cover
Contact Name
Nihayatul Husna
Contact Email
elmujam12@gmail.com
Phone
+6281326983233
Journal Mail Official
elmujam12@gmail.com
Editorial Address
Jl. Tentara Pelajar, No.55b Panggel, Panjer, Kec. Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah 54312 Email : info@iainu-kebumen.ac.id Telp : (0287) 385902
Location
Kab. kebumen,
Jawa tengah
INDONESIA
El-Mu'Jam. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis
ISSN : 28094328     EISSN : 28091779     DOI : https://doi.org/10.33507/el-mujam
Core Subject : Religion, Education,
El Mu jam invites researchers, lecturers and students to contribute the results of their studies and research in fields related to the academic world
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 1 (2021)" : 5 Documents clear
MENILIK PERAN WANITA: DARI KELUARGA HINGGA POLITIK Nuraini Habibah
El-Mu'Jam. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : IAINU Kebumen Prodi IAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33507/el-mujam.v1i1.331

Abstract

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin pembawa rahmat bagi alam semesta termasuk di dalamnya menciptakan kemuliaan bagi kaum wanita. Islam membawa ajaran yang memposisikan wanita dalam kedudukan yang terhormat. Tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Masing-masing memiliki tugas dan amanah yang berkeadilan. Masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang harus ditunaikan demi menjalankan peran sebagai wakil Tuhan di bumi (khalifatun fil ardhi). Wanita dalam Islam tidak hanya memiliki peran penting dalam membina keluarga tetapi Islam juga memberikan ruang gerak bagi wanita untuk berperan dalam kehidupan sosial maupun politik
HERMENEUTIC'S IN RELIGIOUS AND ISLAMIC CONTEXT Wahyuni Shifatur Rahmah
El-Mu'Jam. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : IAINU Kebumen Prodi IAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33507/el-mujam.v1i1.332

Abstract

Problematika mendasar dalam mengkaji hermeneutik adalah problem teks,baik teks historis maupun teks keagamaan, yang berkaitan dengan tradisi, di satu sisi, dan dengan pengarang di sisi lain. Agar problem tersebut tidak mengacaukan relasi antara pengarang (author ), penafsir (reader) dengan teks, dalam dinamika pergumulan pemikiran hukum Islam khususnya dan pemikiran Islam umumnya, perlu dilakukan dialektik yang kreatif dan kritis. Dengan demikian, menjadi keharusan mengetahui bagaimana tokoh-tokoh hermeneutika kontemporer semisal William E. Paden, Richard C. Martin, Shahrur, Nashr Hamid Abu Zayd, dan Khaled Abou El-Fadl menerapkan basis pemikirannya. Karena mereka sangat tajam mengkritik konservatisme pemikiran Islam dan berusaha mendekonstruksi hegemoni pemikiran klasik yang masih tertanam kuat dalam pengetahuan dan kesadaran umat Islam
KRITIK TERHADAP KONSEP TANZIL NASR HAMID ABU ZAYD DAN IMPLIKASINYA TERHADAP STATUS AL QUR’AN Muzayyin .
El-Mu'Jam. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : IAINU Kebumen Prodi IAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33507/el-mujam.v1i1.333

Abstract

Nasr Hamid berkesimpulan bahwa al-Quran adalah produk budaya (muntaj thaqafi), selain itu ia juga menjadi produsen budaya (muntij thaqafi) karena menjadi teks yang hegemonik dan menjadi rujukan bagi teks-teks lain. Disebabkan realitas dan budaya tidak bisa dipisahkan dari bahasa manusia, maka Nasr Hamid juga menganggap al-Quran sebagai teks bahasa (nas lughawi).Nasr Hamid menyatakan dengan tegas bahwa teks al-Quran ketika di-tanzil-kan kepada Nabi Muhammad berupa makna saja karena problem bahasa. Oleh karena itu, agar bagaimana bahasa Tuhan dipahami oleh ummat Islam maka Muhammad harus membahasakan dengan bahasa Arabnya.Maka dari itu, Nasr Hamid Abu Zayd berpendapat bahwa keabsolutan al-Quran yang sakral sebatas dalam bentuknya yang metafisis atau saat berada di lawh mahfuz. Atas dasar itulah, tulisan ini bermaksud untuk memaparkan gagasan atau konsep Tanzil Nasr Hamid Abu Zayd dan Implikasinya terhadap status Al-Quran, untuk kemudian memberikan kritik yang memadai terhadapnya
METAFORA AL-QUR'AN PERSPEKTIF MU'TAZILAH Isti’anah ,; Wahyuni Shifatur Rahmah
El-Mu'Jam. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : IAINU Kebumen Prodi IAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33507/el-mujam.v1i1.334

Abstract

Istilah majas (metafora) tidak terdapat di dalam Al-Qur'an, baik secara bahasa atau istilah, namun istilah al-mitsal dalam perkembangan tafsir adalah istilah yang sebanding maknanya dengan majas. Seiring dengan perkembangan tafsir dan takwil, terjadi pembatasan terhadap unsur-unsur dan jenis-jenis majas yang berbeda-beda, seperti kinayah, tasybih, isti'arah, hadzf, dan sebagainya. Mu’tazilah menganggap bahwa majas sebagai penakwilan yang utama. Ketika mereka sulit menganalisis struktur bahasa al-Qur'an untuk menjelaskan majas dari sebuah ungkapan, mereka berpegang kepada indikator akal (qarinah 'aqliyyah) yang mereka anggap lebih meyakinkan dibandingkan indikator kata (qarinah lafziyyah) yang terangkat dalam sebuah ungkapan. Untuk mengungkapkan konsep metafora al-Qur’an dalam perspektif Mu'tazilah, perlu kiranya menjelaskan beberapa tokoh Mu'tazilah dan karya-karyanya yang membahas tentang kajian bahasa, seperti Muqatil ibn sulaiman, Abu 'Ubaidah, Al-Farra’, Al-Jahizh, dan Al-Qadhi 'Abd Al-Jabbar.
PENGARUH VARIAN QIRÂ`AT DALAM PENAFSIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN Nihayatul Husna
El-Mu'Jam. Jurnal Kajian Al Qur'an dan Al-Hadis Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : IAINU Kebumen Prodi IAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33507/el-mujam.v1i1.335

Abstract

Ilmu qirâ`at merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang tata cara artikulasi dan ragam perbedaan lafal al-Qur`an. Salah satu penyebab yang menimbulkan perbedaan qira’at adalah karakteristik tulisan Arab itu sendiri yang bentuk huruf tertulisnya dapat menghadirkan suara (vokal) pembacaan yang berbeda. Tulisan ini memberikan informasi tentang sejauh mana perbedaan qirâ`at berpengaruh terhadap tafsir ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan aqidah. Selanjutnya, apakah perbedaan qirâ`at dapat menghasilkan penafsiran yang beragam yang saling bertentangan antar penafsiran satu dengan yang lainnya atau hanya sekedar saling melengkapi.

Page 1 of 1 | Total Record : 5