cover
Contact Name
syukurman zebua
Contact Email
info@sttpa.ac.id
Phone
+6281388000204
Journal Mail Official
info@sttpa.ac.id
Editorial Address
jakarta
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
jurnal pokok anggur
ISSN : 27153851     EISSN : 30315212     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
JURNAL POKOK ANGGUR merupakan jurnal yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Pokok Anggur untuk mempublikasikan penelitian para dosen dan peneliti yang terbit di setiap akhir semester atau dua kali dalam setahun. JURNAL POKOK ANGGUR adalah Jurnal peer-review yang merupakan media bagi peneliti dan dosen-dosen untuk mempublikasikan setiap hasil penelitiannya. Adapun penelitian yang dipublis pada jurnal ini adalah penelitian yang berfokus pada kajian biblika, kajian teologis dan dogmatis, kajian teologi praktis dan etis, serta isu-isu terbaru dalam dunia Pendidikan Kristen. Secara spesifik setiap penelitian yang dipublis dalam jurnal ini adalah sebagai berikut: Studi Biblika (Eksegesis PL dan PB) Kajian Teologis dan Dogmatika Kajian Teologi Praktika Etis Dinamika Pendidikan Kristen Misiologi
Articles 37 Documents
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ANAK denny zakhirsyah
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 2 No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Pendidikan agama Kristen yang bersinergi dengan proses pembangunan bangsa menjadi perhatian seperti bentuk kemandirian. Kemandirian akan bersinergis bersama karakter membangun pemahaman agama yang kuat. Pemahaman tersebut dilandasi oleh dorongan dari dalam dirinya atau motivasi serta mendapatkan data, menguji, membuktikan bersama mengetahui hubungan kemandirian belajar dan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Kristen peserta didik. Metode survey korelasional  menjadi alat atau “pisau bedah” guna mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan menggunakan metode tersebut dapat disimpulkan hubungan antara kemandirian peserta didik atas hasil belajar PAK adalah sangat signifikan terbukti dengan koefisien korelasi sebesar 0,602 memiliki keberartian. Adanya hubungan yang positif antara kemandirian peserta didik dengan hasil belajar PAK hal ini berarti bahwa dengan meningkatkan kemandirian di antara peserta didik akan menjadi lebih baik dan terkendali serta berdampak pada meningkatnya hasil belajar PAK peserta didik.
HARMONI ESENSIALISME DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN: MENGGALI NILAI-NILAI KEBENARAN ABADI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER Benyamin Haniuna
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 2 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Artikel ini akan membahas bagaimana pendidikan agama Kristen dapat menjadi wahana untuk menggali nilai-nilai abadi dan universal, sekaligus menawarkan sudut pandang yang menarik mengenai peran agama dalam pembentukan karakter individu dan masyarakat. Penelitian ini membahas konsep harmoni esensialisme dalam pendidikan Agama Kristen dengan fokus pada penggalian nilai-nilai kebenaran abadi dalam pembentukan karakter. Esensialisme adalah pendekatan dalam pendidikan yang menekankan pentingnya mengajarkan pengetahuan dasar dan nilai-nilai yang dianggap abadi untuk membentuk karakter yang kuat dan berkelanjutan. Dalam konteks pendidikan Agama Kristen, harmoni esensialisme mengacu pada upaya untuk mengintegrasikan ajaran agama dengan prinsip-prinsip pendidikan esensialisme. Pendidikan Agama Kristen bertujuan untuk membentuk karakter yang mencerminkan nilai-nilai Kristen yang diyakini sebagai kebenaran abadi. Dalam pendidikan agama, nilai-nilai seperti kasih, keadilan, kerendahan hati, dan komitmen terhadap Tuhan sering ditekankan sebagai aspek penting dalam pembentukan karakter. Penelitian ini menggunakan metode analisis literatur dan studi kasus untuk mengeksplorasi bagaimana konsep harmoni esensialisme diterapkan dalam pendidikan Agama Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Agama Kristen yang menggabungkan nilai-nilai kebenaran abadi dengan prinsip-prinsip esensialisme dapat memberikan landasan yang kuat bagi pembentukan karakter yang kokoh dan moral yang berkelanjutan. Penelitian ini juga membahas tantangan dan kendala yang mungkin muncul dalam mengimplementasikan pendidikan Agama Kristen berbasis esensialisme, termasuk pemahaman yang beragam tentang nilai-nilai agama dan tuntutan pluralitas masyarakat. Namun, dengan pendekatan yang bijak dan terstruktur, pendidikan Agama Kristen dapat menjadi sarana yang efektif untuk membentuk karakter yang mencerminkan nilai-nilai kebenaran abadi. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya integrasi antara pendidikan Agama Kristen dan pendekatan esensialisme untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter yang kuat, berlandaskan nilai-nilai kebenaran abadi, dan mampu menjalani kehidupan yang bermakna dalam konteks agama Kristen.
MERAJUT KEBIJAKSANAAN: MEMAHAMI OTORITAS MENURUT INJIL MATIUS 7:28-29 Yohanis Henukh
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 2 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Dalam Matius 7:28-29, Injil mencatat bahwa ketika Yesus selesai mengajar, orang-orang yang mendengarkan terkesan bukan hanya oleh kefasihan kata-Nya, tetapi oleh otoritas yang menyertainya. Analoginya seperti merajut kebijaksanaan dari setiap firman yang diucapkannya. Pesan ini tidak hanya menjadi bahan renungan, tetapi juga panggilan untuk memahami bahwa kebenaran dan otoritas sejati ditemukan dalam ajaran-Nya. Sebagai manusia, kita dipanggil untuk "merajut" kebijaksanaan dalam hidup kita dengan memahami dan menerapkan ajaran-Nya secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk merinci dan menganalisis dengan cermat konsep "Merajut Kebijaksanaan" melalui pemahaman otoritas, sebagaimana diuraikan dalam Injil Matius 7:28-29. Metodologi penelitian melibatkan pendekatan tafsir teks dan analisis kontekstual, dengan fokus pada kata-kata kunci dan konteks historis. Tujuan utama adalah menggali makna mendalam dari ajaran tersebut, menyoroti bagaimana otoritas disajikan dan diresapi dalam konteks kebijaksanaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas, seperti yang diajarkan dalam Injil Matius, bukan hanya tentang kontrol, tetapi juga tentang integritas dan pemahaman yang mendalam. Studi ini memberikan wawasan baru tentang cara kita merajut kebijaksanaan dalam konteks spiritual, membimbing kita menuju pengembangan diri yang lebih baik dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kebenaran.
MENGGALI MAKNA MENDALAM: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN YANG RELEVAN DI ABAD KE-21 Nancy Lumumba
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 2 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Pendidikan agama Kristen yang relevan adalah upaya untuk mengajarkan dan memahami ajaran agama Kristen dalam konteks zaman sekarang, sehingga memiliki makna mendalam dan relevansi dalam kehidupan sehari-hari. Metodologi penelitian yang digunakan melibatkan analisis literatur, wawancara dengan praktisi pendidikan agama Kristen, dan survei kepada peserta didik. Analisis literatur mendalam dilakukan untuk memahami evolusi pendidikan agama Kristen, perubahan sosial, dan tantangan yang dihadapi di abad ke-21. Wawancara dengan praktisi pendidikan agama Kristen membantu dalam memahami pandangan dan praktik mereka terkait relevansi pendidikan agama Kristen. Survei kepada peserta didik digunakan untuk menilai persepsi mereka tentang efektivitas pendidikan agama Kristen dalam menghadapi realitas abad ke-21. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pendidikan agama Kristen yang relevan di abad ke-21 harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan kebutuhan dan tantangan kontemporer. Ini melibatkan pendekatan inklusif yang mempertimbangkan keragaman budaya, teknologi, dan isu-isu sosial seperti lingkungan, hak asasi manusia, dan kesetaraan gender. Penekanan pada pengembangan keterampilan sosial, etika, dan pemahaman mendalam tentang ajaran Kristen menjadi penting. Selain itu, kolaborasi antara gereja, sekolah, dan komunitas menjadi kunci dalam mendukung pendidikan agama Kristen yang relevan di abad ke-21. Penelitian ini berkontribusi pada upaya untuk memahami bagaimana pendidikan agama Kristen dapat terus bermanfaat dan relevan dalam menghadapi perubahan zaman.
MEMBANGUN TOLERANSI DAN KEPEDULIAN MELALUI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 3 No 1 (2021): Desember 2021
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

sarana untuk membangun toleransi dan kepedulian. Ini bisa melibatkan pemahaman mendalam terhadap ajaran-ajaran Kristiani yang mengajarkan nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, dan keadilan. Pendidikan agama Kristen dapat menjadi landasan untuk mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan keyakinan dan budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui studi kasus, wawancara, dan analisis konten untuk menyelidiki dampak program pendidikan agama Kristen terhadap persepsi dan perilaku toleransi serta kepedulian. Dalam melaksanakan penelitian ini, partisipan yang terlibat adalah siswa dan guru agama Kristen di berbagai sekolah. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana materi ajar agama Kristen diintegrasikan dengan nilai-nilai toleransi dan kepedulian. Selain itu, analisis konten dilakukan terhadap kurikulum dan materi pembelajaran agama Kristen untuk mengevaluasi sejauh mana aspek-aspek toleransi dan kepedulian tercakup.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen dapat menjadi sarana efektif untuk membangun toleransi dan kepedulian. Integrasi nilai-nilai Kristiani seperti kasih, pengampunan, dan penghargaan terhadap keberagaman dapat membentuk sikap positif terhadap orang lain. Ditemukan pula bahwa pemahaman mendalam terhadap ajaran agama Kristen dapat memperkaya perspektif individu terhadap perbedaan dan mendorong sikap saling menghormati. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan kurikulum pendidikan agama Kristen yang lebih inklusif dan relevan dengan tantangan keberagaman di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan bahwa melalui pendidikan agama Kristen, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk toleransi dan kepedulian dalam menghadapi perbedaan dan mempromosikan harmoni sosial.
PENGEMBANGAN KINERJA PROFESI GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Benyamin Haninuna
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 3 No 1 (2021): Desember 2021
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Mengajar merupakan tugas mulia. Mulia oleh karena guru Pendidikan Agama Kristen diberi kesempatan untuk mendorong, mengajar, dan mendidik orang lain. Jadi guru dituntut kesediaannya untuk senantiasa meningkatkan pengetahuannya, sikapnya, dan ketrampilannya, termasuk pemahaman akan kebenaran firman Allah. Sebab guru perlu menyadari bahwa ilmu yang telah dipelajarinya atau diperolehnya pada masa pendidikan (di bangku kuliah) bukanlah akhir dari segala-galanya (the end of everilhing). Akan tetapi guru bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas diri atas profesinya, agar dapat memberikan layanan tebaik terhadap naradidik. Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja dan keterandalan layanan guru Pendidikan Agama Kristen, guru perlu meningkatkan sikap profesionalitasnya. Pengembangan kinerja profesi guru ini dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan, prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).Berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas profesi keguruan, khusunya di dalam konteks Lembaga Pendidikan Kristen. Guru dalam melaksanakan tugas dan panggilannya, perlu mempertahankan dan memelihara empat hal, yaitu: Memahami bahwa panggilannya menjadi guru Pendidikan Agama Kristen adalah rahmat Allah. Dalam Efesus 4:11-13 dan Roma 12:7, dapat dilihat bahwa karunia mengajar (guru) dan keguruan yang diberikan Allah bukanlah karunia kelas dua atau kelas tiga, dibandingkan dengan karunia lainnya, seperti Penginjil, Rasul, Nabi, dan Gembala Sidang. Akan tetapi Allah yang memanggil orang-orang percaya menjadi guru yang rnengemban tugas yang sama dengan hamba Allah lainnya. Memiliki dan memelihara komitmen (penyerahan) hidup kepada Yesus Kristus yang adalah sentral dalam perjalanan iman setiap orang percaya. karena itu, guru Pendidikan Agama Kristen perlu memiliki komitmen hidup yang jelas, yakni hidup bagi Yesus (Fil 1:21-22; 3:10; 4:13). Senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengajar atas dasar motivasi yang jujur dan komitmen hidup kepada Allah. Otoritas guru bersumber dari Allah. Bila guru meletakkan dirinya dibawah wewenang dan dalam naungan kasih Allah, maka kasih itu akan mewarnai kehidupannya.
MEMBANGUN KESADARAN SPIRITUAL: PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 3 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran pendidikan agama Kristen dalam membentuk karakter dan kesadaran spiritual individu. Tujuan utama adalah menganalisis dampak pendidikan agama Kristen terhadap pembentukan karakter, memahami metodologi yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta mengevaluasi hasil yang diperoleh dalam meningkatkan kesadaran spiritual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi kasus terhadap sejumlah partisipan yang telah mengikuti program pendidikan agama Kristen. Metodologi melibatkan analisis konten dari materi pelajaran, observasi kelas, dan wawancara dengan peserta didik dan pendidik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan agama Kristen memainkan peran kunci dalam membentuk karakter melalui penyampaian nilai-nilai moral, etika, dan spiritualitas. Pembelajaran berbasis kasus, diskusi kelompok, dan refleksi pribadi menjadi metode efektif dalam mencapai tujuan ini. Dalam prosesnya, peserta didik mengalami peningkatan kesadaran spiritual yang tercermin dalam perilaku positif dan pengembangan kepribadian yang seimbang. Kesimpulannya, pendidikan agama Kristen memiliki kontribusi signifikan dalam membentuk karakter dan kesadaran spiritual, memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan individu yang beretika dan bertanggung jawab.
TINJAUAN IMAN KRISTEN TERHADAP POLIGAMI DAN IMPLIKASINYA BAGI GURU PAK DALAM TUGAS PENGAJARAN Benyamin Haninuna
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 3 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan merupakan lembaga yang diciptakan oleh Tuhan. Lembaga ini sudah ada sebelum manusia jatuh kedalam dosa, lembaga ini dimulai oleh manusia pertama yaitu Adam dan Hawa. Allah memerintahkan agar memelihara lembaga pernikahan ini dalam keadaan suci dan murni, namun sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia sudah kehilangan kasih Allah. Sehingga timbullah usaha manusia untuk mencari-cari sesuatu yang dapat mengisi kekosongan kasih itu, salah satunya adalah menikah secara poligami. Umat Kristen melarang poligami dalam kekeluarga, karena poligami merupakan masalah keluarga yang paling signifikan. Itinjau dari iman Kristen poligami merupakan salah satu masalah keluarga yang sangat bertentangan debgan pernikahan sejati. Pernikahan adalah hasrat dan dorongan hati manusia untuk menikah, hasrat yang tidak pernah ditiadakan selama bumi dan manusia masih ada. Pernikahan merupakan perjanjian dan komitmenumur jada dapat ditemukan prinsip dari pernikahan Kristen, dimana dalam ayat ini menyatakan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging, Dengan demikian pernikahan Kristen adlah ikatan seumur hidup dan tidak ada yang dapat memisahkan selain kematian Mengasihi dan hidup bersama dengan pasangan menuntut kesungguhan dam latihan serta penyerahan diri dari pihak yang satu demi kebahagiaan piak yang lainnya. Pernikahan itu suci karena lahir dari dalam hati yang murni sesuai dengan kehendak Allahmutlak menunjukkan sikap hormat terhadap pernikahan itu, oleh karena itu hendklah suami istri setia satu sama lain. Orang-orang yang elakukan zinah akan diadili oleh Allah (Ibrani 13:4).
KEPEMIMPINAN MUSA DAN IMPLEMENTASI TERHADAP GEMBALA SIDANG MASA KINI Yohanis Henukh
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 4 No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Mengimplementasikan kepemimpinan musa dalam kepemimpinanan gembala siding di masa kini, supaya Pelayanan gereja dapat bertumbuh dan berkembang dalam setiap bidang Pelayanan gereja yang ada demi kemuliaan nama Tuhan Yesus. Tujuan penulisan skripsi ini adalah: pertama, mengikuti gaya kepimpinan dari Musa. Kedua, Setiap pemimpin dapat mengimplementasikan ciri kepemimpinan yang menghamba,Seperti yang di teladankan Tuhan Yesus.Ketiga, pemimpin dapat mengembangkan kepemimpinan gereja dengan gaya kepemimpinan Musa yang tegas dan beritegritas. Keempat, supaya calon pemimpin dapat mempelajari gaya kepemimpinan Musa yang menghamba bagi pemimpin gereja masa kini.Kelima,dosen dan mahasiswa mengerti gaya kepemimpinan Musa yang berintegritas. Keenam, pemimpin dapat meregenerasikan gaya kepemimpina Musa yang berintegritas bagi calon - calon pemimpin masa kini. Hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini adalah : jika kepemimpinan Musa yang menghamba di terapkan dan di implementasikan oleh pemimpin, maka kepemimpinan yang menghamba dapat menjadi contoh atau teladan bagi pemimpin gereja di masa kini. Adapun isi skripsi ini adalah : pertama, membahas landasan teori tentang gaya kepemimpinan, dengan melihat prinsip-prinsip dan cirri-ciri kepemimpinan umum dan kepemimpinan gereja, implementasi kepemimpinan Musa yang menghamba bagi pelayanan gereja masa kini. Penulis berharap melalui ditulisnya skripsi ini setiap pemimpin-pemimpin gereja masa kini dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan gerejanya supaya terus bertumbuh dan berkembang menjadi gereja yang dewasa didalam Tuhan,dengan mengaktualisasikan dan mengaplikasikan gaya kepemimpinan musa yang menghamba dalam pelayanan, demi kemuliaan Tuhan.
Pemanfaatan Teknologi E-Learning dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Agama Kristen              di Sekolah SMP Taruna Harapan Bangsa Benyamin Haninuna
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 4 No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Pemanfaatan Teknologi E-Learning dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Agama Kristen di Sekolah SMP Taruna Harapan Bangsa telah menjadi fokus penelitian ini. Metodologi penelitian pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mendalam dan memahami secara holistik pemanfaatan teknologi e-learning di konteks pembelajaran Agama Kristen serta melibatkan survei dan analisis data untuk mengevaluasi dampak penggunaan platform E-Learning terhadap pencapaian pembelajaran siswa. Penelitian ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan tantangan dalam pembelajaran Agama Kristen di sekolah tersebut. Berdasarkan temuan awal, sebuah platform E-Learning dikembangkan dan diimplementasikan dengan melibatkan guru dan siswa sebagai pemakai utama. Proses implementasi ini kemudian diawasi dan dievaluasi secara berkala. Metode survei digunakan untuk mengumpulkan data dari siswa dan guru terkait persepsi mereka terhadap efektivitas pembelajaran dengan menggunakan teknologi E-Learning. Selain itu, data pencapaian akademis siswa juga dianalisis sebelum dan setelah implementasi untuk mengukur peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang sejauh mana Pemanfaatan Teknologi E-Learning dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa dalam pembelajaran Agama Kristen. Implikasi praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi sekolah-sekolah lain yang tertarik untuk mengintegrasikan teknologi dalam konteks pembelajaran agama.

Page 3 of 4 | Total Record : 37