cover
Contact Name
Ardan Samman
Contact Email
ardansamman@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
j.kelautantropis@gmail.com
Editorial Address
m,m,m,m
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Fisheries & Marine
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 20855842     EISSN : 25280759     DOI : https://doi.org/10.20473/jipk.v16i1.44436
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (JIPK; English: Scientific Journal of Fisheries and Marine) ISSN International Centre | ISSN:2528-0759 (Online) | ISSN: 2085-5842 (Print) JIPK is a peer-reviewed and open access biannually (April and November) that published by the Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga. The aim of JIPK is to publish exciting, empirical research, recent science development, and high-quality science that addresses fundamental questions in fisheries and marine. JIPK only accepts manuscripts written in full English and processes submitted original script related of scope to fisheries and marine science and not being published by other publishers. We publish four categories of papers; 1) Original research papers, 2) Critical review articles, 3) Short communications, and, 4) Special Issue on applied or scientific research relevant to freshwater, brackish and marine environments. This journal gives readers the state of art of the theory and its applications of all aspects of fisheries and marine science. The scope of this journal includes, but is not limited to the research results of: Aquaculture, Fish Diseases, Marine science, Oceanography, Aquatic resources management, Fisheries product technology, Fish capture, technology, Fishery agribusiness, Fishery biotechnology/molecular genetics, Fish health management. JIPK has been indexed in Scopus, DOAJ, Sinta 1, Dimensions, Crossref, and others indexing. This journal has been accredited as a 1st Grade Scientific Journal (Sinta 1) by the Ministry of Research, Technology, and Higher Education of Indonesia since 8 December 2020.
Articles 480 Documents
Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda [Study of Vaname Shrimp Culture (Litopenaeus vannamei) in Different Rearing System] Sulastri Arsad; Ahmad Afandy; Atika P Purwadhi; Betrina Maya V; Dhira K Saputra; Nanik Retno Buwono
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7624

Abstract

                                                               AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melakukan monitoring kualitas air di tambak budidaya udang vaname, membandingkan efektivitas penerapan budidaya dengan sistem pemeliharaan berbeda pada tambak dan variasi pemberian pakan. Pada kegiatan ini, empat tambak budidaya digunakan sebagai tempat pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei). Parameter yang diukur meliputi parameter fisika dan kimia yaitu suhu, kecerahan, pH, oksigen terlarut, salinitas, amonia, dan alkalinitas; sedangkan performa pertumbuhan organisme budidaya dilihat dengan cara menghitung tingkat kelulushidupan (survival rate) udang pada akhir pemeliharaan, efisiensi konsumsi pakan melalui perhitungan FCR, dan laju pertumbuhan spesifik udang (SGR) dengan menghitung ABW (Average Body weight) dan ADG (Average Daily Growth) udang. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan kisaran kualitas air yang diperoleh masih dalam keadaan layak untuk kegiatan budidaya dan bahkan Tambak 3 dan 4 menunjukkan kisaran optimum untuk kualitas air budidaya, sedangkan untuk parameter performa pertumbuhan, pada Tambak 3 dan 4 diperoleh nilai SR lebih dari 80 %, dan Tambak 1 dan 2 mempunyai SR di bawah 70 %. Selain itu, nilai FCR berada di bawah 1.7 pada tambak 3 dan 4, sedangkan pada Tambak 1 dan 2 nilainya lebih dari 1.7. Terakhir untuk nilai SGR, Tambak 3 dan 4 juga menunjukkan presentasi yang bagus jika dibandingkan Tambak 1 dan 2. Secara komprehensif, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pemeliharaan dengan menggunakan sistem flok pada Tambak 3 dan 4 meningkatkan performa kualitas air dan hasil produksi dibandingkan pada Tambak 1 dan 2.                                                                 AbstractThe aim of this study was to monitor water quality in vaname culture pond and compare the application of different rearing culture system and feeding variations. Four ponds culture were used as vaname (Litopenaeus vannamei) growth place. Measured parameters include physical and chemical factors such as temperature,brightness, pH, DO, salinity, ammonia, and alkalinity, while growth shrimp performance showed by SGR, SR and FCR. The research result of the water quality parameters show an adequate range values for all of the ponds and good enough for shrimp growth, and especially an optimum range value presented in pond three and four. Survival rate (SR) both pond 3 and 4 exhibit a good presentation that is more than 80%, whereas pond 1 and 2 were just less than 70% of SR value. The specific growth rate (SGR) presents also a good presentation in Pond 3 and 4 rather than pond 1 and 2. Based on the feed consumption, pond 1 and 2 show high FCR that is more than 1.7 while pond 3 and 4 present smaller FCR value which is less than 1.7. Finally, it could be concluded that application of floc in culture rearing system of pond 3 and 4 increase water quality and production value than pond 1 and 2.
Pemberian Vaksin Formalin Killed Cell (FKC) Vibrio alginolitycus untuk Meningkatkan Survival Rate (SR), Titer Antibodi dan Fagositosis Leukosit pada Kerapu Cantang (Epinephelus sp.) setelah Uji Tantang Bakteri Vibrio alginolitycus [Administration of Vaccine Formalin Killed Cell (FKC) Vibrio alginolyticus to Increase Survival Rate (SR), Antibody Titre, and Phagocytic Leukocytes Cantang Grouper (Epinephelus sp.) Against Bacteria Vibrio alginolitycus] Hari suprapto; Sudarno Sudarno; Nurul Qomariyah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7625

Abstract

                                                                AbstrakVaksinasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan ketahanan tubuh yang bersifat spesifik melalui pemberian vaksin. Vaksinasi digunakan untuk mencegah serangan penyakit infeksi serta efektif untuk mengontrol serangan penyakit ikan seperti bakteri V. alginolyticus. Pengamatan tingkat kelulushidupan (SR) dan pengukuran titer antibody merupakan pengukuran efektivitas vaksinasi, sedangkan tingkat kesehatan ikan dapat dilihat dari hematologi salah satunya adalah fagositosis leukosit. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui tingkat kelulushidupan, titer antibodi, dan indeks fagositosis leukosit benih ikan kerapu cantang yang divaksin dengan vaksin FKC bakteri Vibrio alginolyticus. Penelitian ini dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kontrol negatif, kontrol positif, 0,0125 mg/5 g BB ikan, 0,25 mg/ 5 g BB ikan, 0,5 mg/ 5 BB ikan. Analisis hasil menggunakan ANOVA dan dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian vaksinasi memberikan pengaruh terhadap tingkat kelulushidupan (SR), titer antibody, dan indeks fagositosis benih ikan kerapu cantang. Jumlah tingkat kelulushidupan ikan kerapu cantang yang divaksinasi terbaik yaitu 70,0%, titer antibodi yang divaksinasi terbaik yaitu 298,67, dan indeks fagositosis yang terbaik yaitu 52,67%. Hasil penelitian dengan pemberian vaksin formalin killed cell (FKC) Vibrio alginolitycus dapat memberikan proteksi pada ikan dan penggunaan dosis yang berbeda mampu mempengaruhi tingkat kelulushidupan (SR), titer antibodi, dan indeks fagositosis                                                                AbstractVaccination is an attempt to give-specific endurance through vaccine. Vaccination is used to prevent infectious diseases and effective to control fish diseases such as bacterial attack V. alginolyticus. Observations survival rate (SR) and measurement of antibody titre is a measure of the effectiveness of vaccination, while the level of health of the fish can be seen from the hematology one of which is phagocytic leukocytes. The purpose of this research was to determine the effect of the vaccine Formaldehyde Killed Cell (FKC) Vibrio alginolitycus to increase survival rate (SR), antibody titre, and phagocytic leucocytes cantang grouper (Epinephelus sp.) This research used a completely randomized design with five treatments and three replications. The treatment used is the negative control, the positive control, 0.0125 mg / 5 g BB fish, 0.25 mg / 5 g BB fish , 0.5 mg / 5 BB fish. Analysis of the results using ANOVA and Duncan's Multiple Range Test continued. The results showed that the treatment of vaccination impact the survival rate (SR), antibody titre, and phagocytosis index cantang grouper seed. Total survival rate, antibody titre, and the best phagocytosis index cantang grouper with consecutive values as follows70,0%, 298,67, and 52,67%. This research that used the vaccine formaldehyde killed cells (FKC) Vibrio alginolitycus can provide protection to the fish and the use of different doses capable of affecting the survival rate (SR), antibody titre, and the index of phagocytosis
Pengelolaan Mata Air Sumberawan Berbasis Masyarakat di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang [The Management Of Sumberawan Wellspring Based On The Community in the Toyomarto Village Singosari District Malang Regency] Nanik Retno Buwono; Gladi Oktavia Muda; Sulastri Arsad
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7627

Abstract

                                                               AbstrakMata Air Sumberawan merupakan sumber penyedia kebutuhan air bersih bagi masyarakat Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang bernaung dalam lembaga kemasyarakatan HIPPAM (Himpunan Pengguna Pemakai Air), dan juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luar desa yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dengan semakin meningkatnya kebutuhan air bersih, maka pengelolaan sumberdaya air yang tepat, sangatlah diperlukan. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam kaitan pengelolaan Mata Air Sumberawan adalah dengan mengetahui profil mengenai upaya pengelolaan mata air yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Toyomarto, menganalisa tingkat kapasitas masyarakat Desa Toyomarto dalam upaya pengelolaan Mata Air Sumberawan, dan mendapatkan faktor pendorong dan penghambat dalam upaya pengelolaan mata air di Desa Toyomarto.Hasil studi menunjukkan upaya konservasi, yaitu pemanfaatan, perlindungan dan pelestarian Mata Air Sumberawan sudah dilakukan masyarakat Desa Toyomarto, namun secara keseluruhan masih didominasi oleh aspek pemanfaatan. Untuk tingkat kapasitas masyarakat Desa Toyomarto dalam pengelolaan Mata Air Sumberawan sudah cukup tinggi, ditunjukkan dari jumlah masyarakat yang mengerti terhadap manfaat peduli terhadap lingkungan yang berhubungan dengan ketersediaan air. Mengingat kepedulian dalam pengelolaan konservasi mata air telah tertanam dalam sebagian besar masyarakat Desa Toyomarto maka hal yang harus dilakukan adalah meningkatkan kegiatan konservasi ke lingkup yang lebih luas, sehingga masyarakat yang belum peduli akan sadar dan ikut terlibat dalam pengelolaan konservasi Mata Air Sumberawan.                                                             AbstractSumberawan Wellspring is a source provider of clean water for villagers in Toyomarto Singosari Malang whose take shelter in community institutions of HIPPAM (Himpunan Pengguna Pemakai Air), and is also used to the needs of the community outside the village which is managed by the Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Some things that can be done in terms of the management of Sumberawan Wellspring is to know the profile of the efforts of the management of the wellspring by the community Toyomarto Village, analyze the level of community capacity in an effort to the management of Sumberawan Wellspring, and to get powerful and inhibitors factors in an effort to manage wellsprings in the Toyomarto Village The results of a study showing effort conservation, namely aspect of the utilization, conservation and preservation in Sumberawan wellspring have been done by community of Toyomarto Village, but the whole are still dominated by utilization aspects. The capacity level of the Toyomarto village community in the management of Sumberawan Wellspring already quite high which indicated the number of people who have understood the benefits of environmental care related to availability clean water. Considering concern in the management of springs conservation has embedded in most of the community of Toyomarto Village then thing to do is improve conservation activities to scope broader, so that people who do not care to be aware of and involved in conservation management Sumberawan Wellspring
Potensi Penambahan Minyak Ikan Lemuru pada Pakan Komersial terhadap Kandungan Asam Lemak Omega-3 dan Omega-6 Daging Belut Sawah (Monopterus albus) [Potential Addition of lemuru Fish Oil on Commercial feed The Fatty Acids Omega-3 and Omega-6 Ell Meat (Monopterus albus)] Mirni Lamid; Kustiawan tri Pursetyo; Siti Istiqomah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7631

Abstract

                                                                  AbstrakBelut sawah (Monopterus albus) merupakan komoditas ikan air tawar yang sangat potensial dibudidayakan saat ini. Belut sawah mempunyai kandungan kolesterol yang cukup tinggi yaitu sebesar 185mg/10gram. Batas kolesterol normal yang dibutuhkan tubuh adalah 160-200 mg per hari. Kandungan kolestrol yang tinggi tidak sebanding dengan kandungan asam lemak tak jenuh daging belut sawah. Kandungan asam lemak tak jenuh pada daging belut sawah sangat kecil yakni α-linolenat acid sebesar 0,46%, EPA sebesar 0,22%, DHA sebesar 2,12%, Linolenat acid sebesar 7,42% dan Arakidonoit acid sebesar 1,75%. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menigkatkan Omega-3 dan Omega-6 adalah melalui rekayasa pakan, dengan penambahan suplementasi asam lemak yang berasal dari dari organisme laut yang diharapkan kandungan Omega-3 dan Omega-6 dapat meningkat di daging belut sawah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan Omega-3 dan Omega-6 daging belut sawah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak lengkap yang terdiri dari lima perlakuan, empat kali ulangan. Analisis data menggunakan uji statistik sidik ragam Analysis of Variant (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila ada perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan untuk mengetahui perlakuan yang paling baik. Hasil penelitian penambahan minyak ikan lemuru pada pakan komersial menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap kandungan Omega-3 (α-linolenat acid, EPA ,dan DHA) dan kandungan Omega-6 (Linoleat acid dan arakhidonat acid) daging belut sawah. Pemberian minyak ikan lemuru pada dosis 6% dapat meningkatkan kandungan (Omega-3) daging belut sawah α-linolenat acid sebesar 2,75%, EPA sebesar 2,87% dan DHA sebesar 1,29%. Pada dosis 6% minyak ikan lemuru dapat meningkatkan kandungan arakhidonoit acid sebesar 3,77% dan pada dosis 8% dapat meningkatkan kandungan Linoleat acid 4,24% daging belut sawah.                                                                 AbstractEel (Monopterus albus) are mostly bream a potential cultivated currently. Eel has a high cholesterol a month 185mg/10gram. Limit of the normal body needs cholesterol is 160-200 mg per day. The content of high cholesterol are not comparable with the content of unsaturated fatty acids eel meat. The unsaturated fatty acid on meat eel very low at α-linolenat acid of 0,46%, EPA of 0,22%, DHA of 2,12%, Linolenat acid of 7,42% and Arakidonoit acid of 1,75%. One effort can be done to increase omega-3 and omega-6 is through engineering feed, with the addition of supplements fatty acids that originated from marine organisms are expected to Omega-3 content and Omega-6 can increase in the meat eel. Research is aimed to increase Omega-3 content and Omega-6 flesh of eel. This research uses experimental methods to a draft random complete consisting of five treatment, four times remedial. Analysis data using statistical tests fingerprint variety of analysis of variant (ANOVA) to know the influence of treatment. If there are the differences between treatment continued by test distance multiple Duncan to know the best treatment. Research results in additional fish oil lemuru on commercial feed showing significant differences (p<0,05) against the omega-3 (α-linolenat acid, EPA and DHA) and the omega-6 (linoleic acid and arakhidonat acid) of eel. The doses 6% lemuru fish oil can improve the (Omega-3) of eel α-linolenat acid of 2,75%, EPA of 2,87% and DHA 1,29%. On the content doses 6% fish oil lemuru can improve Arachidonic acid of 3,77% and on content doses, 8 % can improve linoleic acid of 4,24 % meat eel.
Gambaran Patologi Hepar Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang Diinfeksi Bakteri Edwardsiella tarda [Featuring Liver Pathology of Clarias gariepinus Infected By Edwardsiella tarda] Arimbi Arimbi; Poedji Hastutiek2; Ratu Meidiza
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7632

Abstract

                                                                           AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kerusakan hepar dari Clarias gariepinus yang diinfeksi dengan Edwardsiella tarda. Dua puluh empat Clarias gariepinus dengan berat rata-rata 20-25 gram, ukuran 10-12 cm dibagi secara acak menjadi 4 kelompok perlakuan (P0, P1, P2, dan P3). Masing-masing perlakuan dilakukan enam kali pengulangan dengan dosis Edwarsiella tarda 3 x 106 CFU/ ml kecuali kontrol (P0). Pada pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa hepar telah mengalami pembengkakan dan pucat. Pengamatan histopatologi menggunakan mikroskop cahaya dengan 400 kali pembesaran. Metode penilaian Bernet's Scoring digunakan untuk menentukan adanya degenerasi, nekrosis, dan kongesti dan infiltrasi leukosit. Kruskal-Wallis digunakan untuk pengujian statistika diikuti dengan pengujian Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan pada hepar Clarias gariepinus. Kerusakan parah terjadi pada perlakuan P2. Hal ini disebabkan pada pengamatan histopatologi menunjukkan adanya lesi seperti nekrosis dengan pembengkakan sel dan meningkatnya infiltrasi eritrosit pada pembuluh darah dibandingkan dengan P1 dan P3.                                                                            AbstractThis research aimed to know the changed damage of liver Clarias gariepinus were infected by Edwardsiella tarda. Twenty four of Clarias gariepinus with an average weight of 20-25 gram, size 10-12 cm were randomly divided into four groups of treatment (P0, P1, P2, and P3). Six repetitions each those are given with the dosage of Edwardsiella tarda 3x106 CFU/ml except P0 (control). At the macroscopic observed, show that the liver becomes swollen and pale. The histopathological features of hepar were examined under light microscope in 400 times magnification. Scoring method were using Bernet Scoring Method to examine the presence of degeneration, necrotic, congestion, and infiltration of leucocytes. Then, Kruskal-Wallis test followed with Mann-Whitney test of statistical analysis. The result showed a change in liver of Clarias gariepinus. The most severe damage occurred on P2. It causes in histopathology examination showed lesion such necrotic area with infiltration of inflammatory cells and there was an increased of erythrocyte infiltration in blood vessels compared with P1 and P3.                                                      
Jumlah Koloni pada Media Kultur Bakteri yang Berasal dari Thallus dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus alvarezii di Sumenep [Number of Colonies in Bacterial Culture Media from Thallus and Waters of Cultivation Center of Kappaphycus alvarezii in Sumenep] Apri Arisandi; Badrud Tamam; Raini Yuliandari
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7633

Abstract

                                                                             AbstrakKappaphycus alvarezii merupakan salah satu rumput laut yang banyak diminta oleh pasar internasional, tetapi saat itu terjadi kegagalan budidaya akibat bakteri pathogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelompok bakteri apa yang menginfeksi rumput laut (Kappaphycus alvarezii). Penelitian ini dilakukan dengan kultur bakteri yang berasal dari thallus dan perairan pada media PCA, selanjutnya dilakukan pengujian angka lempeng total (ALT). ALT menunjukkan jumlah koloni bakteri yang mendominasi pada suatu media kultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri yang berasal dari media perairan lebih tinggi dibanding yang berasal dari thallus Kappaphycus alvarezii                                                                                                                                                  AbstractKappaphycus alvarezii is widely demanding seaweed in the global market, although many farmers face crop failure which is caused by pathogenic bacteria. This research aims to investigate the group of infectious bacteria from Kappaphycus alvarezii seaweed. Bacteria isolated from thallus were cultivated on PCA medium, then the total plate count was determined. The total plate count demontrates the the number of colony dominated on the culture medium. This research showed that bacterium colony derived from aquatic medium is greater than from Kappaphycus alvarezii thallus.
Potensi Pemberian Cod Liver Oil (CLO) pada Pakan Komersial Terhadap Jumlah Total Asam Lemak Omega 3 dan Omega 6 Di Daging Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii) [Potential Of Giving Cod Liver Oil (CLO) Commercial Feed On To The Total Amount of Omega 3 and Omega 6 Fatty Acid in Meat Giant Freshwater Prawn (Macrobrachium Rosenbergii)] Boedi Setya Rahardja; Agustono Agustono; Hartik Hartik
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7634

Abstract

                                                              AbstrakAsam lemak omega 3 dan omega 6 adalah asam lemak tak jenuh yang termasuk kedalam golongan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dan juga termasuk dalam kelompok asam lemak esensial. Asam lemak omega 3 dan omega 6 tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh, sehingga perlu adanya suplai asam lemak omega 3 dan omega 6 di makanan yang dikonsumsi. Fungsi dari asam lemak omega 3 dan omega 6 secara fisiologis yaitu sebagai sumber penting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup krustacea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemberian Cod Liver Oil (CLO) pada pakan komersial terhadap jumlah total asam lemak omega 3 dan omega 6 di daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap sebagai rancangan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah kandungan Cod Liver Oil (CLO) yang berbeda, yaitu P0 (0%), P1 (3%), P2(6%), P3 (9%), P4(12%) masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Parameter utama yang diamati adalah jumlah total asam lemak omega 3 dan omega 6 di daging udang galah. Parameter penunjang yang diamati adalah parameter kualitas air. Analisis data menggunakan analisis of varian (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian pemberian Cod Liver Oil (CLO) menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) terhadap jumlah total asam lemak omega 3 tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan jumlah total asam lemak omrga 6 di daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Jumlah total asam lemak omega 3 pada perlakuan P0 (0%) berbeda nyata dengan perlakuan P2 (6%), P3 (9%) dan P4 (12%), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1. Jumlah total asam lemak omega 6 pada perlakuan P0 (0%) tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 (3%), P2 (6%), P3 (9%) dan P4 (12%).                                                                AbstractFatty acids omega 3 and omega 6 unsaturated fatty acids are included into class Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) and is also included in a group of essential fatty acids.Fatty acids omega 3 and omega 6 can not be synthesized by the body, so it is necessary to supply fatty acids omega 3 and omega 6 in the food consumed. This study aims to determine the potential for the provision of Cod Liver Oil (CLO) on a commercial feed to the total amount of fatty acids omega 3 and omega 6 in the flesh of giant fresh water prawn (Macrobrachium rosenbergii). The method used is experiment with completely randomized design as the experimental design. The treatment used is the content of Cod Liver Oil (CLO) that is different, that P0 (0%), P1 (3%), P2 (6%), P3 (9%), P4 (12%) of each treatment was repeated 4 times. The main parameters measured were the number of total fatty acids omega 3 and omega 6 in meat prawns. Supporting parameters measured were water quality parameters. Analysis of data using analysis of variance (ANOVA) and to determine the best treatment Duncan's multiple range test. The results of the research granting Cod Liver Oil (CLO) showed significantly (P <0.05) of the total amount of omega 3 fatty acids but not significantly different (P> 0.05) with the total amount of fatty acids omrga 6 in the meat giant fresh water prawn (Macrobrachium rosenbergii). The total amount of omega 3 fatty acids in the treatment of P0 (0%) was significantly different from P2 treatment (6%), P3 (9%) and P4 (12%), but not significantly different from P1 treatment. The total amount of fatty acids in the treatment omega 6 P0 (0%) did not differ significantly with treatment P1 (3%), P2 (6%), P3 (9%) and P4 (12%).
Substitusi Jantung Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca) sebagai Sumber Serat Terhadap Karakteristik Organoleptik Dendeng Giling Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) [The Subtitutions of Banana Blossom Yellow Kepok (Musa Paradisiaca) as a Fiber Source for Organoleptic Characteristic of Jerky Milled Snakehead Fish (Ophiocephalus Striatus)] Titik Dwi Sulistiyati; Eddy Suprayitno; Desi Tri Anggita
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i2.7635

Abstract

                                                           AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ikan gabus dan jantung pisang kepok kuning terhadap karakteristik organoleptik dendeng giling ikan gabus, serta mentapkan konsentrasi ikan gabus dan jantung pisang kepok kuning yang optimal pada dendeng giling ikan gabus. Perlakuan pada penelitian ini yaitu konsentrasi ikan gabus : jantung pisang kepok sebagai berikut, 65% : 35% (A), 62,5% : 37,5% (B), 60% : 40% (C), 57,5% : 42,5% (D), 55% : 45% (E) dan 100% : 0% (K) dengan suhu pengovenan 45 C selama 8 jam, kemudian dilakukan uji serat kasar dan uji organoleptik (skoring dan hedonik). Penelitian menggunakan RAL Sederhana dengan 5 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ikan gabus dan jantung pisang kepok kuning tidak berpengaruh nyata terhadap organoleptik hedonik dendeng giling ikan gabus, namun berpengaruh nyata terhadap organoleptik skoring. Konsentrasi ikan gabus dan jantung pisang kepok kuning yang optimal yaitu pada perlakuan D dengan konsentrasi ikan gabus : jantung pisang kepok kuning 57,5% : 42,5%, dengan kadar serat 47,804% dan nilai organoleptik skoring warna 3,347 (coklat tua), aroma 3,360 (khas dendeng), rasa manis 3,48 (manis), rasa gurih 3,560 (gurih), tekstur 4,573 (empuk) serta nilai organoleptik hedonik warna 5,187 (agak suka), aroma 4,880 (agak suka), rasa 5,427 (agak suka), tekstur 5,36 (agak suka).                                                                AbstractThe aim of this study was to determine the effect of the concentrations of snakehead fish and banana blossom yellow kepok for the organoleptic and chemical characteristic of jerky milled from snakehead fish, to determine optimal snakehead fish and banana blossom yellow kepok concentrations for the jerky milled product. The treatment of the concentrations of snakehead fish and c consist 65% : 35% (A), 62,5% : 37,5% (B), 60% : 40% (C), 57,5% : 42,5% (D), 55% : 45% (E) and control sample 100% : 0%. All of these treatments will be roasted on 8 hours. After that, these samples analyzed with organoleptic ( scoring and hedonic test). This research used by completely randomized design with five repetitions. The results showed that the concentration of snakehead fish and banana blossom yellow kepok had no significant effects on the organoleptic and hedonic jerky milled product but had significant effects on organoleptic scores and chemical characteristics. The optimal concentration of snakehead fish and banana blossom yellow kepok is D treatment with the concentrations of snakehead fish and banana blossom yellow kepok respectively 57,5 % and 42,5 % with crude fiber content 47,804% and organoleptic testing consist color score 3,347 (brown), aroma 3,360 (similar with the real of jerky milled), sweet taste 3,48 (sweet), savory taste 3,560 (tasty), texture 4,573 (padded)the treatment of D with concentration of cork: yellow banana heartbeat 57,5%: 42,5%, with organoleptic value of color scoring 3,347 (dark brown), aroma 3,360 (typical of jerky) , sweet taste 3.48 (sweet), savory taste 3,560 (tasty), texture 4,573 (padded). The hedonic analysis showed that color 5,187 (rather like), aroma 4,880 (somewhat like), taste 5,427 (rather like), texture 5,36 (slightly like).
Dampak Perbedaan Salinitas terhadap Viabilitas Bakteri Vibrio fluvialis [The Impact of Salinity Difference on Bacteria Viability Vibrio fluvialis] Apri Arisandi; Maulinna Kusumo Wardani; Kaswan Badami; Garina Dyah Araninda
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i2.7636

Abstract

                                                               AbstrakRumput laut sulit dibedakan antara akar, daun dan batangnya. Kondisi air laut yang fluktuatif dan ekstream dapat menyebabkan rumput laut Kappaphycus alvarezii rentan terkena penyakit ice-ice. Muncul bercak putih di thallus rumput laut yang terinfeksi. Diduga penyakit ice-ice disebabkan oleh bakteri pattogen yaitu Vibrio fluvialis. V. fluvialis adalah bakteri patogen yang menyebabkan penyakit ice-ice pada  rumput laut, bakteri gram negatif yang memiliki bentuk tubuh seperti batang dan bengkok. Bakteri ini dapat tumbuh di ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh banyaknya ketersediaan nutrisi, pH, suhu, keasaman, dan salinitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui viabilitas bakteri Vibrio pada perbedaan salinitas. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi bakteri hingga tingkat spesies melalui uji biokimia dengan referensi SNI 01-2332-4-2006 dan buku identifikasi Cowan. Viabilitas diamati tiga kali pengulangan pada media TCBS plate dengan salinitas 30, 32, dan 34 ppt, dan uji konfirmasi. Bakteri inokulasi pada media TSA miring dengan kadar salinitas 0 ppt, 20 ppt, 40 ppt, 60 ppt, 80 ppt dan 100 ppt. hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bakteri tumbuh normal di semua media uji kecuali pada 100 ppt. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Vibrio fluvialis adalah bakteri yang dapat tumbuh dengan baik pada kadar salinitas tinggi (halofilik)                                                            AbstractSeaweed can not be differentiated between root, leaves and trunk. Fluktuate and extreame of sea water condition cause Kappaphycus alvarezii seaweed susceptible to get ice-ice disease. Appearing of white patches at thallus of infected seaweed. Suspected ice-ice disease is caused by pattogen bacteria namely Vibrio fluvialis. Vibrio fluvialis is patogen bacteria that cause ice-ice disease seaweed, gram negative bacteria that has body shape like steam and bend. This bacteria can grow in the aquatic ecosystem that is influenced by abudance of nutrient availability, pH, temperature, hardness and salinity. The purpose of this research is to know the viability of Vibrio bacteria at difference salinity. This research is started by identify bacteria until spesies level through biochemical test whit reference SNI 01-2332-4-2006 and identification book (Cowan 2003). Viability is observed three time repetition at TCBS palte media with salinity 30, 32, and 34 ppt, and confirmation test. Bacteria is planted at oblique TSA media with salinity levels 0 ppt, 20 ppt, 40 ppt, 60 ppt, 80 ppt and 100 ppt . the results obtained shows the bacteria grow normally at all test medias except at 100 ppt media. This shows that Vibrio fluvialis bacteria is a bacteria that can grow well at high salinity levels (halofilik)
Penambahan Lisin pada Pakan Komersial terhadap Retensi Protein dan Retensi Energi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) [Lysine Addition on Commercial Feed to the Protein Retention and Energy Retention Colossoma macropomum] Agustono agustono; Widya Paramita; Afifa Khalida
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i2.7637

Abstract

                                                                   AbstrakAsam amino adalah komponen terkecil yang menyusun protein. Sejumlah asam amino akan dihubungkan satu sama lain melalui perantara ikatan peptida untuk membentuk protein. Asam amino telah dibagi menjadi dua; yaitu asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan; karena itu asam amino esensial harus ada dalam pakan. Lisin adalah salah satu dari sepuluh asam amino esensial, fungsi lisin adalah untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lisin dalam pakan komersial terhadap retensi protein dan retensi energi ikan bawal air tawar. Metode yang digunakan adalah desain eksperimen rancangan acak lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah kadar lisin yang berbeda, yaitu P0 (0%), P1 (0,6%), P2 (1,2%), P3 (2,4%), P4 (4,8%) dan perlakuan  diulang 4 kali. Parameter utama yang diamati adalah retensi protein dan retensi energi pada air tawar bawal. Parameter yang diukur didukung oleh parameter kualitas air. Analisis data menggunakan Analisis Varian (ANOVA) dan untuk menentukan perlakuan terbaik digunakan Duncan's multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan (p <0,05) dalam retensi protein dan energi adalah daging ikan bawal air tawar. Retensi protein dan retensi energi dalam pengobatan P1 (0,6% lisin), P2 (1,2% lisin), P3 (2,4% lisin) dan P4 (4,8% lisin) berbeda secara signifikan dengan perlakuan P0 (kontrol). Kualitas air selama 40 hari perlakuan ditetapkan pada suhu 27-300 C, pH 7,5-8,5, amonia 4 mg / l dan oksigen terlarut 4 mg / l.                                                                 AbstractAmino acids are the smallest components that compose proteins. A number of amino acids will be conducted to one another through the intermediary of peptide bonds to form proteins. Amino acids have divided into two; those are essential amino acids and non-essential amino acids. The essential amino acids are amino acids that can not be synthesized by the body of fish; therefore the essential amino acids must be in feed. Lysine is one of the ten essentials amino acids , the function of lysine are for the growth and repair body tissues. This research was aimed to determine the effect of lysine in commercial feed on protein retention and energy retention of freshwater Bawal.The method used is experiment with a completely randomized design as an experimental design. The treatment used is different lysine levels , namely P0 ( 0 % ) , P1 ( 0.6 % ) , P2 ( 1.2 % ) , P3 ( 2.4 % ) , P4 (4.8 % ) and treatment was repeated 4 times. The main parameters were observed protein retention and energy retention on Bawal fresh water. Parameters measured were supported by water quality parameters. Analysis of the data using Analysis of Varian ( ANOVA ) and to determine the best treatment used Duncan 's multiple range test. The results showed the significant differences ( p < 0.05 ) in protein retention and energy were freshwater pomfret fish meat. Retention of protein and energy retention in treatment P1 ( 0.6 % lysine ) , P2 ( 1.2 % lysine ) , P3 ( 2.4 % lysine ) and P4 ( 4.8 % lysine ) was significantly different with treatment P0 ( control ). The quality of water for 40 days treatment was set to temperature 27-300 C, pH 7.5-8.5, ammonia 4 mg/l and dissolved oxygen 4 mg/l.

Page 1 of 48 | Total Record : 480


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue 2024: JIPK VOLUME 16 ISSUE 2 YEAR 2024 (NOVEMBER 2024, ISSUE IN PROGRESS) 2024: IN PRESS ISSUE (JUST ACCEPTED MANUSCRIPT, 2024) Vol. 16 No. 1 (2024): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 15 No. 2 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 15 No. 1 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 2 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 1 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 2 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 1 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 2 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 1 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 2 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 8 No. 1 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 2 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 1 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 2 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 1 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 2 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 1 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 2 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 1 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 2 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 1 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 2 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 1 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 2 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 1 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN More Issue