cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik PWK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 55 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013" : 55 Documents clear
PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR YANG TINGGAL DI DAERAH PINGGIRAN KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Perumnas Banyumanik Kecamatan Banyumanik) Ikfi Maryama Ulfa; Okto Risdianto Manullang; Imam Buchori
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.384 KB)

Abstract

Fenomena urban sprawl menyebabkan adanya pola guna lahan yang terpencar, sedangkan sarana transportasi tidak mampu menjawab kebutuhan akan pergerakan penduduk secara keseluruhan. Penduduk semakin banyak tinggal di pinggiran kota, sedangkan lokasi aktivitas tetap berada di pusat kota menciptakan adanya variasi perilaku perjalanan yang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari pelaku perjalanan itu sendiri, maupun oleh faktor spasial tempat tinggal dan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana perilaku perjalanan dalam penggunaan sepeda motor untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang tinggal di daerah pinggiran Kota Semarang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan alat analisis berupa regresi linear berganda. Hasil studi menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel, jarak lokasi tinggal ke lokasi kerja merupakan variabel bebas yang paling sering mempengaruhi perilaku pejalanan suami istri, yang merupakan pelaku utama kegiatan produksi dan konsumsi yang berperan besar dalam munculnya keputusan-keputusan rumah tangga yang diambil. Artinya bahwa kepemilikan dan penggunaan sepeda motor oleh rumah tangga dilatarbelakangi oleh tujuan utama mengoptimalkan pergerakan rumah tangga dalam mencari penghasilan bagi keluarga. Penambahan unit motor akan dilakukan untuk lebih mengoptimalkan pergerakan pasangan suami dan istri seiring dengan penambahan penghasilan yang dimiliki oleh rumah tangga.
KEMITRAAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS MASYARAKAT DI JAWA TENGAH Imam Wahyudi; Asnawi Manaf
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.91 KB)

Abstract

Keberadaan kawasan kumuh sebagai bentuk kemiskinan dalam dimensi keruangan sudah menjadi permasalahan utama kawasan-kawasan perkotaan di Indonesia. Luas kawasan kumuh perkotaan di Indonesia sudah mencapai angka 57.800 Hektar di tahun 2009 dengan pertambahan kantong-kantong permukiman kumuh mencapai 1,37% pertahunnya (BPS, 2011). Banyak pihak mulai menyadari bahwa penyelesaian permasalahan kawasan kekumuhan tidak bisa diselesaikan oleh Pemerintah Daerah saja atau masyarakat saja namun perlu adanya kerjasama dari keduanya. Kegiatan penataan lingkungan berbasis masyarakat lahir sebagai salah satu intervensi yang berupaya membangun kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat sebagai bentuk kerjasama dalam menata lingkungan tempat tinggal yang kumuh. Penelitian ini mencoba menangkap sejauh mana kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat terimplementasi di kegiatan tersebut. Kajian ini menjadi perlu dilakukan untuk menggambarkan mengenai keefektifan pelaksanaan kegiatan dalam mengatasi kawasan kumuh dan pembelajaran yang bisa diambil dari kegiatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus di dua lokasi penataan di Jawa Tengah. Dari hasil analisis tergambar bahwa kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat dapat dilihat pada tahap perencanaan partisipatif, dialog komunikasi yang dilakukan, tinjauan perencanaan dan kebijakan di skala kota, dan kegiatan channeling pada tahap pembangunan. Dalam pelaksanaannya keberpihakan Pemerintah Daerah menjadi kunci sukses dari kegiataan penataan lingkungan berbasis masyarakat ini. Dari hasil temuan lapangan dapat disimpulkan bahwa intervensi kegiatan telah mampu menata lingkungan permukiman yang kumuh menjadi lingkungan yang tertata dan juga merubah prilaku masyarakat untuk hidup bersih. Intervensi kegiatan penataan ini dapat terbentuk didasari oleh adanya kemitraan yang terjalin antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat.
PERILAKU PERJALANAN RUMAH TANGGA PENGGUNA SEPEDA MOTOR YANG TINGGAL DI KAWASAN PUSAT KOTA (STUDI KASUS: KECAMATAN SEMARANG TENGAH) Kefas Radito Umbu Saki; Okto Risdianto Manullang; Mardwi Rahdriawan
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.913 KB)

Abstract

Kawasan pusat kota adalah kawasan yang menempati lokasi sentral dengan jarak relatif dekat dengan lokasi aktivitas serta fasilitas yang ada dan dapat diakses dengan jaringan pelayanan angkutan umum, sehingga angka penggunaan kendaraan pribadi khususnya bagi penduduk yang tinggal di dalamnya dapat berkurang (Naess, 2005), namun kondisi tersebut tidak ditemui di Kota Semarang, di mana angka penggunaan sepeda motor cenderung tinggi yang ditunjukkan dengan angka ratio kepemilikan sepeda motor yang tinggi. Fenomena tersebut patut dicermati dari skala paling kecil yaitu rumah tangga sebagai pelaku utama pergerakan, dengan mengidentifikasi karakteristik perilaku perjalanan rumah tangga pengguna sepeda motor yang tinggal di kawasan pusat kota, di mana hal tersebut menjadi tujuan dari penelitian ini. Karakteristik perilaku perjalanan tersebut dikaitkan dengan aspek spasial, sosial-demografi, ekonomi, serta alokasi waktu aktivitas dan pola pergerakan. Berdasarkan hasil analisis dan temuan studi, diketahui bahwa suami dan istri memiliki perilaku perjalanan yang berbeda. Pergerakan suami lebih banyak dilakukan untuk kegiatan bekerja, sedangkan istri lebih banyak berperan dalam aktivitas rumah tangga. Selain itu, perilaku perjalanan rumah tangga pada saat hari kerja dan akhir pekan juga berbeda, di mana variabel yang paling mempengaruhi perilaku perjalanan pada hari kerja adalah aktivitas harian yaitu mengantar anggota keluarga, sedangkan pada saat akhir pekan, lebih dominan dipengaruhi oleh variabel aktivitas non-harian seperti rekreasi, jalan-jalan,dan mengunjungi kerabat. Usulan berdasarkan hasil penelitian ini adalah terkait pengambilan kebijakan oleh pemerintah mengenai isu transportasi, seperti kebijakan subsidi bahan bakar minyak dan penyediaan angkutan umum, yang perlu dikaji berbasis pada aktivitas atau perilaku perjalanan rumah tangga, sehingga kebijakan yang ditetapkan dapat sesuai dengan kondisi di lapangan. Selain itu, juga diperlukan upaya dari pemerintah untuk membatasi penggunaan kendaraan sepeda motor khususnya di kawasan pusat kota.
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PERAN PEMERINTAH DALAM TANGGAP DARURAT BANJIR DI KABUPATEN SRAGEN Aulia Nuriasari; Jawoto Sih Setyono
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.407 KB)

Abstract

Salah satu dampak perubahan iklim adalah terjadinya bencana banjir di beberapa Daerah Aliran Sungai seperti di DAS Bengawan Solo yang merupakan DAS terpanjang di Pulau Jawa. Kabupaten Sragen sebagai bagian dari DAS Bengawan Solo hulu hampir tiap tahunnya mengalami bencana banjir. Adanya kecenderungan peningkatan wilayah terdampak banjir pada dua tahun terakhir (2011-2012) yang disertai dengan belum adanya organisasi dan kebijakan khusus dalam penanganannya mengindikasikan bahwa peran pemerintah daerah Kabupaten Sragen kurang mampu untuk mencapai tujuan penanganan banjir tersebut yaitu meminimalisasi kerugian sebagai dampak negatif yang ditimbulkan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah Kabupaten Sragen khususnya lembaga yang berperan dalam tanggap darurat. Kinerja dinilai dari aspek efektivitas dengan variabel kualitas dan kecukupan serta aspek efisiensi dengan variabel kejelasan, kesesuaian dan siklus waktu. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif kuantitatif serta analisis skoring dan pembobotan. Melalui beberapa analisis tersebut penelitian ini menghasilkan temuan studi yaitu peran lembaga penanganan bencana banjir dalam tanggap darurat di Kabupaten Sragen memiliki kinerja baik (efektif dan efisien). Akan tetapi, kinerja lembaga pemerintah Kabupaten Sragen tersebut dipengaruhi oleh beberapa nilai tinggi dan nilai yang kurang baik menurut hasil penilaian kinerja oleh responden dalam beberapa indikator.
PERAN PASAR BOJA TERHADAP KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH SEKITAR (Studi Kasus Pasar Boja Kecamatan Boja) Wisnu Widhianto; Mardwi Rahdriawan
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.311 KB)

Abstract

Pasar merupakan wadah bagi masyarakat untuk melakukan aktifitas ekonomi yaitu tempat untuk melakukan transaksi antara pedagang dan pembeli. Selain itu pasar juga menjadi salah satu sektor yang penting untuk pendapatan daerah. pasar sebagai tempat penyediaan barang (termasuk jasa) dengan harga yang diperoleh dari hasil tawar-menawar antara penjual dan pembeli yang memenuhi permintaan. Peran sebuah pasar taradisional bagi suatu wilayah sangat berpengaruh bagi masyarakat sekitarnya karena dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat seperti pedagang, jasa angkut barang, pemasok barang dagangan dan lain lain.Sumber daya ekonomi potensial dari desa Boja yang secara langsung didistribusikan ke Pasar Boja menyebabkan Pasar Boja menjadi vital keberadaanya sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang hasil dari produksi desa Boja maupun daerah daerah di sekitarnya. Permasalahan yang muncul yaitu adanya pasar lain yang lokasinya dapat dikatakan berdekatan dengan Pasar Boja yaitu pasar Limbangan dan pasar Mijen menyebabkan terjadinya persaingan alur distribusi barang dan konsumen sehingga mempengaruhi peran pasar. Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi peran Pasar yaitu Pasar Boja sebagai unsur-unsur pendukung aktifitas perdagangan dan jasa masyarakat dengan kondisi sedang dalam tahap peremajaan paska kebakaran pada tahun 2007. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran yang diberikan dari keberadaan pasar tradisional Boja terhadap aktifitas perdagangan dilihat dari barang dagangan yaitu jenis barang dagangan serta asal barang dagangan yang diperjualbelikan, pelaku pasar seperti penjual, pembeli serta aktifitas jasa yang berada didalamnya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, serta menjadikan pendekatan kualitatif sebagai analisis utama. Mendeskripsikan kontribusi yang diberikan pasar tradisional Boja sehingga dapat diketahui peran pasar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Fokus utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pasar. Lokasi yang akan digunakan untuk penelitian  adalah Pasar Boja yang terletak di Desa Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Data kualitatif dikumpulkan melalui kuesioner yang diperoleh dari pedagang pasar sebagai responden, selain itu juga dilakukan wawancara dengan pihak pihak terkait serta penggunaan dokumen dari instansi.Hasil dari penelitian ini yaitu besar kontribusi atau peran yang diberikan pasar tradisional Boja dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Boja dan sekitarnya. Peran ini dilihat dari sebaran distribusi barang serta pelaku yang ada di dalamnya, dari sektor formal yaitu petugas dari dinas pasar maupun informal seperti pedagang, pegawai toko serta penyedia layanan jasa yaitu kuli panggul, tukang parkir, jasa transportasi dan lain-lain. Peran yang paling besar diperoleh dari pedagang sebagai pelaku utama dalam perdagangan dilihat dari besaran penghasilan dan jumlah pedagang berdasarkan lokasi asal. Selain itu juga diperoleh dari distribusi barang dagangan dilihat dari jenis barang serta darimana barang tersebut berasal. 

Filter by Year

2013 2013