cover
Contact Name
Teresia Noiman Derung
Contact Email
teresiaderung@gmail.com
Phone
+6282143778367
Journal Mail Official
sapa@stp-ipi.ac.id
Editorial Address
Jln. Seruni No 6 MALANG 65141, Jawa Timur
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Sapa: Jurnal Kateketik dan Pastoral
ISSN : 25035150     EISSN : 26543214     DOI : https://doi.org/10.53544/sapa
Core Subject : Religion, Education,
SAPA merupakan jurnal yang dikelola oleh STP-IPI Malang. Nama SAPA, bukan sebuah nama kebetulan dan juga bukan singkatan. Melainkan memiliki makna yang amat mendalam. Sapa tidak hanya sekedar menyapa para pembaca melainkan mengajak para pembaca untuk semakin mendalami karya pastoral dan katekese, sehingga juga menjadi terlibat dalam kegiatan pastoral dan katekese di manapun berada
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2019)" : 11 Documents clear
GOTONG ROYONG DAN INDONESIA Teresia Noiman Derung
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud memaparkan keanekaragaman suku, bahasa, agama dan kepercayaan di Indonesia. Adanya keanekaragaman tersebut memang di satu pihak adalah sebuah potensi yang besar untuk membangun bangsa Indonesia, tetapi di lain pihak juga ada bahaya sektarian, di mana masing-masing mau mementingkan kelompoknya sendiri dan tidak jarang terjadi pertikaian antarsuku. Dan jika itu didiamkan akan dapat memecah belah kesatuan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengikat yang dapat mempersatukan semua suku, bahasa, agama dan kepercayaan. Salah satu budaya yang dimiliki oleh semua suku di Indonesia adalah gotong royong. Dengan gotong royong inilah kita dapat mempersatukan seluruh bangsa menuju Indonesia yang adil dan makmur. Melalui gotong royong seluruh bangsa Indonesia bekerja sama membangun negeri ini menjadi negeri yang sejahtera.
DAFTAR ISI JURNAL SAPA VOL. 4 NO. 1 Tim Editor
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

EDITORIAL JURNAL SAPA VOL. 4 NO. 1 Tim Editor
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

EDITORIAL Jurnal SAPA kali ini memasuki tahun yang keempat dan berusaha untuk tampil semakin baik. Dalam edisi kali ini menyampaikan beberapa tulisan berdasarkan hasil penelitian dan analisa pustaka. Tulisan pertama berbicara tentang “GOTONG ROYONG DAN INDONESIA” yang merupakan sesuatu yang khas dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bahkan oleh Presiden Repubik yang pertama “Gotong Royong” merupakan inti dari dasar Negara yaitu Pancasila. Penulis bermaksud untuk menunjukkan betapa relevannya “gotong royang” untuk semakin ditingkatkan lagi dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di Indonesia dewasa ini. Artikel kedua menganalisa “PERJALANAN IMAN WANITA SAMARIA” dari Injil Yohanes 4:1-42. Wanita Samaria yang awalnya mengenal Yesus hanya sebatas sebagai orang Yahudi sampai akhirnya mengakui Yesus sebagai Juru selamat dunia. Perjalanan iman wanita Samaria ini tidak terlepas dari peran Yesus yang melalui dialog membimbing perjalanan imannya. Kisah perjalanan iman ini menunjukkan bahwa iman itu bukan sesuatu yang statis, melainkan dinamis. Di samping itu supaya iman berkembang dibutuhkan bimbingan. Tulisan yang ketiga yang berjudul APAKAH KATEKESE KERYGMATIK BERLAWANAN DENGAN KATEKESE ANTROPO-LOGIS?” menganalisa apa itu katekese kerygmatik dan katekese antropologis. Sesudah menunjukkan kekhasan masing-masing, penulis mencoba menganalisa apakah kedua katekese tersebut berlawanan satu sama lain atau tidak. Kedua model/bentuk katekese ini, digunakan dalam formation iman umat. Kedua model ini menurut penilaian para uskup belum memadai perlu untuk menciptakan dan mengembangkan model katekese yang bermutu dan menanggapi harapan. Artikel keempat merupakan hasil penelitian tentang “RELASI INTER SUBJEKTIF PEMBINA DAN ANAK ASUH DI WISMA PUTERA BHAKTI LUHUR MALANG. Penulis mencoba menguraikan tentang relasi inter subjektif antara pembina dan anak asuh di wisma Putera Bhakti Luhur Malang. Mengingat manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Relasi inter subjektif merupakan suatu relasi atau komunikasi yang bermakna dalam arti setiap individu mau membuka diri terhadap yang lain, memberi tempat dalam dirinya bagi yang lain, serta menjadi bagian dari dirinya. Romo Paul Janssen dalam hubungan dengan relasi inter subjektif pembina dengan anak asuh di wisma menerapkan pola asuh dalam kebersamaan dengan anak berkebutuhan khusus melalui hidup serumah, sekamar dan semeja makan dengan mereka, dinamis, sesuai kebutuhan. Artikel kelima menganalisa tentang “GURU DALAM PENGAJARAN ABAD 21”. Tulisan ini bermaksud menguraikan bagaimana Guru mesti mengajar di abad 21 ini. Mengajar di kelas adalah pekerjaan utama seorang guru. Mungkin untuk sebagian orang memandang bahwa perkerjaan ini adalah pekerjaan yang mudah dan ringan. Namun dalam kenyataan pekerjaan mengajar di kelas bukanlah suatu pekerjaan yang ringan, melainkan pekerjaan yang sangat berat. Artikel keenam menganalisa tentang “PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM”. Pendidikan sebagai suatu sistem memiliki beberapa bagian yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi, bila bagian yang satu tidak diperhatikan/lemah maka akan mempengaruhi keseluruhan dari sistem tersebut. Para pendidik perlu untuk memahami pendidikan sebagai suatu sistem sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya akan memperoleh hasil yang maksimal bila pendidik memperhatikan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada yang sangat mempengaruhi proses pendidikan (kegiatan belajar mengajar) yang akan dilakukannya. Artikel ketujuh adalah hasil penelitian tentang “ASRAMA DAN PRESTASI AKADEMIK”. Penelitian kuantitatif atas Pengaruh Kehidupan Asrama Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pelayanan Pastoral, STP-IPI Malang. penelitian ini mendeskripsikan pengaruh hidup berasrama terhadap prestasi akademik mahasiswa. Dengannya, peneliti akan menggali data terkait pola hidup berasrama dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup mahasiswa di asrama yang turut memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik. Artikel kedelapan membahas tentang “MENYIKAPI PEBELAJAR MULTI-ENTRY”. Sebuah kerangka teoretik pembelajaran andragogi berbasis multiple intelligence. Artikel ini bermaksud menelaah persoalan kesenjangan kualitas pendidikan dan implikasinya pada perguruan tinggi dari sisi kerangka teori psikologi pendidikan dan memberi alternatif jalan keluar untuk mengatasi persoalan yang dihadapi dosen dalam menghadapi pebelajar multi-entry. Artikel kesembilan membahas tentang “KEGIATAN WEEKEND PASTORAL MAHASISWA DI LINGKUNGAN-LINGKUNGAN PAROKI ST. VINSENSIUS A PAULO MALANG. Artikel ini merupakan penelitian yang evaluatif terhadap program weekend yang dijalankan oleh mahasiswa- mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang terutama Program Studi Pelayanan Pastoral. Para mahasiswa ini mendapat kesempatan untuk mengalami aktifitas pastoral di lingkungan-lingkungan yang ada di Paroki Santo Vinsensius A Paulo Malang.
PERJALANAN IMAN WANITA SAMARIA (Yoh 4: 1-42) Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Injil Yohanes 4:1-42 dikisahkan tentang percakapan Yesus dengan wanita Samaria di sebuah sumur di Sikhar. Tulisan ini bukan sebuah tafsiran atas perikop tersebut, melainkan uraian tentang perjalanan iman wanita Samaria. Wanita Samaria itu mula-mula mengenal Yesus sebagai orang Yahudi. Setelah tahu bahwa Yesus mengenal kehidupan pribadinya, maka ia mengakui Yesus sebagai nabi. Lebih lanjut setelah Yesus berbicara tentang penyebah yang benar, wanita itu mengakui Yesus sebagai Mesias. Dan akhirya bersama dengan orang-orang Samaria lain, wanita itu mengakui Yesus sebagai Penyelamat dunia. Perjalanan iman wanita Samaria itu jelas dibawah bimbingan Yesus. Peran Yesus sungguh menentukan perjalanan iman wanita Samaria itu. Demikian iman kita pun bertumbuh dan berkembang secara perlahan. Untuk dapat bertumbuh dan berkembang iman harus melalui ujian dan juga membutuhkan bimbingan orang lain. Pengakuan iman harus bersifat pribadi, tidak lagi bergantung pada orang lain.
APAKAH KATEKESE KERYGMATIK BERLAWANAN DENGAN KATEKESE ANTROPOLOGIS? Intansakti Pius X
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Katekese umat adalah katekese yang dipilih dan dicita–citakan oleh Gereja Katolik di Indonesia, karena sesuai dengan konteks kebudayaan musyawarah. Katekese umat termasuk dalam katekese Antropologis. Prinsip dasar katekese Antropologis adalah memperhatikan kehidupan para peserta, maka disatu pihak setia kepada Iman Katolik yakni setia kepada wahyu Allah, dan dilain pihak setia kepada manusia. Setia kepada manusia, yakni memperhatikan kesaksian dan pelayanan, memperhatikan dialog kebudayaan, dan dialog dengan umat beriman lainnya. Sedangkan katekese kerygmatis atau katekese doktriner menekankan penerusan isi ajaran iman. Katekese doktriner cenderung bersifat satu arah. Pesan mengalir dari pewarta kepada penerima. Kedua model/bentuk katekese ini, digunakan dalam formation iman umat. Kedua model ini menurut penilaian para uskup belum memadai perlu untuk menciptakan dan mengembangkan model katekese yang bermutu dan menanggapi harapan. Maka tugas lembaga kateketik dan pastoral untuk terus mencari dan mencari. Tidak ada metodologi, tidak ada masalah betapapun teruji baik, dapat membuang pribadi katekis pada setiap fasenya.
RELASI INTERSUBJEKTIF PEMBINA DAN ANAK ASUH DI WISMA PUTERA BHAKTI LUHUR MALANG Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini, menguraikan tentang relasi intersubjektif antara pembina dan anak asuh di wisma Putera Bhakti Luhur Malang. Mengingat manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dalam hidup bersama tentunya ada relasi yang baik antara satu dengan yang lain. Kadang-kadang juga orang tidak memikirkan bagaimana menghayati nilai kebersamaan dalam berelasi dengan sesama. Dalam kebersamaan dengan anak berkebutuhan khusus, sebagai pembina tentu ada unsur egoisme dan merasa diri lebih tinggi atau lebih berkuasa. Relasi intersubjektif adalah merupakan suatu relasi atau komunikasi yang bermakna dalam arti setiap individu mau membuka diri terhadap yang lain, memberi tempat dalam dirinya bagi yang lain, serta menjadi bagian dari dirinya. Gabriel Marcel berpendapat bahwa relasi intersubjektif merupakan keterbukaan antara subjek yang satu dengan subjek yang lain. Romo Paul Janssen Terkait dengan relasi intersubjektif pembina dengan anak asuh di wisma menerapkan pola asuh melalui hidup serumah, sekamar dan semeja makan dengan mereka, dinamis, sesuai kebutuhan, Pembina harus kompak dan komunikasi efektif serta disiplin. Selain itu dalam hidup bersama dengan anak berkebutuhan khusus tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau muncul perilaku-perilaku menyimpang seperti tindakan kekerasan dan pelecehan. Hal-hal inilah yang perlu dihindari dalam kehidupan bersama anak berkebutuhan khusus.
GURU DALAM PENGAJARAN ABAD 21 Emmeria Tarihoran
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengajar di kelas adalah pekerjaan utama seorang guru. Mungkin untuk sebagian orang memandang bahwa perkerjaan ini adalah pekerjaan yang mudah dan ringan. Namun dalam kenyataan pekerjaan mengajar di kelas bukanlah suatu pekerjaan yang ringan, melainkan pekerjaan yang sangat berat. Selain berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran, guru juga diharapkan menjadi manajer, psikolog, konselor, motivator, fasilitator, juga evaluator masih banyak lagi peran guru yang diharapkan bahkan dituntut dari profesinya tersebut. Guru pada saat ini menghadapi tantangan jauh lebih kompleks bila dibandingkan dengan era sebelumnya. Guru menghadapi peserta didik yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standar proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi (Darling, 2006). Tantangan dalam pembelajaran abad 21 dan perubahan kurikulum 2013 menuntut kemampuan pedagogis guru sebagai pengajar untuk lebih mampu mendesain pembelajaran yang lebih efektif dan innovatif. Perkembangan media teknologi informasi menjadi salah satu landasan pokok dalam perkembangan pembelajaran abad 21. (Karim, 2017) Guru abad 21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu pengajaran, serta melakukan refleksi dan perbaikan praktek pembelajarannya secara terus menerus (Darling, 2006). Untuk itu guna untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik di zaman informasi ini menuntut guru untuk memiliki keterampilan teknologi yang dibutuhkan agar dapat memanfaatkan kekuatan komputer dan teknologi yang terkait dengannya untuk pengajaran yang efektif.
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM M.E. Kakok Koerniantono
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan sebagai suatu sistem memiliki beberapa bagian yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi, bila bagian yang satu tidak diperhatikan/ lemah maka akan mempengaruhi keseluruhan dari sistem tersebut. Para pendidik perlu untuk memahami pendidikan sebagai suatu sistem sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya akan memperoleh hasil yang maksimal bila pendidik memperhatikan unsur-unsur/bagian-bagian yang ada yang sangat mempengaruhi proses pendidikan (kegiatan belajar mengajar) yang akan dilakukannya.
ASRAMA DAN PRESTASI AKADEMIK: Pendekatan Kuantitatif atas Pengaruh Kehidupan Asrama Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pelayanan Pastoral, STP-IPI Malang Fabianus Selatang
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahasiswi Program Studi Pelayanan Pastoral STP-IPI Malang bermukim di asrama; dalam satu lingkungan yang nyaman dan terlindung. Keadaan tersebut mendorong tim peneliti untuk melakukan penelitian atas situasi mereka sebagai warga asrama dan sebagai mahasiswa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh hidup berasrama terhadap prestasi akademik mahasiswa. Metode yang dipakai ialah metode kuesioner. Instrumen yang dipakai terkait metode kuisioner ini ialah angket dengan skala bertingkat. Variabel bebasnya ada lima antara lain lokasi (X1), pelayanan (X2), kapasitas (X3), dan pengelolaan (X4), sedangkan variabel terikatnya ialah prestasi akademik (Y). Sampel yang dipakai ialah simple random sampling. Jenis penelitiannya ialah penelitian kuantitatif. Desain penelitiannya ialah studi korelasional. Jumlah populasinya 45 orang, sedangkan sampelnya berjumlah 42 orang. Penentuan sampel menggunakan Rumus Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 0,05%. Analisa data yang dipakai ialah mengukur korelasi antar variabel dengan menggunakan metode korelasi multi variant dan analisa regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesa dengan uji T antara lain nilai Sig. X1 sebesar 0,946 nilai T hitung -0,068, X2 sebesar 0,311 dan nilai T hitung 0,1028, X3 sebesar 0,070 nilai T hitung 1,867, dan X4 sebesar 0,074 dan nilai T hitung 1.841. Pengujian hipotesa dengan uji F untuk melihat pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya, diperoleh hasil nilai signifikansinya adalah 0,196 dan nilai F hitung 1,608. Sedangkan, berdasarkan analisa korelasi multi variant diperoleh data: X1= 0,013, X2=13,2; X3= 13,2; dan X4=14,8. Kesimpulannya H1 dan H2 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh X1 dan X2 terhadap Y, sedangkan H3 dan H4 diterima yang berarti terdapat pengaruh X3 dan X4 terhadap Y. Sedangkan, pengujian hipotesa dengan uji F tidak terdapat pengaruh secara simultan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil analisa korelasi multi variant dan tabel nilai interpretasi nilai r, disimpulkan bahwa korelasi variabel X1 dengan Y “sangat rendah”, X2, X3 dan X4 dengan Y “tinggi”. Lebih lanjut, koefisen determinasi berganda (R2) atau R squared = 0,560 berarti secara bersama-sama 56 % perubahan variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X1, X2 X3, dan X4.
MENYIKAPI PEBELAJAR MULTI-ENTRY: Kerangka Teoretik Pembelajaran Andragogi Berbasis Multiple Intelligence Yohanes Subasno
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dosen sering berhadapan dengan persoalan heterogenitas pebelajar, yang meliputi perbedaan suku, bahasa, latar pendidikan, kapasitas intelegensi, kepribadian, dan lain-lain. Sering, para dosen hanya memperhatikan satu aspek yaitu kapasitas intelegensi, yang merupakan hasil pengukuran psikologis yang diwakili dengan skor IQ. Tujuan artikel ini adalah untuk menelaah persoalan kesenjangan kualitas pendidikan dan implikasinya pada perguruan tinggi dari sisi kerangka teori psikologi pendidikan dan memberi alternatif jalan keluar untuk mengatasi persoalan yang dihadapi dosen dalam menghadapi pebelajar multi-entry. Kerangka teori yang digunakan dalam artikel ini meliputi (1) Pendidikan orang dewasa (andragogi); (2) Multiple Intelegensi, Riset dan Buah Pikiran Gardner; (3) Empat model pembelajaran yang terdiri dari humanistik, kognitif, konstruktivistis, dan behavioristik. Latar belakang dan kerangka teori yang dibangun, dapat mendasari gagasan konseptual guna menyikapi pebelajar yang multi-entry. Skor IQ yang lebih rendah dan lebih tinggi adalah fakta. Namun akan lebih berguna bagi dosen untuk memikirkan model pembelajaran yang sesuai bagi mereka, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, setiap individu dapat diperhatikan, dan tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Saran yang dapat dipertimbangkan untuk menyikapi pebelajar multi-entry adalah: (1) Berprinsip pada konsep andragogi, (2) Tidak menjadikan test IQ sebagai satu-satunya tolak ukur dalam menilai kemampuan mahasiswa, (3) Sosialisasi dan mendalami Konsep Multiple Intelligence, dan (4) Menerapkan Model-model Pembelajaran secara komprehensif dalam proses perkuliahan. Selain keempat hal tersebut, diperlukan sikap open-minded atas perkembangan zaman yang sangat pesat, ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Page 1 of 2 | Total Record : 11