cover
Contact Name
Rachma
Contact Email
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Editorial Address
https://jurnaledukasi.kemenag.go.id/index.php/edukasi/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
EDUKASI
ISSN : 16936418     EISSN : 2580247X     DOI : https://doi.org/10.32729/edukasi
Focus: EDUKASI is a scientific journal dedicated to the study and research of Religion and Religious Education. It is committed to enriching and expanding the body of scientific knowledge relevant for policy-making and the advancement of theoretical and conceptual frameworks. The journal aims to provide valuable literature, data, and information to governmental bodies, education practitioners, and academics to support decision-making and further studies. Scope: EDUKASI is a scientific journal focused on research and development in the field of religious education. The journal accepts articles that make significant contributions to understanding and solving issues in religious education, whether in formal or non-formal institutions. The topics covered include: Management of Religious Education Institutions Roles and Practices of Religious Educators Management and Funding of Religious Education Evaluation, Quality Assurance, and Accreditation of Religious Education The Role of Students in Religious Education Study of educational aspects relating to various diciplines such as psychology, sociology, management, philosophy, theology, anthropology, and political science to enrich the discourse on religious education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 588 Documents
Perempuan dalam Pendidikan Madrasah Di Aceh dari Perspektif Sejarah Inayatillah Inayatillah
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v9i3.291

Abstract

AbstractThis paper discusses on the women’s role in madrasah education in Aceh, as to when Acehnese women had their opportunity to study in madrasah, and why the parents sent them to madrasah education. This study will show that female Acehnese have been involved in madrasah education since the early 20th century, i.e. since the outset of this type of education in the region. The Acehnese women’s role in madrasah education shows that women have had access to education since long ago. Their participation in the premise of Islamic education is insperable from the Islamic values deeply rooted in the people of Aceh. Additionally, this study also found that the Acehnese women were allowed to continue their studies not only within but also outside the Aceh region. Even during the hard times of conflicts, many women have their chance to continue their education outside the region, such as Medan, Padang, Jakarta, Yogyakarta and other major cities. This shows that the Acehnese practice of migration belongs not only to men but also common to women. AbstrakTulisan ini membahas tentang bagaimana partisipasi perempuan Aceh dalam pendidikan madrasah, sejak kapan perempuan Aceh memperoleh kesempatan untuk belajar dalam pendidikan madrasah, dan mengapa orang tua di Aceh menyekolahkan anak perempuannya dalam pendidikan madrasah. Kajian ini menunjukkan bahwa perempuan Aceh telah terlibat dalam dunia pendidikan madrasah sejak awal abad ke-20, yaitu sejak pendidikan madrasah ini muolai didirikan di Aceh. Keterlibatan perempuan Aceh dalam dunia pendidikan madrasah menunjukkan bahwa perempuan telah memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan sejak dulu. Partisipasi perempuan Aceh dalam dunia pendidikan Islam tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai keislaman yang mengakar kuat dalam masyarakat Aceh. Selain itu kajian ini juga menemukan bahwa perempuan Aceh tidak hanya diperbolehkan untuk melanjutkan pendidikannya di sekitar daerah Aceh tetapi juga sampai di luar daerah. Bahkan ketika konflik melanda Aceh, banyak perempuan yang melanjutkan pendidikannya ke luar daerah Aceh, seperti Medan, Padamg, Jakarta, Yogyakarta dan kota-kota besar lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi merantau dalam masyarakat Aceh tidak hanya milik kaum laki-laki tetapi tradisi ini juga lazim dilakukan oleh kaum perempuan.
Mendesain Madrasah di Tanah Papua: Sebuah Kasus Kota Jayapura Nurudin Nurudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v9i3.292

Abstract

AbstractThe development of Islamic education for marginalized community should be handled in different wayfrom any other that has better access to adequate education. In some regions where the people have little access to development and are isolated and far from passable infrastucture such as Jayapura, the Islamic education, called Madrasah, is addressed to focus on self-empowerment especially to solve their facing problems in a more independent manner while perceiving either the problem analysis or expected requirement level. To this end, the government may play a companion role to provide both direct and indirect support toward an improved Madrasah education for the community in question. Therefore, a greater public participation can be realized through tirelessly maintained cultural values of self-reliance and mutual help so that the developed model will become a people’s education. Madrasah in marginal communities would provide public participation as part of the development for the better. AbstrakPengembangan pendidikan madrasah di komunitas marjinal sudah sepantasnya berbeda perlakuannya dengan komunitas lain yang lebih banyak mendapatkan akses pendidikan yang memadai, di komunitas yang masyarakatnya sulit mendapatkan akses pendidikan yang memadai. Di komunitas yang masyarakatnya sulit mendapatkan akses pembangunan, terpencil, dan jauh dari infrastruktur yang memadai, seperti jayapura maka layanan pendidikan madrasahnya lebih diarahkan pada pemberdayaan diri, terutama untuk memecahkan persoalannya sendiri secara lebih mandiri dengan melihat analisis persoalan dan tingkat kebutuhan yang diharapkan. Dalam posisi ini, pemerintah bertindak sebagai pendamping yang akan memberikan support scala langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan pendidikan madrasah di komunitas marjinal. Oleh karena itu, tingkat pelibatan masyarakat lebih besar karena kultur yang dimilikinya masih kuat nilai-nilai keswadayaan dan gotong royong sehingga model madrasah yang dikembangkan merupakan pendidikan masyarakat. Madrasah di komunitas marjinal akan memberikan partisipasi masyarakat sebagai bagian dari pengembangan ke arah lebih baik.
Kopetensi Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah Sumarni Sumarni
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v9i3.293

Abstract

AbstractTeachers have strategic role in effort to education quality improvement. They have to have competencies mentioned in Law Number 14 of 2005 Teacher and Lecture – including professional, paedagogic, personal, and social competence. This research aims at mapping the competence of islamic educational taechers in Madrasah Aliyah. This research uses a quantitative approach. Data are analyzed with descriptive approach. The respondents are Islamic educational teachers in 6 provincies: DKI Jakarta, West Java, Midlle Java, Banten, D.I. Yogyakarta, and East Java. The result of this research shows that competencies of Islamic educational teachers in Madrasah Aliyah are enough. The average value for professional competence is 65.98; average value for pedagogic competence is 135.72; average value for personal competence is 48; and average value for social competence is 59.5. AbstrakGuru memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan, sehingga mereka dituntut untuk memiliki kompetensi seperti yang dipersyaratkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang dipeeroleh melalui pendidikan profesi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kompetensi yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif. Data dianalisis dengan metode deskriptif statistik. Responden penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam di wilayah Jawa meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jogjakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keseluruhan guru Pendidikan Agama Islam memiliki kompetensi yang cukup memadai. Nilai rerata kompetensi profesional adalah 65.98. nilai rerata untuk kompetensi pedagogik 135.72, kompetensi kepribadian 48, dan nilai rerata kompetensi sosial 53.51.
Penyelenggaraan Pendidikan Agama Alternatif: Studi Kasus pada SMP Al-Hikmah Surabaya Djuhardi AS
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v9i3.294

Abstract

AbstractAn alternative religious education is a learning institution that has the advantages of entrenched religious values and teachings in response to the existing religious education systems believed to have met none but less public expectations. Its appearance hence can be caused by cultural, social and spiritual factors. Whatever is offered to the community, the religious education should basically serve to provide learnenrs with divine worth in addition to knowledge and skills, democratic values and so on. An alternative model of religious education for the community, thus, find its significance in the context of cultural initiatives they carry out in response to the one failing to perform as expected. The AL-Hikmah Junior is selected for sampleng for it has its own peculiarities and leads viewed from such aspects as institution, vision and mission, management, as well as facilities and infrastucture in addition to its different cultural environment from that of other existing mainstream educational institutions in the same region. AbstrakPendidikan agama alternatif merupakan lembaga pendidikan yang memiliki keunggulan dalam penanaman nilai-nilai dan ajaran agama sebagai respon terhadap sistem pendidikan agama yang ada karena dianggap belum memenuhi harapan masyarakat. Munculnya pendidikan agama alternatif dapat disebabkan faktor kultural, sosial amupun keagamaan. Apapun yang ditawarkan pada msyarakat, pada dasarnya pendidikan agama harus berfungsi untuk memberikan peserta didik dengan nilai-nilai ilahiyah, pengetahuan dan keterampilan, nilai-nilai demokrasi dan sebagainya. Jadi model pendidikan agama alternatif bagi masyarakat menemukan signifikansinya dalam konteks inisiatif kultural yang dilakukan masyarakat sebagai respon terhadap model pendidikan yang tak memenuhi harapan. Pemilihan Sekolah Menengah Pertama (SMP) AL-Hikmah karena lembaga pendidikan ini memiliki kekhususan dan keunggulan tersendiri, baik dari kelembagaan, visi dan misi, manajemen, sarana dan prasarana yang dibangun serta lingkungan budaya sekolah yang berbeda dengan lembaga pendidikan mainstream yang ada dimana SMP AL-Hikmah berada.
Efektivitas Model Pendidikan Kewarganegaraan Multikultural Berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Kompetensi Kewarganegaraan Mahasiswa di Perguruan Tinggi Nurul Zuriah
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v9i3.295

Abstract

AbstractThis study aims to observer the effective development of local-based multicultural (MBKL) model of civic (PKn) learning in improvng the related competence among higher education students. This study was conducted at three universities in Malang using the research & development (R&D) model. The data were collected utilizing structured questionnaires, tests, interviews, observation and documentation before analyzed by anova through SPSS program. The study found that: Firstly, the MBKL model of PKn is more advantageous and effective in improving the students’ related competence as compared with that of conventional learning at an F value of 4,585 with significance of less than 0.05. secondly, the application of MBKL has a positive impact on the student learning motivation and activity at an F value of 6,106 with Sig < 0,05 along with other following impacts, especially on the PKn teaching for college-level students. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meliahat efektivitas pengembangan model pendidikan kewarganegaraan multukultural bebrbasis kearifan lokal dalam meningkatkan kompetensi kewarganegaraan multikultural mahasiswa di perguruan tinggi. penelitian dilakukan di tiga perguruan tinggi di Malang dengan menggunakan model penelitian pengembangan (R&D). Data dikumpulkan dengan kuesioner terstruktur, tes, wawancara, observasi dan dokumentasi, serta dianalisis dengan anova melalui program SPSS. Hasil penelitian menemukan bahwa pertama model pendidikan kewarganegaraan multikultural berbasis kearifan lokal lebih unggul dan efektif dalam meningkatkan kompetensi kewarganegaraan multikultural mahasiswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Kedua penerapan pendidikan kewarganegaraan multikultural berbasis kearifan lokal memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa.
Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Jarak Jauh (DJJ) pada Balai Diklat Keagamaan Medan Ahmaddudin Ahmaddudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v9i3.296

Abstract

AbstractImproved Human Resources of the Ministry of Religious Affairs is inevitable. All this time it has been implemented conventionally through a series of training programs carried out in various Training Centers distributed in as many as 12 regions of the country. However, such a program pattern has scarcely reached its entire human resources nationwide, the number of training instructors as the main benefactor is also limited. One effective way to solve that problem will be through a Distant Training (PJJ). Since 2009, MORA Training Centers in Medan have started it. As regards its effectiveness in achieving its results, this paper will pinpoint the results found from the evaluation of the distance education and training implementation in MORA Training Centers of Medan. AbstrakPeningkatan SDM pegawai Kementerian agama merupakan keniscayaan. Selama ini peningkatan SDM itu telah dilakukan secara konvensional melalui diklat di kampus Pusdiklat dan kampus-kampus Balai Diklat yang tersebar pada 12 wilayah di Indonesia. Namun pola diklat itu belum menjangkau seluruh SDM kementerian agama yang tersebar luas di Indonesia. Jumlah widyaiswara sebagai pengampu mata diklat juga terbatas. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan itu melalui Pendidikan Jaraj Jauh (PJJ). Sejak tahun 2009, Pusdiklat dan Balai-balai diklat di daerah telah menyelenggarakan diklat jarak jauh. Bagaimana efektivitas pencpaian hasil diklat jaraj jauh tersebut. Tulisan ini memaparkan hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat jarak jauh di Balai Diklat Keagamaan Medan.
STRENGTHENING THE CIVIC NATIONALISM THROUGH RELIGIOUS EDUCATION IN INDONESIA Choirul Fuad Yusuf
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v5i4.297

Abstract

AbstrakSalah satu agenda utama bangsa kita adalah memperkuat kembali nasionalisme (rasa kebangsaan). Selama dekade terakhir ini, nasionalisme Indonesia cenderung mengalami penurunan, lantaran berbagai faktor yang berkelindan. Fakta enunjukkan bahwa kemunculan konflik sosial dan penyimpangan sosial dengan berbagai motif dan modus-operandi-nya, ditambah faktor pengaruh globalisasi dengan segenap implikasinya, ternyata menjadi bukti nyata tengah terjadi penurunan rasa kebangsaan dalam masyarakat. Sebagai sebuah negara bangsa yang terbingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, tentu saja, kondisi seperti ini harus diatasi melalui berbagai pendekatan yang padu. Salah satu pendekatan dalam rangka penguatan kembali rasa kebangsaan adalah melalui pemungsian optimal pendidikan agama.Tulisan ini mencoba menggambarkan bagaimana pendidikan agama harus diposisikan, difungsikan dan dibermaknakan dalam rangka penguatan kembali rasa kebangsaan kita, bangsa Indonesia.
DIVERSIFIKASI PENDIDIKAN PESANTREN: TANTANGAN DAN SOLUSI Fuaduddin TM
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v5i4.298

Abstract

AbstractPesantren has been recognized aas educational institution that has played a role in civilizing and enlightening the life of Indonesian people. In one side, pesantren institution potentially can give society education service. But in another side, there are many of alumni of pesantren who are difficult either to continue their study to higher education or to seek job especially in the public sector or other formal sectors. This condition is one of modern phenomenda which strictly demands differentiation, specialization and professionalization. This paper talks about the development of various orientation od pesantren education system, the challenges faced, and strategic actions should be done.
PONDOK PESANTREN DAN PELAYANAN MASYARAKAT Abd Muin M
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v5i4.299

Abstract

AbstractPesantren is convinced as the oldest education institution inIndonesia. From its historical development, there are three kinds of pesantrens which are being as the product of social change occured. This research did as response and effort to know more about any contribution od pesantren to society, especially dealing with religious education services. Supposedly, in dinamic society nowadays, pesantrens give services which are different amomg types. This can be proved by the results of this research that peantren salaf tends to be tafaqquh fiddin type, whereas pesantren khalaf and combination tend to a modern system type.
MODEL PENGEMBANGAN EKONOMI PONDOK PESANTREN: STUDI KASUS YAYASAN PESANTREN TIGA DIMENSI PANGKEP SULAEWSI SELATAN Husen Hasan Basri
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v5i4.300

Abstract

AbstractHistorically, pesantren has a cultural institution was born by, from, for the society. Since its emergence in society, pesantren has a strategic role in developing community life. Though most pesantrens have positionized as education and religious institution (tafaqquh fiddin), but, in 1970’s there was a change in paradigm, where many pesantrens tried to do reposition on responding the dynamic social life. One of that reposition is a replacing pesantren as the agent of economic development. Pesantren Tiga Dimensi Foundation in Pangkep, South Sulawesi, is one of many pesantrens which do economic develompment, i.e. as agent of agrobussiness and maritime program centers. The initiative of this model come from the Regent of Pangkep, Baso Amirullah, not from pesantren community itself. Pesantren community were not involved in determining the culture of economic development in pesantren, but in this case, the bureaucracy were dominantly intervening to those programs. This condition caused the effectivity of economic development in pesantren run down.

Filter by Year

2003 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 22 No. 2 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 22 No. 1 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 3 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 2 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 1 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 3 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 2 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 1 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 3 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 2 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 1 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 1 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 3 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 1 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 3 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 2 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 1, April 2017 EDUKASI | Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 1, April 2016 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 3, DESEMBER 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 3, DESEMBER 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 2, AGUSTUS 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 1, APRIL 2014 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 3, DESEMBER 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 2, AGUSTUS 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 3, DESEMBER 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 1, APRIL 2012 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 2, AGUSTUS 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 1, APRIL 2011 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 3, DESEMBER 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 2, AGUSTUS 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2010 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 4, DESEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 3, SEPTEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 2, JUNI 2009 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 4, DESEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 3, SEPTEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 2, JUNI 2008 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 3, SEPTEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 2, JUNI 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 1, MARET 2007 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 4, DESEMBER 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 3, JULI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 2, JUNI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 1, JANUARI 2006 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2005 Vol. 3 No. 2 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 3 No. 1 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 3, JULI 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2004 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 3, JULI 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 2, APRIL 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2003 More Issue