cover
Contact Name
Juliaans Eliezer R. Marantika
Contact Email
j.gefuge@gmail.com
Phone
+6285319042296
Journal Mail Official
j.gefuge@gmail.com
Editorial Address
Prodi Pend. Bahasa Jerman, Jurusan Pend. Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka Ambon 97233
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Published by Universitas Pattimura
ISSN : -     EISSN : 29640318     DOI : https://doi.org/10.30598/jgefuege
Core Subject : Education,
J-Gefüge (German für Gesellschaft) yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura. J-Gefüge (German für Gesellschaft) adalah jurnal yang menerbitkan artikel-artikel penelitian sebagai hasil pengabdian kepada masyarakat dengan focus dan scope pada bidang kependidikan, sosial, sains, bahasa dan ekonomi.
Articles 28 Documents
PENINGKATAN KAPASITAS GURU PAUD DALAM MENYUSUN ASESMEN PEMBELAJARAN DI KOTA BULA KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR Rosmarin Tutupary; Ferdinanda S. Noya; Lussy L. Latuputty
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 2 No 2 (2023): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.2.2.95-100

Abstract

Asesmen yang dilakukan bagi orang dewasa berbeda dengan asesmen yang dilakukan bagi anak usia dini. Beberapa alasan mendasar yakni karakteristik perkembangan anak yang unik sehingga membutuhkan teknik pengukuran atau asesmen yang berbeda. Sehingga dalam menentukan alat ukur atau teknik pengukuran asesmen perlu dipertimbangkan tahapan perkembangan anak. guru PAUD tidak memiliki kemampuan untuk melakukan asesmen maka sulit untuk dapat mengetahui tingkat perkembangan anak, apakah sudah berkembang sesuai harapan ataukah sebaliknya mengalami keterlambatan perkembangan. Akibatnya adalah guru tidak mampu secara optimal merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar setiap anak sesuai dengan perkembangannya. Setelah melakukan pelatihan, para peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman guru dalam menyusun asesmen pembelajaran serta mampu menyusun asesmen PAUD. Sedangkan target luaran wajib yang hendak dicapai adalah laporan pengabdian pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal tanggal 13-15 Juni tahun 2023 yang akan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan yang terlaksana dari pukul 09.00 WIT – selesai. Hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah tersalurnya informasi dan pengetahuan kepada guru-guru PAUD tentang menyusun asesmen pembelajaran dan pada akhirnya mampu melakukan asesmen di PAUD.
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL SD NEGERI 3 SERAM BAGIAN BARAT Henderika Serpara; Eldaa C. Wenno; Desembria Sohilait
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 2 No 2 (2023): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.2.2.101-106

Abstract

Pembelajaran sosial emosional adalah proses untuk membantu individu (anak dan dewasa) mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini individu tidak hanya fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan, kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan. Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning” (CASEL) mengelompokkan komponen pembelajaran sosial emosional menjadi 5 komponen yaitu: self-awarness (kesadaran diri), self-management (manajemen diri), responsible decision making(pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, social awareness (kesadaran social), relationship management (ketrampilan social). Dengan menerapkan ke 5 komponen di atas dapat berimplikasi pada ketrampilan pengajaran dalam membimbing peserta didik tidak hanya dalam hal akademis,tetapi juga dalam perkembangan social emosional. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah melalui ceramah interaktif dengan menggunakan presentasi Powerpoint. Hasil pelaksanan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini diarahkan pada dua focus utama yaitu (a) Kepuasan guru tentang penyampaian materi pembelajaran social emosional (SEL); (b) Relevansi terhadap materi pembelajaran social emosional (SEL) yang disajikan. Hasil yang dicapai adalah :(1)Pendekatan interaktif,penggunaan contoh konkret dan penggunaan bahasa sederhana dalam penyampaian materi pembelajaran social emosional merupakan faktor-faktor penentu yang memberikan dampak bagi guru terhadap kepuasan materi pembelajaran social emosional.(2) Materi pembelajaran social emosional tidak hanya memberikan manfaat langsung terhadap kegiatan pengajaran guru,tetapi juga memberi dampak yang signifikan pada pengembangan diri guru maupun peserta didik dan relevan dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PENINGKATAN KAPASITAS GURU MELALUI PEMBELAJARAN KOMPOTENSI SOSIAL EMOSIONAL DI SMP AL HILAL HAYA Rusnawati Ellis; Sawal Mahaly; Isra Papalia
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 2 No 2 (2023): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.2.2.120-127

Abstract

Guru berperan sebagai figur panutan yang sering menjadi contoh bagi peserta didiknya. Melalui pekerjaan mengajar dan mendidik, guru berinteraksi dengan anak didik dari berbagai karakter dan tingkah laku, berusaha menciptakan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Meskipun demikian, terdapat peserta didik yang menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran, seperti kurangnya motivasi untuk mengumpulkan tugas, sering bolos, kurang disiplin, yang dapat menimbulkan respon emosional dari guru. Berbagai tahapan dalam pelaksanaan kegiatan Pkm dilakukan melaui: 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan, 3) Pendampinga, 4) Evaluasi. Adapun metode yang digunakan untuk mencapai tujuan PKM adalah a) Ceramah dan diskusi kelas: untuk menyampaikan konsep – konsep yang penting untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta pelatihan. Metode ceramah yang dikombinasikan dengan gambar dan vidio yang dapat memberikan materi yang relatif banyak secara padat, cepat mudah; b) diskusi kelompok: untuk memberikan kesempatan peserta berinteraksi dan bertukar pikiran; c) tanya jawab: untuk memberi kesempatan peserta bertanya terkait dengan materi yang tidak dipahami. Hasil dari kegiatan Pkm memberikan dampak bahwa ada peningkatan pembelajaran kompetensi sosial emosional bagi guru dengan presentasi 70%.
PELATIHAN PENGGUNAAN STRATEGI HÖR-SEHEN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAGI GURU BAHASA JERMAN DI KOTA AMBON Jolanda Tomasouw; Juliaans E. R. Marantika; Eldaa Crystle Wenno; June Carmen Noya van Delzen
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 3 No 1 (2024): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.3.1.1-6

Abstract

Hör-Sehen is a strategy that combines what is heard and what is seen, or what is called an audio-visual technique, making it easier for students to understand the content of the text. This community service aims to prepare teachers through training on the use of the Hör-Sehen strategy for improving text comprehension skills for German language teachers. In addition, this training is very appropriate to be implemented as a strategy to be used by teachers not only in listening skills but as a combination of what is heard and what is seen. Thus, teachers can apply it to the teaching and learning process in the classroom. The PKM activities carried out by the team for German language teachers in Ambon City are expected to help teachers improve students' understanding of German texts.
Paradigma Baru Pendidikan dan Perkembangannya di Era Society 5.0 Juliaans Marantika; Jolanda Tomasouw
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 3 No 1 (2024): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.3.1.7-12

Abstract

New Paradigm Learning or Merdeka Curriculum is learning that is oriented towards strengthening competencies and developing characters in accordance with the dimensions of the Pancasila Student Profile. This service aims to facilitate teachers in West Seram Regency to change their way of thinking about education that develops in this society 5.0 era so that the learning process that is built is more innovative and creative and students experience a better transfer of knowledge. The target of the service was 45 teachers from elementary to high school / MA and was carried out at MA Gemba. The activity took place with an interactive lecture model. To measure the achievement of this service activity, information about the satisfaction of the participants following the activity was collected through a questionnaire that was filled out. The results of the questionnaire showed that more than 85% of the participants strongly agree with this activity so that it has an impact on the learning process activities that are more innovative. The hope of the service activity is to conduct workshops to implement all activities.
Increasing Teachers’ Capacity To Use ICT and TPACK-Based PJOK Learning Mariana Ditboyo Hukubun; Jonas Solissa; Mesak Hattu; Mieke Souisa
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 3 No 1 (2024): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.3.1.13-22

Abstract

A community service activity will be carried out with the aim of: (1) Physical education teachers being able to create practical learning videos themselves; (2) Physical education teachers being able to create theoretical learning videos using Microsoft Office Power Point. The target group for this activity are former and volunteer physical education, sport and health teachers at junior high school and high school level in the Aru Islands Regency, a total of 20 people. While the method adopted in this community service activity is; (1) problem identification, (2) preparation and debriefing, (3) implementation of activities, and (4) programme continuity plan. Furthermore, the results obtained are based on structured independent tasks for the participants who are divided into 5 large groups to complete practical and theoretical learning videos using Microsoft office power point, namely; (1) only 1 out of 4 groups was able to complete the practical learning videos, and (2) for the theoretical learning videos, 4 groups were able to complete them well while 1 group could not complete the task. Therefore, it can be concluded that after the community service activities, the participants were generally able to produce both practical and theoretical learning videos using Microsoft Office Power Point.
PELATIHAN GURU PENDAMPING SISWA OLYMPIADE BAHASA JERMAN PADA LEVEL A2-GER Kalvin Karuna; Henderika Serpara; Maria Nikijuluw
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 3 No 1 (2024): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.3.1.23-31

Abstract

Community service activities are carried out with the aim of (1) increasing teachers' knowledge and understanding of the test format, especially the A2 test format developed by the Goethe Institut with reference to the Gemeinsamer Europäischen Referenzrahmen (GER), and (2) improving teachers' skills in using reading and writing strategies. using reading and writing strategies in solving reading and writing questions at the A2 level. Community service activities carried out by the German Language Education Study Program team are directed at two main focuses: (a) teachers' understanding of the A2 test format as a whole, and (b) German teacher skills in preparing students to understand texts and writing at the A2 level, as well as writing at the A2 level, as well as part of the preparation of students to face the German Olympiad selection. The method of implementing community service activities is carried out through the following stages: (1) The preparation stage begins with: coordination with partners, determination of activity schedules, preparation of training materials, registration of participants, (2) The implementation stage includes: analysis of the A2 level question format, which includes reading and writing, and interactive lectures through PPT interspersed with questions and answers, responses, and training. (3) The reflection and evaluation stage is used to obtain feedback on the overall training implementation, both in terms of organization and material achievement. The results obtained from this activity were that overall, the participants were satisfied with the implementation of the activity because the materials trained were in accordance with the learning needs at school, which could improve both pedagogical and linguistic abilities at least at the A2-Ger level.
PELATIHAN PERSIAPAN OLYMPIADE BAHASA JERMAN PADA LEVEL A2-GER UNTUK SISWA SMA KOTA AMBON June Carmen Noya van Delzen; Carolina Lestuny
German für Gesellschaft (J-Gefüge) Vol 3 No 1 (2024): German für Gesellschaft (J-Gefüge)
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jgefuege.3.1.32-37

Abstract

Olimpiade Bahasa Jerman merupakan ajang bergengsi bagi para pelajar untuk menguji kemampuan bahasa Jerman yang meliputi keterampilan mendengar, membaca, menulis dan pada tingkat nasional ditambahkan uji keterampilan berbicara. Namun, banyak pelajar yang merasa kurang siap untuk mengikuti olimpiade ini. Oleh karena itu, dilakukanlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan tujuan untuk memberikan pelatihan persiapan Olimpiade Bahasa Jerman kepada para pelajar SMA. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, dan latihan soal. Beberapa strategi yang efektif dalam persiapan olimpiade ini meliputi: Latihan Intensif dan Simulasi, Pengayaan Kosakata dan Tata Bahasa dan Penggunaan Media Autentik, dan Pembelajaran Berbasis Proyek. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa para peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan kemampuan bahasa Jerman mereka. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang mereka peroleh setelah mengikuti pelatihan. Persiapan olimpiade Bahasa Jerman membutuhkan pendekatan yang komprehensif, menggabungkan teori pembelajaran bahasa kedua dengan strategi praktis yang efektif. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan keterampilan bahasa yang kuat dan mampu bersaing secara kompetitif.

Page 3 of 3 | Total Record : 28