cover
Contact Name
Romadhona Kusuma Yudha
Contact Email
romadona@umb.ac.id
Phone
+6287845777006
Journal Mail Official
jupank@umb.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
ISSN : 27753018     EISSN : 27749975     DOI : https://doi.org/10.36085/jupank.v2i2.3681
Core Subject : Education, Social,
JUPANK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) disediakan sebagai media untuk mempublikasikan temuan atau penelitian secara mudah melalui sistem online dan cetak
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)" : 10 Documents clear
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PEMAHAMAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS X SMKN 1 BENGKULU SELATAN rio nardo; Elfahmi Lubis
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.3700

Abstract

Pendekatakan kontekstual merupakan pendekatakan yang dikembangkan dengan tujuan agar proses pembelajaran berjalan aktif, produktif dan memilki makna dalam kehidupan siswa. Tidak hanya menekankan pada pengetahuan kognitif saja tetapi juga pada afektif dan psikomotorik. Namun masih terdapat beberapa siswa yang sulit memahami dan menerapkan materi yang disampaikan, karena siswa tidak terbiasa mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual menyebabkan rendahnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Pkn. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn, faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan metode pembelajaran kontektual pada mata pelajaran PKn. Faktor pendukung adalah kurikulum yang cukup baik karena pembelajaran K13 benar-benar telah di jalankan sehingga lambat laut siswa dapat mengerti tentang hakikat dan pentingnya pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan sarana atau fasilitas yang cukiup memadai, Faktor penghambat adalah minat belajar siswa agar siswa memiliki perkembangan prilaku yang baik, maka perlu adanya minat yang besar dalam diri siswa untuk memahami materi yang di sampaikan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data berasal dari wawancara dan teknik penjamin keabsahan data menggunakan triangulasi. Subjek berasal dari guru mata pelajaran PKn dan Kepala Sekolah. Dari hasil analisis data pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn sudah berjalan dan dengan baik namun belum sepenuhnya maksimal. Hal tersebut karena adanya penghambat dari diri siswa terseut yaitu masih terdapat siswa yang bergantung kepada guru dan belum terbiasa mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual.
STRATEGI GURU PPKN DALAM MENANAMKAN KARAKTER SOPAN SANTUN KEPADA SISWA MAN REJANG LEBONG 2022 muhamad iqbal; Zulyan Zulyan
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.3701

Abstract

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan diri, masyarakat, bangsa dan negara. Maka persoalan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi guru ppkn ddalam menanamkan karakter sopan santun kepada siswa di MAN Rejang Lebong 2022 Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan data mengenai bagaimana cara guru ppkn menanamkan karakter sopan santun kepada siswa MAN Rejang Lebong.Untuk memperoleh informasi dan data yang benar maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan observasi secara langsung. Data dilakukan pemeriksaan keabsahannya, lalu dilakukan penyajian sekaligus analisis data untuk kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil ini menunjukkan bahwa (1) Di MAN Rejang Lebong guru mempunyai peran untuk selalu menanamkan karakter sopan santun pada siswa, guru menanamkan karakter sopan santun pada siswa sejak pertama mengajar sampai saat ini dan seterus nya tujuan guru di sini agar siswa mengetahui pentingnya karakter sopan santun terhadap orang yang lebih tua maupun ke sesama siswa lainnyan selain itu untuk menjadikan siswa sebagai manusia yang dapat di nilai baik oleh masyarakat agar berguna untuk dunia maupun akhirat”. (2) Strategi untuk menanamkan karakter sopan santun pada siswa yaitu dengan cara mencontohkan, menjadi tauladan dan materi-materi yang berhubungan dengan karakter sopan santun.
EKSISTENSI KESENIAN TARIAN SETANGAN DI DESA LINAU, KECAMATAN MAJE, KABUPATEN KAUR RADIA SAPUTRI PUTRI; Amnnah Qurniati
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.3757

Abstract

Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah Eksistensi Kesenian Tarian Setangan di Desa Linau, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur Sebagai Implikasi Pembelajarn di Sekolah. Tempat dan waktu penelitian yaitu Tempat penelitian ini di Desa Linau, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur dan waktu penelitian ini telah dilakukan di bulan Februari 2022. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu 1)observasi, 2) wawancara, 3) dokumentasi. Teknik analisis data yaitu 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) displey data, dan 4) menarik kesimpulan. Hasil dan pembahasan yaitu 1) sejarah tari setangan muncul pada tahun 1920, Tari setangan adalah suatu kesenian yang sangat unik dan menarik, kata setangan berarti “pengikatan/pernikahan”. Tari setangan dilakukan pada saat hendak melangsungkan pernikahan, 2) pelaksanaan tari setangan dilakukan tahap awal yaitu mempersiapan segala alat atau barang yang digunakan pada saat tarian tersebut dilakukan. Malam sebelum hari pertunjukan, para masyarakat Desa Linau melakukan persiapan seperti latihan dan sebagainya. Setelah itu masyarakat juga mempersiapkan alat-alat yang akan dibawa seperti Rebana, Gong, Gambang, Kostum. Waktu pertunjukan tarian Nugal Bejolo pada awalnya dilakukan pada hari pernikahan, dan pada perkembanganya berubah menjadi waktu secara pentas seni, acara pernikahan, dan acara penyambutan tamu ketika ada acara di Desa lainya, 3) eksistensi atau keberadaan tari setangan sudah semakin maju, yang mana pada awalnya hanya dikenal oleh masyarakat Desa Linau, sekarang sudah dikenal oleh masyarakat luar, bahkan sudah diakui oleh masyarakat nasional sebagai kesenian tari Setangan. Dan juga kesenian atau kebudayaan ini juga sudah dipelajari di sekolah khususnya sekolah yang ada di Kabupaten Kaur.
Analisis Profil Pendidikan Karakter Anak Keluarga Nelayan Di Kelurahan Pasar Bengkulu RANI ROSADI RANI; Romadhona Kusuma Yudha
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.3758

Abstract

Pendidikan karakter merupakan suatu pendidikan yang mengajarkan tentang nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Pihak pertama yang sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter adalah keluarga karena keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak. Keluarga nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu mayoritas orang tuanya bekerja sebagai nelayan. Permasalahan peneliti adalah (1) Bagaimana profil pendidikan karakter anak keluarga nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu? (2) Apa saja nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam pendidikan karakter anak keluarga nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu? (3) Faktor-faktor apa saja yang menghambat pendidikan karakter anak keluarga nelayan di kelurahan Pasar Bengkulu?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui profil anak nelayan di kelurahan Pasar Bengkulu, (2) Mengetahui nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam pendidikan karakter anak keluarga nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu (3) Mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menghambat pendidikan karakter anak keluarga nelayan di kelurahan Pasar Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Fokus dalam penelitian ini adalah profil pendidikan karakter anak nelayan, nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam pendiidikan karakter anak nelayan, dan faktor-faktor yang menghambat pendidikan karakter anak nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data kualitatif menggunakan teknik analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Profil pendidikan karakter anak kelurahan Pasar Bengkulu sudah baik namun belum optimal. (2) Nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada anak keluarga nelayan di Kelurahan Pasar Bengkulu yaitu : Religius, jujur, mandiri, dan tanggung jawab. (3) Faktor- faktor yang menghambat pendidikan karakter yaitu : Faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menghambat pendidikan karakter anak adalah kesibukan orang tua. Faktor eksternal yang menghambat pendidikan karakter anak keluarga nelayan adalah pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar anak dan pengaruh teknologi infomasi dan komunikasi. Kata Kunci: Profil, Pendidikan Karakter, Anak, Keluarga Nelayan
UPAYA PELESTARIAN NILAI-NILAI PERSATUAN INDONESIA DALAM BUDAYA LOKAL TARI ANDUN PADA MASYARAKAT SUKU SERAWAI DI DESA PADANG MUMPO KECAMATAN PINO KABUPATEN BENGKULU SELATAN aziiz fadillah; Rusnita Hainun
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.3790

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Pelaksanaan pelestarian persatuan indonesia dalam budaya lokal tari andun pada masyarakat suku serawai di desa padang mumpo kecamatan pino kabupaten bengkulu selatan. 2. Upaya pelestarian persatuan indonesia dalam budaya lokal tari andun pada masyarakat suku serawai di desa padang mumpo kecamatan pino kabupaten bengkulu selatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, lokasi penelitian bertempat di desa Padang Mumpo. Peneliti ini di fokuskan pada “ Upaya Pelestarian Persatuan Indonesia Dalam Budaya Lokal Tari Andun Pada Masyarakat Suku Serawai Di Desa Padang Mumpo Kecamatan Pino Kabupaten Bengkulu Selatan”. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Andun merupakan salah satu tarian masyarakat di desa Padang Mumpo yang saat ini kurang begitu diminati. Dalam penyajian tari Andun terdapat fungsi dan makna pada setiap gerak dan susunan urutan dalam penyajian tari Andun terdapat tiga gerakan tari seperti gerak Mbukak, gerak Naup dan gerak Nyentang. Apabila menyelenggarakan acara Bimbang terdapat beberapa tari Andun yang disajikan pada setiap acara seperti acara malam Gegerit, acara Nari Numbak Kebau, Nari Atar-Atar dan acara Nari Palak Tanggau. Tari Andun yang saat ini mengalami pasang surut ini belum bisa menumbuhkan kembali minat masyarakat dan pemuda pemudinya. Upaya pelestarian terus gencar dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan seniman salah satunya upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu melaksanakan festival, pergelaran dan bagi sekolah unggul tari Andun juga di ajarkan dalam ekstrakulikuler. Usaha yang akan dilakukan masyarakat sebagai pendukung yaitu memusyawarahkan agar tari andun bisa selenggarakan oleh masyarakat menengah ke bawah dan usaha yang dilakukan seniman dengan cara melakukan pembinaan tari Andun kepada anak didiknya. Kata kunci: Pelestarian Nilai-Nilai Persatuan Indonesia, Tari Andun dan Suku Serawai
strategi guru pkn dalam membina moral anak di Smp 02 Bengkulu Utara rahmat kurniawan; Rusnita Hainun
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.3792

Abstract

ABSTRAKStrategi guru adalah pendekatan umum mengajar yang berlaku dalam berbagai bidang materi dandigunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yangsistematis dan berurutan. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran perlu dirancanakan dengan baik. Oleh karenaitu, guru mata pelajaran PPKn harus mampu mengembangkan kecerdasan moral pada siswa. Hal ini dikarenakandalam mata pelajaran PPKn mengandung pembelajaran tentang nilai-nilai, budi pekerti dan moral. Upaya yangdilakukan guru dalam pembinaan moral anak di SMP Negri 2 Bengkulu Utara melalui pembinaan dari guru Pkndi sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sedangkan teknikpengumpulan data dengan menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data interaktifyang terdiri dari empat komponen yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikankesimpulan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi guru PKn dalam membina moralpada anak di SMPN 2 Bengkulu Utara kelas VIII? 2. Apa hambatan dalam penerapan stategi guru PKn dalammembina moral anak di SMPN 2 Bengkulu Utara kelas VIII? 3. Bagaimana upaya dalam pembinaan moralanak di SMPN 2 Bengkulu Utara?Kata kunci: Strategi guru PKn , Moral anak
PENYELESAIAN KASUS ASUSILA MELALUI MEKANISME ADAT MASYARAKAT SUKU PEKAL Lung Gayu Partisia; Novran Harisa
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.4923

Abstract

ABSTRAK - Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam melimpah serta keberagaman budayanya. Ragam budaya tersebut kemudian memberikan warna atau corak tersendiri sebagai identitas bangsa. Indonesia merupakan negara hukum yang mana setiap warganya harus mematuhi aturan yang berlaku dengan berpedoman pada suatu sistem hukum yang berlaku. Setiap warga negara harus menaati hukum yang ada di Indonesia, negara indonesia memiliki sistem Hukum Nasional (Undang-Undang), hukum islam, dan hukum adat. Adat atau tradisi yang berlaku di setiap daerah merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat secara turun-temurun, kemudian kebiasaan tersebut dan atas kesepakatan masyarakat hukum adat maka terciptalah hukum adat di daerah tersebut yang sampai saat ini masih dilestarikan. Acara adat untuk penyelesaian kasus asusila di desa Pulai Payung dilakukan dengan cara Ritual Cuci Kampung, yang harus dilaksanakan oleh warga masyarakat suku Pekal untuk menghindari bala yang akan terjadi, karena kesalahan sepasang kekasih yang bertindak asusila di desa tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di desa Pulai Payung kecamatan Ipuh, kabupaten Muko-Muko. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif, dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini tentang faktor penyebab kasus asusila di desa Pulai Payung dan bagaimana mekanisme penyelesaian kasus asusila melalui adat masyarakat suku Pekal. Hasil penelitian menunjukkan faktor penyebab kasus asusila dan mekanisme penyelesaian kasus asusila melalui adat masyarakat suku Pekal sebagai berikut : Faktor penyebab kasus asusila di desa Pulai Payung adalah : a. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak, b. Pergaulan anak c. Film pornografi d. Kurangnya pengetahuan agama. Mekanisme ritual cuci kampung yang dilakukan dalam penyelesaian kasus asusila, karena sepasang kekasih yang ketahuan melakukan perzinahan sebelum menikah, maka sepasang kekasih dibawa kepada orang tuanya, lalu diproses untuk sepasang kekasih membayar denda membeli satu ekor kambing, lalu sepasang kekasih dinikahkan, lalu baru dilaksanakan diwaktu siang hari tujuannya agar sepasang kekasih malu dan jera, ritual cuci kampung dilakukan penyembelihan hewan, lalu darah hewan tersebut ditampung dan dipercikkan digunakan daun sedingin, darah tersebut dipercikkan di keliling pohon pinang dam sekeliling desa Pulai Payung, setelah dilakukan ritual ini dilakukan do’a bersama, maka daging dari seekor kambing ini dimasakkan untuk menjamu tamu. Acara ritual adat cuci kampung ini dilaksanakan di kediaman Perempuan. Lalu setelah pelaksanaan acara adat ini masyarakat bergotong royong untuk bersih-bersih lingkungan kediaman perempuan. Kata Kunci : Asusila, Adat, Masyarakat Suku Pekal
METODE GURU PKN DALA MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI PANCASILA DILINKUNGAN SEKOLAH DI SMP NEGRI 2 TEBAT KARAI TAHUN AJARAN 2021/2022 Sonia Marantika; Syarkati
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.4924

Abstract

Abstrak Nilai-Nilai Pancasila yaitu Pancasila pada dasarnya merupakan rumpun pendidikan kewarganegaraan yang mengkhususkan diri pada penanaman ideologi Pancasila ke dalam pribadi peserta didik sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Metode guru Pkn dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah di SMP Negeri 2 Tebat Karai. 2. Kendala guru Pkn dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah di SMP Negeri 2 Tebat Karai. Jenis penelitian adalah Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif metode deskriptif karena data yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata- kata, gambar, dan kebanyakan bukan angka- angka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data primer adalah data mentah yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian melalui wawancara kepada responden kemudian data diolah oleh peneliti untuk di analisa. Data skunder adalah data yang diperoleh dalam keadaan sudah jadi untuk mendukung data primer yang bersumber dari literatur-literatur, informasi serta dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil penelitian. 1. Metode guru Pkn dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah di SMP Negeri 2 Tebat Karai yang digunakan sesuai dengan kompetensi apa yang akan dikembangkan. metode guru Pkn dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah di SMP Negeri 2 Tebat Karai melalui metode problem based learning, demonstrasi, ceramah, Tanya jawab dan diskusi. 2. Kendala guru Pkn dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah di SMP Negeri 2 Tebat Karai adalah kurangnya minat peserta didik yang mau belajar patuh terhadap nilai-nilai yang sudah diajarkan. Hal ini dapat dilihat dari aktifitas peserta didik yang dimana meskipun praktek dari nilai-nilai demokrasi Pancasila sudah lumayan dilakukan akan tetapi masih kurang efektif. Masih banyak siswa yang melanggar dan membentah guru dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah, masih ada beberapa siswa yang masih melanggar tata tertib yang ada disekolah bahkan tidak mendengar nasihat yang diberikan oleh guru di sekolah. Kata Kunci: Metode, Nilai Pancasila, Lingkungan Sekolah
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PPKN DI SMP NEGERI 32 BENGKULU UTARA Anisia Nur Mitha Sari; Muslih Hasibuan
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.4925

Abstract

Abstrak - Guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab. Guru bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan. Tugas pelaksanaan tugas guru secara profesional dapat mewujudkan eksistensi bangsa dan negara yang bermakna, terhormat dan dihormati dalam pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia ini. Peranan guru semakin penting dalam era globalisasi. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, di hayati, dikuasai, dan diakulasikan oleh guru dengan melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar. Hasil Penelitian menunjukkaan upaya meningkatkan kompetensi professional guru ppkn di SMP N 32 Bengkulu Utara. Guru yang berkompetensi berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak-anak walaupun dengan keadaan yang sekarang guru tersebut masih melakukan pendampingan terhadap anak, memberikan dorongan kepada anak agar anak tersebut masih memiliki motivasi belajar, memberikan vasilitas untuk belajar. Hasil deskripsi data sebelumnya juga sudah menunjukan bahwa kompetensi guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam memberikan pembelajaran di SMPN 32 Kecamatan Giri Muliya meliputi:1.)Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.2)Pemahaman terhadap peserta didik .3)Pengembangan kurikulum/ silabus. 4) perencanaan Pembelajaran. Guru tersebut sudah melakukan beberapa komponen diantaranya: a.)Guru Sebagai Pengajar. b)Guru Sebagai Pendidik. c )Guru Sebagai Administrator. d) Guru Sebagai Dinamisator. e) Guru Sebagai Evaluator Kompetensi guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam memberikan pembelajaran PPKn di SMPN 32 Bengkulu Utara guru tersebut sudah mengetahui bagaimana guru dalam menyongsong keberhasilan pendidikan anak-anak. Kompetensi guru meliputi Kompetensi pedagogi ,kompetensi kepribadian, kopetensi sosial, Kompetensi profesioanalisme. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif , menyenangkan . Guru juga harus bisa memahami peserta didik dan memahami perkembangan pribadi siswa maka dari itu guru harus memiliki kompetensi guru Upaya sekolah dalam meningkatkan yaitu dengan mengadakan beberapa program pelatihan dan anjuran , diantaranya mentoring, super visi pembelajaran mengikuti kkg ( kelompok kerja guru ) , menganjurkan guru mengikuti MGMP dan lain sebagainya. Kata Kunci: Kompetensi, Profisional, Guru PKn
AKTUALISASI SILA PERSATUAN INDONESIA DALAM MENYIKAPI KERUKUNAN ANTAR SUKU DI DESA WONOHARJO KECAMATAN GIRIMULYA KEBUPATEN BENGKULU UTARA Aulia Kusuma Wardani; Zulyan
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK) Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan (JUPANK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jupank.v3i1.4926

Abstract

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk: 1) untuk mengetahui aktualisasi kerukunan antar suku di Desa Wonoharjo Kecamatan Girimulya Kabupaten Bengkulu Utara. 2) untuk mengetahui kendala yang dihadapi ketika mengaktualisasi sila ke-3 Persatuan Indonesia dalam menyikapi kerukunan antarsuku di Desa Wonoharjo Kecamatan Girimulya Kabupaten Bengkulu Utara. 3) untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengaktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam menyikapi kerukunan antarsuku di Desa Wonoharjo Kecamatan Girimulya Kabupaten Bengkulu Utara. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Peneliti mendapatkan informasi langsung dengan teknik wawancara dari kepala Desa Wonoharjo, tokoh masyarakat, karang taruna, dan beberapa masyarakat Desa Wonoharjo. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Sedangkan analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik kualitatif Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014: 252) yaitu dengan cara: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut. 1) Untuk aktualisasi di Desa Wonoharjo hampir berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dengan mereka menuntaskan persatuan mereka banyak melakukan gotong royong, kerja bakti, dan menjaga pos kamling tanpa membedakan suku ras dan agama, saling menghagai keanekaragaman suku dilibatkan dalam semua kegiatan. Jadi tidak hanya suku Jawa yang dominan tetapi juga semua lapisan masyarakat dilibatkan dalam semua kegiatan yang bersifat gotong royong maupun kerja bakti yang dapat meningkatkan rasa persatuan dilingkungan masyarakat terutama di Desa Wonoharjo. 2) Kendala yang di hadapi dalam mengaktualisasi Pancasila di Desa Wonoharjo yaitu, pengaruh global yang mengakibatkan masyarakat lebih memilih berkomunikasi dengan masyarakat yang lain lebih menggunakan gedjed tanpa bertemu langsung. Hal ini juga yang menyebabkan masyarakat kurang berpartisipasi langsung dalam acara-acara yang bersifat gotong royong. Faktor yang kedua yaitu, tidak bisa membendung atau menyaring informasi dari media sosial. 3) Upaya yang dilakukan untuk mengaktualisasi yaitu yang pertama dengan sering mengadakan musyawarah, kemudian melibatkan seluruh masyarakat baik itu tokoh masyarakat, perangkat desa, dan warga masyarakat. Selain mengadakan musyawarah, masyarakat diharapkan dapat mengikuti kegiatan gotong royong, menjaga pos kamling secara bergantian tanpa membedakan suku, ras, dan agama demi kepentian bersama. Hal itu merupakan wujud persatuan untuk mengamalkan sila Persatuan Indonesia. Kemudian apabila terjadi masalah cara menyelesaikannya dengan cara mendiasi baik secara musyawarah. Kata Kunci: Aktualisasi, Persatuan Indonesia, Kerukunan Antar Suku

Page 1 of 1 | Total Record : 10