cover
Contact Name
PAIR BATAN
Contact Email
pair@batan.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
pair@batan.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi
ISSN : 19070322     EISSN : 25276433     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi terbit dua kali setahun setiap Bulan Juni dan Desember. Penerbit khusus dilakukan bila diperlukan
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016" : 7 Documents clear
Potensi Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan Varietas Padi Lokal Indonesia Dr. Sobrizal
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.893 KB) | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3198

Abstract

Potensi Pemuliaan Mutasi untuk Perbaikan Varietas Padi Lokal Indonesia. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman sereal penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Padi terbagi kedalam dua sub-spesies yaitu Indika dan Japonika. Sub-spesies Japonika terdiri dari Temprate dan Tropical Japonika (disebut dengan Javanika). Sebagian besar Javanika berasal dari Indonesia yaitu sebagai varietas lokal dengan jumlah lebih dari 8000 varietas. Tulisan ini bertujuan untuk membahas potensi pemuliaan mutasi, keberhasilan dan kegiatan yang sedang berjalan untuk perbaikan genetik varietas padi lokal Indonesia. Secara alami varietas lokal telah teruji ketahanannya terhadap berbagai cekaman biotik dan abiotik sehingga merupakan kumpulan sumberdaya genetik yang sangat bermanfaat. Varietas lokal biasanya beradaptasi baik pada daerah asalnya dengan rasa nasi dan aroma sesuai selera masyarakat setempat. Namun demikian padi lokal memiliki kekurangan seperti umur dalam, batang tinggi sehingga mudah rebah, tidak responsif terhadap pemupukan dan produksi rendah. Pengadaan benih biasanya dilakukan dengan menyisihkan dari hasil panen petani sendiri sehingga mutu benih, terutama tingkat kemurniannya sangat rendah. Perbaikan mutu benih diupayakan melalui pemurnian dan pelepasan varietas. Bahkan beberapa varietas diperbaiki terlebih dahulu melalui pemuliaan mutasi radiasi sebelum dilepas, seperti varietas Pandan Putri yang lebih genjah dibandingkan varietas asalnya Pandan Wangi dari Kabupaten Cianjur. Keberhasilan memperbaiki varietas Pandan Wangi telah memicu Pemerintah Daerah lainnya untuk ikut memperbaiki sifat-sifat agronomis padi lokal mereka melalui teknologi nuklir, karena diyakini pemuliaan mutasi radiasi mampu memperbaiki kelemahan varietas padi lokal tanpa merubah sifat lain yang disukai.
Analisis Interaksi Genotipe x Lingkungan dan Stabilitas Galur Mutan Harapan Kacang Hijau [Vigna radiata (L.)] Yuliasti, M.Si
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.586 KB) | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3216

Abstract

Analisis Interaksi Genotipe x Lingkungan dan Stabilitas Galur Mutan Harapan Kacang Hijau [Vigna radiata (L.)]. Analisis Interaksi genotipe × lingkungan merupakan salah satu langkah penting yang tepat untuk menduga kesesuaian genotipe galur mutan harapan kacang hijau dalam beradaptasi pada lingkungan yang beragam. Dalam penelitian ini, sembilan galur mutan harapan dan dua varietas kacang hijau di tanam di enam belas lokasi selama 2008- 2012 untuk menentukan stabilitas hasil biji dan kemampuan beradaptasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Analisis gabungan untuk karakter hasil dilakukan mengikuti prosedur baku. Stabilitas hasil dan adaptasi hasil dianalisis dengan menggunakan koefisien regresi (bi), rata-rata hasil dan simpangan regresi oleh Finlay-Wilkinson dan metode Eberhart-Russell. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa galur mutan harapan kacang hijau PsJ S-31 memperlihatkan hasil yang tinggi (2,47 ton/ha), dan diklasifikasikan sebagai galur yang stabil dengan metode analisis stabilitas Finlay-Wilkinson, Eberhart - Russel. PsJS-31 dapat direkomendasikan kepada petani berdasarkan pada keragaan stabilitas dan potensi hasil tinggi selama seleksi. Mutan PsJS-31 telah dirilis sebagai varietas baru pada tahun 2013 dengan nama Muri.
Pemuliaan Mutasi Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Menggunakan Iradiasi Gamma untuk Perbaikan Varietas Nanas Smooth Cayenne Prof. Dr. Soeranto Human, M.Sc; S. Loekito; M. Trilaksono; A. Syaifudin
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3399.433 KB) | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3197

Abstract

Pemuliaan Mutasi Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Menggunakan Iradiasi Gamma untuk Perbaikan Varietas Smooth Cayenne. Pada saat ini, jenis nanas yang paling banyak dibudidayakan dalam berbagai perdagangan dunia adalah jenis Smooth Cayenne. Banyak klon yang berasal dari kultivar ini seperti GP1, GP2, GP3, GP4, GP5, dan F180 ditanam oleh GGP baik untuk buahsegar dan olahan. GGPC mulai melakukan usaha perbaikan varietas nanas sejak tahun 1986, yaitu dengan tujuan meningkatkan kualitas dan produksi yang tinggi. Pemuliaan mutasi nanas dimulai pada tahun 2006, yaitu melalui kerjasama dengan Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Sejumlah 10 mahkota (crown) nanas berasal dari GP2, GP3 (A10) dan klon F180 diiradiasi sinar gamma bersumber Cobalt-60 terpasang pada iradiator gamma chamber 4000A dengan dosis 200 dan 300 Gy. Crown yang telah diradiasi kemudian ditanam di lahan percobaan dengan mengikuti budidaya standar komersial di PT. GGPC. Secara umum hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua dosis iradiasi (200 dan 300 Gy) pada fenotipe tanaman. Namun, keragaman fenotipe yang sangat tinggi dijumpai pada klon turunan tanaman vegetatif (V1). Beberapa variasi tanaman yang muncul tercatat sebagai berikut: 47% tanaman normal, 15% Rosset, 11% berduri, 5% crown bercabang, 4% tanaman memiliki banyak daun dan 18% buah berbentuk abnormal. Variasi mutan yang signifikan juga diamati pada klon-lon turunan tanaman V2 dan beberapa mutan tampak lebih stabil pada generasi V3. Program pemuliaan nanas ini akan terus dilanjutkan untuk evaluasi yang berkaitan dengan perbaikan produktivitas, kualitas, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu.
The Changes of Nutrient Composition and In Vitro Evaluation on Gamma Irradiated Sweet Sorghum Bagasse Teguh Wahyono; Firsoni Firsoni
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.882 KB) | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.2855

Abstract

In vitro rumen fermentation study was done to evaluate the effects of gamma irradiation on nutrient compound changes and rumen fermentation product of sweet sorghum bagasse (SSB). The level doses 0, 50, 100 and 150 kGy from cobalt-60 gamma rays irradiator was used to treate sweet sorghum bagasse (SSB). Variables measured were nutrient values, gas production, methane (CH4) production, total volatile fatty acid (TVFA), ammonia (NH3), in vitro dry matter digestibility (IVDMD) and in vitro organic matter digestibility (IVOMD) after 72 h in-vitro incubation times. Complete randomized design (CRD) (four treatments and four replications) was used to analyze data. The results showed that gamma irradiation doses of 50, 100 and 150 kGy were able to reduce neutral detergent fibre (NDF) (2.15; 3.29 and 5.44% respectively) and acid detergent fibre (ADF) (3.29; 4.58 and 4.58% respectively) and significantly different (P<0.05). Gamma irradiation was capable to increas total volatile fatty acid (TVFA), IVDMD and IVOMD (P<0.05). Irradiation doses of 100 and 150 kGy also increased protozoa population and CH4 production significantly (P<0.05). Gamma irradiation improved in vitro rumen performance represented in rumen fermentation products. Keywords : Gamma irradiation, In vitro fermentation, Nutrient composition, Sweet sorghum bagasse
Efek Pupuk Hayati Terhadap Serapan N (N-15) pada Fase Awal Pertumbuhan Tanaman Jagung Taufiq Bachtiar; Anggi Nico Flatian; Nurrobifahmi Nurrobifahmi; Setiyo Hadi Waluyo
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3218

Abstract

Efek Pupuk Hayati Terhadap Serapan N (N-15) pada Fase Awal Pertumbuhan Tanaman Jagung. Telah dipelajari dengan percobaan pot di rumah kaca PAIR BATAN. Inokulan mikrob Azotobacter vinelandii (A), Bacillus cereus (B), Bacillus megaterium (C), dan campuran dari ketiga jenis mikrob tersebut (ABC) digunakan sebagai pupuk hayati yang diaplikasikan pada tanaman jagung yang tumbuh dalam pot. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kali ulangan digunakan dalam percobaan ini. Parameter yang diukur meliputi serapan Nitrogen (N) tanaman, N berasal dari tanah, N berasal dari pupuk hayati dan berat kering tanaman pada 20 HST. Kandungan N berasal dari pupuk hayati dan N berasal dari tanah ditentukan dengan menggunakan teknik isotop N-15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan aplikasi pupuk hayati ABC meningkatkan total N tanaman (142,42 %) dan berat kering tanaman (129,03 %) dari kontrol. Berdasarkaan analisis dengan teknik isotop N - 15 menunjukkan bahwa kontribusi yang paling signifikan dalam meningkatkan N tanaman (67,92 %) ditemukan pada perlakuan pupuk hayati ABC.
Evaluasi In Vitro Silase Sinambung Sorgum Varietas Samurai 2 yang Mengandung Probiotic BIOS K2 dalam Cairan Rumen Kerbau Shafa Imanda; Yunus Effendi; Sihono Sihono; Irawan Sugoro
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3193

Abstract

Evaluasi In Vitro Silase Sinambung Sorgum Varietas Samurai 2 yang Mengandung Probiotik BIOS K2 dalam Cairan Rumen Kerbau. Kebutuhan pakan hijauan ternak ruminansia dapat ditingkatkan kualitasnya dengan pembuatan silase. Salah satu teknik silase yang dikembangkan adalah silase sinambung, yaitu suatu teknologi modifikasi pembuatan silase dengan waktu fermentasi yang lebih singkat akibat pemberian bibit silase pada saat awal pembuatannya. Peningkatan kualitas silase dapat dilakukan dengan menambah suplemen berupa probiotik seperti BIOS K2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pakan silase sinambung hijauan sorghum varietas Samurai 2 yang mengandung probiotik BIOS K2. Evaluasi pakan dilakukan dengan metode in vitro Hohenheim gas test menggunakan inokulum cairan rumen dari kerbau berfistula yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 390C. Perlakuan terdiri dari pakan A (silase sorgum 21 hari), B (silase sinambung sorghum 3 hari), dan C (silase sinambung sorgum 7 hari). Parameter yang diuji adalah konsentrasi amonia, volatile fatty acids (VFA), sintesis protein mikroba (bakteri dan protozoa), degradasi bahan organik (%DBO), konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Data hasil perlakuan dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil pengujian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan perlakuan pakan terhadap konsentrasi amonia, konsentrasi VFA, sintesis protein mikroba dan %DBO, sedangkan untuk konsentrasi gas CO2 dan CH4 tidak ada pengaruh. Perlakuan pakan C menghasilkan konsentrasi amonia, VFA dan sintesis protein bakteri berturut-turut sebesar 0,44 mg/ml; 0,89 mg/ml; dan 5,18 mg/ml/jam, lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A dan B. %DBO tertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar 47,30%, sedangkan B dan C sebesar 25,18 dan 37,15%. Sintesis protein mikroba protozoa tertinggi terjadi pada perlakuan A dan B sebesar 2,62 mg/ml/jam, sedangkan perlakuan C sebesar 2,55 mg/ml/jam. Disimpulkan dari percobaan ini bahwa pakan silase sinambung sorgum varitetas Samurai 2 dengan lama inkubasi selama 7 hari (C) memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan silase sorgum yang diinkubasi 21 hari (A).
Kontribusi P dari Mikrob Pelarut Fosfat, Fosfat Alam dan Sp-36 yang Ditentukan Menggunakan Teknik Isotop 32P Anggi Nico Flatian, SP; Iswandi Anas; Atang Sutandi; Ishak Ishak
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 12, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2016.12.1.3222

Abstract

Kontribusi P dari Mikrob Pelarut Fosfat, Fosfat Alam dan Sp-36 yang Ditentukan Menggunakan Teknik Isotop 32P. Teknik isotop 32P dapat digunakan untuk menelusuri prilaku P di dalam tanah dan hubungan tanah-tanaman. Penggunaan 32P memungkinkan untuk merinci kontribusi P dari aktifitas mikrob pelarut fosfat dan pupuk P dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data kuantitatif kontribusi P berasal dari aktifitas mikrob pelarut P (Aspergillus niger dan Burkholderia cepacia), fosfat alam dan SP-36 melalui P yang diserap tanaman menggunakan teknik isotop 32P serta mempelajari pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukan bahwa inokulasi mikrob pelarut fosfat, fosfat alam dan SP-36 menghasilkan aktifitas jenis (32P) lebih rendah dari kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh perlakuan mampu menyumbang P bagi tanaman. Perlakuan mikrob pelarut fosfat yang disertai pemberian SP-36 mampu memberikan kontribusi P paling besar, secara signifikan lebih besar dibanding kontrol dan pemberian SP-36 saja. P berasal dari aktifitas mikrob yang dikombinasikan dengan SP-36  adalah sebesar 56.06% - 68.54% pada tanaman umur 50 hari setelah tanam, 51.96% - 59.65% pada brangkasan, 46.33% - 47.70% pada biji dan 53.02% - 59.87% pada tongkol. Selanjutnya, kontribusi P ini secara signifikan mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Hal ini ditunjukan dengan peningkatkan jumlah daun pada 35 hari setelah tanam, bobot kering tanaman pada umur 50 hari setelah tanam dan bobot kering biji.

Page 1 of 1 | Total Record : 7