh ahli kandungan. Proses persalinan Sectio Caesarea suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Tujuan: Mengetahui Gambaran asuhan keperawatan pada Ny.R dengan gangguan sistem reproduksi postpartum dengan tindakan Seksio Sesaria. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Hasil: terdapat masalah keperawatan utama yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik: prosedur operasional/Seksio sesaria. Simpulan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah pasien dapat teratasi sebagian dengan terjadinya penurunan skala nyeri.
Hubungan kecemasan dengan kejadian insomnia pada pasien pre operasi Tumiur Sormin; Anita Puri; Ulfa Azzahra
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 1 (2022): Perawatan Pasien Yang Mengalami Depresi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i1.244

Abstract

Background: Some operations cause a certain level of anxiety that is different for each person, such as major surgery that requires general anesthesia, making patients feel anxious with a percentage of 20-50% anxiety, excessive fear and sleep disturbances. While secondary surgery only requires local anesthesia for a short time with a percentage of 10-30% characterized by feelings of nervousness, anxiety, worry and sleep disturbances. A survey conducted at a hospital in the United States showed that stimuli that can interfere with sleep in the hospital include difficulty in finding a comfortable body position (62%), pain (58%), anxiety (30%), fear (25 %), and a new environment (18%), uncomfortable bed (10%). Purpose: The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and the incidence of insomnia in preoperative patients at Bhayangkara Polda Lampung Hospital in 2021. Methods: This type of research is a quantitative research with a cross sectional approach. The sampling technique used a purposive sampling with non random sampling, a sample of 45 respondents. The analysis test in this study used the Chi-Square test. This type of research is a quantitative research with a cross sectional approach. The sampling technique used a purposive sampling technique with non-random sampling, a sample of 45 respondents. The analysis test in this study used the Chi-Square test. Results: The results showed that there was a significant relationship between anxiety and the incidence of insomnia. It can also be interpreted that anxiety can affect the incidence of insomnia in preoperative patients and obtained p-value (0.05), Ho is rejected, there is a relationship. Conclusion: There is a relationship between anxiety and the incidence of insomnia in preoperative patients at Bhayangkara Hospital Polda Lampung in 2021.  Pendahuluan: Beberapa tindakan operasi menyebabkan tingkat kecemasan tertentu yang berbeda pada setiap orang, seperti operasi besar yang membutuhkan anastesi umum membuat pasien merasa cemas dengan persentase 20-50% kecemasan, ketakutan berlebihan dan gangguan tidur. Sedangkan operasi sekunder hanya butuh anastesi lokal dengan waktu singkat dengan persentase 10-30% ditandai dengan perasaan gugup, gelisah, khawatir dan juga dapat mengalami gangguan tidur. Sebuah survei yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat menunjukkan bahwa rangsangan yang dapat mengganggu tidur di rumah sakit antara lain kesulitan dalam menemukan posisi tubuh yang nyaman (62%), nyeri (58%), kecemasan (30%), ketakutan (25%), dan lingkungan baru (18%), tempat tidur tidak nyaman (10%). Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kejadian insomnia pada pasien pre operasi di RS Bhayangkara Polda Lampung Tahun 2021. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan non rendom sampling, sampel sebanyak 45 responden. Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kejadian insomnia. Hal ini dapat diartikan pula bahwa kecemasan dapat mempengaruhi kejadian insomnia pada pasien pre operasi dan didapatkan  p-value ≤ α (0,05), Ho ditolak maka ada hubungan. Simpulan: Ada hubungan kecemasan dengan kejadian insomnia pada pasien pre operasi di RS Bhayangkara Polda Lampung Tahun 2021.
Pengaruh edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi terhadap kemampuan mobilisasi pada pasien post operasi fraktur Al Murhan; Adelia Putri; Siti Fatonah
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 1 (2022): Perawatan Pasien Yang Mengalami Depresi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i1.245

Abstract

Background: Fractures are the case with the highest incidence of the 10 most cases found in General Ahmad Yani Metro Hospital. Patients with a diagnosis of fracture often experience pain and impaired physical mobility. Patients were given health education about Range Of Motion (ROM) without using media. Objective: To determine the effect of active ROM education in combination with booklet media and demonstration on the ability to mobilize in postoperative fracture patients. Methods: The design of this research is quasi-experimental and quantitative type. The population is post-fracture patients at RSUD Jendral Ahmad Yani Metro in 2021, with a sample of 32 respondents. Analysis with Independent T test. Research time is from 01 June to 17 July 2021. Results: The average mobilization ability in the experimental group with active ROM education combined with booklet and demonstration media was 17.19, while the average mobilization ability in the control group (without active ROM education combined with booklet and demonstration media) was 14.88. The results of the analysis show the results of -value = 0.04. Conclusion: There is a significant effect of active ROM education therapy with a combination of booklet and demonstration media on the ability to mobilize in post-fracture patients, where the level of mobilization ability in the group with active ROM education with a combination of booklet and demonstration media is higher than in patients who are not given active ROM education with a combination of media. booklets and demonstrations. Suggestion: It is recommended that the active ROM education program with a combination of booklets and demonstration media can be given to every special surgical treatment room at the hospital.   Pendahuluan: Fraktur menjadi kasus dengan angka kejadian tertinggi dari 10 kasus terbanyak yang ditemui di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro. Pasien dengan diagnosa fraktur sering mengalami nyeri dan hambatan mobilitas fisik.  Pasien diberikan edukasi kesehatan mengenai ROM tanpa menggunakan media. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi terhadap kemampuan mobilisasi pada pasien post operasi fraktur. Metode: Desain penelitian ini dengan quasy eksperimen dan jenis kuantitatif. Populasi adalah pasien post fraktur di RSUD Jendral Ahmad Yani Metro tahun 2021, dengan sampel sebanyak 32 responden. Analisis dengan uji T test Independen. Waktu penelitian mulai 01 Juni sampai 17 Juli 2021. Hasil: Menunjukkan rata-rata kemampuan mobilisasi pada kelompok eksperimen dengan edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi adalah 17,19, sedangkan rata-rata kemampuan mobilisasi pada kelompok kontrol (tanpa edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi) adalah 14,88.  Hasil analisis  menunjukkan hasil ρ-value = 0,04. Simpulan: Ada pengaruh yang signifikan terapi edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi  terhadap kemampuan mobilisasi pada pasien post fraktur, dimana tingkat kemampuan mobilisasi pada kelompok yang edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi lebih tinggi daripada pasien yang tidak diberikan edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi. Saran: Sebaiknya program edukasi ROM aktif kombinasi media booklet dan demonstrasi ini bisa diberikan pada setiap ruangan perawatan bedah kusus rumah sakit.
Gambaran Gambaran pengetahuan pasien TB paru tentang pentingnya pengobatan tuntas diwilayah kerja Puskesmas Cibiru: Pentingnya Pengobatan Tuntas pada Psien TB Agus Miraj Darajat; Yossy Yosinta; Anri Anri; Dede Nur Aziz Muslim; Angga satria Pratama
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.262

Abstract

Background: Tuberculosis is a major health problem in the world. The number of tuberculosis cases in 2020 has reached 845,000 confirmed cases worldwide and 98,000 deaths due to tuberculosis. From June to December 2021, data for patients with confirmed pulmonary TB in the working area of the Cibiru Health Center reached 256 cases, and was the area with the highest positive cases reaching 32 cases with patients confirmed positive for pulmonary TB. Purpose: To describe the knowledge of pulmonary TB patients about the importance of complete treatment in the working area of the Cibiru Health Center. Method: This type of research uses total sampling with the number of samples used are 32 people from the total population. Data collection used a questionnaire which totaled 18 questions offline using paper which was distributed to each pulmonary TB patient. Results: Knowledge of the importance of complete treatment in the sense that most (56.3 percent) have less understanding. Knowledge The importance of complete treatment in treatment goals most (59.4 percent) have less treatment goals. Knowledge The importance of complete treatment in the principle of treatment half of the respondents (59.4 percent) had the principle of sufficient treatment. Knowledge The importance of complete treatment in treatment outcomes almost half (34.4 percent) had good treatment outcomes. Knowledge The importance of complete treatment in treatment failure almost half (59.4 percent) had less treatment failure. Conclusion: Most of the respondents had sufficient knowledge of pulmonary TB patients. Suggestion: It is hoped that the Cibiru Health Center can provide support to the community in providing health education as a means and infrastructure to add insight into the importance of complete treatment of pulmonary TB.   Pendahuluan: Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Jumlah kasus tuberculosis pada tahun 2020 mencapai 845.000 kasus terkonfirmasi diseluruh dunia dan 98.000 kasus kematian karena tuberculosis. Sejak Juni hingga Desember 2021 data pasien terkonfirmasi TB Paru diwilayah kerja Puskesmas Cibiru mencapai 256 kasus, dan merupakan wilayah dengan kasus positif tertinggi mencapai 32 kasus dengan pasien terkonfirmasi positif TB Paru. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien TB Paru tentang pentingnya pengobatan tuntas diwilayah kerja Puskesmas Cibiru. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 32 orang dari total populasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berjumlah 18 pertanyaan secara offline menggunakan kertas yang disebar ke setiap pasien TB Paru. Hasil: Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam pengertian sebagian besar (56,3 persen) memiliki pengertian kurang. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam tujuan pengobatan sebagian besar (59,4 persen) memiliki tujuan pengobatan kurang. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam prinsip pengobatan setengah rsponden (59,4 persen) memiliki prinsip pengobatan cukup. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam hasil pengobatan hampir setengah (34,4 persen) memiliki hasil pengobatan baik. Pengetahuan Pentingnya pengobatan tuntas dalam kegagalan pengobatan hampir setengahnya (59,4 persen) memiliki kegagalan pengobatan kurang. Simpulan: Sebagian besar responden sudah cukup dalam pengetahuan pasien TB Paru. Saran: Diharapkan bagi Puskesmas Cibiru dapat memberikan dukungan kepada masyarakat dalam menyediakan penyuluhan kesehatan sebagai sarana dan prasarana dalam menambah wawasan dalam pentingnya pengobatan tuntas TB Paru.
Strategi komunikasi persuasi dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak: Studi Kasus Netty Prasetiyani dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jawa Barat Siti Nur'aeni
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.264

Abstract

Background: As the wife of the Governor of West Java, Netty Prasetiyani always included the issue of preventing and handling violence against women and children in every of her lectures, both when Netty was acting as head of the Family Welfare Development, Dekranasda, Mother of Early Childhood Education and others. Likewise, in informal meetings, she always makes this issue the main material in her discussions and it can be stated that Netty Prasetiyani made various attempts at persuasion so that the steps she had taken so far in terms of preventing and handling violence against women and children were carried out by the wife of the regional head. in urban districts, so that efforts to protect women and children in West Java are carried out massively, hand in hand between the provincial and regional governments. Issues related to women and children are often distant issues for authorized officials, so efforts at persuasion must be made so that everyone realizes that this issue is urgent and must be addressed immediately. Influencing policy is not an easy thing especially if you want the process to take place instantly. Purpose: To find out and analyze the persuasive communication strategy used by Netty in preventing and handling violence against women and children in West Java. Method: Qualitative with a case study approach, it can be seen the strategies used by Netty Prasetiyani in efforts to prevent and deal with violence against women and children in West Java. Result: The implementation of efforts to prevent and deal with violence against women and children in West Java and the establishment of cooperation in handling between the province, related parties and districts and cities. Conclusion: In general, Netty Prasetiyani is considered capable of communicating and getting the wives of regional heads involved in handling and preventing violence against women and children in their area.    Pendahuluan: Sebagai istri Gubernur Jawa Barat Netty Prasetiyani  selalu mamasukan isu pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam setiap ceramahnya, baik itu ketika Netty sedang bertindak sebagai ketua PKK, Dekranasda, Bunda paud dan lainnya. Begitupun dalam pertemuan-pertemuan informal ia selalu menjadikan isu ini sebagai bahan utama dalam setiap diskusinya dan dapat dinyatakan bahwa seorang Netty Prasetiyani melakukan berbagai upaya persuasi agar langkah selama ini ia lakukan dalam hal pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak dilaksanakan pula oleh istri kepala daerah di kabupaten kota, agar upaya perlindunagn perempuan dan anak di Jawa Barat dilakukan secara masif, bahu membahu antara pemerintah provinsi dan daerah. Isu terkait perempuan dan anak seringkali menjadi isu yang berjarak bagi para pejabat yang berwenang, sehingga harus dilakukan upaya-upaya persuasi agar semua orang menyadari bahwa isu ini urgent dan harus segera ditanggulangi. Mempengaruhi kebijakan bukanlah suatu hal yang mudah terlebih jika menghendaki prosesnya berlangsung secara instan. Tujuan: Untuk mengetahui dan menganalisis strategi komunikasi persuasi yang dilakukan oleh Netty dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat. Metode: Kualitatif dengan zpendekatan studi kasus dapat diketahui strategi yang digunakan Netty Prasetiyani dalam upaya pencegahan dan penanganan kekersan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat. Hasil: Terselenggaranya upaya-upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Barat dan terbangunnya kerjasama penanganan antara provinsi, pihak-pihak terkait dan kabupaten kota. Simpulan: Netty Prasetiyani secara garis besar dianggap mampu mengkomunikasikan dan membuat beberapa istri kepala daerah terlibat dalam penanganan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak didaerahnya.
Pengaruh kompres hangat dan pijat effleurage terhadap nyeri dismenorea pada remaja putri Dian Suhartini; Hidayani Hidayani; Ratna Wulandari
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 1 (2022): Perawatan Pasien Yang Mengalami Depresi
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i1.268

Abstract

Backgrounds: Dysmenorrhea that occurs in women is still a problem, especially in adolescents because many teenagers experience dysmenorrhea in the first three years after menarche. Purpose: The purpose of this study was to determine the effect of warm compresses and effleurage massage to dysmenorrhea pain in adolescent girls at Junior High School No 1 Pulosari, Pandeglang Regency in 2022. Methods: This study used a quantitative design using a quasi-experimental two group comparison pretest-posttest design. with a population of 30 people who experienced dysmenorrhea that divided into a control group and the experimental group using total sampling. The research instrument used the Visual Analog Scale (VAS) pain observation sheet. Results: The results of the study in both groups showed that there was an effect of warm compresses and effleurage massage on dysmenorrhea pain. The results of the paired t-test found that p = 0.000 < 0.05. The results of the independent sample t-test found the p = 0.019. There was a significant difference of pain between warm compresses and effleurage massage groups. warm compresses is more effective in reducing the pain of dysmenorrhea compared to effleurage massage. Warm compresses or effleurage massage can be used to reduce the pain of dysmenorrhea experienced by adolescents.    Pendahuluan: Dismenorea yang terjadi pada wanita sampai saat ini masih menjadi masalah, khususnya pada remaja karena banyak remaja mengalami dismenorea pada tiga tahun pertama setelah menarche. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat dan massage effleurage terhadap nyeri dismenorea pada remaja putri di SMP Negeri 1 Pulosari Kabupaten Pandeglang tahun 2022. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode quasi eksperimental two group comparison pretest-posttest design. dengan populasi yang mengalami dismenorea sebanyak 30 orang terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan total sampling serta instrumen penelitian menggunakan lembar observasi nyeri Visual Analog Scale (VAS). Hasil: Hasil Penelitian pada kedua kelompok menunjukkan adanya pengaruh kompres hangat dan massage effleurage terhadap nyeri dismenorea dengan hasil uji paired sample T Test p=0,000 < 0,05. Hasil uji independent sample t-test p=0,019 ada perbedaan signifikan antara kelompok kompres hangat dan massage effleurage. Kompres hangat lebih efektif menurunkan nyeri dismenorea dibandingkan dengan massage effleurage. Kompres hangat atau massage effleurage dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dismenorea yang dialami oleh remaja.
Pengaruh pesan edukasi kesehatan terhadap citra Rumah Sakit Alfi Fauzia Hakim; Madinatul Munawaroh; Nadia Ushfuri Amini; Bilqis Annisa; Anti Restiani Febrianti
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.294

Abstract

Background: Providing educational messages by health workers to patients and their families is a form of service provided by the hospital where the patient is treated and gets treatment. The quality of health services is currently getting high demands from people who are increasingly aware of health. Good service quality affects the high level of satisfaction of patients and their families as a public audience. This will also affect the image that is formed about the hospital. Purpose: To determine the effect of health education messages on the image of the Hospital institution. Methods: The method used is quantitative, with an explanatory survey approach. Results: The results of this study show that the results of the validity test on all questions in the questionnaire are valid, the results of the reliability test of the questionnaire state that they are reliable. The effect of giving health education messages in the form of tips directly on the image has a greater value, namely 11.4%, compared to information processing, both the central route, which is 4.5% and the peripheral route, which is 0.2%. Conclusion: There is an influence on health education messages in the form of tips on the image of Hospital institutions in Bandung Regency, West Java, both directly and through information processing, but it is very small and not significant.   Pendahuluan: Pemberian pesan-pesan edukasi oleh tenaga kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan rumah sakit tempat pasien tersebut berobat dan mendapatkan tindakan. Kualitas pelayanan kesehatan saat ini mendapatkan tuntutan yang tinggi dari masyarakat yang semakin sadar akan kesehatan. Kualitas pelayanan yang baik berpengaruh pada tingginya tingkat kepuasan pasien dan keluarga pasien sebagai publik khalayak. Hal ini akan berpengaruh juga pada citra yang terbentuk mengenai rumah sakit tersebut. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pesan edukasi kesehatan terhadap citra lembaga Rumah Sakit. Metode: Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan pendekatan survei eksplanatori. Hasil: Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa hasil uji validitas pada semua butir pertanyaan dalam kuesioner valid, hasil uji reliabilitas kuesioner menyatakan reliabel. Pengaruh pemberian pesan edukasi kesehatan berupa tips secara langsung terhadap citra memiliki nilai lebih besar, yaitu 11,4%, dibandingkan melalui pemrosesan informasi, baik jalur sentral yaitu 4,5% maupun jalur periferal yaitu 0,2%. Simpulan: Terdapat pengaruh pada pesan edukasi kesehatan berupa tips terhadap citra lembaga Rumah Sakit di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, baik secara langsung maupun melalui pemrosesan informasi, namun sangat kecil dan tidak signifikan.
Penerapan Penerapan kompres hangat terhadap penurunan dismenore pada remaja putri Dwi Apriani; Septi Andriyanti
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.296

Abstract

Background: Dysmenorrhea is abdominal pain that comes from uterine cramps that occur during menstruation. Pain occurs at the same time as the onset of menstruation and lasts several hours to several days until it reaches the peak of pain. A warm compress can be done by adolescent women at home as an alternative to reduce pain due to dysmenorrhea. Purpose: to determine the application of warm compresses to decrease dysmenorrhea in adolescent girls. The approach used by researchers in this study is a qualitative approach, where the results are not in the form of numbers. The samples used were two patients who experienced menstrual pain. Method: observation and assessment of patients on Nn'A' and Nn'D' who experience dysmenorrhea, before and after being given warm compress therapy. Results: this study indicate that after being given the application of a warm compress, the pain scale in case I Nn "A" from a pain scale of 4 to 3, and in case II Nn "D" from a scale of 4 to 3. Conclusion: based on the results of this study, it shows that the application of warm compresses is effective for reducing pain scale with a diagnosis of dysmenorrhea.   Pendahuluan: Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri. Kompres hangat dapat dilakukan sendiri oleh wanita remaja di rumah sebagai alternatif mengurangi nyeri akibat dismenore. Tujuan: Untuk mengetahui penerapan kompres hangat terhadap penurunan dismenore pada remaja putri. Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana hasilnya tidak berbentuk angka-angka. Sampel yang digunakan adalah dua pasien yang mengalami nyeri haid. Metode: Observasi dan pengkajian pasien pada Nn’A’ dan Nn’D’ yang mengalami Dismenore, sebelum dan sesudah diberi terapi kompres hangat. Hasil: dari penelitina ini menunjukkan bahwa setelah diberikan penerapan kompres hangat, skala nyeri pada kasus I Nn.”A” dari skala nyeri 4 menjadi 3, dan pada kasus II Nn.”D” dari skala 4 menjadi 3. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian hal ini menunjukan bahwa penerapan kompres hangat efektif untuk menurunkan skala nyeri dengan diagnosa dismenore.
Aktivitas Komunikasi Antara Perawat Dan Pasien Penyalahgunaan Narkoba Din Layanan Rehabilitasi Rawat Jalan Mufti fauzi Rahman Mufti; Ira Hasianna Rambe; Dedeh Dahliah; Siti Nur’aeni; Gaizka verrel Santosa; Sephia Indah Lutpiah
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 2 No 2 (2022): Perawatan Pasien Yang Menderita Tuberkulosis Paru
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v2i2.297

Abstract

Backgroun: Doctors, nurses or health care providers are of course closely related to words or language. both simple and complex words sometimes become obstacles in therapeutic communication. Mulyana pointed out how simple words can be interpreted differently, that the meaning of the words conveyed is often ambiguous. Meanings or words are culturally bound. Situational factors, such as the context of place and time and the mood of the communicator, also influence how others interpret the message. Purpose: To explain the communication activities of nurses and patients in drug abuse with outpatient rehabilitation services. Methods: This study uses a constructivist paradigm, data obtained from participant observation, in-depth interviews, and literature study. This study uses qualitative research methods, because what will be studied is a central symptom. Furthermore, this study uses the ethnographic method of communication. Data were obtained from participant observation results, in-depth interview results, and literature study. Results: The results of the study show that the communicative situation that occurs between nurses and drug patients at the Antapani Medika Clinic is normal. In an informal setting, crowded at certain hours. Nurses and patients both carry out their roles. The communicative events that occurred between nurses and drug patients at the Antapani Medika Clinic ran smoothly, between nurses and patients being open to each other, honestly interacting with each other and providing responses. Communicative action between nurses and drug patients takes place using verbal and non-verbal communication. Conclusion: The form of verbal communication from nurses is with requests, statements, warnings to open questions before the patient enters the room for examination by the doctor. The language used tends to be a mixture of Indonesian and Sundanese.   Pendahuluan: Dokter, perawat atau penyedia layanan kesehatan tentunya erat kaitan dengan kata-kata atau bahasa. baik kata-kata yang sederhana maupun yang rumit kadang menjadi kendala dalam komunikasi terapeutik. Mulyana mengemukakan betapa kata-kata sederhana bisa diartikan berbeda, bahwa arti kata-kata yang disampaikan, seringkali ambigu. Makna atau kata-kata itu terikat budaya. Factor situasional seperti konteks tempat dan waktu serta suasana hati komunikator, juga memengaruhi cara orang lain menafsirkan pesannya. Tujuan: Untuk menjelaskan aktivitas komunikasi perawat dan pasien dalam penyalahgunaan narkoba dengan layanan rehabilitasi rawat jalan. Metode: Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, data diperoleh dari hasil observasi partisipan, hasil wawancara  mendalam, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, sebab yang akan dikaji, merupakan gejala sentral. Selanjutnya penelitian ini menggunakan metode etnografi komunikasi. Data diperoleh dari hasil observasi partisipan, hasil wawancara  mendalam, dan studi pustaka. Hasil: Dari hasil penelitian menunjukan bahwa situasi komunikatif yang terjadi antara perawat dan pasien napza di Klinik Medika Antapani normal. Dalam suasana informal, ramai di jam-jam tertentu. Perawat dan pasien sama-sama menjalanakan perannya. Peristiwa komunikatif yang terjadi antara perawat dan pasien napza di Klinik Medika Antapani berjalan secara lancar, antara perawat dan pasien saling terbuka, Jujur saling berinterkasi dan memberikan respon. Tindak komunikatif anatar perawat dan pasien napza berlangsung menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal. Simpulan: Bentuk komunikasi verbal dari perawat adalah dengan permintaan, pernyataan, peringatan hingga pertanyaan terbuka sebelum pasien memasuki ruangan pemeriksaan oleh dokter.  Bahasa yang digunakan cenderung campuran bahasa Indonesia dengan Sunda.

Page 2 of 3 | Total Record : 25