cover
Contact Name
Mika Rizki Puspaningrum
Contact Email
mika.puspaningrum@itb.ac.id
Phone
+6281246804772
Journal Mail Official
mika.puspaningrum@itb.ac.id
Editorial Address
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bulletin of Geology
ISSN : 25800752     EISSN : 25800752     DOI : 10.5614/bull.geol.
Bulletin of Geology is a research-based periodical scientific open access journal published by Faculty of Earth Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB). The published article in Bulletin of Geology covers all geoscience and technology fields including Geology, Geophysics, Geodesy, Meteorology, Oceanography, Petroleum, Mining, and Geography. The submitted abstract must be written in English and Bahasa Indonesia, but the article content is English or Bahasa Indonesia.
Articles 100 Documents
EFEK DERAJAT PELAPUKAN BATULEMPUNG FORMASI BOBONARO TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA RENCANA LOKASI OBSERVATORIUM NASIONAL TIMAU DI KABUPATEN KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR Arie Setiawan; Imam Achmad Sadisun; Rifki Asrul Sani
Bulletin of Geology Vol 7 No 2 (2023): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Durabilitas dan stabilitas batulempung menjadi hal yang cukup menyita perhatian dalam kegiatan rekayasa akhir-akhir ini. Perubahan kondisi batulempung saat muncul ke permukaan, terutama pada wilayah yang direncanakan dalam kegiatan pembangunan infrastruktur memerlukan kajian geologi teknik dan geoteknik yang tepat. Pembangunan Observatorium Nasional Timau di Kabupaten Kupang yang berdiri diatas lapisan batuan sedimen berupa batulempung Formasi Bobonaro, memerlukan analisis yang tepat dalam hal karakterisasi keteknikan dan durabilitas batulempung untuk menunjang aspek teknis kegiatan rekayasa di sekitar area tersebut. Penelitian ini berfokus pada sifat keteknikan, derajat pelapukan dan kestabilan lereng pada batulempung Formasi Bobonaro. Parameter dasar dalam analisis kestabilan lereng yang terdiri dari berat isi, kohesi, dan sudut geser dalam mengalami penurunan nilai seiring dengan meningkatnya derajat pelapukan. Analisis kestabilan lereng didasarkan pada asumsi bahwa lereng terdiri dari material yang tidak homogen yaitu dengan nilai sifat keteknikan bervariasi terhadap derajat pelapukan dan material homogen, yaitu dengan nilai sifat keteknikan batulempung derajat pelapukan V. Dalam analisis kestabilan lereng juga mempertimbangkan aspek beban gempa dengan nilai PGA yang berbeda sebagai bahan perbandingan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa batulempung Formasi Bobonaro ini rentan terhadap proses pelapukan dengan nilai indeks slake durability rendah – sangat rendah dan aktivitas atau potensi mengembang rendah - sedang. Analisis kestabilan lereng memperlihatkan perbedaan nilai faktor keamanan yang drastis antara lereng yang terdiri dari material variasi derajat pelapukan dan lereng yang terdiri dari material homogen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berkembang derajat pelapukan pada batulempung, maka kekuatan geser akan menurun, sehingga stabilitas lereng juga menurun, tercermin pada nilai faktor keamanan yang semakin rendah.
ANALISIS STRATIGRAFI SIKUEN INTERVAL PLIOSEN PADA LAPANGAN BUNYU TAPA, KALIMANTAN UTARA Hari Fernandes; Djuhaeni Djuhaeni
Bulletin of Geology Vol 2 No 1 (2018): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2018.2.1.4

Abstract

Lapangan Bunyu Tapa merupakan salah satu lapangan yang aktif menghasilkan hidrokarbon pada Pulau Bunyu, Kalimantan Utara. Salah satu interval yang produktif menghasilkan hidrokarbon di Lapangan Bunyu Tapa adalah interval Pliosen yang setara dengan Formasi Tarakan. Belum adanya analisis stratigrafi sikuen serta analisis distribusi reservoir dari interval Pliosen di Lapangan Bunyu Tapa menjadi latar belakang dari penelitian ini.Hasil analisis dan interpretasi menggunakan konsep stratigrafi sikuen menunjukan bahwa interval Pliosen di Lapangan Bunyu Tapa dapat dibagi menjadi lima paket sikuen. Secara umum batas sikuen pada Sikuen 1–3 menunjukan perubahan fasies secara drastis dari lower delta plain menjadi marsh. Sedangkan batas sikuen pada Sikuen 4-5 dicirikan dengan perubahan fasies secara drastis dari tidal sand flat menjadi marsh yang diikuti dengan fluvial channel.Distribusi reservoir UT-6 (Sikuen-5) menunjukan lingkungan pengendapan upper delta plain sedangkan distribusi reservoir LT-3 (Sikuen-3) menunjukan lingkungan pengendapan lower delta plain. Perubahan fasies secara vertikal dan lateral yang drastis atau secara tiba-tiba menyebabkan reservoir pada Lapangan Bunyu Tapa tidak terdistribusi dengan baik atau bersifat isolated.
Kajian paleontologi Bovidae dari Formasi Bapang Daerah Sangiran berdasarkan morfologi, biometri, dan morfometri gigi molar M, Rais Fathoni
Bulletin of Geology Vol 5 No 4 (2021): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis paleontologi Bovidae dari Formasi Bapang di Kubah Sangiran berdasarkan pengamatan morfologi, biometri, dan morfometri gigi molar (geraham) bawah. Analisinya menggunakan 24 spesimen fosil gigi molar. Berdasarkan pengamatan biometri molar bawah, Bibos palaesondaicus memiliki nilai LB, AW, dan PW paling panjang, kemudian secara berurutan diikuti molar Bubalus palaeokerabau dan Duboisia santeng. Pengamatan morfometri menunjukkan transformasi titik landmark (anatomi) yang berpengaruh terhadap pemisahan spesimen berdasarkan kemiripan anatominya. Pada molar bawah, grid transformasi dan wireframe menunjukkan metastylid dan entostylid milik B. palaeokerabau lebih panjang atau melebar daripada B. palaesondaicus. Sebaliknya, metaconid rib, entoconid rib, protoconid, dan hypoconid pada B. palaesondaicus justru lebih panjang daripada B. palaeokerabau. Melalui wireframe, terlihat bagian antomi hypoconulid pada M3 B. palaeokerabau lebih ramping daripada milik B. palaesondaicus. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi, biometri, dan morfometri molar, Bovidae dalam Formasi Bapang dapat diklasifikasikan menjadi 3 taksa berdasarkan kemiripan anatominya, yaitu B. palaeokerabau, B. palaesondaicus, dan D. santeng. Bapang Bawah didominasi konglomerat, terdapat fauna B. palaeokerabau dan B. palaesondaicus. Bapang Tengah dan Bapang Atas didominasi batupasir. Dalam Bapang Tengah terdapat fauna B. palaeokerabau, B. palaesondaicus, dan D. santeng, sedangkan Bapang Atas hanya dijumpai fauna B. palaeokerabau dan B. palaesondaicus saja. Berdasarkan karakter litologinya, Bapang Bawah diendapkan di lingkungan sungai bermeander, sedangkan Bapang Tengah dan Bapang Atas diendapkan di lingkungan sungai teranyam. Secara umum, kumpulan fauna di semua posisi stratigrafi menunjukkan kondisi lingkungan padang rumput. Artinya, selama pengendapan Fm. Bapang (bawah, tengah, dan atas) seluruhnya dalam lingkungan padang rumput. Dengan demikian maka selama pengendapan Fm. Bapang yang berumur Pleistosen Bawah-Pleistosen Tengah kondisi lingkungan dan klimatologisnya adalah sama. Kata kunci: morfologi biometri morfometri, molar Bovidae, Fm. Bapang, lingkungan purba
BATUPASIR “BULUKUNING” PADA LEMPUNG BERSISIK DI DAERAH BANJARNEGARA, JAWA TENGAH ; STUDI PETROLOGI, PROVENAN DAN IMPLIKASI TEKTONIK Agus Handoyo Harsolumakso; Eko Puswanto; IGB Eddy Sucipta
Bulletin of Geology Vol 3 No 2 (2019): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2019.3.2.1

Abstract

Sandstone unit in the Bulukuning area, Banjarnegara known and even once proposed as the Bulukuning Formation were formerly referred to as the greywacke sandstones as part of the Luk Ulo Melange Complex which is believed as Early Cretaceous-Paleocene in age. The sandstones are lightly metamorphosed and observed in many places to be inclunded in the exotic blocks within the scaly clay which is generally considered as matrix of melange. This study examines the details of lithological characteristics, their provenances and tectonic implications. Undeformed sequences of the Bulukuning Sandstones represented by well bedded sandstones and siltstones. Determinations of fossil species and association of these sandstones yield Paleo-Nummulites and nanno fossil matrices which strongly suggest Middle-Late Eocene (NP15-16). The highly deformed sequence of Bulukuning Sandstones often show block in matrix characters while others develop more boudinage structures as a result of rigid deformation. Analysis of the scaly clay matrix using the illite crystallinity (IC) value suggested that the deformation controlled the formation of scaly clay and boudinage structures occurred at temperatures around 205.916o - 223.014oC (± 30°). The provenance study of the sandstones confirms that these are resulted from recycled orogens related to the Micro-Continent collision of East Java with the southeast margin of the Sundaland during the Late Eocene-Early Oligocene period. The collision was subsequently followed by the exhumation of Karangsambung accretion complex, previously formed volcanic rocks and several Sundanese land blocks.
The Evaluation of Prefabricated Vertical Drain as the increasing of Consolidation Process in Residual Soil of Talanggulo Sanitary Landfill, Jambi Muhammad Zelandi
Bulletin of Geology Vol 6 No 2 (2022): Bulletin of Geology Special Issue: International Seminar on Earth Sciences and Te
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The consolidation process in the residual soil layer that has not yet reached primary consolidation equilibrium (pore pressure 1 kN/m2) could increase its potential to have land subsidence. It is necessary to deal its problem with hustling the consolidation process of the soil layer, so the soil consolidation equilibrium states can be achieved, and the soil will withstand the load from the overburden on it. The sanitary landfill in Talanggulo, Jambi, resides on residual soil with a lithological condition dominated by clay, which the consolidation process occurs longer. Thus, it needs to accelerate the settlement of the soil that can be used as the base for landfill. The method used in this study are analytical method and the finite element method, which is looking at vertical settlement of the soil and decreased of pore water pressure (PWP) in sanitary landfill conditions without PVD, and with PVD at the spacing of 1.5 m, 2 m and 3 m, at the residual soil layer. Based on the measurement results when the disposal thickness at 15 m, it is observed that in landfill conditions without PVD, the vertical change that occurs is 1.75 m, while in landfill conditions with PVD 3 m spacing noted as 2.02 m, and at landfills with PVD 2 m spacing it occurs the vertical change of 2.12 m. Meanwhile the PWP process. the velocity of landfills with PVD to reaches the minimum pore pressure faster than landfills without PVD, with PVD 2 m spacing has the greater effect than PVD with 3 m spacing. It can be identify the PVD usage in Talanggulo sanitary landfill could be effective to accelerate the settlement process.
PREDIKSI TEKANAN PORI DENGAN DATA SEISMIK 3D DAN DATA LOG SUMUR MENGGUNAKAN METODE EATON (STUDI KASUS DI CEKUNGAN BONAPARTE UTARA) Tatang Juhatta; Agus Mochamad Ramdhan; Fatkhan Fatkhan
Bulletin of Geology Vol 1 No 2 (2017): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2017.1.2.4

Abstract

Pore pressure prediction has important implications in determining the success of drilling activities. This thesis discusses pore pressure prediction in the northern Bonaparte Basin using wireline log data and 3D seismic interval velocity. The Eaton method is used to predict pore pressure in wells and to construct 3D model of pore pressure. Eaton method is used for pore pressure prediction, overpressure mechanism in the well and 3D model of pore pressure. Pore pressure prediction is determined by effective stress value that is obtained by the analysis of interval check-shot velocity, hydrostatic pressure is assumed to follow the gradient of 0.43 psi/ft and overburden pressure is obtained from density log data. Pore pressure prediction in 3D model is determined from 3D model of effective stress that is generated from average NCT of interval velocity of each well, the hydrostatic pressure is assumed to follow the gradient of 0.43 psi/ft and 3D model of pressure overburden generated from the 3D model density that is obtained from model 3D interval velocity by the result of Gardner transformation. The analyses of pore pressure in the well and 3D model indicate that overpressure occurs in Wangarlu Formation at the depth interval of 2000-2300 m, then it gradually reaches hydrostatic pressure in the Plover Fm. at the depth interval of 3750-3900m. Overpressure is generated by disequilibrium compaction meaning that sediments fail to compact because the expulsion of pore water is inhibited. Compression tectonic activity that occurred in the late Miocene in the north, probably contributes to increase in lateral stress that produces overpressure that spreading laterally to the south of the study area. The results of this study can be applied in the planning of drilling wells including casing design and estimation of mud weight in each depth interval that will be used during drilling.
POTENSI GAS BIOGENIK DAN TERMOGENIK DI WILAYAH EKSPLORASI CEKUNGAN KUTAI BAGIAN SELATAN, LEPAS PANTAI KALIMANTAN TIMUR Yudhi Artha
Bulletin of Geology Vol 5 No 3 (2021): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cekungan Kutai bagian selatan saat ini masih lebih sedikit dieksplorasi dibandingkan dengan wilayah Mahakam dan lainnya yang berada di bagian utara dari cekungan ini. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui potensi batuan induk aktif yang dapat menghasilkan hidrokarbon dan besar volume yang dapat dihasilkan, serta migrasinya yang dapat mendorong kembali kegiatan eksplorasi pada wilayah ini. Metode dari penelitian ini melakukan evaluasi geokimia sebagai penapisan dari batuan induk yang berpotensi untuk menghasilkan hidrokarbon biogenik dan termogenik. Pirolisis Rock-Eval, analisis biomarker berupa gas kromatografi – spektrometri massa (GC-MS) yang dievaluasi dari sembilan sumur eksplorasi digunakan untuk menentukan kuantitas, kualitas, kematangan dan lingkungan pengendapan material organik. Pemodelan cekungan secara 1D dan 3D dengan menggunakan hasil evaluasi geokimia dan geologi, untuk menentukan adanya akumulasi dan jejak hidrokarbon termogenik di sekitar wilayah penelitian melalui analisis migrasi. Analisis isotop, gradien termal dan laju sedimentasi digunakan untuk menentukan lingkungan dan pola aktivitas mikroorganisme anaerob dalam pembentukan gas biogenik, serta analisis geofisika meliputi interpretasi dan pemetaan struktur bawah permukaan menggunakan seismik 2D dan 3D serta menentukan distribusi dari potensi batuan induk dan sejarah migrasinya. Data geokimia dan isotop menunjukkan bahwa gas biogenik terbentuk dari Miosen Akhir sampai sekarang, kuantitas material organik endapan dari yang sedang hingga baik sekali (0.51 - 7.31 % berat TOC) merepresentasikan aktivitas mikroorganisme dengan laju sedimentasi yang cukup tinggi rata-rata 6,2 x 107 ton/tahun. Gas termogenik, bagaimanapun diharapkan dari lapisan Oligosen Akhir hingga Miosen Awal dari sedimen setelah lisu disepanjang Cekungan Kutai.
ORTHOMETRIC HEIGHT DETERMINATION IN JAKARTA AND SUNDA STRAIT AREA USING THE GEOPOTENTIAL NUMBER APPROACH Dina Anggreni Sarsito; Brian Bramanto; Heri Andreas; Dhota Pradipta; Sidiq Triwibowo
Bulletin of Geology Vol 8 No 1 (2024): Bulletin of Geology Vol. 8 no. 1
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orthometric height is a physical height type used by Indonesia in local/national reference systems for determining positions used in various scientific and engineering activities. The main constraint in determining orthometric height is that it is theoretically difficult to realize that gravity measurements must be carried out along the plumb lines that connect the topographic equipotential surface with the geoid surface. Another constraint is that it requires precise physical height difference measurements from tie points, which are usually located in coastal areas, to locations on land that are far from the coast. This research examines the possibility of determining orthometric physical height at several GNSS GPS stations in the Jakarta and Sunda Strait areas using the geopotential number approach as an alternative solution to the difficulties caused by the aforementioned constraints. The first type of orthometric height obtained from GNSS GPS geodetic height observations with geoid undulation obtained from the EGM2008 global gravity model is then used as a comparison for the second type of orthometric height obtained from the geopotential number approach. The pattern of geopotential numbers on the islands of Java and Sumatra has the same pattern, namely that the value increases as the topographic elevation increases. This phenomenon is in line with the terrestrial survey approach carried out so far, that the mean sea level can be assumed to be an estimate of the geoid surface, which is used as a reference for the gravity potential surface. The average difference in height between the two types of orthometric height is 0.39 meters, with a difference interval between -1.80 meters and 2.73 meters. The results obtained show that the geopotential number approach can be used as an alternative for determining orthometric height if direct gravity measurements and/or precise physical height difference measurements cannot be carried out in the monitoring area.
GEOLOGI BATUBARA DAERAH BINUNGAN KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Ayu Andini; Yan Rizal
Bulletin of Geology Vol 3 No 1 (2019): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2019.3.1.1

Abstract

Lokasi penelitian berada di daerah Binungan kawasan PT. Berau Coal yang mencakup area ±32 km2, yang secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Binungan, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Secara fisiografis daerah telitian termasuk dalam Sub-Cekungan Berau dari Cekungan Tarakan. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda adalah Satuan Batupasir, Satuan Batupasir-Batulempung, Satuan Batupasir Konglomeratan yang berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir dan Satuan Endapan Alluvial yang berumur Resen. Struktur geologi yang berkembang didaerah penelitan yaitu sesar turun dan sesar geser kiri yang diinterpretasikan dari korelasi bawah permukaan. Korelasi lapisan batubara dilakukan dari karakteristik fisik masing-masing lapisan batubara berdasarkan data e-log dengan menggunakan gamma ray, long density dan short density. Jumlah lapisan batubara yang berada di daerah Binungan ialah sebanyak 43 lapisan dengan 23 lapisan batubara yang menerus dan 20 lapisan batubara yang tidak menerus. Sumberdaya terukur batubara pada daerah penelitian yaitu sebesar 644.612.826,99 ton dan sumberdaya tertunjuk yaitu 1.592.733.025,26 ton, dengan persyaratan batas minimal ketebalan lapisan batubara yang dihitung menurut Standar Nasional Indonesia ialah 0,40 meter. Kata kunci: batubara, korelasi, sumberdaya, Binungan
IDENTIFICATION AND ANALYSIS OF LANDSLIDE SOIL VULNERABILITY AS THE BASIS OF DISASTER MITIGATION WITH GEODETIC MEASUREMENT METHODS AND QUANTITATIVE DESCRIPTION Dinda Pratiwi Dwi Putri; Ediyanto -; Riyas Syamsul Arif; Jessica Astrid Kartika; Cahya Riski Fathurohman; Dessy Apriyanti
Bulletin of Geology Vol 6 No 2 (2022): Bulletin of Geology Special Issue: International Seminar on Earth Sciences and Te
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karanganyar Regency is one of the regencies/cities in Central Java Province, most located around Mount Lawu. The rock structure is sedimentary or has not been lithified. Based on these geological conditions, the area around Mount Lawu is vulnerable to hydrometeorological disasters such as landslides supported by several factors other than soil conditions, namely high rainfall, slopes, overburdening plants, or symptoms of geological structures. One of the villages affected by the hydrometeorological disaster was Jambon Village, Jenawi District, Karanganyar Regency. The natural disaster that hit Jambon Hamlet in 2014 caused soil cracks and damage to houses. As a form of disaster analysis and mitigation, this study assessed landslide susceptibility through deformation parameters using a GNSS (Global Satellite Positioning System) measuring instrument to determine the magnitude and direction of landslide movement. The deformation analysis results based on the GNSS measuring instrument show that the measurement results still meet the threshold, or there is no deformation of the soil structure at the 7 sample points measured. This caused an anomaly because the landslide happens conditions were very severe except for one area, including one church and 13 houses. Therefore, it is necessary to study further to prove the cause of landslides through other parameters such as geological structure symptoms and time. The results of this study are expected to provide recommendations for safe areas around landslides to be maintained or not.

Page 8 of 10 | Total Record : 100