cover
Contact Name
Ardan Samman
Contact Email
ardansamman@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
j.kelautantropis@gmail.com
Editorial Address
m,m,m,m
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Fisheries & Marine
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 20855842     EISSN : 25280759     DOI : https://doi.org/10.20473/jipk.v16i1.44436
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (JIPK; English: Scientific Journal of Fisheries and Marine) ISSN International Centre | ISSN:2528-0759 (Online) | ISSN: 2085-5842 (Print) JIPK is a peer-reviewed and open access biannually (April and November) that published by the Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga. The aim of JIPK is to publish exciting, empirical research, recent science development, and high-quality science that addresses fundamental questions in fisheries and marine. JIPK only accepts manuscripts written in full English and processes submitted original script related of scope to fisheries and marine science and not being published by other publishers. We publish four categories of papers; 1) Original research papers, 2) Critical review articles, 3) Short communications, and, 4) Special Issue on applied or scientific research relevant to freshwater, brackish and marine environments. This journal gives readers the state of art of the theory and its applications of all aspects of fisheries and marine science. The scope of this journal includes, but is not limited to the research results of: Aquaculture, Fish Diseases, Marine science, Oceanography, Aquatic resources management, Fisheries product technology, Fish capture, technology, Fishery agribusiness, Fishery biotechnology/molecular genetics, Fish health management. JIPK has been indexed in Scopus, DOAJ, Sinta 1, Dimensions, Crossref, and others indexing. This journal has been accredited as a 1st Grade Scientific Journal (Sinta 1) by the Ministry of Research, Technology, and Higher Education of Indonesia since 8 December 2020.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan" : 11 Documents clear
Perubahan Histopatologi Jaringan Kulit Ikan Komet (Carassius auratus auratus) Akibat Infestasi Argulus Japonicus [Histopathological Change of Comet Fish (Carassius auratus auratus) Skin Tissues Caused Argulus japonicus] Renita Efa Ratna Sari; Wahju Tjahjaningsih; Kismiyati Kismiyati
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8202

Abstract

AbstrakEktoparasit merupakan salah satu penyebab menurunnya nilai jual komoditas ikan hias di Indonesia. Infestasi tingkat akut A. japonicus dapat mengakibatkan kematian dan kerugian ekonomi bagi pembudidaya. Penetrasi stylet ektoparasit Argulus dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar dengan memecah konsistensi jaringan dan dapat menimbulkan iritasi pada kulit ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui perubahan atau kelainan pada tingkat jaringan yang disebabkan oleh ektoparasit A. japonicus pada jaringan kulit ikan komet. Variabel yang diamati adalah perubahan patologi anatomi dan perubahan histopatologi jaringan kulit ikan komet akibat infestasi A. japonicus. Skoring dilakukan untuk menentukan derajat kerusakan histopatologi jaringan kulit ikan komet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infestasi A. japonicus mengakibatkan perubahan hemoragi, erosi epitel epidermis, infiltrasi sel radang, kongesti, dan ballooning degeneration pada jaringan kulit ikan komet. Derajat infestasi ektoparasit A. japonicus berbanding lurus dengan tingkat kerusakan jaringan kulit ikan komet. Jenis kerusakan jaringan tidak menunjukkan hubungan yang linear dengan derajat infestasi A. japonicusAbstractAcute infestation of A. japonicus can give occasion death and economic loss to farmers. Stylet penetration of ectoparasites A. japonicus caused considerable damage by breaking consistency of fish tissue and skin irritation. The purpose of this research was ascertain the level of comet fish skin tissues changes or abnormalities caused by ectoparasites A. japonicus. The variables observed in this study is the anatomic pathology and histopathological changes in the skin tissue of fish comet due to A. japonicus infestation. Scoring is done to determine the level of comet fish histopathology skin tissues damage. The results showed that the infestation of A. japonicus provide an overview histopathological changes inflammation, epidermis erotion, congestion, ballooning degeneration, and haemorrhage in comet fish skin tissues. Infestation level of ectoparasites A. japonicus is directly proportional with the level of comet fish tissue damages. Type of tissue damage does not have linear relationship with the level of A. japonicus infestation.  
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Proteolitik yang Berasosiasi dengan Lamun Enhalus acoroides di Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur [Isolation and Characterization Proteolytic Bacteria which is Associated with Sea Grass (Enhalus acoroides) in Bama Beach, Baluran National Park, Situbondo, East Java]. Rachmat Rizaldi; Woro Hastuti Setyantini; Sudarno Sudarno
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8314

Abstract

AbstrakLamun adalah tumbuhan sejati yang hidup di perairan pantai yang kurang dimanfaatkan dalam bidang perikanan, selain sebagai bioindikator kualitas air laut. Beberapa mikroorganisme yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides antara lain benthos, kapang, bakteri dan plankton. Bakteri proteolitik merupakan bakteri yang mampu menghasilkan enzim protease. Enzim perotese merupakan enzim yang paling banyak digunakan dalam kehidupan. Bakteri merupakan sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tanaman dan hewan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis isolat bakteri proteolitik yang berasosiasi dengan lamun Enhalus acoroides di Taman Nasional Baluran, Situbondo. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan dianalisis secara deskriptif dengan bantuan tabel dan gambar. Hasil yang peroleh menunjukkan bahwa terdapat 12 isolat bakteri yang berasosisasi dengan lamun Enhalus acoroides. Terdapat empat isolat yang tergolong sebagai bakteri proteolitik karena mampu mendagradasi kasein dalam media TSA + 2% NaCL yang ditambah 1 % susu skim, tampak dari pembentukan zona bening. Pengamatan morfologi koloni dan sel serta pengujian biokimia dari keempat isolat (EA-1, EA-2, EA-9 dan EA-10) terdapat kesamaan karakteristik dengan empat genus bakteri berturut-turut yaitu Staphylococcus sp., Plesiomonas shigeloides, Bacillus sp., Pseudomonas sp.AbstractSeagrass is a true living plants underutilized coastal waters in the field of fisheries, as well as bio-indicators of the quality of sea water. Some microorganisms associated with seagrass Enhalus acoroides among others benthos, fungi, bacteria and plankton. Proteolytic bacteria are bacteria that are capable of producing the enzyme protease. Protease enzyme is an enzyme that is most widely used in life. Bacteria are a source of enzymes that are most widely used compared to plants and animals. The purpose of this study was to determine the type of proteolytic bacterial isolates associated with seagrass Enhalus acoroides in Baluran National Park, Situbondo. This study used survey method with descriptive analysis with tables and figures. The results obtained that there are 12 bacterial isolates associated with seagrass Enhalus acoroides. There are four isolates were classified as proteolytic bacteria because it can degrade casein in TSA media + 2 % NaCL plus 1% skim milk which is evidenced by the formation of clear zones. Observations colony morphology and cells, as well as testing of Biochemistry of the four isolates (EA-1, EA-2, EA-9 and EA-10), were obtained, with similar characteristics to the four genera of bacteria in a row as follows Staphylococcus sp., Plesiomonas shigeloides, Bacillus sp., Pseudomonas sp. 
Analisis Nilai Tambah Olahan Ikan Peperek (Leiognathus equulus ) Menjadi Ikan Peperek Crispy Menggunakan Metode Value Engineering [Value Added Analysis of Peperek Fish (Leiognathus equulus) Being Peperek Crispy Fish Using Value Engineering Method] Mardiana Rosita; Khoirul Hidayat; Iffan Maflahah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8367

Abstract

AbstrakIkan peperek merupakan salah satu jenis ikan demersal yang biasa hidup di dasar perairan. Data statistik perikanan tangkap tahun 2015 menunjukkan ikan peperek berkontribusi besar dengan urutan kelima dari 33 jenis ikan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang diberikan dari pengolahan ikan peperek crispy. Metode yang digunakan yaitu metode value engineering dengan pencarian atlernatif dari beberapa tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisis, tahap pengembangan dan tahap rekomendasi. Hasil yang diperoleh dari analisis metode value engineering untuk produk ikan peperek crispy yaitu terdapat lima alternatif meliputi: Alternatif 1 dengan rasa balado, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Alternatif 2 dengan rasa original, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Alternatif 3 dengan rasa manis, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Alternatif 4 dengan rasa balado, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 125–150 gram dan Alternatif 5 dengan rasa balado, kemasan toples, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Desain alternatif terpilih dengan menggunakan metode value engineering yaitu alternatif ke 2. Nilai tambah produk ikan peperek crispy adalah Rp. 3.732 per kemasan dengan tingkat keuntungan sebesar 37,32% per kemasan dengan berat 100–125 gram. Abstract Peperek fish is one of the demersal fish species that usually lives in the bottom of the waters, which contributes greatly to the fifth order of 33 other fish species. This study aims to determine the added value provided by the processing of peperek fish crispy. Value engineering method was used to determine alternative method of processing. Several stages were employed namely creative, analysis, development, and recommendation phase. The results obtained from the analysis of value engineering methods for crispy peperek fish products were five alternatives: Alternative 1 was fish crispy with balado flavor, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 100-125 gram. Alternative 2 was fish crispy with original taste, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 100-125 gram. Alternative 3 was fish crispy with sweet taste, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 100 - 125 gram. Alternative 4 was fish crispy with balado flavor, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 125-150 gram and Alternative 5 was fish crispy with balado flavor, jar packaging, medium fish size and net weight 100-125 gram. The chosen alternative by value engineering method was the 2nd alternative. The added value of crispy peperek fish in this alternative product was Rp. 3,732 per pack with a profit rate of 37.32% per package weighing 100-125 gram. 
Studi Pertumbuhan Populasi Spirulina sp. pada Skala Kultur yang Berbeda [Study of Spirulina sp. Population Growth in The Different Culture Scale] Nanik Retno Buwono; Raden Qonitah Nurhasanah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8516

Abstract

AbstrakSalah satu mikroalga yang berpotensi untuk dikembangkan dan banyak terdapat di perairan Indonesia adalah Spirulina sp. Kultur Spirulina sp. sebagai upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dalam skala laboratorium dan skala semi massal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan populasi Spirulina sp dan perbandingan kualitas media air kultur pada skala kultur yang berbeda yaitu skala laboratorium dan skala semi massal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan parameter yang diukur yaitu kepadatan sel dari mikroalga dan parameter kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, nitrat dan orthofosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kultur pakan alami Spirulina sp. skala laboratorium berlangsung selama 15 hari sedangkan pada skala semi massal adalah 15-30 hari. Kepadatan awal sel Spirulina sp. skala laboratorium yaitu 15.229 unit/ml dan skala semi massal 28.417 unit/ml. Puncak kepadatan populasi sel Spirulina sp. skala laboratorium terjadi pada hari ke-8 yaitu 181.963 unit/ml, sedangkan untuk skala semi massal masih terus mengalami peningkatan jumlah kepadatan sel pada hari ke-15 sebanyak 295.317 unit/ml. Hasil kualitas air yang diperoleh pada kultur Spirulina sp. skala laboratorium maupun skala semi massal masih menunjang pertumbuhan mikroalga Spirulina sp. secara optimal. AbstractOne of the potential microalgae that have the potential to be developed and widely available in Indonesian waters is Spirulina sp. Spirulina sp. culture as an effort to increase production can be done in laboratory scale and semi-mass scale. The purpose of this research was to determine the population growth of Spirulina sp. and comparison the water of media culture at different culture scale i.e laboratory scale and semi-mass scale. The method used in this research is experimental method with parameters  measured i.e cell density of microalgae and also water quality parameters include temperature, pH, dissolved oxygen, nitrate and orthophosphate. The results showed that the growth of Spirulina sp. culture on the laboratory scale lasts for 15 days while on the semi-mass scale is 15-30 days. The initial cell ensity of Spirulina sp. on the laboratory scale is 15.229 units/ml and on the semi-mass scale is 28.417 units/ml. The peak cell population density Spirulina sp. on the laboratory scale occurred on the 8th day of 181.963 units/ml, while for the semi-mass scale still continues to increase the number of cell density on the 15th day of 295,317 units / ml. The quality of water obtained at Spirulina sp. laboratory scale culture and semi-mass scale still support the growth of Spirulina sp. microalgae optimally.
Pengaruh Penambahan Beeswax Sebagai Plasticizer Terhadap Karakteristik Fisik Edible Film Kitosan [The Effect of Using Beeswax as Plasticizer Against Physical Characteristics of Chitosan Edible Film] Sabrina Dhimas Putri Nabila; Rahayu Kusdarwati; Agustono Agustono
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8518

Abstract

AbstrakEdible film kitosan merupakan kemasan primer biodegradable yang dapat dimakan berbentuk lapisan tipis dan transparan. Edible film kitosan bersifat rapuh dan kurang fleksibel sehingga perlu ditambahkan plasticizer beeswax. Beeswax atau lilin lebah bersifat ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui film berbahan dasar kitosan dengan beeswax sebagai plasticizer dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan edible film serta mengetahui pengaruh penambahan plasticizer beeswax terhadap karakteristik fisik edible film kitosan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penambahan konsentrasi beeswax yang berbeda yakni 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan dan plasticizer beeswax dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan edible film. Beeswax sebagai plasticizer memberikan pengaruh terhadap karakteristik fisik edible film kitosan. Nilai ketebalan pada edible film yang terbentuk bekisar antara 0,012-0,36 mm, kuat tarik antara 13,72 - 47,53kgf/cm2 dan persen pemanjangan antara 3,34 – 7,44 %. Peningkatan konsentrasi plasticizer beeswax menurunkan kuat tarik namun di sisi lain dapat meningkatkan nilai ketebalan dan nilai persen pemanjangan. AbstractEdible film of chitosan is the primary packaging of edible-shaped that biodegradable, thin and transparent. Edible film of chitosan are brittle and less flexible so that needs to be added plasticizer beeswax. Beeswax or beeswax is environmentally friendly and not harmful to the human body. The purpose of this research is to determine the film made from chitosan with beeswax as the plasticizer can serve as the ingredient edible film and figure out the influence of the addition of the plasticizer beeswax against physical characteristics of chitosanedible film. The results showed that chitosan and plasticizer beeswax can be used as material for edible films. Beeswax give influence on the physical characteristics of the edible film. The value of the thickness on edible film between 0.012-0.36 mm, tensile strength between 13.72-47.53 kgf/cm2 and percent of elongation 3.34 – 7.44%. The increased concentration of plasticizer beeswax lose strong pull but on the other hand can increase the value of the thickness and percent elongation
Uji Proximat Daging Ikan Lele yang Dibudidayakan dengan Perbedaan Manajemen Kualitas Air dan Pakan [Test Proximat Meat Catfish Cultivated with Differences Water and Feed Quality Management] Arif Bimantara
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8541

Abstract

                                                    AbstrakIkan lele merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya yang popular di Indonesia. Permintaan pasar akan jenis ikan ini yang semakin bertambah menyebabkan pembudidaya lele menggunakan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui hasil uji proksimat daging ikan lele yang dibudidayakan dengan manajemen kualitas air dan pakan yang berbeda meliputi kandungan protein, lemak, air dan abu. Sampel didapatkan dari lima pembudidaya ikan lele yang menggunakan metode pemeliharaan yang berbeda yaitu (1) L1 : pemberian pakan daging ayam dengan pergantian air 3 -5 hari sekali; (2) L2 : pemberian pakan pelet dicampur dengan bahan herbal, penambahan probiotik pada air budidaya dan dilakukan pergantian air setiap hari; (3) L3 : pakan kombinasi pelet dan daging ayam dengan pergantian air 3-5 hari sekali; (4) L4 : pakan pelet tanpa pergantian air; (5) L5 : pakan pelet dicampur multivatimin komersial, penambahan probiotik pada air budidaya dan dilakukan pergantian air 3-5 hari sekali. Daging ikan lele L1 memiliki kandungan air (67,1%) dan protein (14,6%) paling rendah walaupun memiliki kandungan lemak (5,6%) tertinggi dibandingkan sampel perlakuan lain, sedangkan sampel L2 memiliki kandungan protein tertinggi sebesar 17,4% sekaligus memiliki kadar abu paling rendah diantara sampel lainnya sebesar 0,4%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa manajemen kualitas air dan pakan mempengaruhi hasil uji proksimat daging ikan lele yang dibudidayakan.                                                         AbstractCatfish is one of the most popular aquaculture commodities in Indonesia. The increasing market demand for this fish caused the catfish farmers to apply various methods to improve the quality and quantity of its product. This study aimed to assess the proximate test results of catfish meat cultured in different water quality and feeding management for the parameters protein, fat, water, and ash content. The samples were obtained from five catfish farmers using different culture methods, namely (1) L1: chicken meat feeding with water exchange every 3-5 days; (2) L2: pellets feeding mixed with herbs, probiotics addition to culture water and daily water exchange; (3) L3: combination of pellets and chicken meat feeding with water exchange every 3-5 days; (4) L4: pellets feeding with no water exchange; (5) L5: commercial multivatimin mixed with pellets feeding, probiotics addition to culture water and water exchange every 3-5 days. The L1 catfish meat has the lowest water (67,1%) and protein (14,6%) content, although it has the highest fat content (5,6%) compared to other treatments, while the L2 sample has the highest protein content of 17,4 % as well as the lowest as content among other samples of 0.4%. These results indicate that water quality and feeding management affect the proximate test results of cultured catfish meat.
Komunitas Fitoplankton Pada Sistem Budidaya Intensif Udang Vaname, Litopenaeus vannamei di Probolinggo, Jawa Timur [Phytoplankton Community at Intensive Cultivation System of White Shrimp, Litopenaeus vannamei in Pr Nasrullah Bai Arifin; Muhammad Fakhri; Ating Yuniarti; Anik Martinah Hariati
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8542

Abstract

                                                    AbstrakFitoplankton merupakan sumber pakan alami pada budidaya udang di tambak. Produktivitas fitoplankton dapat meningkat seiring dengan bertambahnya kandungan nutrien di tambak. Sisa metabolisme dan pakan merupakan sumber nutrien bagi pertumbuhan fitoplankton di tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produktivitas dan mengidentifikasi jenis fitoplankton pada sistem budidaya intensif udang vaname, Litopenaeus vannamei. Penelitian ini dilakukan pada tiga petak tambak budidaya intensif udang vaname di Probolinggo, Jawa Timur. Pengambilan sampel air tambak dilakukan pada hari ke-17 dan hari ke-87 masa budidaya masing-masing dua kali setiap petak. Empat parameter lingkungan yaitu total ammonia nitrogen (TAN), nitrat, orthophosphate, total padatan tersupensi (TSS), dan klorofil diukur pada setiap sampel air tambak. Selain itu, kami juga mengidentifikasi dan menghitung fitoplankton pada setiap sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas pada ke tiga tambak berkisar antara 22.893,83 kg/ha sampai 23.600,61 kg/ha dengan ukuran panen 12,74 g/ekor sampai 14,35 g/ekor. Selama masa budidaya, konsentrasi TAN, TSS, dan klorofil meningkat seiring dengan semakin lamanya masa budidaya. Sementara itu, rerata kandungan nitrat dan orthophosphate cenderung menurun seiring bertambahnya masa budidaya. Jenis fitoplankton yang teridentifikasi yaitu dalam genus Oocystis, Chlorella, Nannochloropsis, Chaetoceros, Stephanodiscus, Nitzschia, Coscinodiscus, Cyclotella, dan Ulothrix. Fitoplankton dari kelompok Chlorophyta merupakan jenis yang dominan pada tambak 1 dan 2, sedangkan tambak 3 didominasi oleh kelompok Diatom. Penelitian ini mengindikasikan bahwa keberadaan fitoplankton di tambak mendukung ketersediaan pakan alami dan lingkungan yang baik bagi budidaya udang.                                                      AbstractPhytoplankton is a source of natural feed for shrimp cultivation in the pond. Phytoplankton productivity increases by the increased nutrient content in the pond. Feed and metabolic waste is the sources of nutrient for phytoplankton growth. This study aimed to evaluate productivity and identify phytoplankton at intensive white leg shrimp, Litopenaeus vannamei cultivation system. This study was conducted at three intensive white shrimp located in Probolinggo, East Java. Samples were collected on the early and the late of culture period (day 17 and 87 after stocking). Four environmental parameters including total ammonia nitrogen (TAN), nitrate, orthophosphate, total suspended solids (TSS), and chlorophyll-a were measured. Identification and density of phytoplankton were also performed of each pond. The result showed that the productivity of three ponds was 22,893.83 kg/ha to 23,600.61 kg/ha with an average size of 12.74 g to 14.35 g. During culture period, the concentration of TAN, TSS, and chlorophyll-a tended to increase. Meanwhile, the average of both nitrate and orthophosphate tended to decline. Several phytoplankton identified in this study were in the genus of Oocystis, Chlorella, Nannochloropsis, Chaetoceros, Stephanodiscus, Nitzschia, Coscinodiscus, Cyclotella, and Ulothrix. Phytoplankton of the group Chlorophyta is predominance for pond 1 and 2, while pond 3 was dominated by phytoplankton in the group of Diatom/Baccillariophyta. This study indicated that the presence of phytoplankton in the pond provides natural feed and good environmental condition for shrimp cultivation.
Potensi Bakteri Lactococcus sp. dan Lactobacillus sp. untuk Peningkatan Kualitas Limbah Kulit Kacang Sebagai Alternatif Bahan Pakan [Potential of Lactococcus sp. and Lactobacillus sp. Bacteria for Quality Improvement of Peanut Peel Waste as Alternative Feed Ingredients] Widya Paramita Lokapirnasari; Oky Setyo Widodo; Emy Koestanti
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8547

Abstract

                                                    AbstrakTujuan penelitian ini untuk menterminasi peningkatan kandungan nutrien dalam fermentasi makanan yang terdapat dari kulit kacang sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak dan ikan. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan dan lima replikasi P0: kulit kacang+isolat 0%; P1: kulit kacang+1% Lactococus sp. ; P2 : kulit kacang+1% Lactobacillus sp. Proses fermentasi dilakukan selama 5 hari dalam keadaan aerob. Hasil menunjukan bahwa terdapat berdedaan yang signifikan antara perlakuan (p<0,05). Penggunaan isolat Lactococcus sp. dan Lactobacillus sp. dapat meningkatkan kandungan nutrient dari limbah kulit kanang. Terdapat penurunan aerob mentah dari 3,80 sampai 7,70% terdapat peningkatan elestrak nitrogen bebas dari 3,925 sampai 4,38% terdapat peningkatan kandungan energi pencernaan 7.13% sampai 9.30%. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengguna 1% Lactococcus sp. dan 1% Lactococcus sp. dapat meningkatkan nilai nutrisi di limbah kulit kacang yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pakan ternak dan ikan.                                                   AbstractThis study aims to determine the increasing of nutrient content in the fermentation of feed stuff derived from peanut wastes as an alternative feed material for livestock and fish. The study consisted of three treatments and five replications, namely P0: peanut peel + 0% isolate, P1: peanut peel + 1% Lactococcus sp, P2: peanut peel +1% Lactobacillus sp. The fermentation process was carried out for 5 days under a facultative anaerobic condition. The results showed that there was a significant difference between treatments (p <0.05). The use of Lactococcus sp and Lactobacillus sp isolates can increase the nutritional content of peanut peel wastes. There was a decrease in crude fiber content (CF) of 3.80 to 7.70%, there was an increase of Nitrogen free extract (NFE) of 3.925 to 4.38%, there is an increase in digestible energy (DE) content of 7.13% to 9.30%, there was the increasing metabolizable energy (ME) of 7.13% to 9.12% compared to control. Based on the results it can be concluded that the using of 1% Lactococcus sp and 1% Lactobacillus sp. can increase nutritional value of peanut peel waste that can be used as an alternative ingredients of animal and fish.
Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit pada Saluran Pencernaan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut, Lampung [Identification And Prevalence of Endoparasite Worms in The Gastrointestinal Tract of Red Snapper (Lutjanus argentimaculatus) In Floating Net The Centre Of Mariculture, Lampung] Sri Subekti; kismiyati kismiyati; Diah Ayu Puspitarini
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8549

Abstract

                                                   AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan tingkat prevalensi cacing endoparasit pada saluran pencernaan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel sebanyak 30 ekor ikan yang berukuran 20-35 cm menggunakan metode purposive sampling. Organ yang diamati lambung dan usus, kemudian dilakukan identifikasi dan penghitungan prevalensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jenis cacing endoparasit yang menginfeksi saluran pencernaan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung adalah larva stadium tiga Anisakis physeteris (Anisakis tipe II) dan Cucullanus heterochrous. Prevalensi kakap merah yang terinfeksi endoparasit adalah 10%, terdiri dari Anisakis physeteris (Anisakis tipe II) sebesar 7% dan Cucullanus heterochrous sebesar 3%.                                                   AbstractThe purpose of the research is to know kinds and prevalence of endoparasites worm gastrointestinal red snapper (Lutjanus argentimaculatus) in floating net cages the Centre of Mariculture Lampung. The metode of the research is survey method. The sample that used is 30 fishes that size 20-35 cm used purposive sampling method. The organ that getting examination is intestine and stomach, after that do identification and counting of prevalence. The result showed kinds of endoparasite worms that infected is stage three larvae of Anisakis physeteris (Anisakis type II) and Cucullanus heterochrous. The prevalence of endoparasites in red snapper is 10% that consist from on Anisakis physeteris (Anisakis type II) 7% and Cucullanus heterochrous 3%.
JIPK Back Meter vol 10 issue 1 rozi rozi
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.9163

Abstract

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue 2024: JIPK VOLUME 16 ISSUE 2 YEAR 2024 (NOVEMBER 2024, ISSUE IN PROGRESS) 2024: IN PRESS ISSUE (JUST ACCEPTED MANUSCRIPT, 2024) Vol. 16 No. 1 (2024): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 15 No. 2 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 15 No. 1 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 2 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 1 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 2 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 1 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 2 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 1 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 2 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 8 No. 1 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 2 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 1 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 2 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 1 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 2 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 1 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 2 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 1 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 2 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 1 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 2 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 1 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 2 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 1 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN More Issue