cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
SulukIndo
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 79 Documents
MENYIKAPI MASALAH SOSIAL SECARA RELIGIUS: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA ATAS NOVEL DI UJUNG SUBUH KARYA M. TANWIRUL A.Z Puspitasari, Lindha Nurlita
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.143 KB)

Abstract

Puspitasari, Lindha Nurlita. 2013. “Menyikapi Masalah Sosial Secara Religius: Kajian Sosiologi Sastra Atas Novel Di Ujung Subuh Karya M. Tanwirul.A.Z”. Skripsi (S1) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Latar belakang masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu penyikapan masalah sosial yang dimunculkan novel Di Ujung Subuh. Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi struktur instrinsik novel, masalah sosial yang dimunculkan dalam novel, dan penyikapan masalah sosial yang religius. Kemudian tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan cara penyikapan masalah sosial secara religius yang dilakukan para tokoh. Untuk mencapai tujuan tersebut pertama dilakukan analisis struktur instrinsik yang meliputi tokoh penokohan, alur pengaluran, dan latar pelataran. Kedua analisis dimensi religiusitas yang meliputi dimensi kepercayaan, dimensi praktis, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan, dan dimensi etis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra. Melalui studi pustaka dengan teknik menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk data penelitian. Tahap analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh, setelah itu dianalisis dengan teori unsur instrinsik dan sosiologi sastra dengan dibantu teori religiusitas. Hasil analisis terhadap novel Di Ujung Subuh secara garis besar adalah ditemukan penyikapan masalah sosial secara religius sesuai dengan dimensi dimensi religiusitas menurut Charles Y. Glock dan Rodney Stark dalam tokoh utama dan tokoh tambahan. Sehingga kesimpulan dalam peneltian adalah penyikapan masalah sosial secara religius terbukti dalam sikap para tokoh yang percaya akan adanya Tuhan, berpengetahuan agama yang kuat, kesabaran, dan rasa syukur.
ANALISIS RESEPSI CERITA RAKYAT KEDUNG WALI Roni, Sub
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.812 KB)

Abstract

Cerita Kedung Wali adalah salah satu cerita rakyat yang dimillki oleh masyarakat Desa Keseneng. Kedung Wali merupakan sebuah kolam mata air, tempat bekas air wudlu Kyai Mandung, yang terletak di atas objek wisata Curug Tujuh Bidadari. Cerita ini mempunyai beberapa mitos suci, banyak orang yang percaya jika mengambil air ini dapat mempermudah hajat seseorang seperti untuk menyembuhkan penyakit, memperlancar rejeki, membuat awet muda, mempercepat jodoh dan sebagainya. Mitos-mitos tersebut muncul, disebabkan kesaktian yang dimiliki Kyai Mandung, sesepuh desa sekaligus cikal bakal masyarakat Desa Keseneng. Teori yang digunakan adalah teori foklor dan teori resepsi sastra. Teori foklor digunakan dalam pengumpulan data lisan yang ada di masyarakat Keseneng. Sedangakan teori resepsi sastra digunakan untuk mengetahui tanggapan pengunjung Kedung Wali dan masyarakat Keseneng terhadap cerita Kedung Wali, penyembelihan kambing kendit dan ziarah makam Kyai Mandung setiap tahunnya. Data penelitian ini bersumber dari cerita lisan yang masih ada dalam ingatan sebagian masyarakat Keseneng yaitu para narasumber dan informan. Kemudian peneliti menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner untuk mengumpulkan data. Dari langkah-langkah tersebut dapat dihasilkan data berupa kondisi demografi masyarakat, cerita Kedung Wali, dan tanggapan masyarakat terhadap cerita Kedung Wali. Hasil dari penelitian ini menunjukan resepsi masyarakat Keseneng terhadap cerita Kedung Wali secara umum tahu dan percaya. Secara spesifik, hasil keragaman resepsi masyarakat Keseneng didasarkan oleh beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, tingkat keimanan dan kebudayaan. Dari faktor-faktor tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat Keseneng mengetahui cerita, makna dan percaya Kedung Wali ini bertuah, tentunya dengan izin Allah SWT. Selain itu juga tradisi yang terkait Kedung Wali seperti ziarah makam Kyai Mandung dan penyembelihan kambing kendit adalah gambaran tentang kehidupan masyarakat Desa Keseneng. Kata kunci: Cerita Kedung Wali, masyarakat Keseneng, resepsi sastra.
MOTIVASI PENGARANG TERHADAP NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO (Sebuah Kajian Sosiologi Sastra) Dayana Fadil, Marta Dila
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.954 KB)

Abstract

Pengarang merupakan tokoh utama dalam penciptaan sebuah karya sastra. Pada dasarnya pengarang mempunyai cirri khas yang berbeda dalam menyampaikan kisah pada karya sastra dan mempunyai moyivasi tertentu untuk mencipkankan karya sastra. Setiap pengarang selalu memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui karya sastra ciptaannya sehingga dengan struktur-struktur pembangun karya sastra dapat dianalisis bagaimana isi sebuah karya sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap unsur intrinsik dan ekstrinsik novel berupa gambaran yang berkaitan dengan dunia pendidikan pada tahun 80’an dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah. Mengungkap motivasi pengarang dalam menghasilkan karyanya yang menggambarkan dunia pendidikan pada tahun 80’an dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data untuk mendapatkan data-data penelitian. Analisis data penulis gunakan untuk menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Penyajian hasil analisis data untuk memaparkan dan memberikan penggambaran dengan kata-kata secara jelas. Penulis menggunakan teori struktural untuk memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. Penelitian ini juga menggunakan teori sosiologi sastra untuk mengkaji motivasi pengarang dalam novel OMDS. Kata kunci: pengarang, sosiologi sastra, unsur intrinsik, dan unsur ekstrinsik.
Bentuk dan Faktor Penyebab Penggunaan Jargon Masyarakat Nelayan Rembang MAS'UDAH, HENIK
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.246 KB)

Abstract

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat nelayan diRembang dalam berkomunikasi saat melakukan aktivitas sehari-harinya menggunakanslang. Slang yang mereka gunakan, dapat dikategorikan berdasarkan hubungan konsepdan kenyataan, kategori berdasarkan bentuk, dan  kategori berdasarkan makna.Disamping terdapat kategori bentuk slang yang digunakan, ada pula faktor yangmempengaruhi slang digunakan masyarakat nelayan Tasik Agung-Rembang. Munculnyafaktor-faktor tersebut dikarenakan dipengaruhi oleh faktor kebiasaan yang turuntemurun/sudah mendarah daging/telah membudaya dalam generasi berikutnya , sertaslang itu muncul karena dipengaruhi adanya keinginan identitas kelompok. Sejak lahirmasyarakat nelayan menggunakan slang dalam berkomunikasi sehingga dengansendirinya mereka sudah mengetahui dan terbiasa menggunakan slang tersebut. Slang itu tercipta karena adanya keinginan masyarakat nelayan untuk merahasiakan maksud tuturan kepada kelompok lain ataupun masyarakat luar komunitasnya. Hal inilah yangmenjadikan kebiasaan yang turun temurun/telah membudaya pada masyarakat nelayansetempat. Selain itu, masyarakat nelayan ingin memiliki identitas kelompok yangdiwujudkan dengan kata-kata yang khusus sehinggga kata-kata tersebut menjadi simbolbagi kelompok mereka. Mereka menciptakan kata-kata yang khas untuk menamaisesuatu.
RELASI SEMANTIS KATA-KATA BERMAKNA DASAR ‘JATUH’ DALAM BAHASA INDONESIA Arieani, Ririn
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.964 KB)

Abstract

Kosakata suatu bahasa dapat terdiri atas sejumlah sistem leksikal yang maknanya dapat ditetapkan berdasarkan perangkat tata hubungan yang dikenal sebagai tata hubungan makna. Salah satu tata hubungan makna yakni kesinoniman. Skripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasa Indonesia. Kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ mempunyai arti yang hampir sama, tetapi dalam pemakaiannya mempunyai daya gabung yang berbeda dan mempunyai perbedaan makna sehingga kata-kata tersebut mempunyai ketepatan pemakaian yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan analisis komponen makna kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’, mendeskripsikan cakupan perubahan makna pada kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’, dan mendeskripsikan relasi semantis kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’ dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik lanjutan simak libat cakap, selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka dengan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Pada tahap analisis data digunakan metode komponen makna dan metode agih dengan teknik substitusi dan teknik but-test sebagai teknik lanjutan. Metode komponen makna digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan kata-kata bermakna dasar ’jatuh’. Kata-kata bermakna dasar ’jatuh’ yang diiventaris, mencakup: rontok, gugur, runtuh, roboh, ambruk, ambrol, amblek, rebah, tumbang, dan longsor. Selain menyatakan makna dasarnya, kata-kata tersebut dapat mengalami perubahan makna akibat digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda. Relasi semantis yang terbentuk ada tiga, yakni relasi persinggungan (contiguity), relasi tumpang tindih (overlapping), dan relasi keberlawanan (complementation). Kata Kunci: Relasi Semantis, Makna, Jatuh
SERAT PETHIKAN PUSTAKARAJA PURWA TRANSLITERASI, ANALISIS STRUKTUR, DAN PEMAHAMAN ESTETIK Laksananto, Muhammad Shidiq
SULUK INDO Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.451 KB)

Abstract

ABSTRAKSkripsi ini berjudul Serat Pethikan Pustakaraja Purwa: Transliterasi, Analisis Struktur, danPemahaman Estetik. Naskah Serat Pethikan Pustakaraja Purwa (selanjutnya disingkatSPPP) merupakan karya sastra lama yang berbentuk tembang, naskah tulis tangan (carik),yang ditulis pada tahun 1900, berbahasa Jawa, dan beraksara Jawa. Naskah ini merupakankoleksi Yayasan Sastra Surakarta yang terdaftar dalam katalog Naskah-Naskah Jawa Jilid I. Penelitian naskah SPPP bertujuan untuk mendiskripsikan suntingan teks dalambentuk transliterasi dan terjemahan serta melakukan analisis teks. Oleh karena itu, untukmendapatkan suntingan teks SPPP yang baik, peneliti menggunakan teori filologi. Suntinganteks SPPP meliputi deskripsi naskah SPPP, transliterasi teks SPPP, translasi/terjemahan teksSPPP, dan yang terakhir suntingan teks SPPP. Selain itu, untuk menganalisis isi teks SPPP,peneliti menggunakan teori sastra, yaitu teori strukturalisme dan teori estetika. Hasil analisis terhadap naskah SPPP adalah terdapat keterkaitan antara teks SPPPdengan sastra wayang setelah dilakukan analisis struktur teks yaitu dilihat dari tokoh dan lataryang terdapat di dalam teks SPPP.  Analisis selanjutnya, yaitu makna estetis yang terdapat di dalam teks SPPP, yaituterdapat makna estetis tinggi dilihat dari pesan-pesan yang ada di dalam teks SPPP. Pesanpesantersebut memberitahukan bahwa sesungguhnya manusia itu memiliki empat saudarayang tidak terlihat untuk supaya dilakukan ruwatan (penyucian) terhadap keempat saudaratersebut, agar terlepas dari kecelakaan/musibah yang akan mengikutinya. Selain itu, di dalamteks SPPP terdapat piwulang/ajaran mengenai tata karma, yaitu tentang aturan dan tingkahlaku cara hormat dan penghormatan yang dilakukan pengikut kepada raja, pemuda kepadaorang yang lebih tua, dan orang tua kepada pemuda yang memiliki kedudukan tinggi sertaguru kepada murid yang berasal dari golongan atas.Kata kunci : Serat Pethikan Pustakaraja Purwa (SPPP), Filologi, Struktur, Estetik 
MOTIF, TUJUAN, DAN MANFAAT PERTUNJUKAN WAYANG ORANG NGESTI PANDOWO BAGI PENONTON Sadiyah, Siti
SULUK INDO Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.607 KB)

Abstract

Di Indonesia, seni pertunjukan kesenian tradisional telah bergeser fungsinya dari ritual menjadi tontonan komersial. Kesenian tradisional semakin sulit ditemukan di kota-kota. Seni pertunjukan ini rupanya mengalami pula krisis “penonton” dan frekuensi pementasannya, salah satunya terjadi pada kesenian wayang orang Ngesti Pandowo. Penonton yang menyaksikan pertunjukan wayang orang memiliki motivasi yang tidak sama. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan motif, tujuan, dan manfaat pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo bagi penonton.
Kesetiaan yang memudar dalam Kupinjam Napas Iblis Karya Mira Wijaya (Kajian Sosiologi Sastra) Oktaviyana, Fahian Citra
SULUK INDO Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Novel Kupinjam Napas Iblis karya Mira Wijaya tergolong sebagai novel populer yang bersifat kontemporer dan bertemakan cinta dengan tokoh utama seorang perempuan. Meskipun demikian, banyak diminati pembaca karena dikemas secara menarik dengan bahasa yang lugas, mudah dimengerti, dan ceritanya pun tidak jauh dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dinikmati oleh banyak orang.
RELASI SEMANTIS KATA-KATA BERMAKNA DASAR ‘JATUH’ DALAM BAHASA INDONESIA Amin, Ririn Setyadi
SULUK INDO Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.002 KB)

Abstract

 Kosakata suatu bahasa dapat terdiri atas sejumlah sistem leksikal yang maknanya dapat ditetapkan berdasarkan perangkat tata hubungan yang dikenal sebagai tata hubunganmakna. Salah satu tata hubungan makna yakni kesinoniman. Skripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasaSkripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasaIndonesia. Kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ mempunyai arti yang hampir sama, tetapi dalampemakaiannya mempunyai daya gabung yang berbeda dan mempunyai perbedaan maknasehingga kata-kata tersebut mempunyai ketepatan pemakaian yang berbeda-beda. Tujuanpenelitian ini adalah mendeskripsikan analisis komponen makna kata-kata yang bermaknadasar ’jatuh’, mendeskripsikan cakupan perubahan makna pada kata-kata yang bermaknadasar ’jatuh’, dan mendeskripsikan relasi semantis kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan tekniklanjutan simak libat cakap, selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka denganteknik catat sebagai teknik lanjutan. Pada tahap analisis data digunakan metode komponenmakna dan metode agih dengan teknik substitusi dan teknik but-test sebagai teknik lanjutan.Metode komponen makna digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan kata-katabermakna dasar ’jatuh’.  Kata-kata bermakna dasar ’jatuh’ yang diiventaris, mencakup: rontok, gugur, runtuh,roboh, ambruk, ambrol, amblek, rebah, tumbang, dan longsor. Selain menyatakan maknadasarnya, kata-kata tersebut dapat mengalami perubahan makna akibat digunakan dalamkonteks kalimat yang berbeda. Relasi semantis yang terbentuk ada tiga, yakni relasi persinggungan (contiguity),relasi tumpang tindih (overlapping), dan relasi keberlawanan (complementation). 
NASKAH BONGSA TEKAT TALABUL NGELMI DAN KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM THARIQATTA’ALLUM (SUATU TINJAUAN INTERTEKSTUAL) Mufidah, Zahrotul
SULUK INDO Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.994 KB)

Abstract

Objek yang menjadi kajian dalam skripsi ini adalah naskah Bongsa Tekat Talabul Ngelmi (BTTN) dan kitab Ta’limul Muta’allim Thariqatta’allum (TMT). Naskah BTTN merupakan bagian dari naskah warna-warni yang terdapat di Yayasan Sastra Lestari, Surakarta. Sedangkan kitab TMT merupakan kitab yang sudah tidak asing lagi di kalangan pondok pesantren. Kedua naskah tersebut ada hubungan intertekstual dilihat dari judul masing-masing naskah. Maka, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antarteks naskah BTTN dan kitab TMT, mengungkapkan isi dan hasil intertekstual naskah BTTN dengan kitab TMT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian laporan. Sumber data dalam penelitian ini berupa naskah BTTN dan kitab TMT. Analisis data dilakukan melalui: pertama, analisis filologis, berfungsi untuk mendapatkan suntingan teks. Kedua analisis intertekstual, digunakan untuk mencari keterkaitan antara kedua naskah tersebut. Metode yang terakhir adalah metode penyajian laporan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kedua naskah tersebut terdapat persamaan dan perbedaan isi, dan mengindikasikan adanya keterkaitan antara naskah BTTN dan kitab TMT. kedua naskah tersebut juga mempunyai beberapa perbedaan. Meskipun bahasa dan ejaan yang digunakan sama tetapi bentuk tulisannya berbeda, BTTN menggunakan aksara Jawa dan TMT menggunakan Arab Pegon. Hal lain yang signifikan dan merupakan hipogram dari keterkaitan kedua teks tersebut adalah persamaan dan perbedaan dari hakikat menuntut ilmu/ kewajiban menuntut ilmu, niat menuntut ilmu, kesungguhan dalam mencari ilmu, hakekat murid dan guru, dan hal-hal yang dapat mempermudah datangnya rezeki, sehingga dapat diketahui makna intertekstual di kedua teks tersebut. Kata kunci: Naskah Bongsa Tekat Talabul Ngelmi, Kitab Ta’limul Muta’allim Thariqatta’allum, kajian intertekstual.