cover
Contact Name
Ahmad Shafwan S. Pulungan
Contact Email
pulungan.shafwan@gmail.com
Phone
+6281370329288
Journal Mail Official
biosains@unimed.ac.id
Editorial Address
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate, Sumatera Utara
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences)
ISSN : 24431230     EISSN : 24606804     DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1
Jurnal Biosains (JBIO) features works of exceptional significance, originality, and relevance in all areas of biological science, from molecules to ecosystems, (ie genetic, microbiology, ecology, biosystematic, biostatistic) including works at the interface of other disciplines, such as chemistry, medicine,physic and mathematics. We also welcome data-driven meta-research articles that evaluate and aim to improve the standards of research in the life sciences and beyond. Our audience is the international scientific community as well as educators, policy makers, patient advocacy groups, and interested members of the public around the world.
Articles 210 Documents
KEPADATAN DAN POLA SEBARAN BIVALVIA PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI PERAIRAN PULAU SEMUJUR, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Okto Supratman; Sudiyar Sudiyar; Arthur Muhammad Farhaby
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i1.11862

Abstract

Bivalvia merupakan memiliki peran penting baik ditinjau dari nilai ekologi dan ekonomi. Tingginya nilai ekonomi dapat menyebabkan terjadinya eksploitasi secara berlebihan (overexploitation), kemudian berdampak pada ancaman hewan tersebut di alam.  Kondisi ini sehingga perlu dilakukan penelitian dasar yang berkaitan dengan kepadatan, keanekaragaman dan pola sebaran bivalvia di Pulau semujur. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2018 di Pulau Semujur, Kepulauan Bangka Belitung. Pengambilan data di lapangan meliputi, pengambilan sampel bivalvia, pengukuran parameter fisika kimia perairan dan identifikasi vegetasi lamun. Pengambilan data bivalvia menggunakan kuadrat berukuran 0,5 cm x 0,5 cm. Bivalvia ditemukan di Pulau Semujur sebanyak  8 spesies dari 4 famili. Kepadatan bivalvia di Pulau semujur berkisar 8,4 ind/m2 s.d 21.2 ind/m2. Indeks keanekaragaman (H’) bivalvia berkisar 1,54 s.d 2,184 yang dikategorikan keanekaragaman sedang. Indeks keseragaman (E) di berkisar antara 2,55 s.d 3,22, dikategorikan keseragaman tinggi. Selain itu dilihat dari indeks dominansi bivalvia di Pulau semujur dikategorikan rendah, karena nilai indek dominansi <0,5. Pola sebaran bivalvia bervariasi disetiap spesies ada pola sebaran seragam, acak dan mengelompok. Pola sebaran bivalvia menglompok terdiri dari spesies G.  tumidum, T. palatum dan T. magnum. Pola sebaran acak terdiri dari spesies A. antiquata, G. dispar dan T.vigrata, sedangkan pola sebaran seragam yaitu T. spengleri dan B.  lacerata
Pengaruh Pemberian Pupuk Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata) Dengan Penggunaan EM4 Nurcholis Alfarisi; Toyo Manurung
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v1i3.2928

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urin sapi terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata L) serta konsentrasi yang paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata L) penelitian ini dilaksanakan bulan 21 februari – 25 April 2015, di UNIMED,. Metede yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 6 perlakuan yaitu: tanpa pupuk urin sapi (S0), pupuk urin sapi 15 cc/l tanaman (S1), pupuk urin sapi 30 cc/l tanaman (S2), pupuk urin sapi 45 cc/l tanaman (S3), pupuk urin sapi 60 cc/l tanaman (S4), pupuk urin sapi 75 cc/l tanaman (S5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik urin sapi berpengaruh nyata dapat meningkatkan peertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata L). pada konsentrasi 75 cc/l tanaman memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis.
IDENTIFICATION OF MYCOHETEROTROPHIC PLANTS (Burmanniaceae, Orchidaceae, Polygalaceae, Tiuridaceae) IN NORTH SUMATRA, INDONESIA Dina Handayani; Salwa Rezeqi; Wina Dyah Puspita Sari; Yusran Efendi Ritonga; Hary Prakasa
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v6i2.17068

Abstract

The majority of mycoheterotrophic herbs live in shady and humid forest. Therefore, the types of mycoheterotrophic plant are very abundant in tropical areas. One of the areas in Indonesia with the tropics is North Sumatera province. Unfortunately, the information about the species of mycoheterotrophic in North Sumatra is still limited. The objective of the research was to figure out the types of mycoheterotrophic plants in North Sumatra. The study was conducted in August until October 2019 in several areas of the Natural Resources Conservation Hall (BBKSDA) of North Sumatra province, the nature Reserve and nature Park. The research sites covered Tinggi Raja Nature Reserve, Dolok Sibual-Buali Nature Reserve, Sibolangit Tourist Park and Sicike-Cike Natural Park. In conducting sampling, the method used was through exploration or cruising method. The list of mycoheterotrophic plant species presented in this study consisted of their scientific names, synonyms, descriptions, distributions, and ecological information. A total of 9 species of mycoheterotrophic plants (4 families) in Sumatra have been found. As for the family Burmanniaceae, there are three species Burmannia championii, Burmannia lutescens, Gymnosiphon aphyllus. On the other hand, as for the Orchidaceae, there are 4 species, such as Didymoplexis pallens, Eulophia zollingeri, Galeola lindleyana, Gastrodia verrucosa while for the Poligalaceae and Tiuridaceae family, simply one type is found: Epirixanthes elongata and Sciaphila Secundiflora, respectively.
EFEK HEPATOPROTEKTIF TEPUNG DAUN BANGUNBANGUN (Plectranthus amboinicus Lour ) PADA TIKUS PUTIH ( Rattus novergicus) YANG DIBERI AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL (AFM) Bary Purba; Melva Silitonga
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v1i1.5218

Abstract

Bangunbangun (Plectranthus amboinicus Lour) telah digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk memelihara kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun bangunbangun terhadap kadar SGPT  tikus wistar yang diberi AFM. Dua puluh empat ekor tikus putih digunakan dalam penelitian ini, dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat ekor jantan dan empat ekor betina. Setiap kandang ditempati dua ekor tikus, jadi tiap kelompok perlakuan disediakan empat kandang tikus. Tikus jantan dan betina dalam setiap kelompok ditempatkan dalam kandang terpisah. Tiap kandang dilengkapi dengan tempat makanan dan minuman, sekam, serta kawat kasa sebagai  penutup  pada bagian atas. Makanan dan minuman diberikan secara ad libitum. Cahaya ruang pemeliharaan dikontrol persis 12 jam gelap dan 12 jam terang. Sedangkan suhu dan kelembaban dibiarkan sesuai dengan kondisi alamiah. Tepung daun bangunbangun diberikan  secara oral menggunakan gastric tube setiap hari selama 30 hari. Aktifitas Fisik maksimal (AFM) diberikan dua hari sekali dengan cara berenang hingga tikus hampir tenggelam dan tampak tanda-tanda kelelahan berupa tenggelamnya hampir semua badan kecuali hidung dan melemahnya gerakan anggota gerak. Pada hari ke 31 darah tikus diambil dengan cara dekapitasi leher untuk analisis kadar SGPT dan SGOT. Data yang diperoleh dianalisis dengan anava dan dilanjutkan dengan BNT. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian TBB menurunkan kadar SGPT dan SGOT tikus yang diberi AFM hingga hampir sama dengan kontrol. TBB meningkatkan daya tahan berenang pada tikus.     Kata kunci: Plectranthus amboinicus Lour, SGOT, SGPT
PENGARUH JAMUR ENDOPITIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao .L) DI POLIBAG Hotdiaman Damanik; Nusyirwan Nusyirwan
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v3i1.7373

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mikroorganisme jamur endopitik untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kakao. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi, fisiologi dan rumah kaca Universitas Negeri Medan (UNIMED) pada bulan Mei sampai Agustus 2016, menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu M0 (Kontrol), M1 (Trichoderma koningi 100 gram), M2 (Trichoderma koningi 200 garam), M3 (Aspergillus niger 100 gram) dan M4 (Aspergillus niger 200 gram). Dengan menggunakan ANAVA (Analisys Of Variance) hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur endopitik berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Hasil terbaik untuk pertumbuhan tinggi tanaman adalah Trichoderma koningi 200 garam yaitu 41,06 cm. Untuk diameter batang yang terbaik adalah Trichoderma koningi 100 gram yaitu 0,83 mm. Hasil terbaik untuk jumlah daun adalah Aspergillus niger 200 garam yaitu 14,333 helai. Selain berpotensi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman kakao, juga berpotensi sebagai pupuk biologis dan sebagai pengendali hayati untuk tanaman. Kata kunci : Theobroma cacao L., mikroorganisme endopitik, pupuk biologis dan pengendalian hayati.
KAPANG DENGAN AKTIVITAS FIBRINOLITIK YANG DIISOLASI DARI TANAH RUMAH POTONG HEWAN Nur Khikmah; Nunung Sulistyani
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v4i3.11354

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kapang fibrinolitik yang unggul daalm menghasilkan enzim fibrinolitik.  Isolasi kapang dilakukan dengan metode spread plate pada Potato Dextrose Agar.  Seleksi kemampuan proteolitik dan fibrinolitik dilakukan pada Skim Milk Agar dan fibrin plate agar.  Seleksi isolat berdasarkan indeks aktivitas enzim yang diperoleh dengan membagi diameter zona jernih di sekeliling koloni dengan diameter koloni.  Hasil seleksi memperoleh 41 isolat kapang fibrinolitik.  Lima isolat kapang dari 41 isolat kapang fibrinolitik mempunyai indeks aktivitas enzim 10.  Isolat tersebut teridentifikasi sebagai anggota dari Aspergillus (isolat S3, S4 dan R5) dan Penicillium (isolat G1 dan G2).
Induction of Barangan Banana shoot (Musa acuminata L.) from North Nias through Tissue Culture by giving 2,4-D and Kinetin Destarius Zebua; Suci Rahayu; Saleha Hanum
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v1i2.2780

Abstract

The research on induction of banana barangan shoot (Musa acuminata L.) from North Nias through tissue culture by giving 2,4-D and kinetin was conducted in the Laboratory of Tissue Culture  University of North Sumatera from May until October 2014. The main objective of this research was to know the explants of banana weevil in apical and basal position with growth regulator 2,4-D with kinetin which are able to induce shoots from callus initials. On this research, the treatment tested for induction of shoots was growth regulators 2,4-D in the concentration 0 mg/L, 1 mg/L, 1,5 mg/L, 2 mg/L and 2,5 mg/L with growth regulators kinetin in the concentration 0 mg/L, 5 mg/L, 6 mg/L, 7 mg/L and 8 mg/L. The research was designed using Completely Randomized Design (CRD) two factorial with repetition of experiment. The results of research showed that the interaction between concentration of 2,5 mg/L 2,4-D with 5 mg/L kinetin was fastest (79 days) forming the shoot derived from explant basal part. The concentration of 2,5 mg/L 2,4-D with 5 mg/L kinetin produced the average number of shoots formed for 3.00 and average number of highest shoots for 1.50 cm. Keywords: Musa acuminata, weevil, initiation, callus, shoot, induction, barangan banana, 2,4-D, kinetin.
THE DEVELOPMENT of a SAFE and OPTIMIZED GENE THERAPY for HUMAN DISEASES Alva Supit; Linda Tompodung
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 3 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i3.12472

Abstract

Gene therapy is the therapeutic delivery of a gene or nucleic acid into a patient’s cells to cure or alleviate the symptoms of a disease that was caused by genetic malfunction, either gain- of loss-of function. Throughout the years, gene therapy has been faced with fluctuations of development before reaching its current stage. In the early stage, gene therapy was concerned to possess several problems such as toxicity, mutagenesis, and adverse immune responses which would harm the patients, instead of benefiting them. Fortunately, gene therapy has currently reached the phase where its administration can be performed in a safe, controllable manner with a good tolerability and excellent therapeutic effect. This review will recite the development of gene therapy research, highlight the vector-related safety issues, and discuss the latest updates in recent clinical trials with promising results in correcting gene defects in the cell, reducing the symptoms of the disease, as well as improving the patient’s quality of life.
PERTUMBUHAN MARKISA DATARAN RENDAH ( Passiflora edulis var.flavicarpa) DENGAN APLIKASI Glomus sp dan Acaulospora sp Suswati Suswati; Asmah Indrawati
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4956

Abstract

Percobaan ini dilakukan di Tanjungsari dan Laboratorium Agrotehnologi Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh aplikasi inokulant mikoriza terhadap efektifitas simbiosis tanaman markisa dataran rendah dengan Glomus sp + Acaulospora sp dan pertumbuhan tanaman markisa (perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan faktor perlakuan dosis FMA (A) dengan 4 taraf dan 3 ulangan yaitu :A0 = tanpa inokulasi; A1= 25 g per seed bed ;A2= 50 g per seed bed dan A3=75 g per seed bed. Parameter pengamatan : efektifitas simbiosis, kolonisasi FMA (persentase`dan intensitas kolonisasi), pertumbuhan tanaman (persentase perkecambahan benih, tinggi, jumlah daun, berat basah dan berat kering).Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanaman markisa dataran rendah memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap Glomus sp + Acaulospora sp dengan nilai 65.44% - 73.84%. Aplikasi FMA dapat meningkatkan perkecambahan benih di pesemaian dan meningkatkan pertumbuhan bibit markisa.   Kata Kunci: markisa dataran rendah, Glomus sp + Acaulospora sp, efektifitas simbiosis,   kolonisasi mikoriza
TOKSISITAS INSEKTISIDA NABATI DARI FAMILI ASTERACEAE, ANACARDIACEAE, DAN EUPHORBIACEAE TERHADAP Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Hendrival Hendrival; Mentari Setia Ningsih; Chodirun Chodirun; Anggra Wismawati
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v3i1.6614

Abstract

Sitophilus oryzae merupakan hama utama pada berbagai jenis biji-bijian pangan seperti beras, gabah, gandum, dan jagung di penyimpanan. Pengendalian hama S. oryzae dengan insektisida sintetik banyak dilakukan secara fumigasi secara terus-menerus dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif seperti toksisitas pada konsumen dan resistensi S. oryzae. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi toksisitas insektisida nabati dari serbuk daun C. odorata, T. erecta, J. curcas, dan A. occidentale terhadap mortalitas S. oryzae. Konsentrasi serbuk daun C. odorata, T. erecta, J. curcas, dan A. occidentale yaitu 2,5, 5, 10, 20, 40, 80, dan 160 mg/g padi serta kontrol. Hubungan antara konsentrasi serbuk daun C. odorata, T. erecta, J. curcas, dan A. occidentale dan waktu kematian dari konsentrasi serbuk insektisida nabati terhadap kematian imago S. oryzae dianalisis dengan analisis probit.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Serbuk daun J. curcas memiliki sekitar 3,59 kali lebih beracun dibandingkan serbuk daun A. occidentale, 4,38 kali lebih beracun dibandingkan serbuk daun T. erecta, 8,04 kali lebih beracun dibandingkan serbuk daun C. odorata terhadap S. oryzae.  Serbuk daun J. curcas menyebabkan waktu kematian S. oryzae paling cepat dibandingkan serbuk daun A. occidentale, T. erecta, dan C. odorata.  Urutan toksisitas insektisida nabati terhadap imago S. oryzae yaitu J. curcas > A. occidentale > T. erecta > C. odorata.Kata kunci: Sitophilus oryzae, Chromolaena odorata, Tagetes erecta, Jatropha curcas, Anacardium occidentale, toksisitas insektisida nabati

Page 2 of 21 | Total Record : 210