cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "No 7 (2011): April 2011" : 8 Documents clear
DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING Suliyanto Suliyanto; Muradi Muradi
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.254 KB)

Abstract

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING. Telah dilakukan dekontaminasi mikroskop optik hotcell 107 Instalasi Radiometalurgi (IRM) dengan cara kering. Tujuan dekontaminasi adalah untuk menurunkan tingkat kontaminasi di permukaan mikroskop optik menjadi serendah mungkin atau mencapai batas keselamatan yang diizinkan (radioaktivitas α < 3,7 Bq/cm2 dan β < 37 Bq/cm2). Metoda dekontaminasi dilakukan dengan cara mengusap permukaan casing dan bagian dudukan sampel agar tidak merusak mikroskop optik, kemudian membandingkannya dengan batasan tersebut. Setelah  mikroskop optik dikeluarkan dari hotcell 107, terukur paparan radiasi g dengan jarak ± 1 cm  sebesar (13,68 ± 0,18) μSv/jam, serta tingkat kontaminasi α sebesar 3,25 ± 0,16 Bq/cm2 dan kontaminasi β sebesar 72,06 ± 6,17 Bq/cm2. Khususnya tingkat radioaktivitas β yang terukur melampaui batas yang dizinkan untuk komntaminasi rendah di permukaan alat, sehingga perlu dilakukan dekontaminasi. Hasil dekontaminasi tahap I terukur radioaktivitas β sebesar 47,21 ± 2,06 Bq/cm2 atau koefisien penghapusan kontaminasi sebesar 0,65 ± 0,03 sehingga perlu dilakukan dekontaminasi ulang. Hasil dekontaminasi tahap II, terukur radioaktivitas β sebesar (7,65 ± 0,37) Bq/cm2. Berdasarkan hasil pengukuran radioaktivitas β dapat disimpulkan bahwa dekontaminasi cara kering  dalam dua tahap pada permukaan mikroskop optik, tidak mampu menurunkan tingkat kontaminasi β menjadi < 3,7 Bq/cm2 (kontaminasi rendah di permukaan peralatan), tetapi dekontaminasi kering mempunyai keuntungan tidak merusak (berkarat, merusak sIstem elektronik dan lain-lain) terhadap Mikroskop Optik. Namun demikian pekerjaan perbaikan dapat dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan perlengkapan keselamatan untuk menghindari bahaya radiasi interna.   Kata kunci : dekontaminasi, hotcell 107, mikroskop optik.
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Noviarty; Iis Haryati; Sudaryati Sudaryati; Susanto Susanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.62 KB)

Abstract

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA. Telah dilakukan analisis unsur radioaktif di udara buang pada cerobong IRM dengan menggunakan Spektrometer Gamma. Waktu pengambilan sampling dilakukan dengan variasi waktu dari 15 menit, 30 menit,45 menit dan 60 menit, dengan tujuan untuk menentukan pengaruh waktu sampling terhadap hasil pemantauan lepasan udara di cerobong IRM yang mengandung zat radioaktif. Pemantauan dilakukan dengan menganalisis unsur radioaktivitas udara menggunakan alat spektrometer gamma. Hasil analisis menunjukkan bahwa lamanya waktu sampling udara tidak mempengaruhi hasil analisis zat radioaktif yang terlepas ke lingkungan walaupun waktu pengambilan sampling di perpanjang hingga  60 menit, karena hasil cacah sampling yang diperoleh dibandingkan dengan hasil cacah latar tidak begitu jauh berbeda. Hal ini dibuktikan juga dengan uji beda (uji-F) yang menujukkan bahwa tidak ada perbedaan dari hasil analisis tersebut karena nilai uji beda hasil analisis sampling untuk isotop Cs-137 adalah 0.2244 dan 7.277 untuk isotop U-235, sedangkan nilai uji beda  pada tabel lebih tinggi yaitu 9.28 pada tingkat kepercayaan 95%.   Kata kunci : radioaktivitas, spektrometri gamma, udara buang.
PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr Akhmad Saogi Latif
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.713 KB)

Abstract

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr. Telah dilakukan pengukuran tingkat kontaminasi permukaan mesin  busur listrik. Pengukuran tingkat kontaminasi permukaan bertujuan untuk mengetahui radioaktivitas α secara langsung di permukaan mesin busur listrik pasca peleburan logam U-Zr. Metode pengukuran radioaktivitas α di permukaan mesin busur listrik dilakukan sebanyak 3 kali menggunakan surveimeter Microcont Herfurth Type H 13420 model 0161 pada posisi Crucible, Tungsten, Chamber glass dan Iron Chamber. Bahan lainnya yang digunakan pada kegiatan ini adalah sarung tangan, masker, jaslab, shoe-cover dan  kertas merang. Hasil pengukuran radioaktivitas α di permukaan mesin busur listrik menunjukkan  tingkat kontaminasi yang variasi. Pengukuran radioaktivitas α tertinggi pada posisi Tungsten sebesar = (1.18 ± 0,03 Bq/cm2).  Radioaktivitas α di permukaan masing-masing komponen mesin busur listrik masih berada di atas batas yang diizinkan untuk radiasi rendah (radioaktivitas α < 0,37 Bq/cm2).  Kesimpulan yang dapat diambil bahwa perlu dilakukan tindakan dekontaminasi pada mesin busur listrik, sehingga akan memberikan rasa aman bagi pekerja radiasi.   Kata kunci : mesin busur listrik, radioaktivitas, permukaan.
PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN Susworo Susworo; Guswardani Guswardani; Dadang Dadang; Purwanta Purwanta
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.557 KB)

Abstract

PABRIKASI FOIL URANIUM DENGAN TEKNIK PEROLAN. Telah dilakukan pabrikasi foil uranium untuk keperluan pembuatan foil target dengan kapasitas 1,5 gram berdimensi ± 44 x 76 x 0,125 mm. Bahan baku foil uranium yang tersedia adalah logam uranium dengan berat ± 100 gram berbentuk pelat ± (50 x 50 x 3) mm. Sebelumnya, logam uranium tersebut dirakit terlebih dahulu dalam sebuah pelat bingki (Carbon steel) 100 x 100 x 3 mm, dengan lubang frame (50,1 x 50,1 x 3) mm. kemudian ditutup dengan 2 buah Cover (Carbon steel) 100x100 x3 mm, dilas dengan kuat dan rapat di ke empat sisinya, menjadi sebuah komposit selanjutnya dianil/dipanaskan dalam sebuah tungku pemanas selama 24 jam pada suhu 625°C. Selanjutnya, komposit dalam kondisi panas dirol sampai diperoleh ketebalan tertentu ( tebal foil yang di inginkan pada proses rol-panas 0,5 – 0,75 mm.) dan tidak  retak/pecah. Kemudian uranium yang telah tipis dari hasil rol-panas dilanjutkan dengan proses perolan-dingin sampai menjadi lembar foil uranium dengan tebal ± 0,125 mm. diperoleh  lembaran foil uranium ukuran ±1.000x55x0,125mm yang memenuhi persyaratan spesifikasi dimensi, berat dan tidak cacat (retak,sobek,porosity). Kata kunci : logam uranium, rol-panas/rol-dingin, foil uranium.
EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010 Budi Prayitno; Suliyanto Suliyanto
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.487 KB)

Abstract

EVALUASI KESIAPSIAGAN NUKLIR DI INSTALASI RADIUOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010. Telah dilakukan evaluasi kesiapsiagan nuklir Instalasi Radiometalurgi (IRM) berdasarkan Perka BAPETEN nomor 1 tahun 2010. Perka BAPETEN nomor 1 tahun 2010 pasal 50 menyatakan bahwa pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka Keputusan Kepala BAPETEN No. 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Panduan kesiapsiagaan nuklir PTBN sat ini mengacu pada Keputusan Kepala BAPETEN No. 05-P/Ka-BAPETEN/I-03, sehingga tidak dapat diberlakukan lagi. Tujuan evaluasi kesiapsiagaan nuklir IRM adalah untuk mengetahui kesiapan seluruh unsur infrastruktur dan kemampuan fungsi penanggulangan kedaruratan nuklir. Metoda evaluasi kesiapsiagan nuklir IRM dilakukan dengan menggunakan diagram alir. Infrastruktur IRM yang terdiri dari: organisasi PKN; koordinasi penanggulangan; fasilitas dan peralatan; prosedur penanggulangan; serta pelatihan kedaruratan nuklir telah terpenuhi. Fungsi penanggulangan yang terdiri dari: identifikasi, pelaporan dan pengaktifan; tindakan mitigasi; serta tindakan perlindungan untuk petugas penanggulangan dan pekerja untuk tujuan penanggulangan mempunyai kemampuan yang memadai. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil evaluasi kesiapsiagaan nuklir IRM berdasarkan Perka BAPETEN nomor 1 tahun 2010, diketahui bahwa unsur infrastruktur telah terpenuhi, dan fungsi penanggulangan kedaruratan nuklir mempunyai kemampuan yang memadai. Program kesiapsiagan nuklir IRM dapat segera direvisi, sehingga memuat unsur infrastruktur dan fungsi penanggulangan serta dapat digunakan sebagai pengganti Panduan kesiapsiagaan nuklir PTBN yang lama/sebelumnya.   Kata kunci: evaluasi, fungsi penanggulangan, unsur infrastruktur.
SARANA DAN PRASARANA KEARSIPAN DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN Emi Jumiyati
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.115 KB)

Abstract

SARANA DAN PRASARANA KEARSIPAN DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN. Pengelolaan arsip yang profesional memerlukan sarana dan prasarana seperti ruangan khusus arsip dan lemari arsip. Tujuan dari pengelolaan arsip ini adalah untuk menjaga agar kearsipan dapat tercatat dengan baik, sehingga data dan informasinya terjaga dengan baik. Metoda yang dilakukan dengan membandingkan masalah sarana dan prasarana kearsipan di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) dengan teori yang ada, serta memberi gambaran yang benar bagaimana cara menyimpan arsip yang benar. Hasil yang didapat ternyata di PTBN  sarana dan prasarana kearsipan tersebut belum memadai,  sehingga penyimpanan arsip di PTBN tercecer di berbagai tempat hal ini menyebabkan ketelusuran dokumen memerlukan waktu temu yang panjang. Hasil akhir yang ditemukan pengelolaan arsip di PTBN belum dilakukan secara efektif dan efisien.   Kata kunci : arsip, lemari arsip, sarana dan prasarana kearsipan, ruangan khusus arsip.
EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010 Antonio Gogo
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.708 KB)

Abstract

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010. Bundel Spent Nuclear Fuel (SNF) RI-SIE2 dan RI-EO1 merupakan sisa spesimen uji pasca iradiasi di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Kegiatan pemindahan ke-dua bundel merupakan bagian dari pengelolaan IRM. Evaluasi pelaksanaan pemindahan spent fuel ini dilakukan dengan mempelajari  Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke Kanal Hubung Instalasi Penyimpan Sementara Bahan Bakar bekas (KH-IPSB3), No. PR 14 E 05 028 dan mencermati proses pelaksanaannya. Proses pelaksanaannya meliputi persiapan yang dilakukan seperti pemeriksaan dan kesiapan alat-alat yang akan digunakan, dokumen-dokumen SPPBN, serta pembersihan permukaan luar dari ke-dua bundel SNF. Setelah bundel SNF berada di hotcell penerima, kemudian dipindahkan/diturunkan ke kanal hubung KH-IPSB3 dengan menggunakan basket dan incell crane. Proses pemindahan/penurunan ke KH-IPSB3 dapat dilakukan sampai penurunan hook incell crane maksimum tanpa memperhatikan tanda kuning pada sling-nya. Hasil evaluasi yaitu; Handy Talky (HT) dapat digunakan sebagai alat komunikasi, pintu darurat dapat dibuka untuk memudahkan komunikasi/koordinasi, power manipulator dapat digunakan untuk pemindahan SNF dari hotcell uji no.1 ke hotcell penerima dengan menggunakan alat bantu sederhana, pemindahan/penurunan ke KH-IPSB3 dapat dilakukan sampai penurunan hook dari incell crane maksimum tanpa harus memperhatikan tanda kuning pada sling-nya. Hasil evaluasi  tersebut dapat digunakan sebagai bahan revisi  Instruksi Kerja Pemindahan Bundel MTR-Fuel Sisa Uji Pasca Iradiasi Dari IRM ke KH-IPSB3 No. PR 14 E 05 028.   Kata kunci : IRM, KH-IPSB3, pemindahan, bundel RI-E01 dan RI-SIE2
PEMBUATAN FOIL TARGET DENGAN TINGKAT PENGKAYAAN URANIUM RENDAH Purwanta Purwanta; Suhardyo Suhardyo; Susworo Susworo; Guswardani Guswardani
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 7 (2011): April 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PEMBUATAN FOIL TARGET DENGAN TINGKAT PENGKAYAAN URANIUM RENDAH. Telah dilakukan pembuatan foil target uranium dengan pengkayaan uranium rendah < 20 % U – 235. Dalam pembuatan  satu target diperlukan beberapa komponen yaitu kelongsong pipa Al 3001  dan foil uranium, kelongsong pipa Al terdiri dari kelongsong pipa dalam dan luar  yang  berfungsi untuk mengungkung foil uranium dengan  ketebalan rerata 0,126 mm. Foil uranium dibungkus foil nikel kemudian dimasukkan diantara kelongsong pipa luar dan dalam menjadi foil target. Tujuan pembuatan foil target untuk memperoleh rakitan foil target yang memenuhi spesifikasi yaitu  ukuran dimensi dan tidak bocor sehingga siap untuk diiradiasi. Foil target yang dihasilkan dilakukan pengujian dimensi dan kebocoran. Hasil uji dimensi diperoleh ukuran panjang 162,1 mm diameter luar 30,1 mm dan diameter dalam 26,2 mm. Hasil uji kebocoran rakitan foil target dengan cara buble test menunjukkan tidak ada kebocoran. Hasil uji kebocoran foil target dengan cara He leak test adalah 0,2x10-8cm3/S, hasil ini memenuhi spesifikasi karena spesifikasi untuk He leak test harus lebih kecil dari 5x10-7cm3/S.(2).   Kata kunci : foil uranium, kelongsong, target.

Page 1 of 1 | Total Record : 8