cover
Contact Name
Teresia Noiman Derung
Contact Email
teresiaderung@gmail.com
Phone
+6282143778367
Journal Mail Official
sapa@stp-ipi.ac.id
Editorial Address
Jln. Seruni No 6 MALANG 65141, Jawa Timur
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Sapa: Jurnal Kateketik dan Pastoral
ISSN : 25035150     EISSN : 26543214     DOI : https://doi.org/10.53544/sapa
Core Subject : Religion, Education,
SAPA merupakan jurnal yang dikelola oleh STP-IPI Malang. Nama SAPA, bukan sebuah nama kebetulan dan juga bukan singkatan. Melainkan memiliki makna yang amat mendalam. Sapa tidak hanya sekedar menyapa para pembaca melainkan mengajak para pembaca untuk semakin mendalami karya pastoral dan katekese, sehingga juga menjadi terlibat dalam kegiatan pastoral dan katekese di manapun berada
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 133 Documents
PARTISIPASI UMAT KATOLIK DALAM KEGIATAN PENDALAMAN IMAN DI LINGKUNGAN – LINGKUNGAN PAROKI MARIA DIANGKAT KE SURGA KEUSKUPAN MALANG Yohanes Sukendar; Intansakti Pius X; Emmeria Tarihoran; ME Kakok Kurniantono; Irminus Sabinus
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.5

Abstract

Para Peneliti bertolak dari kenyataan bahwa doa lebih disukai daripada pendalaman iman. Pada hal tugas Gereja yang utama adalah mewartakan. Menurut teori sosiologi Emile Durheim ada hubungan antara keterlibatan seseorang dengan pastisipasi. Untuk itu mau dicoba menemukan data tentang hubungan antara partisipasi umat Katolik dalam Pendalaman Iman di lingkungan dengan integrasinya dalam lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada korelasi positif antara partisipasi umat dalam pendalaman iman dengan integrasinya dalam lingkungan, maksudnya semakin umat berintegrasi semakin tinggi partisipasinya dalam pendalaman iman.
PASTORAL YANG BERDAYA SAPA Kasymirus Kawi; Antonela Batlyol
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.7

Abstract

Sebelum Konsili Vatikan II, pastoral dimengerti sebagai pelayanan Gereja yang berorientasi pada penyelamatan jiwa- jiwa dari anggotanya. Tentu pemahaman tersebut dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi oleh Gereja pada waktu itu. Dengan diadakannya Konsili Vatikan II, refleksi baru membawa banyak pencerahan dalam Gereja dan karya pelayanannya. Pastoral tidak hanya kesibukan dan urusan Gereja dengan dirinya sendiri melainkan juga dengan dunia di luar Gereja, dengan keselamatan umat manusia seluruhnya. Maka pastoral lalu berarti pelayanan Gereja bagi dunia. Pastoral adalah segala hal; sikap, kata, tindakan yang berkaitan dengan kegembalaan Tuhan. Kegembalaan Tuhan itu tampak dan perlu ditampakkan dalam kehidupan bersama maupun kehidupan menggereja. Jadi pastoral berarti segala usaha untuk membantu hidup iman bersama, sehingga Sang Gembala Ilahi terasa tampil, hadir, menemani dan berkarya bagi semua manusia. Dengan kata lain pastoral adalah segala usaha dari seluruh umat untuk membangun Gereja dan dunia. Secara lebih meriah Dekrit Christus Dominus (CD art.35) menyatakan : “Pelayanan pastoral adalah pelayanan keselamatan bagi semua orang sebagai tugas dasar Gereja oleh semua anggota Gereja, selaras dengan bentuk, cara hidup dan jabatannya.” Sampai dimana kesadaran dan realitas seruan tersebut dijalankan? Mari kita cari dalam realitas hidup menggereja kita zaman ini.
PENDIDIKAN IMAN DALAM KELUARGA KATOLIK DI DEKENAT KOTA MALANG Paskalis Edwin Nyoman Paska; Kasymirus Kawi; Emmeria Tarihoran; Bernadeta Sri Jumilah; Sr. Antonela Batlyol; Darianto Darianto
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.8

Abstract

Bobroknya sebuah masyarakat kemungkinan besar terjadi terutama karena bobroknya keluarga. Sebab, keluarga adalah unit terkecil dalam sebuah masyarakat, namun memiliki posisi yang sangat vital dan sentral. Keadaan keluarga sangat berpengaruh pada keadaan masyarakat. Keluarga merupakan“sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat” (AA,11). Sebagai salah satu sel penting, keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keadaan masyarakat yang ada sekarang ini. Keluarga adalah inti kehidupan sosial manusia dan disitulah penanaman nilai dan karakter individu dimulai dan dikembangkan. Permasalahannya adalah: Apakah orangtua Katolik memahami dan menyadari tugasnya sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka. Apa saja yang dilakukan orangtua dalam memberikan pendidikan iman kepada anak-anaknya? Tujuan yang ingin dicapai adalah: Memperoleh gambaran tentang kesadaran dan pemahaman orangtua tentang pendidikan iman anak dalam keluarga. Mengetahui apa saja yang dilakukan orangtua dalam memberikan pendidikan iman kepada anak-anaknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menunjukkan orangtua menyadari peran penting dan kewajibannya sebagai pendidik. Mereka sadar akan tanggungjawabnya itu, namun dalam kenyataannya mereka kurang mampu mewujudnyatakannya, entah karena keterbatasan waktu, ataupun karena mereka sendiri tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan pendidikan iman.
MENJADI AGEN PASTORAL ANTI KORUPSI DALAM KELUARGA Yohanes Subasno; Kasimirus Kawi
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.10

Abstract

Korupsi dapat dikategorikan sebagai tindakan pencurian. Sebagai petugas atau pelayan pastoral berkewajiban memberikan pengajaran dan teladan kepada umat untuk melawan atau bersikap anti terhadap tindakan korupsi. Agen adalah orang atau lembaga yang memiliki peran untuk mendorong terciptanya perubahan sosial secara terencana, yang sekaligus dapat dikatakan sebagai pelaku pastoral. Agen pastoral mendorong terciptanya perubahan sosial secara terencana dengan menggunakan prinsip-prinsip pekerjaan pastoral yang bekerja seturut Injil dan mewujudkannya, yang dimulai dari tingkat keluarga dengan spiritualitas dan moral hidup orang katolik di sepanjang hidupnya. Menjadi agen pastoral anti korupsi dalam keluarga dapat dilakukan dengan teladan hidup yang baik dan benar dari orang tua, panggilan untuk mengikuti hati nurani, dorongan yang kuat untuk berbuat baik, rela berkorban, menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan dan kebenaran serta tahan diri, menghayati dan mengamalkan ajaran agama dan iman yang benar, bertanggung jawab, mendalami hak dan kewajiban. Ajaran dan keteladanan terhadap tindakan anti korupsi harus dilakukan mulai dari keluarga yang merupakan tempat pertama dan utama dalam pendidikan dan pembinaan anak.
PERUBAHAN-PERUBAHAN POKOK-POKOK KATEKESE DALAM RANGKA KARYA KATEKESE Intansakti Pius X; Emmeria Tarihoran
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.12

Abstract

Perkembangan katekese mengikuti perkembangan paham mengenai Gereja. Konsili Vatikan II, yg dikenal juga dengan konsili eklesiologi, karena membicarakan tentang pandangan dan sikap Gereja. Hal ini tentu membawa perubahan dalam bidang katekese. Ada 3 hal yang pokok dalam katekese yakni pusat katekese, tujuan dan hakekat katekese. Pusat katekese adalah Yesus Kristus yg dilihat secara keseluruhan, yakni ke Allahan dan kemanusiaan,t ujuan katekese yakni menghantar menuju penghayatan iman yang dewasa dan personal, serta hakekatanya yang adalah komunikasi iman,bukan hanya pengajaran iman.
PELAKSANAAN MISI AWAM AKHIR PEKAN DI PAROKI MARIA RATU DAMAI DONOMULYO Theresia Noiman Derung; Bernadeta Sri Jumilah
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.13

Abstract

Gereja adalah tanda kehadiran Kristus yang nyata dalam kehidupan di dunia ini. Semua murid Kristus yang disebut Gereja mempunyai tugas untuk mewartakan Kristus kepada dunia. Kaum awam berusaha melaksanakan tri tugas di tengah dunia ramai dan mereka bagaikan ragi yang bekerja dari dalam. Situasi dunia dewasa ini membawa perubahan yang cukup besar bagi masyarakat termasuk Gereja. Tak dapat dipungkiri, iman Gereja teruji di tengah arus dunia yang berubah- ubah dan umat ikut arus dalam perubahan itu. Allah mempunyai rencana untuk menyelamatkan semua manusia termasuk mereka yang berada di stasi-stasi yang kurang atau belum dijangkau oleh petugas pastoral karena kurangnya tenaga imam atau katekis yang diangkat oleh Keuskupan. Misi awam akhir pekan dilaksanakan untuk membantu imam atau pastor paroki dalam melestarikan iman umat. Pelaksanaan misi awam di Paroki Maria Ratu Damai Donomulyo dapat berjalan dengan baik dan efektif, dilihat dari kehadiran umat dalam setiap kegiatan yang semakin bertambah banyak dan meningkat. Harapan penulis, agar kegiatan Misi Awam ini tetap berlanjut sampai umat dapat mandiri dalam menjalankan semua kegiatan menggereja. Untuk dapat tetap lestari, tugas dari misionaris yang bermisi adalah melatih tenaga lokal karena awam adalah ujung tombak Gereja Katolik.
MENYEMBAH YAHWEH BERHALA GAYA BARU? Paskalis Edwin Nyoman Paska; Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.14

Abstract

YHWH, nama kudus untuk Yang Ilahi, pada awalnya diucapkan oleh orang Yahudi, meski belum bisa dipastikan bagaimana mereka mengucapkannya. Namun, dalam perkembangannya, nama itu tidak diucapkan demi penghormatan kepada Yang Ilahi. Ketika bertemu dengan nama ini, orang Yahudi melafalkannya dengan Adonai (Tuanku), atau Hasyem (Nama itu). Cara melafalkan ini mempengaruhi cara menerjemahkan Kitab Suci. Pada umumnya, untuk menghindari penyebutan nama YHWH penerjemahan mengikuti gaya Yahudi, yakni dengan mengikuti lafalnya. Inggris, misalnya, dengan The Lord, atau Italia dengan Il Signore. Dalam bahasa Indonesia kata itu dilafalkan dengan TUHAN. Sekelompok orang di Indonesia salah memahami makna pelafalan itu, sehingga mereka menuduh TUHAN itu menerjemahkan kata YHWH yang tidak bisa diterjemahkan. Mereka menekankan kata YHWH harus diterjemahkan dengan Yahweh, padahal nama itu tidak biasa diucapkan, bahkan oleh orang Israel sendiri. Pernyataan bahwa memakai kata TUHAN adalah sesat dan orang hanya boleh memakai terjemahan Yahweh merupakan sebuah bentuk berhala, karena mempunyai ciri-ciri berhala, yakni membuat Allah lain dengan menyempitkan Allah hanya pada konsepnya sendiri.
PENDIDIKAN TINGGI MENURUT GRAVISSIMUM EDUCATIONIS DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI INDONESIA Martinus Irwan Yulis CM; Lorentius Goa
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.15

Abstract

Penulis mencoba untuk merefleksikan kembali panggilan kristiani dalam dunia pendidikan dalam terang Dokumen Konsili Vatikan II, terutama dokumen Gravissimum Educationis. Dokumen ini memuat visi dan misi pendidikan kristiani yang bisa menjadi terang dan penuntun bagi para pendidik untuk mencari bentuk-bentuk pendidikan yang sungguh memanusiakan subjek bina. Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai macam sistem pendidikan namun terkadang proses pendidikan dalam sistem itu mengabaikan banyak hal penting dalam proses perkembangan manusia yang utuh. Oleh karena itulah, penulis mencoba untuk menelaah secara lebih dalam poin-poin penting pendidikan yang digarisbawahi dokumen Gravissimum Educationis.
HARUSKAH KITA TAKLUK KEPADA PEMERINTAH? Paskalis Edwin Nyoman Paska
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (Rm.13:1-7) mengharuskan jemaat kristiani untuk takluk kepada pemerintah, karena pemerintah itu ditetapkan oleh Allah. Sikap takluk kepada pemerintah harus mereka tunjukkan bukan saja dengan tidak melawan pemerintah, melainkan juga dengan berbuat baik dan membayar pajak. Sejauh mereka berbuat baik, mereka tidak perlu takut kepada pemerintah. Nasihat Paulus ini bukanlah sebuah dogma, suatu doktrin yang harus diikuti lurus-lurus, melainkan sebuah nasihat pastoral untuk jemaat tertentu, jemaat di Roma, yang berada dalam situasi tertentu. Dengan kata lain Rm. 13:1-7 tidak meminta kita takluk secara membabi buta kepada pemerintah dan kehilangan sikap kritis terutama terhadap pemerintah yang lalim. Jemaat kristiani perlu mendengarkan suara hatinya untuk melihat apakah pemerintah yang ada merupakan pemerintah yang pantas disebut pemerintah yang ditetapkan oleh Allah.
MENJADI SEORANG SAHABAT REFLEKSI PASTORAL CARE ATAS KEGAGALAN SAHABAT-SAHABAT AYUB Martinus Irwan Yulius
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengalaman penderitaan merupakan pengalaman yang tidak disukai. Namun, pengalaman penderitaan tetaplah sebuah keniscayaan. Pengalaman ini dialami oleh siapa saja dengan berbagai peristiwa yang menyertainya. Orang yang sedang memiliki pengalaman tersebut tentu merasakan kesedihan yang mendalam. Ada orang yang bisa melaluinya sendirian, namun kebanyakan memerlukan bantuan orang lain yang hadir entah sebagai keluarga, guru, konselor, ataupun sahabat. Artikel ini hendak mengelaborasi kehadiran seorang sahabat yang memiliki hati untuk menemani mereka yang sedang menderita; bagaimana kehadiran mereka bisa menyembuhkan dan menumbuhkan. Penulis ingin mengelaborasi pengalaman Ayub dan para sahabatnya sebagai salah satu contoh kehadiran para sahabat dalam menemani mereka yang sedang menderita meskipun dalam peristiwa itu para sahabat itu gagal dalam menemani Ayub.

Page 1 of 14 | Total Record : 133