cover
Contact Name
Saputro Edi Hartono
Contact Email
padmaedihartono@gmail.com
Phone
+6282121211075
Journal Mail Official
jurnal.pelitdharma@stabn-sriwijaya.ac.id
Editorial Address
Jalan Edutown BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 15339
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Pelita Dharma
ISSN : 24426482     EISSN : 29628512     DOI : -
Jurnal Pelita Dharma merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi Kepenyuluhan Buddha yang terbit dua kali dalam setahun yakni bulan Juni dan Desember. Artikel yang masuk dalam jurnal ini merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka yang mencakup kajian agama dan keagamaan Buddha.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019" : 7 Documents clear
Pengaruh Kegiatan Bagi-Bagi Takjil Patria Vihara Dhammamukti terhadap Kerukunan Umat Beragama di Dusun Sidomukti Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi Rakyan Paranimmita Sappusari Kamanitra; Titis Agnes Ariana
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existing pluralism often triggers social conflicts, especially in matters relating to religion. Tolerance is a way out for every issue of social conflict and the life of religious people in the community. One effort that can be done is to carry out social religious activities, one of which is takjil sharing activities. This research was conducted with the aim to find out the process of implementing takjil sharing activities by Patria, the Dhamma Mukti monastery directly, learned the perceptions of the residents of Sidomukti Hamlet on takjil sharing activities, and in order to know the influence of takjil sharing activities by Patria in Dusun Sidomukti religion. The approach used in this study is quantitative research. Quantitative research is research based on positivist philosophy, used to examine certain populations or samples, collecting data using research instruments, analyzing quantitative or statistical data, and aiming to test established hypotheses. This research was conducted by Hamlet Sidomukti, Yosomulyo Village, District of Gambiran, Banyuwangi Regency. Based on the research conducted, it was found that the Patria takjil sharing activities of the Dhamma Mukti Temple had a positive influence on the harmony of the religious community in Sidomukti Hamlet with a value of 0.602 or 60.2% and significant with a value of 0,000. This shows that there is a significant influence between takjil sharing activity variables on religious harmony in Dusun Sidomukti.Pluralisme seringkali menjadi pemicu timbulnya konflik sosial terutama pada hal yang berkaitan dengan agama. Toleransi menjadi jalan keluar bagi setiap permasalahan konflik sosial maupun kehidupan umat beragama yang ada di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan sosial keagamaan, salah satunya adalah kegiatan bagi-bagi takjil. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan bagi-bagi takjil yang dilakukan oleh organisasi Pemuda Theravada Indonesia (Patria) Vihara Dhamma Mukti secara langsung, mengetahui persepsi warga Dusun Sidomukti terhadap kegiatan bagi-bagi takjil yang dilakukan, dan mengetahui pengaruh kegiatan bagi-bagi takjil Patria Vihara Dhamma Mukti terhadap kerukunan umat beragama yang ada di Dusun Sidomukti. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan Dusun Sidomukti, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa kegiatan bagi-bagi takjil oleh Patria Vihara Dhamma Mukti mempunyai pengaruh yang positif terhadap kerukunan umat beragama di Dusun Sidomukti dengan nilai 0,602 atau 60,2% dan signifikan dengan nilai 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel kegiatan bagi-bagi takjil terhadap kerukunan umat beragama di Dusun Sidomukti.
Pelatihan dan Pengembangan Diri Wirausaha Buddhis sebagai Jalan Tengah untuk Dunia Usaha (Studi Kasus pada STIE XYZ di Cikarang) Franky Okto en Bernando
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Approaching 2020 the business competition is felt by all parties involved to be increasingly competitive. In this case, the Indonesian government, one of the countries that cannot avoid free trade in 2020. Government is realizes the importance of human resources readiness in order to create new entrepreneurs. To achieve this goal, Indonesia government is requiring an entrepreneurship-based curriculum to be applied in various public and private universities in Indonesia (PTN and PTS). The entrepreneurship-based curriculum is creating for student to learn the entrepreneurship theory and direct practice of making new business models. In the current business study, the entrepreneurs applied many good or bad strategies in order to be able to survive and maintain their business moreover to win business competition. All existing strategies were then republished in several studies and become study case in entrepreneurship management classes. The models give guidance for business player to be able to survive and gain profit in all possible ways or even makes the competitor lost its business. This study aims to understand the correlation of training behavior patterns towards selfdevelopment through the entrepreneurship-based curriculum. This research will use descriptive qualitative method combine with data collection techniques i.e. interviews, observation, and documentation. The results of this study are: (a) The curriculum for entrepreneurship education affects the interests and motivations of entrepreneurship; (b) Entrepreneurship practice will form readiness and character of entrepreneurship.Persaingan usaha mendekati tahun 2020 dirasakan oleh semua pihak yang terlibat dirasakan semakin kompetitif. Pemerintah Indonesia dalam hal ini salah satu negara yang tidak bisa menghindari perdagangan bebas 2020 menyadari pentingnya kesiapan sumber daya manusia dalam menciptakan wirausahawan baru. Salah satu bentuk persiapan yang dilakukan Pemerintah Indonesiaadalah dengan mewajibkan mata kurikulum berbasis kewirausahaan diterapkan di berbagai PTN/PTS. Kurikulum tersebut meliputi pembelajaran secara teori dan praktik langsung pembuatan model bisnis baru. Pada pembelajaran yang ada para pelaku usaha melakukan banyak strategi yang baik maupun buruk agar dapat bisa bertahan dan kemudian memenangkan persaingan usaha. Segala strategi yang ada kemudian di publikasikan kembali dalam beberapa kajian yang dilanjutkan pada kelas-kelas manajemen kewirausahaan. Perilaku buruk yang dilakukan sebagian besar para wirausahaan yang ada saat ini merupakan cerminan dasar dari pola-pola yang ada sejak lama. Kemudian hal ini diajarkan kembali dalam bentuk kurikulum strategi bisnis dan kemudian hal ini berkembang menjadi pola buruk yang baru. Pola ini mengajarkan untuk dapat bertahan dan memperoleh keuntungan dengan segala cara yang dapat dilakukan termasuk cara membuat para pesaing yang ada untuk tutup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi pola perilaku pelatihan terhadap pengembangan diri melalui kurikulum kewirausahaan. Penelitian ini termasuk jenis kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara, observasi, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah: (a) kurikulum pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat dan motivasi berwirausaha; (b) praktikum kewirausahaan membentuk kesiapan dan karakter kewirausahaan.
Praktik Puja Bakti Pai Wan Fo sebagai Wujud Upaya Kausalya Nyoto Nyoto
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahayana carries out rituals with various purposes, one of the purposes of performing devotional worship is to increase confidence in Buddha Dharma. One way to increase the faith (sradha) of the people is by carrying out the devotional service of the pai wan fo. This worship service is carried out by paying homage to 11,000 Buddhas held for 15 days to welcome the Chinese New Year. The implementation of the worship service was held from 1 to 15 on the lunar calendar or better known as ce it and cap go. This study aims to find out the understanding of the people about upaya kausalya, the purposes and benefits of the devotional service of the pai wan fo, and the constraints on the implementation of pai wan fo. The type of study is descriptive qualitative. So that the data obtained is satisfactory, the authors carry out observations, interviews, and documentation so that the data obtained is accurate. The results of this study are known to the understanding of the people about upaya kausalya, the purposes and benefits of the devotional service of the pai wan fo, and the constraints on the implementation of pai wan fo. From the implementation of this study, it is also known that the implementation of the devotional pai wan fo is to practice Dharma.Aliran Mahayana melaksanakan ritual dengan berbagai tujuan, salah satu adalah meningkatkan keyakinan kepada Buddha Dharma. Salah satu cara agar keyakinan (sradha) umat meningkat adalah dengan melaksanakan puja bakti pai wan fo. Puja bakti ini dilaksanakan dengan memberikan penghormatan kepada 11.000 Buddha yang dilaksanakan selama 15 hari untuk menyambut tahun baru Imlek. Pelaksanaan puja bakti ini dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 15 pada penanggalan lunar atau lebih dikenal dengan istilah ce it sampai cap go. Penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman umat tentang upaya kausalya, tujuan dan manfaat puja bakti pai wan fo, dan kendala pelaksanaan puja bakti pai wan fo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah diketahui pemahaman umat tentang upaya kausalya, tujuan dan manfaat puja bakti pai wan fo, dan kendala pelaksanaan puja bakti pai wan fo. Dari pelaksanaan penelitian ini diketahui juga bahwa pelaksanaan puja bakti pai wan fo adalah untuk mempraktikkan Dharma.
Signifikansi Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa bagi Umat Buddha di Tangerang Madiyono Madiyono
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was initiated by the tendency for the increasing tendency of religious communities in Indonesia to accentuate their religious identity to external communities, even into the political sphere by raising sensitive issues. One of the things that is quite sensitive related to religion is the problem of Godhead. Buddhism has a different God concept from other religions. However, the concept of the Godhead of Buddhism is often perceived as incompatible with the first principle of the Pancasila, even some Buddhists are hypothesized of not understanding the concept of the Godhead. This study aims to determine the significance of the level of understanding of the people about the concept of Godhead that is in harmony and not in harmony with Buddhism. Data collection is done through a questionnaire instrument with a choice of statements on a modified Likert scale. The collected data was then grouped and analyzed by calculating the percentage of the suitability and incompatibility of the concept of Godhead in Buddhism. The results showed that the concept of Godhead in Buddhism was believed and important for Buddhists in Tangerang. The significance level of Buddhists' understanding of the Godhead in Buddhism is 64%. Some aspects of the Godhead in accordance with the teachings of Buddhism are perceived by most Buddhists in Tangerang, namely the concept of something that is not born, is not created, is not incarnate, is not tangible, one, holy, does not play a direct role in regulating life, not regulating nature, not the cause of the diversity of beings, not regulators of destiny, is not the answer to prayer. According to the Divine Godhead, Buddhism is different from God in other religions, but does not conflict with Pancasila. Indonesian Buddhists, especially in Tangerang, also affirm that they are not followers of Atheism.Penelitian ini diawali oleh adanya tendensi meningkatnya kecenderungan umat beragama di Indonesia untuk menonjolkan identitas keagamaannya ke pihak eksternal, bahkan sudah masuk ke ranah politik dengan memunculkan isu-isu sensitif. Salah satu hal yang cukup sensitif berhubungan dengan agama yaitu masalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama Buddha memiliki konsep Ketuhanan yang berbeda dengan agama lainnya. Namun, konsep Ketuhanan dalam agama Buddha seringkali dipersepsikan tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila, bahkan sebagian umat Buddha diduga belum memahami konsep Ketuhanan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi tingkat pemahaman umat mengenai konsep Ketuhanan Yang Maha Esa yang selaras dan tidak selaras dengan ajaran Buddha. Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen kuesioner dengan pilihan pernyataan dalam skala Likert yang dimodifikasi. Data yang dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan menghitung persentasi tingkat kesesuaian dan ketidaksesuaian konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dalam agama Buddha. Hasil penelitian menunjukkan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Agama Buddha merupakan hal yang diyakini dan penting bagi umat Buddha di Tangerang. Signifikansi tingkat pemahaman umat Buddha mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam agama Buddha yaitu 64%. Beberapa aspek mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa yang sesuai dengan ajaran Buddha yang dipersepsikan oleh sebagian besar umat Buddha di Tangerang yaitu konsep ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak tercipta, tidak menjelma, tidak berwujud, esa, suci, tidak berperan langsung mengatur kehidupan, bukan pengatur alam, bukan penyebab keragaman makhluk, bukan pengatur takdir, bukan pengabul doa. Menurut umat Buddha, Ketuhanan Yang Maha Esa dalam agama Buddha berbeda dengan Ketuhanan dalam agama lain, tetapi tidak bertentangan dengan Pancasila. Umat Buddha Indonesia, khususnya di Tangerang juga menegaskan bukan penganut ateisme. 
Integritas Akademik Calon Dharmaduta (Studi pada STABN di Indonesia) Ahsanul Khair Asdar
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was a descriptive study with quantitative approach which aimed to describe the academic integrity of Dharmaduta students on State Buddhist College in Indonesia. The respondents in this study were 37 college students from the Department of Dharmaduta which were selected using cluster random sampling from two state Buddhist Colleges in Indonesia. The data were collected using academic integrity questionnaire with five dimensions, namely honesty, trust, fairness, respect, and responsibility. The questionnaire consisted of 39 items with Likert modification scale (four options). The data were analyzed using descriptive statistics. The result of this study showed that the academic integrity of Dharmaduta department college students on state Buddhist colleges in Indonesia was in the high category. Meanwhile, if viewed according to gender, the academic integrity of male students of the Dharmaduta department at state Buddhist colleges in Indonesia was in the high category, the academic integrity of female students was also in the high category. If viewed according to the dimensions, the dimension which has the highest average score was fairness while the lowest average score was trust.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan integritas akademik calon Dharmaduta yang sedang menempuh pendidikan pada Jurusan Dharmaduta STABN di Indonesia. Responden yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 37 mahasiswa Jurusan Dharmaduta yang dipilih menggunakan cluster random sampling dari dua STABN di Indonesia. Data penelitian dikumpulkan menggunakan angket integritas akademik dengan dimensi kejujuran (honesty), kepercayaan (trust), keadilan (fairness), rasa hormat (respect), dan tanggung jawab (responsibility). Instrumen tersebut memuat 39 butir pernyataan yang setiap butir pernyataan menggunakan skala Likert termodifikasi (skala genap). Keseluruhan data dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas akademik mahasiswa Jurusan Dharmaduta pada STABN di Indonesia berada pada kategori tinggi. Sementara jika ditinjau menurut jenis kelamin, maka integritas akademik mahasiswa laki-laki Jurusan Dharmaduta pada STABN di Indonesia berada pada kategori tinggi, demikian halnya dengan integritas akademik mahasiswa perempuan yang juga berada pada kategori tinggi. Jika ditinjau menurut dimensi, yang memiliki rata-rata skor tertinggi adalah keadilan dan rata-rata skor terendah adalah kepercayaan.
Pola Pembinaan Umat Buddha oleh Pandita Magabudhi di Kota Tangerang Lalita Vistari Satyananda Wiryana Dharma
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem raised in this research was the decreased quantity of Buddhists in the small town of Tangerang, in fact is caused by the due of lack of knowledge or beliefs some Buddhists  in Tangerang, or less maximum construction of Buddhists by the Pandita in Tangerang. The purpose of this study was to describe the pattern of construction of the Buddhists in Tangerang, which in terms of it; the researcher used descriptive qualitative approach. The subject of the research is the Buddhist, monasteries, and Pandita Magabudhi in Tangerang. The object of the research was the pattern of the construction of the Buddhists. The technique used is the notes, by means of observation, interviews, and documentation. The instruments of data collection are as follow: the form of guidelines, guidelines for observation, interviews, and observation. The researches used data analysis of Milles and Huberman, namely data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. Based on the results of the study the researcher concludes that the patterns of construction performed by the Pandita Magabudhi in Tangerang are proactive with the construction of the informative-educational, consultative, and advocative. This can be seen by the presence of regular coaching to the monasteries and chedis in the shade of the Magabudhi in the form of construction of the informative, as a Dharmaduta delivery each month. Second, the construction of the education conducted by the Pandita by providing education on how to do the service of the death, the Ministry of reading Paritta for sick people, wedding services, service worship together. Third, the advocative coaching or counseling for people who have problems in the Dhamma or the problems in his/her household with the giving of advice.Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah menurunnya jumlah umat Buddha di beberapa wihara di daerah Tangerang, yang sebenarnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atau kepercayaan umat pada ajaran agama Buddha di daerah Tangerang, atau kurang maksimalnya pembinaan umat Buddha oleh pandita di Tangerang. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pola pembinaan umat Buddha oleh pandita Magabudhi di Tangerang, yang dalam hal ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah umat Buddha, wihara-wihara, dan Pandita Magabudhi di kota Tangerang. Objek penelitian adalah pola pembinaan umat Buddha. Teknik yang digunakan adalah nontes, dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah sebagai berikut: bentuk-bentuk pedoman, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data Miles dan Huberman pengumpulan data secara koleksi data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa pola pembinaan yang dilakukan oleh Pandita Magabudhi di Tangerang proaktif dengan pembinaan informatif, yaitu pendidikan, konsultatif, dan advokasi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pembinaan reguler ke wihara-wihara dan cetiya di bawah naungan Magabudhi dalam bentuk pembinaan informatif, sebagai pengiriman Dharmaduta setiap bulan. Kedua, pembangunan pendidikan yang dilakukan oleh pandita dengan memberikan pendidikan tentang melakukan pelayanan kematian, layanan bagi orang sakit, layanan pernikahan, layanan ibadah bersama. Ketiga, pembinaan advokasi atau konseling untuk orang-orang yang memiliki masalah dalam Dhamma atau masalah dalam rumah tangganya dengan pemberian nasihat.
Kajian Mantra Da Bei Zhou untuk Menumbuhkan Keyakinan dalam Diri Umat Buddha Boniran Boniran
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Da Bei Zhou Mantra is one of the most popular mantras among Buddhists especially the Mahayana sect who always recite this mantra at Ce It and Cap Go. This is done by the Mahayana Buddhists especially with the aim of obtaining blessing, health and always getting protection from the gods, in order to avoid danger. The practice of reciting the mantra "Maha Karuna Darani" can be done by making a fixed schedule. and must be practiced consistently. It has become a common sight that there are practitioners who set a daily schedule to recite 3x, 7x, 21x, 49x and even 108x to recite the mantra of Maha Karuna Darani / Ta Pei Cou. If he cannot do it fully on that day, then he must cultivate it again the next day. It aims to practice perseverance and strengthen confidence and determination in each of us. In the Da Bei Zhou Mantra also explained some of the Great Pledges of the Avalokitesvara Bodhisattva, one of which is that they will not realize Buddhahood before all beings in samsara cross to the opposite shore and be happy. The power of the Mantra is not visible, but if it is believed sincerely, the mantra will provide extraordinary power and cannot be reached with the human mind and mind. The power of the spell can prevent various disasters and disasters, as well as illness and suffering, can also change bad luck into good in accordance with the path of truth.Mantra Da Bei Zhou merupakan salah satu mantra yang populer di kalangan Buddhis, khususnya sekte Mahayana yang selalu melafalkan mantra ini pada saat Ce It dan Cap Go. Hal ini dilakukan oleh umat Buddha Mahayana dengan tujuan memperoleh keberkahan, kesehatan serta selalu mendapat perlindungan dari para dewa, agar terhindar dari mara bahaya. Praktik melafal mantra Maha Karuna Darani dapat dilakukan dengan membuat jadwal tetap dan harus dipraktikkan secara konsisten. Sudah menjadi pemandangan umum bahwa ada praktisi yang menetapkan jadwal sehari melafal sebanyak 3, 7, 21,49, bahkan 108 kali melafal kembali mantra Maha Karuna Darani/Ta Pei Cou. Jika seseorang tidak dapat melakukannya secara penuh pada hari tersebut, maka harus memupuknya kembali pada hari berikutnya. Hal ini bertujuan melatih ketekunan dan mengokohkan keyakinan serta tekad dalam diri masing-masing. Di dalam mantra Da Bei Zhou juga dijelaskan beberapa Ikrar Agung Avalokitesvara Bodhisattva, salah satunya tidak akan merealisasikan ke-Buddha-an sebelum semua makhluk di samsara menyeberang ke pantai seberang dan bahagia. Kekuatan mantra memang tidak tampak, namun jika diyakini dengan tulus maka akan memberikan kekuatan luar biasa dan tidak dapat dijangkau dengan akal dan pikiran manusia. Kekuatan mantra dapat menghindarkan berbagai bencana dan malapetaka, juga penyakit dan derita, dapat pula mengubah nasib yang buruk menjadi baik sesuai dengan jalan kebenaran.

Page 1 of 1 | Total Record : 7